Oleh :
Kelompok 8
Susilawaty Lestary (R012211011)
Dewarawati Patandean (R012211028)
Vinny Vionita Bawuno (R012211033)
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur patutlah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga makalah kelompok dengan judul Manajemen Keuangan
dan Manajemen Logistik Pelayanan Keperawatan dan Rumah Sakit dapat diselesaikan dengan
baik. Kami juga berterimakasih kepada tim dosen mata Manajemen Pelayanan Keperawatan
yang telah memberikan bimbingan kepada kami sehingga makalah ini bisa selesai.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang
manajemen keuangan dan manajemen logistik pelayanan keperawatan dan rumah sakit, serta
makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Pelayanan Keperawatan.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik, saran, dan masukkan dari semua pihak demi kesempurnaan
makalah ini.
Oktober, 2021
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.3. Tujuan...............................................................................................................................2
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................18
3.2. Saran................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2) Bagaimana manajemen logistik keperawatan dan rumah sakit
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui manajemen keuangan pelayanan keperawatan (manajemen
anggaran dan pembiayaan) dan manajemen logistik keperawatan dan rumah sakit.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Target dalam akuntansi keuangan yaitu menuju kontituen eksternal dengan
menyediakan informasi pada investor eksternal, peminjam uang atau kontrol.
4
Laporan keuangan selalu dihasilkan secara rutin (biasanya setiap bulan atau
triwulan), dengan tujuan agar dapat memahanj keuangan dalam organisasi serta
menjadi tolak ulur dalam pengambilan keputusan di masa mendatang. Seorang
manajer perawatan kesehatan memerlukan akuntan yang dapat menghasilkan
laporan keuangan dan menyimpan catatan keuangan. Semua manajer perawat
harus mampu memahami dan menafsirkan laporan keuangannya secara pribadi.
Dua laporan yang paling umum yaitu neraca organisasi (laporan posisi
keuangan) dan laporan laba rugi (laporan pendapatan dan biaya).Kedua laporan
ini digunakan untuk menganalisis dan memahami status keuangan suatu
organisasi.
2) Neraca Keuangan
Kesehatan keuangan suatu organisasi dapat dicerminkan dari neraca keuangan.
Tiga bagian utamanya, yaitu :
a) Aset : apa yg dimiliki perusahaan
b) Kewajiban : apa yang menjadi utang perusahaan
c) Saldo dana (atau ekuitas pemilik) : apa perusahaan bernilai (kurangi
kewajiban dari aset).
Nilai yang ditunjukan neraca dapat bervariasi, namun selalu terdapat tiga bagian
yaitu : Kerangka dasar adalah aset = kewajiban + dana saldo (aset bersih).
Terdapat dua jenis kewajiban dan aset, yaitu :
a) Aset kini, yaitu kepemilikan perusahaan yang dapat diubah dengan cepat
menjadi uang tunai, misalnya rekening bank.
b) Aset jangka panjang, yaitu barang milik perusahaan yang tidak dapat
dikonversikan menjadi uang tunai dalam waktu yang cepat. Misalnya tanah,
bangunan, peralatan.
c) Kewajiban kini, yaitu hutang perusahaan selama tahun berjalan. Misalnya
upah dan pajak.
d) Kewajiban jangka panjang, yaitu hutang perusahaan selama setahun
misalnya hipotek untuk bangunan.
3) Laporan Penghasilan (Pernyataan Penghasilan dan Beban)
5
Laporan keuangan yang dikenal secara umum yaitu pernyataan pendapatan atau
istilahnya laporan laba rugi. Laporan ini memiliki tujuan dalam menggambarkan
kegiatan keuangan selama periode waktu tertentu (bulan, kuartal, atau tahun).
Melalui laporan ini, dapat diketahui pemasukan (pendapatan) dan pengeluaran
(pembiayaan) suatu organisasi. Ini juga menjadi dasar untuk mengetahui
perbandingan antara kegiatan dengan anggaran serta tujuan. Tiga komponen
dasar laporan laba rugi, yaitu : penghasilan (pendapatan), pengeluaran (langsung
dan tidak langsung), dan kerugian atau untung.
6
2) Analisis Biaya Aktifitas
Memahami aktifitas kerja perawat dan mencari tau apa penyebab aktifitas yang
memakan waktu lebih maupun kurang, kemudian dijadikan alat manajemen
operasional dan keuangan yang kuat.
3) Peningkatan Pendapatan
Selain pengeluaran, biaya perawatan kesehatan dan harga yang ditentukan perlu
dipahami oleh perawat. Harga ditetapkan melalui penetapan tarif yang ada, yaitu
berdasarkan biaya untuk masing-masing jenis layanan yang telah disediakan.
7
a) Mengidentifikasi pentingnya perencanaan keuangan, serta menyusun
perencanaan baik jangka pendek maupun jangka panjang serta yang
merefleksikan kebutuhan suatu unit.
b) Mengkomunikasikan dan mendokumentasikan secara efektif segala bentuk
kebutuhan unit ketingkat administratif yang lebih tinggi.
c) Mengkaji faktor pendorong dan penghambat rencana keuangan baik secara
internal maupun eksternal.
d) Menggunakan teknik yang tepat serta menunjukkan pengetahuan
penganggaran.
e) Memberikan kesempatan pada bawahan untuk berpartisipasi dalam
perencanaan keuangan yang relevan.
f) Mengkoordinasikan pada tingkat unit agar perencanaan keuangan sesuai
dengan tujuan umum dan khusus organisasi.
g) Mengkaji secara akurat setiap kebutuhan standar yang ditentukan.
h) Mengkoordinasikan pengendalian dan pemantauan anggaran.
i) Meyakinkan bahwa kebutuhan klien terhadap layanan dan pemberi layanan
telah terdokumentasi dengan lengkap dan jelas sehingga mempermudah jika
diperlukan penggantian biaya (reimburcement) organisasi.
Seorang manajer keperawatan harus memiliki fungsi manajemen tingkat tinggi,
yaitu kemampuan meramalkan kebutuhan keuangan suatu unit demi menjamin
pendanaan yang adekuat bagi staf keperawatan, persediaan dan peralatan.
Manajer harus terampil dalam merancang anggaran yang berpengaruh bagi
semua orang, dengan sikap asertif dan bijak dalam mengelola anggaran dan
mengalokasikannya secara adil ke masing-masing unit. Dengan
keterampilannya, seorang manajer mampu mengantisipasi keterbatasan
anggaran kemudian bertindak secata proaktif. Manajer juga mampu
menjaminbahwa keterbatasan biaya tidak membahayakan klien (Marqouis &
huston, 2016).
8
2.2. Manajemen Logistik
Menurut Siagian (1992), pengertian manajemen adalah seni memperoleh hasil
melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain, sedangkan logistik adalah bahan
untuk kegiatan operasional yang sifatnya habis pakai. Manajemen logistik adalah suatu ilmu
pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan
pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-
alat. Melalui manajemen logistik, diharapkan dapat tersedia secara efisien dan efektif semua
bahan logistik setiap saat bila dibutuhkan, sehingga mampu menjawab tujuan dan bagaimana
cara mencapai tujuan tersebut. Subagya (1994), menyatakan bahwa dalam sistem
administrasi manajemen logistik, diperlukan pelaksanaan manajemen yang baik. Melalui
pelaksanaan manajemen yang baik, dapat terbentuk suatu proses dimulai dari unsur-unsur
manajemen, kemudian diproses pada fungsi-fungsi manajemen, sehingga terselenggaranya
fungsi-fungsi logistik.
2.2.
2.3.
2.2.1. Fungsi Manajemen Logistik
Masing-masing fungsi logistik saling berhubungan satu dengan yang lain,
manajemen logistik dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan logistik
sebagai berikut (Mustiksari, 2007):
1) Fungsi Perencanaan
9
Pengertian fungsi perencanaan secara umum yaitu usaha untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan melalui proses merumuskan sasaran serta menentukan
langkah-langkah yang harus diambil. Sedangkan secara khusus pengertian
perencanaan logistik yaitu, perencanaan yang dilaksanakan oleh semua calon
pemakai (user) melalui suatu kegiatan merencanakan kebutuhan logistik
kemudian diajukan pada masing-masing organisasi sesuai dengan alur yang
berlaku di organisasi tersebut (Mustikasari, 2007). Subagya (1994) menyatakan
bahwa perencanaan merupakan hasil rangkuman dari tugas pokok, gagasan,
pengetahuan, pengalaman dan keadaan atau lingkungan dengan cara terencana
untuk memuat keinginan maupun usaha merumuskan dasar dan pedoman
tindakan. Dalam pelaksanaanya, pengelolaan logistik cenderung semakin
kompleks. Hal ini menyebabkan perlunya dasar perencanaan baik, sehingga
mempermudah dalam proses pengendalian. Perencanaan yang baik menunjukan
adanya sistem monitoring, evaluasi dan reporting yang memadai serta berfungsi
sebagai umpan balik. Sebuah rencana harus mendapat persetujan dan dukungan
dari semua pihak, jika tidak maka akan mengakibatkan rencana tidak dapat
dilaksanakan dengan lancar. Dalam mencapai sasaran/tujuan organisasi,
diperlukan kerjasama secara simultan antara pimpinan/staf, perencana,
pelaksana, maupun pengawas berdasarkan tugas dan fungsi masing-masing
anggota organisasi. Klasifikasi perencanaan berdasarkan periode :
a) Rencana jangka panjang (Long range)
b) Rencana jangka menengah (Mid range)
c) Rencana jangka pendek (Short)
Periodisasi ini dilakukan dalam rangka usaha menentukan prioritas secara
menyeluruh dan bermaksud untuk tindak lanjut yang terperinci. Beberapa hasil
yang didapat melalui fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan :
a) Rencana Pembelian
b) Rencana Rehabilitasi
c) Rencana Dislokasi
d) Rencana Sewa
e) Rencana Pembuatan
10
Secara umum, tahapan perencanaan logistik mampu menjawab dan
menyimpulkan pernyataan berikut :
a) Untuk menentukan jenis barang yang tepat, apakah yang di butuhkan (what)
b) Untuk menentukan jumlah yang tepat, berapa yang di butuhkan (how much,
how many)
c) untuk menentukan waktu yang tepat, bilamana dibutuhkan (when)
d) untuk menentukan tempat yang tepat, dimana dibutuhkan (where)
e) untuk menentukan orang atau unit yang tepat, siapa yang mengurus atau
siapa yang menggunakan (who)
f) untuk menentukan proses yang tepat, bagaimana diselenggarakan (how)
g) untuk mengecek apakah keputusan yang di ambil benar-benar tepat,
mengapa di butuhkan (why)
2) Fungsi Penganggaran
Penganggaran (budgetting) merupakan semua kegiatan maupun usaha yang
bertujuan merumuskan rincian dari kebutuhan dalam bentuk skala atau standar
tertentu yaitu mata uang atau jumlah biaya (Mustikasari, 2007). Dalam fungsi
penganggaran, dilakukan pengkajian terhadap rencana-rencana dari fungsi
perencanaan dan penentu kebutuhan, serta dilakukan penyesuaian antara
besarnya biaya dari dana-dana yang tersedia. Setelah diketahui hambatan dan
keterbatasan yang ada, maka anggaran tersebut dikatakan anggaran yang
reliabel. Jika semua perencanaan dan penentu kebutuhan telah diperiksa
berulang kali dan diolah sehingga diketahui untung ruginya secara keseluruhan,
maka penyediaan dana tersebut tidak dapat diubah lagi, kecuali dalam keadaan
terpaksa. Diperlukan pengaturan keuangan yang sederhana dan jelas, maka
dengan begitu akan sangat membantu kegiatan. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam menyusun anggaran ::
a) Peraturan–peraturan terkait
b) Pertimbangan politik, sosial, ekonomi dan tehnologi
c) Hal-hal yang berhubungan dengan anggaran
11
d) Pengaturan anggaran seperti: sumber biaya pendapatan sampai dengan
pegaturan logistic
Suatu rumah sakit memiliki berbagai macam sumber anggaran, hal ini
bergantung pada pemilik rumah sakit apakah swasta atau pemerintah. Pada
rumah sakit pemerintah, dana subsidi dan penerimaan rumah sakit dapat
dijadikan sumber anggaran. Sedangkan sumber anggaran bagi rumah sakit
swasta berasal dari dana subsidu (yayasan dan donatur), penerimaan rumah
sakit, serta dana dari pihak ketiga (Mustikasari, 2007). 40%-50% alokasi
anggaran rumah sakit berupa obat-obatan dan bahan farmasi, alat tulis kantor,
cetakan, alat rumah tangga, bahan makanan, alat kebersihan dan suku cadang.
3) Fungsi Pengadaan
Pengadaan dapat diartikan sebagai usaha untuk menciptakan sesuatu yang
tadinya belum ada menjadi ada yang bertujuan untuk menambah dan memenuhi
kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan. Kegiatan
ini termasuk dalam usaha untuk tetap mempertahankan sesuatu yang telah ada
dalam batas-batas efisiensi. (Subagya: 1994). Sedangkan Mustikasari (2007)
berpendapat bahwa, fungsi pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasi
atau mewujudkan kebutuhan yang telah direncanakan atau telah disetujui
sebelumnya. Pengadaan dapat dilaksanakan dengan pilihan berbagai alternatif
yang paling tepat dan efisien untuk kepentingan organisasi, hal ini berarti
pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan dengan pembelian. Fungsi pengadaan
dapat dijalankan melalui cara–cara berikut:
a) Pembelian
b) Penyewaan
c) Peminjaman
d) Pemberian (hibah)
e) Penukaran
f) Pembuatan
g) Perbaikan
12
Pengadan peralatan dan perlengkapan pada umumnya dilaksanakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Perencanaan dan penentuan kebutuhan
b) Penyususnan dokumen tender
c) Pengiklanan/penyampaian uandangan lelang
d) Pemasukan dan pembukuan penawaran
e) Evaluasi penawaran
f) Pengusulan dan penentuan pemenang
g) Masa sanggah
h) Penunjukan pemenang
i) Pengaturan kontrak
j) Pelaksanaan kontrak
Pengendalian fungsi pengadaan perlu mendapatkan perhatian, karena fungsi
pengadaan adalah fungsi teknis yang menyangkut pihak luar. Pengendalian
dilaksanakan dari awal kegiatan sampai dengan pemeliharaan. Pengadaan
barang diatur oleh kebijakan pemerintah dalam Keppres No. 80 tahun 2003.
Adapun ha-hal yang harus diperhatikan pada fungsi pengadaan antara lain:
a) Kode etik pengadaan
George W. Aljian mengemukakan kode etik pengadaan antara lain:
Hubungan pribadi dengan para pedagang sangat perlu, namun seorang
pembeli harus tetap tidak berpihak dalam semua tahap perdagangan
Tidak boleh ada keterangan orang dalam, kepada siapapun.
Memberi batas kepada seorang rekanan adalah melanggar etika.
b) Pelelangan pengadaan barang
Perlu dibentuk sebuah panitia dalam setiap kegiatan pelelangan dan
pengadaan barang milik negara yang ditentukan sebagai berikut:
Keanggotaan panitia sekurang-kurangnya 5 orang terdiri dari unsur:
Perencana, pemikir pekerjaan yang bersangkutan, penaggung jawab
keuangan, penanggung jawab perlengkapan, penanggung jawab tehnis.
13
Dilarang duduk sebagai anggota panitia adalah: kepala kantor/satuan
pekerja/pemimpin proyek, pegawai pada inspektorat jenderal atau unit-
unit yang berfungsi sebagai pemeriksa.
Panitia pelelangan dibentuk oleh kepala kantor/satuan
pekerja/pemimpin proyek
Masa kerja panitia berakhir sesuai dengan tugasnya setelah pemenang
pelelangan ditunjuk (Subagya:1994)
4) Fungsi Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pngelolaan
barang persediaan di tempat penyimpanan. (Mustikasari: 2007). Penyimpanan
berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan dalam fungsi-fungsi
sebelumya dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan biaya serendah-rendahnya.
Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai pengurusan, pengelolaan dan
penyimpanan barang. Fungsi yang lain adalah: Kualitas barang dapat dipertahankan,
barang terhindar dari kerusakan, pencarian barang yang lebih mudah dan barang
yang aman dari pencuri. Faktor – faktor yang perlu mendapat perhatian dalam fungsi
penyimpanan adalah:
a) Pemilihan lokasi
Aksesibilitas, utilitas, komunikasi, bebas banjir, mampu menampung barang yang
disimpan, keamanan dan sirkulasi udara yang baik.
b) Barang (Jenis, bentuk barang atau bahan yang disimpan) Jenis dan bentuk
barang dapat digolongkan ke dalam:
Barang biasa: Kendaraan, mobil ambulance, alat-alat berat, brankar, kursi
roda dll.
Barang khusus: Obat-obatan, alat-alat medis dll.
c) Pengaturan ruang
Bentuk-bentuk tempat penyimpanan, rencana penyimpanan, penggunaan ruang
secara efisien dan pengawasan ruangan.
d) Prosedur/sistem penyimpanan
14
Formulir-formulir transaksi, kartu-kartu catatan, kartu-kartu pemeriksaan, cara
pengambilan barang, pengawetan dll.
e) Penggunaan alat bantu
f) Pengamanan dan keselamatan
Pencegahan terhadap api, pencurian, tindakan pencegahan terhadap kecelakan,
gangguan terhadap penyimpanan dan tindakan keamanan.
5) Fungsi Penyaluran (Distribusi)
Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola
pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya (Subagya:
1994). Faktor yang mempengaruhi penyaluran barang antara lain: a. Proses
Administrasi
a) Proses penyampaian berita (data-data informasi)
b) Proses pengeluaran fisik barang
c) Proses angkutan
d) Proses pembongkaran dan pemuatan
e) Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan
Ketelitian dan disiplin yang ketat dalam menangani masalah penyaluran merupakan
unsur yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
6) Fungsi Penghapusan
Penghapusan adalah kgiatan atau usaha pembebasan barang dari
pertanggungjawaban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
(Subagya: 1994). Alasan penghapusan barang antaralain:
a) Barang hilang, akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana alam, administrasi
yang salah, tercecer atau tidak ditemukan
b) Tehnis dan ekonomis: Setelah nilai barang dianggap tidak ada manfaatnya.
Keadaan tersebut disebabkan faktor-faktor: Kerusakaan yang tidak dapat
diperbaiki, obsolete (meningkatkan efisiensi atau efektifitas), kadaluarsa yaitu
suatu barang tidak boleh dipergunakan lagi menurut ketentuan waktu yang
ditetapkan, aus atau deteriorasi yaitu barang mengurang karena susut, menguap
15
atau hadling, Busuk karena tidak memenuhi spesifikasi sehingga barang tidak
dapat dipergunakan lagi.
c) Surplus dan ekses
d) Tidak bertuan: Barang-barang yang tidak diurus
e) Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara
Program penghapusan dapat ditinjau dari dua aspek antara lain:
a) Aspek yuridis, administrasi dan prosedur
Dalam aspek yuridis mencakup hal-ha: Pembentukan panitia penilai, identifikasi
dan inventarisasi peraturan-peraturan yang mengikat, persyaratan atau ketentuan
terhadap barang yang dihapus, penyelesaian kewajiban sebelum barang dihapus.
b) Aspek rencana pelaksana tehnis
Evaluasi, rencana pemisahan dan pembuangan serta rencana tindak lanjut. Cara-
cara penghapusan yang lazim dilakukan antara lain:
Pemanfaatan langsung: Usaha merehabilitasi/merekondisi
komponenkomponen yang masih dapat digunakan kembali dan dimasukkan
sebagai barang persediaan baru.
Pemanfaatan kembali: Usaha meningkatkan nilai ekonomis dari barang yang
dihapus menjadi barang lain
Pemindahan:Mutasi kepada instansi yang memerlukan dalam rangka
pemanfaatan langsung
Hibah: Pemanfaatan langsung atau peningkatan potensi kepada badan atau
pihak di luar instansi (Pemerintah)
Penjualan/Pelelangan: Dijual baik di bawah tangan atau dilelang
Pemusnahan: Menyangkut keamanan dan keselamatan lingkungan
7) Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan, penilaian, pemantauan
dan pemeriksaan terhadap langkah-langkah manajemen logistik yang sedang atau
telah berlangsung (Mustikasari: 2007). Bentuk kegiatan pengendalian antara lain:
a) Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma,
instruksi dan prosedur lain
16
b) Melaksanakan pengamatan (Monitoring), evaluasi dan laporan, guna
mendapatkan gambaran dan informasi tentang penyimpangan dan jalannya
pelaksanaan dari rencana
c) Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara-cara pelaksanaan dalam
rangka pencapaian tujuan
d) Melakukan supervise
Agar pelaksanaan pengendalian dapat berjalan dengan baik diperlukan sarana-sarana
pengendalian sebagai berikut: a. Struktur organisasi yang baik
a) Sistem informasi yang memadai
b) Klasifikasi yang selalu mengikuti perkembangan menuju standardisasi
c) Pendidikan dan pelatihan
d) Anggaran yang cukup memadai
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keuangan itu menarik, meski pernyataan tersebut terdengar seperti iklan namun setiap
individu selalu dihadapkan pada berbagai masalah bagaimana mengelola keuangan dan
alternative yang mungkin dipilih. Karena dihadapkan pada berbagai pilihan,mereka harus
mengambil keputusan. Keputusan yang merupakan keputusan keuangan. Dalam dunia kesehatan,
ilmu keuangan dan logistic dapat dipergunakan untuk mengetahui keputusan keuangan apa yang
harus dilakukan yang berhubungan dengan Manajemen dan persoalan logistik di institusi
pelayanan kesehatan.
pengalokasian seluruh dana bisnis (perusahaan). Pengertian manajemen keuangan awalnya hanya
17
hingga mencakup kegiatan mendapatkan, menggunakan dana, serta pengelolaan atas aset
(aktiva). Dalam pelayanan kesehatan, terdapat tantangan yang besar dimana harus ada tekanan
dari segi biaya perawatan namun tetap mempertahankan kualitas pelayanan, oleh sebab itu
diperlukan analisis dan control yang disebut manajemen biaya. Strategi yg digunakan yakni
Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai
secara efisien dan efektif semua bahan logistik setiap saat bila dibutuhkan, sehingga mampu
18
DAFTAR PUSTAKA
Emerson, Harrington. (1960). Phiffner John F dan Presthus Robert V dalam metode Fish Bone.
Marqouis, B. L., & Huston, C. J. (2016). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Edisi 4.
Jakarta. EGC.
Mulyawan, s. (2010). Manajemen Keuangan. Bandung. Pustaka Setia.
Mustikasari. (2007). Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia. Philadelphia. W.B. Saunders.
Sutrisno. (2003). Manajemen Keuangan (Teori, Konsep, dan Aplikasi), Edisi Pertama Cetakan
Kedua. Yogyakarta. Ekonisia.
19