Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
perkembangan keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa
secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan
yang pesat, baik dibidang pendidikan maupun ditatanan praktek keperawatan.
Pada masa lallu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi
sehingga keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah
dan landasan keilmuan yang kokoh. Salah satu komponen penting
pengembangan dissiplin keperawatan adalah riset keperawatan dan
mengembangakan atau memvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai
landasan dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu
pengetahuan keperawatan (body of knowledge).
Dalam peningkatan perkembangan di rumah sakit maupun pada
pelayanan kesehatan lainnya dibutuhkan cara komunikasi yang baik dan
benar, dan saat pemberian pelayanan kesehatan antara perawat dan
klien/pasien harus adanya timbal balik. Salah satu model teori yang ada di
keperawatan yaitu teori Imogene M King dimana teori ini terkenal dengan
“Interacting systems framework and Theory of Goal Attainment”. Maka dari
itu makalah ini akan menjelaskan tentang salah satu tokoh Keperawatan yaitu
Imogene M King.
1.2 Tujuan
Meningkatkan pengetahuan tentang konsep dan teori keperawatan
Imogene M King dan dapat mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan
Imogene M King dalam bidang keperawatan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Latar Belakang Kehidupan dan Prestasi yang diraih Imogene M King
Imogene M King meraih diploma dalam ilmu keperawatan dari St.
John’s Hospital of Nursing di St. Louis tahun 1945. Menjadi perawat kantor,
perawat sekolah, perawat karyawan, dan perawat pribadi. Tahun 1948
menerima Bachelor’s of Science din Nursing Education dari Sy. Louis
University, meraih gelar Doctor og Education bidang pendidikan dari
Teacher’s College, Universitas Columbia di New York tahun 1961. Meraih
gelar Ph.D, dari Southern Illinois University di tahun 1980. Tahun 1961-
1966, menjabat sebagai Associate Professor Ilmu Keperawatan di Universitas
Loyola, Chicago. Dalam rentang waktu tersebut bukunya Toward A Theory :
general concepts of human behavior dikonseptualisasikan. Antara 1966 dan
1968 menjabat sebagai asisten kepala penelitian Grants Branch, divisi
keperawatan dalam departemen kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan di
Ohio State University, Columbus, manuskrip buku pertamanya “Toward a
Theory For Nursing : General Concepts of Human Behavior” telah
dikirimkan ke penerbit dan di publikasikan pada tahun 1971. Ia kembali ke
Chicago tahun 1972 menjabat sebagai professor di program Loyola
University. Tahun 1978-1980 menjabat sebagai koordinator penelitian klinik
keperawatan di Loyola Medical Center, Departemen Keperawatan. Tahun
1972-1975 menjadi anggota The Defense Advisory Committee on Women in
the Services di departemen pertahanan. Tahun 1980 ia pindah ke Tampa,
Florida. Manuskrip buku keduanya “A Theory For Nursing : Sistem,
Concepts, Process” dikirimkan ke pernerbit bulan Juni 1980 dan diterbitkan
tahun 1981. Dia adalah anggota American Nurse’s Association, the Florida
Nurse’s Association dan beberapa perkumpulan kehormatan dan profesi. Dan
menulis buku ketiganya yang berjudul “Curriculum and Instruction is
parsing”, yang diterbitkan tahun 1986. Sumber-sumber teoritis menyatakan
dalam bagian pendahuluan Toward a Theory for Nursing, tujuan dari buku
tersebut adalah untuk digunakan oleh para mahasiswa dan pengajar dan juga
para peneliti dan praktisi untuk, mengidentifikasi dan menganalisis peristiwa-

2
peristiwa dalam situasi-situasi keperawatan spesifik dalam buku pertamanya
ia mengusulkan mengenai sebuah pendekatan untuk memilih konsep-konsep
yang dirasakan menjadi pondasi bagi praktek keperawatan profesional dan
menyajikan suatu proses bagi pengembangan konsep-konsep yang
melambangkan pengalaman-pengalaman dalam lingkungan fisik, psikologi,
dan sosial dalam keperawatan. Dalam suatu konferensi para ahli teori ilmu
keperawatan, ia menyatakan Sistem Teori dari Ilmu tentang perilaku
membawa pengembangan “dynamic interacting systems” Ia menjelaskan
dalam sistem ini ada tiga level operasi yang berbeda yaitu :
1. Individu-Individu
2. Kelompok-Kelompok
3. Masyarakat

Dalam buku keduanya ia menyatakan jika tujuan perawatan adalah


memperhatikan kesehatan individu-individu dan penanganan kesehatan
kelompok, dan jika seorang menerima premis bahwa manusa merupakan
sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan, maka kerangka kerja
konseptual ilmu perawatan harus diorganisasi untuk menghubungkan ide-ide
ini.

2.2. Theory of Goal Attainment (1971)


King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan,
ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan
menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari
beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul
tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja
konseptual pada tahun 1971.
King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual sebagai sebuah
kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan.
King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya,
bahwa manusia seutuhnya sebagai sistem terbuka yang secara konsisten
berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan
berfokus pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan tujuan
keperawatan adalah untuk membantu individu dan kelompok dalam

3
memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual terdiri dari tiga sistem
interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting Systems, meliputi:
Sistems Personal (Individuals), Sistem interpersonal (groups), dan Sistem
sosial (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan
kesehatan, dll).
Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya (Human Being) meliputi
sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan
orientasi pada waktu. Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah
menderivat asumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat dan
klien :
1. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi
2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien
mempengaruhi proses interaksi
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri
4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan dan hal tersebut mempengaruhi kehidupan dan kesehatan
mereka serta pelayanan masyarakat
5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran
infromasi sehingga membantu individu dalam membuat keputusan
tentang pelayanan kesehatannya
6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan
7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan
kesehatan dapat berbeda

Human being mempunyai tiga dasar kehidupan kesehatan yang


fundamental :

1. Kebutuhan terhadap informasi kesehatan dan dapat dipergunakan pada


saat dibutuhkan
2. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan bertujuan untuk pencegahan
penyakit
3. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan ketika
individu tidak mampu untuk membantu dirinya sendiri.

4
Perawat dalam posisinya, membantu : apa yang mereka ketahui, apa
yang mereka pikirkan, bagaimana mereka merasakan dan bagaimana mereka
melakukan kegiatan untuk memelihara kesehatannya.
Berdasarkan kerangka konseptual dan asumsi dasar tentang human
being, King menderivatnya menjadi teori Pencapaian Tujuan (Theory of Goal
Attainment). Elemen utama dari teori pencapaian tujuan adalah interpersonal
sistem, dimana dua orang (perawat dan klien) yang tidak saling mengenal
berada bersama-sama di organisasi pelayanan kesehatan membantu dan
dibantu dalam mempertahankan status kesehatan sesuai dengan fungsi dan
perannya. Dalam interpersonal sistem perawat dan klien berinteraksi dalam
suatu area (space). Menurut King intensitas dari interpersonal sistem sangat
menentukan dalam menetapkan dan pencapaian tujuan keperawatan. Dalam
interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan
konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam
setiap situasi praktek keperawatan, meliputi:
1. Interaksi, King mendefinisikan interaksi sebagai suatu proses dari
persepsi dan komunikasi antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, individu dengan llingkungan yang dimanifestasikan
sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.
2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi
berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi,
genetika dan latar belakang pendidikan.
3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari
seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu
dalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah
pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya.
5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi
pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolak ukurnya adalah hak dan
kewajiban sesuai dengan posisinya. Jika terjadi konflik dan kebingungan
peran maka akan mengurangi efektifitas pelayanan keperawatan.

5
6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat
interaksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran
energi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk
keseimbangan dan mengontrol stressor.
7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinnue dalam diri individu.
Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku
yang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.
8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa ke masa yang
akan datang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan
peristiwa yang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia
adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama.
9. Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.

2.3. Konsep Model Keperawatan Imogene M King

Imogene King dikenal dengan “interacting systems framework and


theory of Goal Attainment”, yaitu adanya interaksi antara perawat dan pasien
pada pelaksanaan asuhan keperawatan. Hubungan interaksi antara perawat
dan pasien membawa pencapaian tujuan. King menyatakan pencapaian tujuan
merupakan sebuah konsep transaksi sebagai komponen integral dalam teori
ini. King menggunakan metode observasi non partisipan untuk
mengumpulkan informasi hubungan perawat–pasien dalam setting perawatan
di rumah sakit. Beragam interaksi diamati baik komunikasi verbal maupun
non verbal yang kemudian direkam sebagai data mentah, termasuk bagaimana
alat untuk mencapai tujuan dieksplor dan telah disepakati sebelumnya. Studi
ini memberikan sebuah sistem klasifikasi yang berguna dalam interasksi
perawat-klien.

King mengusulkan mutu kerangka konsep keperawatan, yaitu


pembentukan kerangka yang menghubungkan perawat sebagai sistem utama
pelayanan kesehatan, menghubungkan konsep dan penerapannya dalam
pengetahuan perawat dan mutu strategi untuk mencapai tujuan yang sesuai
dengan kerangka konsep.

6
2.3.1. Sistem Kerangka Terbuka King “Three Interacting Systems”
King mengemukakan beberapa asumsi tentang dasar kerangka
konsepnya, yang meliputi tujuan keperawatan yaitu pelayanan
kesehatan individu dan kelompok dan manusia sebagai sistem terbuka
yang berinteraksi dengan lingkungannya. Kerangka konseptual terdiri
dari tiga sistem yang saling berinteraksi, yaitu sistem personal, sistem
interpersonal dan sistem sosial.

Gambar 2.1 dynamic conceptual systems

1. Sistem Personal (Individual)


Individu berada dalam sistem perseonal. Konsep yang perlu
dipahami dalam sistem personal antara lain :
a. Gambaran diri adalah persepsi tentang diri individu sendiri
dan persepsi orang lain tentang dirinya.
b. Pertumbuhan dan perkembangan (frowth and development)
adalah perubahan yang terjadi pada individu secara terus
menerus baik secara seluler, molekuler dan tingkatan-
tingkatan aktivitas perilaku yang kondusi untuk menolong
individu bergerak kearah kedewasaan. Pertumbuhan dan
perkembangan dapa menggambarkan suatu proses dalam
kehidupan dimana terjadi peningkatan potensinya untuk
mencapai aktualisasi diri.

7
c. Persepsi (perception) adalah menyalurkan energi lingkungan
dan mengelompokkannya melalui informasi, penyimpanan
informasi dan menyampaikannya dalam bentuk tingkah laku
yang jelas. Persepsi adalah proses organisasi, interpretasi dan
transformasi data yang diingatnya melalui perasaan. Persepsi
adalah representasu individu terhadap gambaran realita,
sepert kesadaran diri terhadap object, orang-orang dan
kejadian.
d. Diri sendiri (self) merupakan pemikiran dan perasaan yang
berkaitan dengan personalitas seseorang yang berbeda dengan
orang lain dan mempengaruhi pandangannya terhadap siapa
jati dirinya.
e. Ruang (space) ditandai dengan karakteristik universal. Semua
orang mempunyai beberapa konsep personal yang bergantung
pada hubungan dengan situasi, dimensi, area, jarak, waktu
dan tanggapan yang berdasarkan pada persepsi masing-
masing individu. Ruang juga merupakan sebagai batasan
tegas dari fisik dan perilaku yang ditampakkannya.
f. Waktu. King menggambarkan waktu sebagai jangka waktu
antar peristiwa satu dengan peristiwa yang lainnya dan
dipengaruhi oleh pengalaman masing-masing individu,
sehingga peristiwa yang satu dengan yang lain akan saling
berhubungan.
2. Sistem Interpersonal
Sistem interpersonal dibentuk ketika dua atau lebih individu
saling berhubungan, pembentukan oleh dua orang atau tiga orang.
Interaksi perawat dan pasien adalah satu jenis dari sistem
interpersonal. Dalam sistem intepersonal diperlukan satu
pemahaman tentang konsep komunikasi, interaksi, peran stress
dan transaksi :
a. Komunikasi didefinisikan sebagai proses pemberian
informasi dari individu satu ke individu yang lain secara

8
langsung maupun tidak langsung. Komunikasi merupakan
komponen interaksi. Termasuk didalamnya perubahan tanda-
tanda non verbal dan simbol-simbol antara perawat – klien
dengan lingkungan merupakan komunikasi.
b. Interaksi merupakan suatu proses persepsi dan komunikasi
antara individu dengan lingkungan dan antara individu yang
satu dengan yang lain, diwujudkan dengan perilaku verbal
dan diarahkan unruk mencapai tujuan. Setiap individu yang
berinteraksi dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan dalam
pengetahuan, tujuan, pengalaman terdahulu dan persepsi.
c. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari
individu yang memiliki peraturan yang menjelaskan hak dan
kewajiban. Jika harapan peran berbeda dan tidak sesuai
dengan yang terjadi, dapat menimbulkan konflik. Dan hal ini
berdampak pada penurunan keefektifan asuhan keperawatan
yang diberikan oleh perawat.
d. Stress adalah tingkatan yang dinamis dalam interaksi
individu-lingkungan. Stress melibatkan perpindahan energi
dan informasi antara individu-lingkungan untuk pengaturan
dan pengendalian stressir. Pengingkatan stress dlam interaksi
individu dapat mempersempit bidang persepsi dan
menurunkan kerasionalan. Peningkatan stress juga
berpengaruh terhadap intervensi keperawatan yang diberikan
pada pasien.
e. Transaksi merupakan sebagai maksud dari interaksi untuk
mencapai tujuan tertentu
3. Sistem Sosial
Sistem yang saling berinteraksi secara menyeluruh yang terdiri
dari kelompok masyarakat, dikenal sebagai sistem sosial.
Kegiatan keagamaan, bidang pendidikan dan sistem pelayanan
kesehatan adalah contoh-contoh dari sistem sosial. Pengaruh
perilaku terhadap pertumbuhan dan perkembangan individu yang

9
berada dalam keluarga ekstended di masyarakat adalah contoh
lain dari pengaruh sistem sosial. Di dalam sistem sosial, penting
untuk mwmahami otoritas konsep, pengambilan keputusan,
organisasi, status.
a. Otoritas (Autority) merupakan proses transaksi yang aktif
dalam pengalaman seseorang untuk memahami nilai yang
berpengaruh, legitimasi dan menerimanya sebagai posisi
dalam organisasi berkaitan dengan otoritasnya.
b. Pengambilan keputusan(decision making) adalah perubahan
dan proses yang disengaja melalui proses memilih sesuai
dengan tujuan dengan mengidentifikasi aktivitas yang
mungkin dilakukan oleh individu atau group untuk mencapai
tujuan.
c. Organisasi (organization) dibentuk oleh individu yang
memiliki peran yang diharapkan sesuai dengan posisinya.
Orang tersebut akan menggunakan berbagai sumber untuk
mencapai tujuan baik personal maupun organisasi.
d. Status adalah hubungan seseorang di dalam kelompoknya
dengan anggota lainnya dalam satu kelompok atau kelompok
yang satu dengan kelompok yang lainnya.
Konsep-konsep didalam kerangka tersebut merupakan dimensi
pengaturan dan menunjukkan pengetahuan yang penting bagi
pemahaman interaksi diantara ketiga sistem. Konsep yang
ditempatkan dalam sistem personal karena mereka terutama
berhubungan dengan individu, sedangkan konsep yang
ditempatkan dalam sistem interpersonal karena menekankan pada
interaksi antara dua orang atau lebih. Konsep yang ditempatkan
dalam sistem sosial karena mereka menyediakan pengetahuan
untuk perawat agar berfungsi di dalam sistem yang lebih besar
(King, 1995a, p.18-19 dalam Tomey & Alligood, 2006).
Bagaimanapun King dengan jelas telah mengidentifikasi bahwa
konsep-konsep yang berada di dalam kerangka itu tidak dibatasi

10
hanya pada salah satu sistem yang saling berinteraksi secara
dinamik tetapi juga yang bersebrangan dengan ketiga sistem
tersebut.
2.3.2. Konsep Utama Asumsi King
Filosofi personal King tentang manusia dan hidup mempengaruhi
asumsi-asumsinya termasuk yang berhubungan dengan lingkungan,
kesehatan, keperawatan, individu dan interaksi perawat-pasien.
Interaksi antara kerangka sistem dan teori pencapaian tujuan didasarkan
pada satu asumsi yang menyeluruh, berfokus pada keperawatan yaitu
manusia yang saling berinteraksi dengan lingkungan mereka, dan
mendorong ke arah kesehatan individu, dimana merupakan satu
kemampuan untuk berfungsi dalam peranan sosial.
Proses interaksi manusia membentuk dasar untuk merancang
suatu model transaksi, dimana melukiskan pengetahuan teoritis yang
digunakan oleh perawat untuk membantu individu dan kelompok
mencapai sasaran/tujuan.

King (1995b dalam Tomey & Alligood, 2006) menyatakan :


Penentuan tujuan timbal balik (antara perawat dan klien)
didasarkan pada (a) pengkajian keperawatan dengan memberi perhatian
terhadap permasalahan dan gangguan kesehatan yang dialami klien; (b)
keterlibatan antara persepsi perawat dan persepsi klien; (c) pemberian
informasi terhadap masing-masing fungsi untuk membantu klien
mencapai sasaran/tujuan yang ingin dicapai.
1. Empat konsep utama asumsi King meliputi

11
a. Keperawatan (Nursing) merupakan perilaku yang dapat
diobservasi dan ditemukan dalam sistem perawatan kesehatan
yang ada di masyarakat. Tujuan keperawatan adalah untuk
membantu individu memelihara kesehatan mereka, sehingga
mereka dapat menjalani peran-peran mereka. Keperawatan
adalah suatu proses interpersonal yang meliputi tindakan/aksi,
reaksi, interaksi dan transaksi. Persepsi perawat dan pasien juga
mempengaruhi proses interpersonal.
(1) Tindakan/aksi : proses awal hubungan dua individu dalam
berperilaku, memahami, mengenali kondisi yang ada yang
digambarkan melalui hubungan perawat-pasien dengan
melakukan kontrak untuk pencapaian tujuan.
(2) Reaksi : bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi
dan merupakan respon individu.
(3) Interaksi : bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi
antara perawat-pasien, yang diwujudkan dalam bentuk
komunikasi.
(4) Transaksi : kondisi dimana antara perawat dan pasien
terjadi suatu persetujuan dalam rencana tindakan
keperawatan yang akan dilakukan.

Peran keperawatan antara lain promosi, pemeliharaan dan


mengawasi pasien yang sakit, terluka dan sekarat fungsi
perawat dalam hal ini adalah menginterpretasikan informasi
yang diperoleh ketika merawat dan merupakan proses
merencanakan, menerapkan dan melakukan evaluasi dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.

b. Manusia (Person) merupakan asumsi spesifik yang


berhubungan dengan manusia atau individu, terperinci dalam
asumsi-asumsi berikut :
(1) Individu adalah makhluk spiritual
(2) Individu mempunyai kapasitas untuk berpikir, mengetahui,
membuat aneka pilihan dan memilih tindakan alternatif

12
(3) Individu mempunyai kemampuan memahami bahasa,
budaya dan simbol-simbol lain yang terekam
(4) Individu adalah sistem terbuka dalam transaksi dengan
lingkungan. Transaksi berarti juga bahwa ridak ada yang
memisahkan antara manusia dan lingkungan
(5) Individu bersifat unik dan holistik, menjadi berharga dan
hakiki, dan dapat membuat pemikiran yang rasional dan
membuat keputusan dalam berbagai situasi
(6) Individu berbeda dalam kebutuhan, keinginan dan
tujuan/sasaran mereka
c. Kesehatan (Health) berimpilkasi pada penyesuaian
berkelanjutan terhadap stress di dalam lingkungan internal dan
eksternal melalui penggunaan yang optimal dari sumber
dayanya untuk mencapai potensi maksimum untuk kegiatan
sehari-hari.
d. Lingkungan (Environment). King percaya bahwa satu
pemahaman tentang tatacara manusia berhubungan dengan
lingkungan untuk memelihara kesehatan adalah hal yang
essensial untuk perawat. Sistem terbuka berimplikasi pada
interaksi yang terjadi antara sistem dan lingkungan yang
mengalami perubahan secara terus menerus. Penyesuaian-
penyesuaian dalam kehidupan dan kesehatan dipengaruhi oleh
satu interaksi individu dengan lingkungan.
2.3.3. Tujuan dari Imogene M King
1. Untuk memanfaatkan komunikasi dalam membantu klien
mencapai kembali adaptasi secara prinsip terhadap lingkungan
2. Tujuan perawatan “menolong individu mempertahankan
kesehatannya sehingga mereka dapat berfungsi dalam peran-
peran mereka.

13
2.4. Aplikasi Model Konseptual Imogene M King
2.4.1. Pengkajian data dasar yang relevan dengan konsep Imogene M
King
Langkah pertama dalam proses keperawatan adalah perawat
menemui klien, berkomunikasi dan berinteraksi dengan klien.
Pengkajian dilakukan dengan mendapatkan data tentang pasien
berdasarkan konsep yang relevan. Berikut tahapan dalam melaksanakan
pengkajian kepada pasien :
1. Pengkajian Tahap I
a. Apa persepsi pasien tentang situasi saat ini?
b. Apa persepsi perawat tentang situasi saat ini?
c. Apa informasi yang diperlukan untuk membantu pasien
menyelesaikan masalahnya?
d. Apa informasi yang ada berguna untuk menghadapi situasi saat
ini?
e. Apa kesimpulan yang dapat dibuat oleh pasien?
f. Apa kesimpulan yang dapat diambil oleh perawat?
2. Pengkajian Tahap II
Pengkajian ini untuk mengidentifikasi tujuan dan cara untuk
mencapai tujuan. Daftar pertanyaan yang harus dibuat :
a. Apa tujuan yang sudah dibuat akan membuat oasien tertarik?
b. Apa tujuan pasien diidentifikasi?
c. Apakah ada kesamaan tujuan antara perawat dan pasien?
d. Apabila tujuan pasien dan perawat tidak sama, bagaimana
teknik komunikas dan bentuk interaksi yang diperlukan agar
tujuan bisa sejalan?
e. Apa tujuan sudah sesuai dengan skala prioritas?
f. Apakah persepsi pasien sejalan dengan tujuan yang akan
dicapai?
g. Apakah pasien mau melakukan upaya untuk mengidentifikasi
tujuan?
h. Apakah persepsi perawat sejalan dengan tujuan klien?

14
i. Apa tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang?
j. Apakah ada rencana untuk memodifikasi rencana untuk
mencapai tujuan yang saling menguntungkan?
3. Tahap III
Pengkajian untuk mengetahui bentuk transaksi yang timbul sebagai
hasil persepsi orang lain terhadap situasi yang muncul dan respon
interaksi antara pasien dan perawat dimana bentuk transaksi ini
menggambarkan cara pandang dan kesamaan komitmen.
a. Apakah tindakan yang dilakukan oleh perawat sudah disetujui
oleh pasien?
b. Bagaimana cara melakukan tindakan keperawatan?
c. Kapan tindakan akan dilaksanakan?
d. Apakah alasan untuk mengidentifikasi tujuan dapat
menyelesaikan masalah dalam pencapaian tujuan?
4. Tahap IV
Proses keperawatan untuk identifikasi cara pencapaian tujuan atau
kegagalan dalam proses pencapaian tujuan.
a. Apakah tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dapat
menyelesaikan masalah pasien?
b. Apa tindakan yang akan dilakukan?
c. Apakah tindakan yang dilakukan dapat dilaksanakan?
d. Apakah pasien berespon terhadap tindakan kita?
e. Apa informasi yang diperlukan untuk modifikasi rencana?
f. Apakah ada hambatan dalam pencapaian tujuan?
g. Bagaimana seharusnya perubahan rencana yang akan dibuat
bisa mencapai tujuan?
2.4.2. Analisa kasus model konseptual Imogene M King
Contoh kasus penerapan model konseptual Imogene M King sebagai
berikut :
Tn. Sy umur 74 tahun, menikah dirawat di bangsal L3 RSU. Sehat pada
tanggal 27 oktober 2008. Dengan diagnosa medis Hernia Inguinal,

15
dengan rencana dilakukan Herniorapy pada tanggal 29 oktober 2008.
Dibawah ini langkah-langkah dalam proses keperawatan
1. Apakah persepsi pasien terhadap situasi ini?
a. Saya merasa nyeri di daerah operasi bila dibuat gerak
b. Saya mendapatkan pengobatan hipertensi untuk tujuh tahun
yang lalu dari rumah sakit ini
c. Saya mempunyai masalah penglihatan pada mata kiri saya
2. Apa persepsi perawat terhadap situasi ini?
a. Pasien beresiko terjadi infeksi
b. Pasien merasa nyeri berhubungan dengan tindakan
pembedahan
c. Pasien akan beresiko hipertensi berhubungan dengan
komplikasi pada situasi yang akan datang
3. Informasi apa yang perawat butuhkan untuk membantu
pasien mencapai status kesehatannya?
a. Riwayat :
Identifikasi secara rinci : Tn. Sy, laki-laki, 74 tahun, menikah,
bisnis man, dirawat di bangsal L3 RSU. Sehat pada tanggal 27
oktober 2008. Dengan diagnosa medis Hernia Inguinal, dengan
rencana dilakukan Herniorapy pada tanggal 29 oktober 2008.
b. Riwayat penyakit sekarang :
Pembengkakan abdominal sejak usia 35 tahun, dengan keluhan
kesulitan beraktivitas dan nyeri abdomen hilang tibul. Riwayat
hipertensi selama 7 tahun.
c. Riwayat penyakit dahulu : operasi katarak 10 tahun yang lalu,
dalam pengobatan hipertensi.
d. Riwayat keluarga : Saudara laki-laki tertua dan termuda
memiliki riwayat hernia inguinal.
e. Status sosial ekonomi : pendapat perbulan lebih dari Rp.
2.000.000
f. Gaya hidup : tidak merokok dan alkoholisme, sadar akan
pelayanan kesehatan

16
g. Pemeriksaan fisik : Sadar, IMT normal, TTV normal,
Pemeriksaan Head to toe ditemukan kesulitan pengihatan pada
mata kanan dan adanya balutan di daerah inguinal
h. Sistem gastrointestinal : luka tidak ada tanda-tanda infeksi,
bising usus normal, tidak ada nyeri, tidak ada suara pekak.
i. Sistem urineria : tidak ada infeksi, tidak ada pembesaran, tidak
ada pembengkakan, tidak ada nyeri pembesaran prostat, tidak
ada cairan di skrotum.
j. Hasil laboratorium : Na 134 mEq/dl, K 3,5 mEq/dl, ureum 29
mg/dl.
k. Pemeriksaan penunjang : ECG normal aksis, pembesaran
atrium kiri, anterior vascular blok.
4. Analisa data
Pasien ini mengabaikan kesehatannya sejak 35 tahun, pasien
mempunyai masalah nyeri akut pada luka operasi, pasien memiliki
riwayat keluarga hernia inguinalis dan resiko untuk kambuh
kembali. Pasien mempunyai riwayat untuk kambuh kembali karna
konstipasi. Pasien mempunyai infeksi oleh karna pengetahuan
yang tidak adekuat dan usia. Pasien berisiko terjadinya komplikasi
hipertensi. Pasien memerlukan pendidikan yang dibutuhkan untuk
memelihara kesehatan
5. Kesimpulan
Pasien membutuhkan manajemen untuk mengatasi nyerinya.
Pasien mengerti kebutuhan untuk perawatan masalah yang
beresiko dan menyetujui untuk bekerja sama.
6. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan luka insisi operasi.
b. Resiko infeksi berhubungan dengan insisi luka operasi
c. Resiko kontipasi berhubungan dengan tirah baring, terapi
nyeri dan puasa atau diet air.
d. Kurang pengetahuan tentang terapi dan perawatan dirumah.
e. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan.

17
7. Intervensi :
a. Tujuan :
(a) Pasien akan mengepresikan rasa nyaman.
(b) Pasien bebas dari infeksi.
(c) Pasien mengalami perbaikan eliminasi alvi.
(d) Pasien akan mengalami peningkatan.
b. Kriteria hasil
(a) Penurunan skala nyeri.
(b) Istirahat dan tidur dengan nyaman.
(c) TTV normal.
(d) Tidak mengalami kesulitan buang air besar.
(e) Mengerti akan perawatan dirumah.
c. Rencana Keperawatan
(a) Observasi tingkat nyeri : catat skala, intensitas, waktu.
(b) Observasi tanda-tanda vital, gunakan teknik septic dan
aseptic waktu melakukan perawatan luka.
(c) Pertahankan diet yang adekuat antara inteka dan output,
gunakan valsafah manufer saat mengalami kesulitan
BAB, kolaborasi pemberian obat pencahar.
(d) Berikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan yang di
alami pasien saat ini.
8. Implementasi
a. Dalam proses keperawatan tindakan keperawatan dapat
membantu klien dalam mencapai tujuan.
b. Langkah ini menunjukkan bahwa transaksi sedang dilakukan.
c. Transaksi terjadi sebagai hasil persepsi orang lain terhadap
situasi dan mempertimbangkan persepsi tersebut sehingga
berespon terhadap tindakan yang dilaksanakan.
d. Reaksi yang dapat mendorong ke arah transaksi yang dapat
mencerminkan suatu komitmen bersama.
e. Langkah ini mencerminkan implementasi ilmu perawatan
yang masih tradisional.

18
9. Evaluasi
Melibatkan klien untuk menemukan apakah tujuan tercapai atau
tidak. King memberikan gambaran tentang pembicaraan untuk
mencapai tujuan dan efektifitas pelayanan keperawtan.
Apakah tindakan yang Yes
dilakukan perawat
menolong pasien dapat
menguntungkan untuk
pencapaian tujuan ?
Bagaimana cara untuk Tujuan jangka pendek dicapai
mencapai tujuan ? sebelum pasien pulang dari rumah
sakit. Tujuan jangka panjang
diharapkan dapat terapai karena
pasien termotivasi untuk
melanjutkan homecare
Apakah tindakan
keperawatan dapat
dilaksanakan ?
Apakah pasien Pasien merasakan puas terhadap
memberikan respon tindakan yang sudah diberikan
terhadap tindakan perawat
keperawatan yang sudah
kita berikan ?
Apakah terdapat Usia pasien merupakan penghambat
hambatan dalam dalam pencapaian tujuan
pencapaian tujuan ?
Bagaimana cara merubah Pendidikan kesehatan perlu
rencana tujuan yang diberikan kepada pasien dengan
sudah diterapkan ? melibatkan keluarga

19
BAB III
KESIMPULAN

Keperawatan adalah suatu profesi yang memberikan bantuan pada individu


dan kelompok untuk mencapai, memelihara dan mempertahankan derajat kesehatan
dengan memperhatikan, memikirkan, menghubungkan, menentukan dan
melakukan tindakan perawatan sehingga individu atau kelompok berperilaku yang
sesuai dengan kondisi keperawatan.

Keperawatan berhubungan dengan lingkungan, tempat atau ruang dan


waktu untuk membentuk suatu hubungan menanggulangi status kesehatan dalam
proses interpersonal reaksi interaksi dan transaksi dimana perawat dan klien berbagi
informasi mengenai persepsinya dalam keperawatan. Kerangka ini dikenal dengan
system kerangka terbuka. Asumsi yang mendasari kerangka ini adalah asuhan
keperawatan berfokus pada manusia termasuk berbagai hal yang mempengaruhi
kesehatan seseorang.

Tujuan asuhan keperawatan adalah kesehatan bagi individu, kelompok dan


masyarakat. Manusia selalu berinteraksi secara konstan terhadap lingkungan dalam
kerangka konsep kepribadian (personal system) ini. Tiga system yang saling
berinterkasi : system interpersonal, setiap individu mempunyai system
keperibadian tertentu. Terbentuk karena hasil interaksi manusia, dapat terbentuk
interaksi, komunikasi, system sosial meliputi keluarga, kelompok, perjanjian, stress
dan peran keagamaan, system pendidikan, system pekerjaan dan kelompok sebaya.
Menurut king, tujuan pemberian asuhan keperawatan dapat dicapai jika perawat
dan pasien saling bekerjasama dalam mengidentifikasi masalah serta menetepkan
tujuan bersama yang hendak dicapai.

20
DAFTAR PUSTAKA

Bustanil. 2012. “Teori Imogene King”. Website :


https://www.scribd.com/doc/105901234/Teori-Imogene-King

Dodi Wijaya. “Aplikasi Model Konseptual “Pencapaian Tujuan” Imogene M


King”. Website : https://www.scribd.com/document/341981240/MATERI-
GRAND-THEORY-KING-pdf
Gil Wayne, RN. 2014. “Imogene M. King’s Theory of Goal Attainment”. Website
: https://nurseslabs.com/imogene-m-kings-theory-goal-attainment/
Yoe_999. 2014. “Model Konsep Interaksi Imogene M King”. Website :
https://www.scribd.com/doc/209027449/Teori-Konsep-Kep-Imogene-King/

21

Anda mungkin juga menyukai