Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

Komunikasi Dalam Keperawatan


Resume 4 Teori Keperawatan

OLEH :

Nama :MARIAH KRISTINA TANGLEDANG


NIM : PO5303209221030
Kelas : TINGKAT 1 PPN REG.C
MATA KULIAH : KOMUNIKASI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KUPANG


JURUSAN KEPERAWATAN
2022/2023

1
RESUME

1. Teori Keperawatan Menurut Imogene King


A. Biografi
Lahir pada 18 November 1908, di Philadelphia. PA, putri dari Yusuf Fernandez
(anorchestra
pemimpin dengan nama Joe Coca) dan Sadie (seorang aktris dan penari,nama gadis, Brady)
Menikah Robert Burton (aktor), tanggal 7 Januari 1935 (meninggal, 1955); menikah Raja
Donovan (aktor), 1960 (meninggal, 1987); anak tiri: dua anak, satu anak perempuan.
King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku
terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa konferensi serta
alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi
yang terkumpul tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja
konseptual. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa
manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi
dengan lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi
manusia dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan
kelompok dalam memelihara kesehatannya.

B. Sumber Teori
Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang
dimulai pada periode:
1. 1961-1966, yaitu tentang "Konsep Umum dari Perilaku Manusia" (General Concepts
of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan
literatur.
2. 1966-1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul "Kerangka Kerja Konseptual
Keperawatan" (A Conceptual Framework for Nursing).
3. 1968-1972, King menyimpulkan teori keperawatan yakni:
a. Gambaran yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk
mengembangkan keperawatan.
b. Pada periode ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah individual dan
professional tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun 1980-1981

2
mempublikasikan teori keperawatannya "Sebagai suatu sistem, konsep dan
proses".
c. Pada suatu pertemuan King mengatakan "Teori sistem dari ilmu perilaku
mendukung pengembangan interaksi yang dinamis".

C. Asumsi Dasar King


Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya (Human Being) meliputi sosial, perasaan,
rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu. Dari
keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivat asumsi tersebut lebih spesifik
terhadap interaksi perawat-klien.
1. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien mempengaruhi proses
interaksi.
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan hal
tersebut mempengaruhi kehidupan dan kesehatan mereka serta pelayanan masyarakat.
5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi
sehingga membantu individu dalam membuat keputusan tentang pelayanan
kesehatannya.
6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.
7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan
dapat berbeda.

Keperawatan dipandang sebagai proses interpersonal aksi, reaksi, interaksi dan transaksi.
1. Aksi, merupakan proses awal hubungan 2 individu dalam berprilaku, dalam
memahami/mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan dengan digambarkan
hubungan keperawatan dengan klien melakukan kontrak/tujuan yang diharapkan.
2. Reaksi adalah suatu bentuk kerja sama yang terjadi akibat dari adanya aksi dan
merupakan respon dari individu.
3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi antara
perawat dengan klien yang terwujud dalam komunikasi.
4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dengan klien terjadi suatu
persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.

3
2. Teori Keperawatan Menurut Peplau
Menurut Peplau, keperawatan adalah terapeutik yaitu satu seni menyembuhkan,
menolong
individu yang sakit atau membutuhkan pelayanan kesehatan. Peplau memandang
keperawatan sebagai "kekuatan yang matang dan instrument yang mendidik". Dia percaya
bahwa keperawatan adalah hasil pengalaman belajar mengenai diri sendiri dan orang lain
yang terlibat hubungan interpersonal.
Peplau mengidentifikasi empat tahapan hubungan interpersonal yang saling berkaitan,
saling melengkapi, dan berhubungan sebagai satu proses untuk penyelesaian, yaitu orientasi,
identifikasi, eksploitasi, dan resolusi.
Teori Hildegard E. Peplau berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif.
Hildegard E. Peplau yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan
teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses
interpersonal dan terapeutik. Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan
bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan
hubungan antara perawat dan klien dimana perawat bertugas sebagai narasumber, konselor
dan wali.

3. Teori Keperawatan Menurut Watson


Kesimpulan dari Philosophy and Caring of Science oleh Jean Watson ini adalah
kombinasi
antara dasar ilmu pengetahuan ilmiah dengan faktor kepedulian atau caring. Teori Watson ini
berhubungan dengan konsep utama keperawatan dimana setiap manusia memiliki berbagai
macam perbedaan sebagai makhluk yang sempurna. Teori Jean Watson ini juga
menganjurkan penelitian dalam bidang keperawatan dihubungkan dengan proses keperawatan
dengan menerapkan langkah-langkah seperti proses ilmiah. Konsep utama teori Jean Watson
adalah "Human Science and Human Care". Penerapan teori JeanWatson, terdiri dari:
pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

4. Teori Keperawatan Menurut Johari Window


Teori Johari window atau jendela Johari merupakan sebuah teori yang digunakan untuk
membantu orang dalam memahami hubungan antara dirinya sendiri dan orang lain. Teori ini
digagas oleh dua orang psikolog Amerika, yaitu Joseph Luft dan Harrington Ingham pada

4
tahun 1955. Teori Johari window disebut juga teori kesadaran diri mengenai perilaku maupun
pikiran yang ada di dalam diri sendiri maupun di dalam diri orang lain. Teori jendela Johari
berkaitan dengan Emotional Intelligence Theory yang berhubungan dengan kesadaran dan
perasaan manusia.
Adapun konsep teori jendela Johari ini terbagi menjadi empat bagian di antaranya sebagai
berikut:
a. Open self
Open self atau wilayah terbuka merupakan suatu keadaan dimana seseorang saling
terbuka terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Open self dalam ilmu psikologi
digambarkan dengan sifat extrovert pada diri seseorang.
b. Blind self
Blind self atau wilayah buta merupakan kondisi dimana orang lain dapat memahami sifat,
perasaan, pikiran, dan motivasi seseorang, tetapi orang tersebut tidak dapat memahami
dirinya sendiri. Seseorang yang berada dalam blind self cenderung tidak dapat
menciptakan komunikasi efektif, sehingga timbul berbagai permasalahan.
c. Hidden self
Hidden self atau wilayah tersembunyi/ rahasia adalah keadaan dimana seseorang
memiliki kemampuan untuk menyembunyikan atau merahasiakan sebagian hal yang
dianggap tidak perlu untuk dipublikasikan kepada orang lain.
d. Unknown self
Unknown self atau wilayah tak dikenal merupakan kondisi seseorang yang tidak dapat
memahami dirinya sendiri bahkan orang lain pun tidak dapat mengenalinya.

Anda mungkin juga menyukai