Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH

RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH


DOSEN PENGAMPUH: APOLINARIS S. AWOTKAY.SE., M.M

Disusun Oleh kelompok 1:


Dina Setiawati (202161201045)
Hisma Wahyu Sengko (202161201087)
Anisha Nasahta (202161201092)
Edi Susilo (202161201101)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSAMUS
MERAUKE
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Daerah” pada matakuliah Manajeme
Keuangan Daerah dengan dosen pengampuh Bapak Apolinaris S. Awotkay, SE.,
M.M.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen karena telah
membimbing kami dalam proses pengerjaan tugas ini sehingga penyelesaian, dan
juga kepada teman teman yang telah berpartisipasi dalam pengerjaan makalah.
Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
Dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu kami berharap kritik dan saran yang dapat membangun kesempurnaan dari
makalah kami.

Merauke, 24 Maret 2024

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Daerah..........................................................3
2.2 Fungsi Manajemen Keuangan Daerah...........................................................4
2.3 Tujuan Keuangan Daerah.................................................................................5
2.4 Ruang Lingkup Keuangan Daerah.................................................................6
2.5 Hubungan Akuntansi Pemerintah dan Manajemen Keuangan Daerah............9
2.6 Reformasi Manajemen Keuangan Daerah........................................................10
BAB III PENUTUP.....................................................................................................12
3.1 Kesimpulan...................................................................................................12
3.2 Saran..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen keuangan daerah menjadi begitu penting bagi aparat
pemerintahan di daerah karena merupakan konsekwensi logis dari perspektif
manajemen perimbangan antara keuangan pusat dan daerah.
Transformasi nilai yang berkembang dalam era reformasi ini adalah
meningkatnya penekanan proses akuntabilitas publik atau bentuk pertanggung
jawaban horisontal, khususnya bagi aparat pemerintahanan di daerah, tanpa
mengesampingkan pertanggungjawaban vertical kepada pemerintahan atasan
dalam segala aspek pemerintahan, termasuk aspek penatausahaan dan
pertanggungjawaban keuangan daerah sesuai dengan Surat Keputusan
Mendagri No. 29 Tahun 2002. Manajemen keuangan daerah tidak terlepas
dari perencanaan d pelaksanaan anggaran daerah oleh pemerintah daerah demi
mewujudkan pelayanan publik yang sebaik-baiknya.
Kualitas pelayanan yang baik tergantung pada kelancaran pemerintah
daerah dalam hal pendanaan untuk belanja dan membiayai semua aktivitas
kepemerintahan. Banyaknya aktivititas yang harus didanai dan dengan
terbatasnya sumber dana, mengharuskan pemerintah daerah untuk lebih bijak
dalam membelanjakan sumber dananya. Optimalisasi sumber dana harus
dilakukan sebaik mungkin guna ketersediaannya kepada satuan-satuan kerja
yang memberikan pelayanan kepada publik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Pengertian Manajemen Keuangan Daerah?
2. Apa saja Fungsi Manajemen Keuangan Daerah?
3. Apa saja Tujuan Manajemen Keuangan Daerah?
4. Apa saja Ruang lingkup Manajemen Keuangan Daerah?
5. Bagaimana Hubungan Akuntasi Pemerintah dengan Manajemen Keuangan
Daerah?
6. Apa itu Reformasi Manajemen keuangan Daerah?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Manajemen Keuangan Daerah
2. Untuk mengetahui Fungsi Manajemen Keuangan Daerah
3. Untuk mengetahui Tujuan Manajemen Keuangan Daerah
4. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Daerah
5. Untuk mengetahui Untuk mengetahui Hubungan Akuntasi Pemerintah
dengan Manajemen Keuangan Daerah
6. Untuk mengetahi Reformasi manajemen Keuangan daerah

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Daerah
Secara etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa Perancis Kuno
menagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Dalam
bahasa Inggris, kata manajemen berasal dari kata to manage artinya
mengelola, membimbing, dan mengawasi. Jika diambil dalam bahasa Italia,
berasal dari kata maneggiare memiliki arti mengendalikan, terutamanya
mengendalikan kuda. Sementara itu, dalam bahasa Latin, kata manajemen
berasal dari kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan,
jika digabung memiliki arti menangani. Secara terminologi, para ahli tidak
memiliki rumusan yang sama tentang definisi manajemen. Stoner
sebagaimana dikutip Handoko merumuskan manajemen sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lainnya
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen juga
diartikan sebagai usaha yang sistematis dalam mengatur dan menggerakkan
orang-orang yang ada dalam organisasi agar mereka bekerja dengan sepenuh
kesanggupan dan kemampuan yang dimilikinya.
Menurut H.M. Levin mengungkapkan dalam Uhar Suhar saputra bahwa,
manajemen keuangan menyangkut dua hal yaitu bagaimana memperoleh dana
serta bagaimana menggunakan atau mengalokasikan dana dalam lingkungan
yang berbeda dengan tingkat pendidikan yang berbeda pula secara efektif dan
efisien.
Manajemen keuangan daerah merupakan bagian dari manajemen
pemerintahan daerah, selain manajemen kepergaweaian dan manajemen
teknis dari tiap-tiap instansi yang berhubungan dengan pelayanan publik, atau
disebut dengan manajemen pelayanan publik dan manajemen pelayanan
pablik dan Manajemen Administrasi Pembangunan Daerah. Pengertian

3
Manajemen Keuangan Daerah Adalah mencari sumber-sumber pembiayaan
dana daerah melalui potensi dan kapabilitas yang terstruktur melalui tahapan
perencanaan yang sistematis, pengunaan dana yang efisien dan efektif serta
pelaporan tepat waktu (Halim dan Damayati, 2008).
Manajemen keuangan daerah merupakan bagian dari manajemen
pemerintahan daerah, selain manajemen kepergaweaian dan manajemen
teknis dari tiap-tiap instansi yang berhubungan dengan pelayanan publik, atau
disebut dengan manajemen pelayanan publik dan manajemen pelayanan
pablik dan Manajemen Administrasi Pembangunan Daerah. Pengertian
Manajemen Keuangan Daerah Adalah mencari sumber-sumber pembiayaan
dana daerah melalui potensi dan kapabilitas yang terstruktur melalui tahapan
perencanaan yang sistematis, pengunaan dana yang efisien dan efektif serta
pelaporan tepat waktu (Halim dan Damayati, 2008).
Manajemen pelayanan publik yang dimaksud adalah pencerminan pemberian
kewenangan wajib atas otonomi daerah dari pemerintah pusat yang terdiri antara lain:
Pemerintahan umum, pertanian; perikanan dan kelautan, Pertambangan dan Energi,
Kehutanan dan Perkebunan, Perindustrian dan Perdagangan, Perkoperasian,
Penanaman modal, Ketenagakerjaan, Kesehatan, Pendidikan dan Kebudayaan, Sosial,
Penatarungan, Pemukiman, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Lingkungan Hidup,
Kependudukan, Olahraga, Keparawisataan dan pertahanan. Hal ini biasanya
tercermin dengan adanya dinas- dinas daerah dan struktur organisasi pemda yang
berkaitan dengan luas dan ruang lingkup tugas tersebut.
Keuangan daerah menurut Bahrullah Akbar (2002) adalah “semua hak dan
kewajiban daerah dalam rangka penyelengaraan pemerintahan daerah yang
dapat dinilai dengan uang, termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan
yang berhubungan dengan hak kewajiban daerah, dalam kerangka anggaran
dan pendapatan dan belanja daerah (APBD)”
2.2 Fungsi Manajemen Keuangan Daerah
Fungsi manajemen terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu: adanya proses
perencanaan, adanya tahapan pelaksanaan, dan adanya tahapan pengendalian
atau pengawasan. Oleh karena itu, fungsi manajemen keuangan daerah terdiri
dari unsur-unsur pelaksanaan tugas yang dapat terdiri dari tiga (Bahrullah
Akbar, 2002):

4
1. Pengalokasian potensi sumber-sumber ekonomi daerah.
2. Proses Penusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
3. Tolak ukur Kinerja dan Standarisasi.
4. Pelaksanaan Anggaran yang sesuai dengan Prindip-prisip Akuntansi.
5. Laporan Pertangguangjawaban Keuangan Kepala Daerah.
6. Pengendalian dan Pengawasan Keuangan Daerah
Angka 1 dan 2 merupakan bagian dan fungsi perencanaan dimana melekat
pengertian adanya partisipasi publik, Angka 3 dan 4 merupakan fungsi
pelaksanaan dan Angka 5 dan 6 merupakan fungsi pengendalian dan
pengawasan. Keseluruhannya akan bermuara pada terciptanya sistem
informasi keuangan daerah yang transparan dan akuntabel.
Dalam arti sempit manajemen keuangan daerah merupakan tugas
kebendaharawan, dari peran kas daerah atau bendahara umum daerah sampai
dengan peran bendaharawan proyek, bendaharawan penerima, bendaharawan
barang. Secara garis besarnya, ada dua hal tuga pokok atau biang yang harus
disadari bagi seorang manajer keuangan daerah, yitu: pekerjaan penganggaran
dan pekerjaan akuntansi, dimana dalam pelaksanaan keduanya berinteraksi
dan saling melengkapi terutama dalam rangsa pengandalian dan pengawasan
manajemen (Bidang Auditing). Secara aplikatif dua tugas pokok tersebut
terekam dalam Kepmendagri No. 29 Tahun 2000 tentang “Pedoman
Pengawasan Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta
Tata Cara Penusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan
Penyusunan Perhitungan APBD”.
2.3 Tujuan Keuangan Daerah
Tujuan keuangan daerah menurut Nick Devas, et.al, (1989):
1. Akuntabilitas (Accountability)
Pemda harus mempertanggungjawab- kan tugas keuangan kepada
lembaga atau orang yang berkepentingan dan sah. Lembaga atau orang yang
dimaksud antara lain, adalah Pemerintah Pusat, DPRD, Kepala Daerah,
masyarakat dan kelompok kepentingan lainnya (LSM).
2. Memenuhi kewajiban Keuangan
Keuangan daerah harus ditata sedemikian rupa sehingga mampu

5
melunasi semua ikatan keuangan, baik jangka pendek maupun jangka panjang
3. Kejujuran
Urusan keuangan harus diserahkan pada pegawai profesional dan jujur,
sehingga mengurangi kesempatan untuk berbuat curang.
4. Hasil guna (effectiveness) dan daya guna (efficiency) kegiatan daerah
Tata cara pengurusan keuangan daerah harus sedemikian rupa
sehingga memungkinkan setiap program diren- canakan dan dilaksanakan
untuk men- capai tujuan dengan biaya serendah- rendahnya dengan hasil yang
maksimal.
5. Pengendalian
Manajer keuangan daerah, DPRD dan aparat fungsional pemeriksaan
harus melakukan pengendalian agar semua tujuan dapat tercapai. Harus selalu
me- mantau melalui akses informasi menge- nai pertanggungjawaban
keuangan.
2.4 Ruang Lingkup Keuangan Daerah
Ruang lingkup keuangan daerah meliputi hak daerah, kewajiban daerah,
penerimaan daerah, pengeluaran daerah, kekayaan daerah dan kekayaan pihak
lain yang dikuasai daerah.
Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah disebutkan bahwa keuanga daerah meliputi:
1. Hak daerah untuk memungut pajak dan retribusi daerah serta
melakukan pinjaman.
2. Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan
daerah dan membayar tagihan pihak ketiga.
3. Penerimaan daerah, adalah keseluruhan uang yang masuk ke kas
daerah.
4. Penngeluaran daerah, adalah uang keluar dari kas daerah.
5. Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa
uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak lain yang dapat dinilai
dengan uang,termasuk kekayaan daerah yang dipisahkan.

6
6. Kekayaan pihak lain yang dikuasai pemerintah daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan
umum.

a. Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah pada dasarnya merupakan penerimaan daerah dalam
bentuk peningkatan aktiva atau penurunan utang dari berbagai sumber dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan.
Menurut Indra Bastian dan Gatot Soepriyanto (2002:82-82) mengungkap
bahwa pendapatan daerah adalah arus kas masuk bruto manfaat ekonomi yang
timbul dari aktivitas pemerintah satu periode yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas dan bukan berasal dari pinjaman yang harus dikembalikan.
Sedangkan menurut Abdul Halim (2002:66) pendapatan adalah
penambahan dalam manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk
arus kas atau peningkatan aset/aktiva, atau pengurangan utang/kewajiban yang
mengakibatkan penambahan dana yang berasal dari kontribusi dana.
Menurut UU RI No. 32 Tahun 2001 tentang Pemerintah Daerah pasal 1
ayat 15 Pengertian pendapatan daerah yaitu “ Pendapatan daerah adalah semua
hak daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan.”
b. Sumber Pendapatan Daerah
Maka sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku yaitu
UU RI No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 157, sumber-
sumber pendapatan daerah dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pendapatan Asli Daerah: Hasil pajak Daerah, Hasil Retribusi daerah,
Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, Lain-lain PAD
yang Sah.
2. Dana Perimbangan: Bagi hasil pajak atau bagi hasil bukan pajak, Dana
alokasi umum, Dana alokasi khusus, Bagi hasil pajak dan bantuan
keuangan dari provinsi.
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

7
c. Pendapatan Asli Daerah
Menurut UU RI No.33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah penjelasan pasal 1 ayat 28 menyatakan tentang
pengertian Pendapatan Asli Daerah yaitu : “Pendapatan yang diperoleh daerah
yang dipungut berdasarkan Peraturan Daeah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan”. Sedangkan menurut Indra Bastian (2002:83)
mengemukakan bahwa : “Pendapatan Asli Daerah adalah semua pendapatan
yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah”.
Kelompok PAD diklarifikasikan 4 jenis:
1. Pajak Daerah (contoh: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak
Air).
2. Retribusi Daerah (contoh: Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi
Pemakaian Kekayaan Daerah, Retribusi Pasar Grosir dan Pertokoan,
Retribusi kelebihan Muatan, Retribusi Perizinan Pelayanan dan
Pengendalian).
3. Bagian Laba Perusahaan Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Lainnya yang dipisahkan (Contoh: Bagian laba Bank
Pembangunan Daerah (BPD), Bagian Laba Perusahaan Daerah, dan
Bagi Hasil investasi pada pihak ketiga.
4. Lain-lain PAD (yaitu semua yang bukan berasal dari pajak, retribusi
dan laba usaha daerah, antara lain: hasil penjualan barang milik daerah,
penerimaan jasa giro, penerimaan ganti rugi atas kekayaan daerah,
denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, penerimaan bunga
deposit.
d. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi.” (UU RI No. 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusatdan Daerah pasal 1 ayat 19).
Menurut Indra Bastian dan Gatot Soepriyanto (2002:84) mengemukakan
bahwa dana Perimbangan adalah:

8
1. Bagi Hasil pajak: Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
2. Bagi hasil Bukan Pajak: Sumber Dana daya Hutan, Pemberian atas
Hak Tanah Negara, Penerimaan iuran ekplorasi.
3. Dana alokasi khusus adalah perimbangan dalam rangka untuk
membiayai kebutuhan tertentu.
4. Dana perimbangan dari provinsi adalah dana perimbangan dala
pemerintah kabupaten/kotaa yang berasal dari pemerintah provinsi.
e. Lain-lain Pendapatan yang Sah
Menurut UU RI. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan keuangan antara
Pemerintah Pusat dan daerah pada bagian Penjelasan pasal 3 ayat 4
menyatakan bahwa : Lain-lain pendapatan yang sah antara lain: Hibah,dana
darurat, dan penerimaan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2.5 Hubungan Akuntansi Pemerintah dan Manajemen Keuangan Daerah
Menurut Abdul halim (2008:35) memberikan definisi akuntansi
pemerintah daerah yang disebutkannya sebagai Akuntansi Keuangan Daerah,
Akuntansi Keuangan Daerah adalah proses pengidentifikasian, pengukuran,
pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas
pemerintah daerah (kabupaten), kota atau provinsi) yang dijadikan informasi
dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak eksternal
pemerintah daerah yang memerlukan.
Menurut Mardiasmo (2009), akuntansi pemerintah berkiatan erat dengan
manajemen keuangan daerah karena informasi keuangan yang dihasilkan dari
proses akuntansi pemerintah menjadi dasar dalam pengambilan keputusan
manajerial di tingkat daerah.
Akuntansi pemerintah diatur dalam peraturan pemerintah No. 24 Tahun
2005 yang kemudian diubah dengan peraturan pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Tujuan dari standar Akuntansi
Pemerintah Daerah:

9
1. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi
yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pemerintah.
2. SAP disusun dalam rangka meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.
3. SAP berlaku untuk pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Selain tujuan di atas, Standar Akuntansi Pemerintah bertujuan untuk:
1. Akuntabilitas; mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pelaksaan
kebijakan sumber daya dalam mencapai tujuan.
2. Manajemen; memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian atas asset, kewajiban dan ekuitas dana pemerintah.
3. Transparansi; memberikan informasi keuangan yang terbuka, jujur,
menyeluruh kepada stakeholders
4. Keseimbangan Antargenerasi: memberikan informasi mengenai
kecukupan penerimaan pemerintah untuk membiayai seluruh
pengeluaran, dan apakah generasi yang akan datang ikut menanggung
beban pengeluaran tersebut.
Hubungan Akuntansi pada pemerintah adalah memberikan informasi yang
diperlukan agar dapat mengelola suatu operasi dan alokasi sumber daya yang
dipercayakan kepada organisasi secara tepat, efisien, dan ekonomis, serta
memberikan informasi untuk melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan
pengelolaan tersebut serta melaporkan hasil operasi dan penggunaan dana
publik. Selain itu, akuntansi pemerintah mengacu pada penerapan teori,
prinsip, atau standar akuntansi pada organisasi yang tidak mencari laba,
khususnya unit organisasi pemerintah.
2.6 Reformasi Manajemen Keuangan Daerah
Secara garis besar, manajemen (manajemen) keuangan daerah dapat di-
bagi menjadi dua bagian yaitu manajemen penerimaan daerah dan
manajemen penge luaran daerah. Kedua komponen tersebut akan sangat
menentukan kedudukan suatu pemerintah daerah dalam rangka melak-
sanakan otonomi daerah. Konsekuensi logis pelaksanaan otonomi daerah
ber- dasarkan UU No. 22 tahun 1999 dan UU No. 25 tahun 1999

10
menyebabkan per- ubahan dalam manajemen keuangan daerah. Perubahan
tersebut antara lain adalah perlunya dilakukan budgeting reform atau
reformasi anggaran.
Reformasi anggaran meliputi proses penyusunan, pengesahan, pelak-
sanaan dan pertanggungjawaban anggaran. Berbeda dengan UU No. 5
tahun 1974, proses penyusunan, mekanisme pelak- sanaan dan
pertanggungjawaban anggaran daerah menurut UU No. 22 tahun 1999
adalah tidak diperlukannya lagi penge- sahan dari Menteri Dalam Negeri
untuk APBD Propinsi dan pengesahan Gubernur untuk APBD
Kabupaten/Kota, melainkan cukup pengesahan dari Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) melalui Peraturan Daerah (Perda).
Aspek utama budgeting reform adalah perubahan dari traditional
budget ke performance budget. Traditional budge t merupakan pendekatan
yang paling banyak digunakan di negara berkembang dewasa ini. Terdapat
dua ciri utama dalam pendekatan ini, yaitu:
1. Cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan
incrementalism
2. Struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item.
Ciri lain yang melekat pada pendekatan anggaran tradisional tersebut
adalah: 1. Cenderung sentralistis
2. Bersifat spesifi- kasi
3. Tahunan
4. Menggunakan prinsip anggaran bruto.
Struktur anggaran tradisional dengan ciri-ciri tersebut tidak mampu
mengungkapkan besarnya dana yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan,
dan bahkan anggaran tradisional tersebut gagal dalam memberikan
informasi ten- tang besarnya rencana kegiatan. Oleh karena tidak
tersedianya berbagai infor- masi tersebut, maka satu-satunya tolok ukur
yang dapat digunakan untuk tujuan pengawasan hanyalah tingkat
kepatuhan penggunaan anggaran.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen keuangan daerah merupakan bagian dari manajemen
pemerintahan daerah, selain manajemen kepegawaian dan manajemen
teknis dari tiap-tiap instansi yang berhubungan dengan pelayanan publik, atau
disebut dengan manajemen pelayanan publik dan manajemen pelayanan
pablik dan Manajemen Administrasi Pembangunan Daerah. Pengertian
Manajemen Keuangan Daerah Adalah mencari sumber-sumber pembiayaan
dana daerah melalui potensi dan kapabilitas yang terstruktur melalui tahapan
perencanaan yang sistematis, pengunaan dana yang efisien dan efektif serta
pelaporan tepat waktu (Halim dan Damayati, 2008).
Fungsi manajemen keuangan daerah, proses perencanaan, adanya tahap
pelaksanaan dan adanya tahapan pengendalian dari unsur-unsur pelaksanaan
tugas yang dapat terdiri dari tiga (Bahrullah Akbar, 2002). Tujuan manejeman
keuangan daerah, Akuntablitas, memenuhi kewajiban, kejujuran, hasil guna
dan daya guna kegiatan daerah dan pengendalian. Ruang lingkup keuangan
daerah meliputi hak daerah, kewajiban daerah, penerimaan daerah,
penerimaan daerah, pengeluaran daerah, kekayaan daerah dan kekayaan pihak
lainnya yang dikuasai daerah.
Akuntansi pemerintah berkaitan erat dengan manajemen keuangan daerah
karena informasi keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi pemerintah
menjadi dasar dalam pengambilan keputusan manajerial di tingkat daera.
Reformasi manajemen keuangan daerah, dapat di bagi menjadi dua bagia yaitu
manajemen penerimanaan daerah dan manajemen pengeluaran daerah.
3.2 Saran
Perlu meningkatkan manajemen keuangan daerah dengan fokus pada
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Memastikan juga akuntablitas,
kewajiban dan kejujuran dalam pengelolaan keuangan daerah.
Mengoptimalkan hasil guna kegiatan daerah dan pengendalain dengan
memperhatikan tujuan dan kebutuhan masyarakat. meperluas lingkup
keuangan daerah untuk mencakup hak, keawjiabn, penerimaan, penerimaan

12
pengeluaran, serta kekayaan daerah dan pihak lain yang dikuasai daerah.
Meperkuat hubungan antara akuntasi pemerintah dan manjemen keuangan
daerah untuk mendukung pengambilan keputusan manajerial yan tepat serta
melakukan reformasi dalam dua aspek, yaitu penerimaan daerah dan
manajeen pengeluaran daerah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pengelolaan keuangan daerah.

13
DAFTAR PUSTAKA
Sri Rahayu Ningsih, 2018 Administrasi Dan Manajemen Keuangan Sektor
Publik Manajemen Keuangan Daerah https://www.academia.edu/3779911
05/administrasi_manajemen_keuangan_sektor_publik
Mustafa Hasbar, Reformasi Manajemen Keuangan Sektor Publik
https://
e-jurnal.nobel.ac.id/index.php/akmen/article/download/571/560
Roby Arya Brata, 2002 Reformasi Manajemen Keuangan Pemerintah, Pikiran
Rakyat, 14 Agustus
Andre kamagi, 2014 Akuntansi Keuangan Daerah Sebagai Bagian Dari
Manajemen Keuangan Daerah http://andrekamagi.blogspot.com/2014/05/
normal-0-false-false- false-in-x-none-x.html di akses tanggal 24 maret
2021
Mardiasmo, 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarti: Andi

14
15

Anda mungkin juga menyukai