PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian filosofi
2. Untuk mengetahui pendapat para pakar tentang filosofi
3. Untuk mengetahui filosofi dan tujuan pelayanan keperawatan
4. Untuk mengetahui filosofi keperawatan dibangun dari keyakinan
5. Untuk mengetahui sejarah filosofi keperawatan
6. Untuk mengetahui sejarah perkembangan keperawatan di dunia
7. Untuk mengetahui perkembangan sejarah keperawatan di indonesia
8. Untuk mengetahui dampak perkembangan sejarah
9. Untuk mengetahui perkembangan keperawatan terkini
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Berdasarkan teori Jean Watson, keperawatan merupakan konstanta dalam setiap
keadaan di masyarakat. Perilaku keperawatan tidak diwariskan dari generasi ke generasi
berikutnya, akan tetapi hal tersebut diwariskan dengan pengaruh budaya sebagai strategi
untuk melakukan mekanisme koping terhadap lingkungan tertentu. Contoh : Perawat
harus memperhatikan lingkungan sosial. Banyak orang yang melihat perilaku perawat
maka dari itu kita harus berperilaku yang baik.
4. Konsep tentang keperawatan
Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan caring
ditujukan untuk klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Contoh : Sebagai perawat
kita harus fokus pada nilai yang berlaku untuk melayani pasien nilai care adalah nilai
yang pokok di jalankan.
3
c. RoyRoy
Memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan
empat berdasarkan prinsip falsafah veritivity.Falsafah humanisme/ kemanusiaan
“mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat
rasa ingin tahu dan rasamenghargai”. Ia berpendapat bahwa seorang individu saling
berbagidalam kemampuan untuk berpikir kreatif, bertingkahlaku untuk
mencapaitujuan tertentu bukan sekedar memenuhi hukum aksi-reaksi,
memilikiholism intrinsik, berjuang untuk mempertahankan integritas danmemahami
kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain.
Veritivity, berarti kebenaran, yang bermaksud mengungkapkan keyakinan
Roy bahwa ada hal yang benar. Ia mendefinisikan veritivity sebagai “prinsip alamiah
manusia yang mempertegas tujuan umum keberadaan manusia”. Empat falsafah
yang berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai berikuti, . Individu dipandang
dalam konteks tujuan eksistensi manusia, gabungan dari beberapa tujuan peradaban
manusia, aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan-kebaikan umum, nilai dan arti
kehidupan
d. Florence Nightingale (Modern nursing)
Florence Nightingale adalah sebagai prionir era modern dalam
pengembangan keperawatan yang dikembangkan sangat dipengaruhi oleh
pandangan filosofinya tentang interaksi klien dan lingkungannya. Iamelihat penyakit
sebagai proses pergantian atau perbaikan reparative proses. Manipulasi dari
lingkungan eskternal perbaikan dapat membantu proses perbaikan atau pergantian
dan kesehatan klien.
4
e. Proses keperawatan menjamin perubahan tingkat kesehatan hingga mencapai
keadaan fungsi optimal.
f. Tim keperawatan bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk setiap tindakan
keperawatan yang diberikan.
g. Menghargai pasien dan haknya untuk mendapatkan asuhan keperawatan yang
bermutu.
h. Perawat adalah advokat pasien.
i. Perawat berkewajiban untuk memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan
keluarga.
5
menurut WHO tenteng sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat
meningkatkan konsep sehat yang positif:
a. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
b. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
4. Sakit
Sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih
dimensi yang ada mengalami perubahan atau penuruna bila dibandingkan dengan
kondisi individu sebelumnya karena sehat dan sakit merupakan kualitas yang relatif,
yang mempunya beberapa tingkat maka akan lebih akurat bila sehat dan sakit
ditentukan sesuai dengan titik tertentu pada skala atau kontinum sehat-sakit,
dibandingkan bila ditentukan keadaan yang absolut dengan ada atau tidak adanya
sakit.
5. Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang
tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi
ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik
tersebut.
6. Perawat
Perawat adalah salah satu tenaga medis yang paling banyak berinteraksi
dengan pasien secara langsung walaupun secara tidak langsung hingga saat ini masih
banyak pasien atau bahkan keluarga pasien yang mengesampingkan atau bahkan
memandang rendah profesi perawat ini. Padahal sebagai profesi yang paling banyak
berhubungan dengan pasien, perawat memegang kunci penting dalam memberikan
informasi mengenai kondisi kesehatan pasien kepada dokter untuk diambil langkah
penanganan yang lebih lanjut.
6
dari Inggris. Perkembangan keperwatan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur
dan kemajuan peradaban manusia. Perkembangan keperawatan diawali pada :
7
Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, lalu terbentuk
diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan untuk mngunjngi orang sakit,
sejak pemerintahan lord constantine berdiri rumah sakit di roma yang dinamakan
monastic hospital. Seiring perkembangannya keperawatan mulai maju, lahirlah tokoh
islam yang dikenal dengan nama rufaidah
4. Permulaan abad XVI
Pada awal abad ke 16 terjadi perubahan dari orientasi masyarakat menjadi
kekuasaan yaitu perang. Dengan adanya perubahan tersebut membawa dampak
negatif yaitu kurangnya tenaga perawat, namun disisi lain dampak positif dari adanya
perang solit adalah mulai dikenal konsep P3K dan perawat mulai dibutuhkan dan
timbul peluang kerja bagi perawat di bidang sosial yaitu untuk menolong korban
perang mereka terdiri dari orde orde, agama, wanita wanita, yang mengikuti suami
perang dan pria ( tentara) yang bertugas merangkap sebagai perawat
5. Zaman Sebelum Perang Dunia Kedua
Zaman sebelum perang dunia kedua,pada masa perang dunia ke dua ini timbul
prinsip rasa cinta sesama manusia dimana saling membantu sesama manusia yang
membutuhkan. Pada masa sebelum perang dunia kedua ini tokoh keperawatan
Florence Nightingale (1820-1910) menyadari adanya pentingnya suatu sekolah untuk
mendidik para perawat. Florence Nightingale mempunyai pandangan bahwa dalam
mengembangkan keperawatan perlu disiapkan pendidikan bagi perawat, ketentuan
jam kerja perawat, dan mempertimbangkan pendapat perawat. Usaha Florence adalah
dengan menetapkan struktur dasar dipendidikan perawat diantaranya mendirikan
sekolah perawat, menetapkan tujuan pendidikan perawat serta menetapkan
pengetahuan yang harus dimiliki oleh calon perawat. Florence dalam merintis
keperawatan diawali dengan membantu para korban akibat perang krim (1854-1856)
antara Roma dan Turki yang dirawat disebuah barak rumah sakit Thomas di London
dan juga mendirikan sekolah perawatan dengan nama Nightingale Nursing School.
6. Masa Selama Perang Dunia Kedua
Selama masa perang ini timbul tekanan bagi dunia pengetahuan dalam
penerapan teknologi akibat penderitaan yang panjang sehingga perlu meningkatkan
diri dalam tindakan perawat mengingat penyakit dan korban perang yang beraneka
ragam
7. Masa Pasca Perang Dunia Dua
8
Masa ini masih berdampak bagi masyarakat seperti adanya penderitaan yang
berkempanjangan pada masa ini erkembangan keperawatan diawali dari kesadaran
masyarakat pentingnya kesehatan juga berkembang iptek keokteran yang diawali
penemuan obat atau cara cara untuk memberikan penyembuhan. perkembangan
perawat dimulai dengan bergeser menjadi tim. Pada tahun 1948 perawat diakui
sebagai profesi sehingga pada saat itu terjadi perhatian dalam penghargaan pada
perawat atas tanggung jawab terhadap tugasnya
11
pasien dangan gangguan jiwa dan memperhatikan kesehatan pada para tawanan. Pada
masa penjajahan Belanda II (1816 – 1942), beberapa rumah sakit dibangun khususnya di
Jakarta yaitu pada tahun 1819, didirikan rumah sakit Stadsverband, kemudian pada tahun
1919 rumah sakit tersebut pindah ke Salemba dan sekarang dikenal dengan nama RSCM
(Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo), kemudian diikuti rumah sakit milik swasta. Pada
masa ini sebagian besar tenaga keperawatan dilakukan oleh penduduk pribumi
sedangkan tenaga pengobatan dalam hal ini tenaga dokter masih didatangkan dari negara
Belanda. Pada tahun 1942-1945 terjadi kekalahan tentara sekutu dan kedatangan tentara
Jepang. Sejarah perkembangan kesehatan dan keperawatan tidak mengalami
perkembangan justru keperawatan mengalami kemunduran yang sangat dratis.
Kedua, masa setelah kemerdekaan, pada tahun 1949 telah banyak rumah sakit
yang didirikan serta balai pengobatan dan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga
kesehatan pada tahun 1952 didirikan sekolah perawat, kemudian pada tahun 1962 telah
dibuka pendidikan keperawatan setara dengan diploma. Pada tahun 1985 untuk pertama
kalinya dibuka pendidikan keperawatan setingkat dengan sarjana yang dilaksanakan di
Universitas Indonesia dengan nama Program Studi Ilmu Keperawatan dan akhirnya
dengan berkembangnya Ilmu Keperawatan, maka menjadi sebuah Fakultas Ilmu
keperawatan dan beberapa tahun kemudian diikuti berdirinya pendidikan keperawatan
setingkat S1 di berbagai universitas di Indonesia seperti di Bandung, Yogyakarta,
Surabaya dan lain-lain.
Beberapa sekolah tinggi kesehatan khususnya keperawatan juga telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat baik yang diselenggarakan oleh pemerintaha
(perguruan tinggi negeri) maupun yang diselengarakan oleh swasta telah menyebar ke
seluruh pelosok nusantara. Dengan berdirinya pendidikan keperawatan setingkat
diploma, sarjana sampai setingkat doktoral profesi keperawatan berkembang menjadi
sebuah profesi yang mandiri tidak lagi tergantung dengan profesi lain. Sejak tahun itu
profesi keperawatan telah mendapatkan pengakuan dari profesi lain. Sekarang anda telah
selesai mempelajari sejarah perkembangan keperawatan baik pada pada zaman sebelum
kemerdekaan sampai zaman setelah kemerdekaan. Demikian pula perkembangan
keperawatan di beberapa negara.
14
2.9 Perkembangan Keperawatan Terkini Terkait Dengan Undang-Undang
Keperawatan No 38 2014.
Usaha untuk mewujudkan Undang-Undang Keperawatan sudah dirintis mulai
dari tahun 90-an saat itu bekerjasama dengan Direktorat Jendral Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan dan Konsultan WHO sehingga terbentuk final draf Undang-
Undang Keperawatan. Pada tahun 1995 melalui Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Undang-Undang Keperawatan telah dimasukkan oleh Prolegnas (Program
Legislasi Nasional) kepada DPR RI dengan nomor urut 160 yang seharusnya dapat
diundangkan periode 2004–2009 (PP PPNI, 2008). Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (PP PPNI) melalui Gerakan Nasional 12 Mei 2008 meminta
pemerintah dan DPR agar mengundangkan RUU Keperawatan paling lambat tahun 2009
melalui inisiatif DPR RI (PP PPNI, 2008). Pada tanggal 1 Januari 2010 Mutual
Recognition Arrange (MRA) perawat-perawat asing sudah bebas masuk ke Indonesia,
Sementara Indonesia sebagai tuan rumah belum memiliki pengaturan hukum yang dapat
melindungi masyarakat dan perawat Indonesia (PP PPNI, 2008). Akhirnya pada hari
Kamis Tanggal 25 September 2014 adalah hari yang bersejarah bagi perawat Indonesia.
Pada hari tersebut Sidang Paripurna DPR RI mengetukkan palu tanda pengesahan
Undang-Undang Keperawatan. Undang-Undang tersebut memuat 13 BAB 66 Pasal.
Dengan ditetapkan Undang-Undang Keperawatan No.38 Tahun 2014, akan melindungi
masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh Perawat.
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan keperawatan adalah kegiatan
pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam
keadaan sakit maupun sehat. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi
Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Pelayanan keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit. Praktik keperawatan adalah
pelayanan yang diselenggarakan oleh perawat dalam bentuk asuhan keperawatan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
16