Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

(Memaknai Akuntabilitas Akuntansi)


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Akuntansi Keuangan
Dosen Pengampu: Dr. Andi Nurwanah, S.E., M.Si., Ak., CA.

Oleh Kelompok 5:

1. Ibnu Hajar H (000804312021)


2. Sri Karnila (002004312021)

JURUSAN AKUNTASI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat serta
Karunia-Nya sehingga tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan mengenai “Memaknai
Akuntabilitas Akuntansi” dapat terselesaikan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mingguan dari Ibu Dr. Andi
Nurwanah, S.E., M.Si., Ak., CA. pada bidang studi Akuntansi. Selain itu, penyusunan
makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang pemahaman tentang kas.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Andi Nurwanah, S.E., M.Si.,
Ak., CA. selaku dosen pengampu mata perkuliahan Akuntansi Keuangan. Berkaitan tugas
yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Makassar, 5 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1


1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................... 3
1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................... 3
1.4. Manfaat Penulisan ............................................ ....................... 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 4


2.1. PengetianAkuntabilitas.............................................................. 4
2.2. Jenis-Jenis Akuntabilitas........................................................... 4
2.3. Prinsip Akuntabilitas................................................................. 5
2.4. Dimensi Akuntabilitas dalam Akuntansi................................... 5

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 10


3.1. Kesimpulan ............................................................................... 10
3.2. Saran ......................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ketika membicarakan tentang akuntansi dan manajemen, rasanya sulit untuk
melupakan yang namanya akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan sebuah hal yang harus
diterapkan oleh setiap akuntan. Dilansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian
akuntabilitas adalah perihal bertanggung jawab atau keadaan dapat dimintai
pertanggungjawaban. Akuntabilitas adalah istilah yang sangat erat hubungannya dengan ilmu
akuntansi dan manajemen. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian akuntabilitas
adalah pertanggungjawaban atau keadaan yang dapat dimintai pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah prinsip yang selalu diterapkan oleh seorang akuntan dalam menjalankan
tugasnya. Prinsip ini juga harus dipegang erat oleh perusahaan agar setiap karyawannya dapat
menjalankan tugas dengan baik sehingga tujuan bisnis mudah tercapai.

Akuntabilitas dalam perusahaan penting supaya setiap orang dapat menjalankan tugas
dengan baik dan tujuan perusahaan mudah tercapai. Akuntabilitas mempunyai arti
pertanggungjawaban yang merupakan salah satu ciri dari terapan”Good Governance” atau
pengelolaan pemerintahan yang baik dimana pemikiran tersebut bersumber bahwa
pengelolaan administrasi publik merupakan issue utama dalam pencapaian menuju ”clean
government” (pemerintahan yang bersih). Ada beberapa pilar good governancedalam
berinteraksi satu dan lainnya yang saing terkait, yaitu: Government, Citizen, danBusiness
atau State, Societydan Private Sector. Pada dasarnya pilar tersebut mempunyai konsekuensi
akuntabilitas terhadap publik atau masyarakatnya, khususnya stakeholders yang yang
melingkupi ketiga pilar tersebut sebagai pelaku ”How to govern” atas aktivitasnya.

Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang


akan mempengaruhi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dan bangsa
Indonesia. kewajiban Pemerintah Pusat dan Daerah untuk menyusun laporan keuangan
sebagai wujud akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah. Sesuai dengan Undang
Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945, BPK mempunyai
kewajiban dan mandat untuk melakukan pemeriksaan atas laporan
keuangan tersebut.pada saat ini terjadi bersamaan dengan perubahan lingkungan eksternal
1
yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara. Perubahan tersebut antara lain
meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memiliki pemerintahan yang bersih, akuntabel,
dan transparan dalam mengelola keuangan negara. Perubahan itu sangat mempengaruhi posisi
BPK sebagai satu-satunya lembaga yang bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

Akuntabilitas publik merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban atas segala bentuk


aktivitas yang dilakukan oleh seseorang pemegang amanah terhadap orang atau badan yang
meminta pertanggungjawaban tersebut. Akuntabilitas ini dilakukan sebagai bentuk
transparansi daripada kegiatan operasional suatu perusahaan.Menurut Mardiasmo dalam
bukunya ”Akuntansi Sektor Publik” menyatakan bahwa:”Akuntabilitas publik adalah
kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban,
menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi
tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan
kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut”. (2002:20)
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntabilitas bertujuan untuk
memberikan pertanggungjawaban kepada masyarakat atas dana yang digunakan pemerintah
untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam peningkatan pemberian pelayanan kepada
masyarakat. Akuntabilitas adalah suatu pertanggungjawaban oleh pihak-pihak yang diberi
kepercayaan oleh masyarakat/individu di mana nantinya terdapat keberhasilan atau kegagalan
di dalam pelaksanaan tugasnya tersebut dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Pertanggungjawaban tersebut berkaitan langsung dengan aktivitas birokrasi dalam
memberikan pelayanan sebagai kontra prestasi atas hak-hak yang telah dipungut langsung
maupun tidak langsung dari masyarakat.
Apabila semua yang dikatakan di atas dapat terpenuhi, maka akan tumbuh
kepercayaan kepada aparat dan keandalan lembaga pemerintahan yang ada. Aparatur
pemerintah harus mampu mempertanggungjawabkan pelaksanaan kewenangan yang
diberikan di bidang tugas dan fungsinya. Aparatur pemerintah harus dapat
mempertanggungjawabkan kebijaksanaan, program dan kegiatannya yang dilaksanakan atau
dikeluarkannya termasuk pula yang terkait erat dengan pendayagunaan ketiga komponen
dalam birokrasi pemerintahan, yaitu kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan, dan sumber
dayamanusianya.

2
Konsep akuntabilitas mensyaratkan adanya perhitungan “cost and benefits analysis”
(tidakterbatas dari segi ekonomi, tetapi juga sosial, dan sebagainya tergantung bidang
kebijaksanaan atau kegiatannya) dalam berbagai kebijaksanaan dan tindakan aparatur
pemerintah. Selain itu, akuntabilitas juga berkaitan erat dengan pertanggungjawaban terhadap
efektivitas kegiatan dalam pencapaian sasaran atau target kebijaksanaan atau program.
Dengan demikian, tidak ada satu kebijaksanaan, program, dan kegiatan yang dilaksanakan
oleh aparatur pemerintahan yang dapat lepas dari prinsip ini.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan masalah pada pembahasan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud akuntabilitas ?
2. Apa saja jenis-jenis akuntabilitas ?
3. Apa saja prinsip akuntabilitas ?
4. Apa dimensi akuntabilitas dalam akuntansi ?
5. Bagaimana konsep Akuntabilitas keuangan ?

1.3. Tujuan
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan akuntabilitas.
2. Menjelaskan apa jenis jenis akuntabilitas.
3. Menjelaskan prinsip akuntabilitas.
4. Menjelaskan dimensi akuntabilitas.
5. Untuk Mengetahui konsep Akuntabilitas Keuangan.

1.4. Manfaat Penulisan


Menambah pemahaman tentang akuntabilitas dalam akuntansi
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang pelaksanaan penanganan
akuntabilitas dalam akuntansi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akuntabilitas


Pengertian Akuntabilitas adalah sebuah konsep etika yang berhubungan dengan
kemampuan menjelaskan keputusan yang diambil dan aktivitas yang dilakukan.
Menurut Lawton and Rose, arti akuntabilitas adalah sebuah proses saat seseorang atau
sebuah pihak membuat laporan aktivitas dalam pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya.
Menurut Adisasmita (2011:30), pengertian akuntabilitas adalah instrumen
pertanggungjawaban atas konsep keberhasilan dan kegagalan tugas pokok serta fungsi
organisasi.
Sementara itu, akuntabilitas dalam prinsip perusahaan (good corporate governance),
adalah tanggung jawab pimpinan terkait keputusan dan hasil yang diraih dalam tugasnya.
Hal tersebut terkait dengan wewenang yang dilimpahkan kepada para bawahannya.
Akuntabilitas pada dasarnya adalah sistem kontrol di dalam perusahaan yang membuat
semua elemen dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa arti akuntabilitas
yakni sistem kontrol tanggung jawab atas tugas dan fungsi masing-masing jabatan

2.2. Jenis-Jenis Akuntabilitas


Menurut Mardiasmo, jenis-jenis akuntabilitas publik adalah sebagai berikut:
Akuntabilitas Vertikal
Akuntabilitas vertikal merupakan tanggung jawab pengelolaan dana terhadap otoritas
yang lebih tinggi. Contohnya pelimpahan tanggung jawab dari kementerian pusat ke
dinas-dinas di daerah, tanggung jawab pemerintah pusat kepada DPR, dan lain
sebagainya.
Akuntabilitas Horizontal
Arti akuntabilitas horizontal adalah tanggung jawab dari pemerintah kepada
masyarakat luas. Akuntabilitas ini sifatnya lebih umum dan dampaknya pun lebih luas.
Sementara itu Lembaga Administrasi Negara (LAN) menyebutkan bahwa akuntabilitas
dibagi menjadi tiga jeni yakni:
4
 Akuntabilitas keuangan, atau tanggung jawab terkait masalah keuangan, inspeksi, dan
seberapa jauh suatu pihak bisa menaati peraturan yang sudah disepakati.
 Akuntabilitas manfaat, atau akuntabilitas ditinjau dari hasil kegiatan-kegiatan yang
diadakan oleh pemerintah.
 Akuntabilitas prosedural, adalah tanggung jawab terkait apakah suatu kebijakan yang
diselenggarakan sudah mempertimbangkan aspek moral, hukum, etika, dan aspek
politis tertentu.
2.3. Prinsip Akuntabilitas
Prinsip-prinsip akuntabilitas adalah:

1. Adanya komitmen dari pimpinan dan seluruh staf untuk melakukan pengelolaan
organisasi yang memiliki nilai akuntabel.
2. Merupakan sistem yang menjamin penggunaan sumber daya secara konsisten
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
4. Berorientasi pada visi, misi, hasil, dan manfaat yang diperoleh organisasi.
5. Memegang erat nilai kejujuran, transparan, objektif dan inovatif.

2.4. Dimensi Akuntabilitas dalam Akuntansi


Ditinjau dari segi akuntansi, menurut Syahrudin Rasul akuntabilitas memiliki
dimensi sebagai berikut:
 Akuntabilitas hukum dan kejujuran : Kepatuhan terhadap hukum dan kepada
peraturan lain serta terus memegang teguh nilai kejujuran. Adanya tanggung jawab
hukum tentu membuat seseorang berpikir ulang saat akan melakukan pelanggaran.
 Akuntabilitas program : Mengeluarkan program berkualitas sesuai visi misi
perusahaan dan tidak mengedepankan ego pribadi.
 Akuntabilitas manajerial : Mengelola organisasi dengan baik dan efisien
 Akuntabilitas kebijakan : Membuat dan mempertanggungjawabkan kebijakan yang
sudah dibuat.
 Akuntabilitas finansial : Menggunakan uang dengan sebaik mungkin, efisien, tidak
memodifikasinya untuk kepentingan pribadi yang merugikan perusahaan/lembaga.
Dalam akuntansi, akuntabilitas finansial ini bermanfaat untuk menjaga agar tidak
ada manipulasi perhitungan.

5
Tingkatan Akuntabilitas Di dalam Akuntansi

Selain dimensi, akuntabilitas yang ada di dalam akuntansi memiliki tingkatan


ditinjau dari pelaksana suatu tanggung jawab. Tingkatan-tingkatan itu antara lain:

 Akuntabilitas Personal: Suatu tanggung jawab yang berhubungan dengan diri


sendiri.
 Akuntabilitas Individu: Tanggung jawab yang erat kaitannya dengan suatu
pelaksanaan oleh seseorang di dalam sebuah organisasi
 Akuntabilitas Tim: Akuntabilitas yang dibagikan kepada tiap orang dalam kerja
kelompok atau tim
 Akuntabilitas Organisasi: Tanggung jawab internal dan eksternal yang ada di
dalam perusahaan/lembaga
 Akuntabilitas Stakeholders: Tanggung jawab masing-masing pihak yang
dikategorikan berdasarkan keputusan stakeholders dan organisasi terkait.

2.5. Akuntabilitas Keuangan

Menurut LAN RI dan BPKP (2001: 29) menjelaskan Akuntabilitas keuangan


merupakan pertanggung jawaban mengenai integritas keuangan, pengangkatan dan
ketaatan terhadap peraturan perundangan. Sasaran pertanggung jawaban ini adalah
laporan keuangan yang disajikan dan peraturan perundangan yang berlaku yang
mencakup penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang oleh instansi
pemerintah.
Akuntabilitas keuangan merupakan pertanggungjawaban mengenai:
· Integritas Keuangan
· Pengungkapan
· Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan

Sasaran pertanggungjawaban ini adalah laporan keuangan yang disajikan dan


peraturan perundang-undangan yang berlaku yang mencakup penerimaan,
penyimpanan, dan pengeluaran uang oleh instansi pemerintah. Dengan
dilaksanakannya ketiga komponen tersebut dengan baik akan dihasilkan suatu
informasi yang dapat diandalkan dalam pengambilan keputusan, informasi tersebut

6
akan tercermin didalam laporan keuangan yang merupakan media
pertanggungjawaban. Integritas keuangan, pengungkapan dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan menjadi indikator dari akuntabilitas keuangan.
· Integritas Keuangan
Menurut kamus Bahasa Indonesia, integritas adalah kejujuran, keterpaduan,
kebulatan, keutuhan. Dengan kata lain integritas keuangan mencerminkan kejujuran
penyajian. Kejujuran penyajian adalah bahwa harus ada hubungan atau kecocokan
antara angka dan deskripsi akuntansi dan sumber-sumbernya. Integritas keuangan
pun harus dapat menyajikan informasi secara terbuka mengenai laporan keuangan
daerah.Agar laporan keuangan dapat diandalkan informasi yang terkandung
didalamnya harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
Penyajian secara wajar yang dimaksud diatas terdapat didalam Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 2005, menyatakan:”Laporan keuangan menyajikan
dengan wajar laporan realisasi anggaran, neraca dan laporan arus kas”. Faktor
pertimbangan sehat bagi penyusunan laporan keuangan diperlukan ketika
menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian seperti itu
diakui dengan pengungkapan hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan
pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat
mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi
ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan
kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah.
Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan,
misalnya, pembentukan cadangan tersembunyi, sengaja menetapkan aset atau
pendapatan yang terlampau rendah, atau sengaja mencatat kewajiban atau belanja
yang terlampau tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral dan tidak
andal.
· Pengungkapan
Konsep full disclosure (pengungkapan lengkap) mewajibkan agar laporan
keuangan didesain dan disajikan sebagai kumpulan potret dari kejadian ekonomi
yang mempengaruhi instansi pemerintah untuk suatu periode dan berisi cukup
informasi. Yang menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna laporan keuangan sehingga membuat pemakai laporan keuangan paham
7
dan tidak salah tafsir terhadap laporan keuangan tersebut. Pengungkapan lengkap
merupakan bagian dari prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan, sehingga terdapat
di dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 pada lampiran II paragraf 50,
mengatakan: ”Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang
dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan
keuangan dapat ditempatkan pada lembar muka laporan keuangan atau catatan atas
laporan keuangan”.
· Ketaatan terhadap Peraturan Perundang-undangan
Akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah harus menunjukkan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan, antara lain:

 Undang-undang Dasar Republik Indonesia khususnya yang mengatur


mengenai keuangan Negara,
 Undang-undang Perbendaharaan Indonesia,
 Undang-undang APBN,
 Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah daerah,
 Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangan
keuangan pusat dan daerah,
 Ketentuan perundang-undangan yang mengatur tentang pelaksanaan
APBN/APBD,
 Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan
pusat dan daerah.

Apabila terdapat pertentangan antara standar akuntansi keuangan pemerintah


dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka yang berlaku
adalah peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.Kriteria Akuntabilitas
keuangan adalah sebagai berikut.
· Pertanggungjawaban dana publik
· Penyajian tepat waktu
· Adanya pemeriksaan (audit)/respon pemerintah.

Reformasi Akuntabilitas Keuangan


Reformasi atau Paradigma baru dalam Keuangan Negara adalah paradigma
yang menuntut besarnya akuntabilitas dan transparansi dari penataan keuangan negara
dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatutan, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

8
 Dari Vertical Accountability menjadi Horizontal Accountability.
Jika selama ini pertanggungjawaban atas penataan keuangan negara lebih ditujukan
pada pemerintah yang lebih tinggi (Provinsi atau Pusat), maka dengan reformasi
saat ini pertanggungjawaban lebih ditujukan kepada rakyat (DPR). Laporan
pertanggung jawaban keuangan negara disampaikan kepada DPR secara periodik,
tidak lagi sekedar laporan tentang APBN tetapi mencakup pula laporan Aliran Kas
dan Neraca.
 Dari Traditional Budget menjadi Performance Budget.
Selama ini penataan keuangan negara adalah dengan sistem tradisional. Sistem
tradisional, sistem penyusunannya adalah dengan pendekatan incremental dan “line
item” dengan penekanan pada pertanggungjawaban pada setiap input yang
dialokasikan. Melalui reformasi, anggaran harus disusun dengan pendekatan atau
sistem anggaran kinerja (performance budgeting), dengan penekanan
pertanggunganjawaban tidak sekedar pada input tetapi juga pada output dan
outcome.
 Dari Pengendalian dan Audit Keuangan ke Pengendalian dan Audit Keuangan, dan
Kinerja.
Sebelum reformasi terdapat pengendalian dan audit keuangan negara, bahkan juga
audit kinerja. Namun, oleh karena sistem anggaran yang tidak memasukan kinerja,
maka proses audit kinerja menjadi tidak berjalan dengan baik. Dalam reformasi ini,
oleh karena sistem penganggaran yang mengunakan sistem penganggaran kinerja
(performance budgeting) maka pelaksanaan pengendalian dan audit keuangan
negara dan audit kinerja akan menjadi lebih baik.
 Lebih Menerapkan Konsep Value for Money.
Reformasi penataan keuangan negara saat ini menghendaki penerapan konsep
value for money atau yang lebih dikenal degan konsep 3 E (Ekonomi, Efisien, dan
Efektif). Oleh karena itu dalam reformasi ini pemerintah diminta baik dalam
mencari dana maupun menggunakan dana selalu menerapkan prinsip 3 E tersebut.
Hal ini mendorong pemerintah berusaha selalu memperhatikan tiap sen/rupiah dan
(uang) yang diperoleh dan digunakan. Perhatian tertuju pada hubungan antara
input-output-outcome.
 Penerapan Pusat Pertanggungjawaban.

9
Dalam reformasi penataan keuangan negara ini konsep pusat pertanggungjawaban
(responsibility center) diterapkan. Penerapan ini akan memudahkan pengukuran
kinerja setiap unit organisasi. Pada konsep ini unit organisasi dapat diperlakukan
sebagai pusat pertanggungjawaban pendapatan (revenue) seperti dinas pendapatan,
biaya (expense) seperti bagian keuangan. “laba” (profit), dan investasi seperti
BUMD atau Perusahaan Daerah.
 Perubahan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintahan.
Untuk mendukung perubahan-perubahan yang telah dikemukakan di atas
direformasi pula sistem akuntansi dipemerintahan. Jika selama ini pemerintah
menggunakan sistem pencatatan tunggal (single entry system) maka dirubah
menjadi sistem ganda (double entry system). Selain itu, selama ini digunakan
pencatatan atas dasar kas (cash-basis) maka dirubah menjadi atas dasar aktual
medication (modified accrual basis). Selain itu, perubahan dalam akuntansi dan
pengelolaan negara, yang pada gilirannya menuntut adanya neraca laporan negara,
tidak lagi sekedar laporan perhitungan keuangan negara.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Telah diuraikan mengenai akuntabilitas keuangan negara yang meliputi uraian
tentang konsep dan aplikasinya, “reformasi, , dan pertanggungjawaban keuangan negara”.
Tuntutan untuk mewujudkan konsep dan aplikasi keuangan negara tersebut diatas, dan
juga untuk mewujudkan “good governance”, membutuhkan profesionalitas dan
akuntabilitas yang semakin tinggi, kejujuran, konsistensi, komitmen yang tinggi, dan
berupaya keras meningkatkan citra dan kinerja aparatur dalam penyelenggarakan
pemerintahan dan pembangunan.

Itulah berbagai hal, mulai dari jenis, tingkatan,dimensi, dan arti akuntabilitas di
dalam akuntansi. Apabila Anda menjalankan fungsi keuangan di dalam perusahaan, maka
penting untuk tetap memegang nilai-nilai akuntabilitas. Jika Anda memiliki usaha atau
sedang berencana membangun bisnis, akuntansi dan pembukuan adalah hal yang
seharusnya Anda dalam bisnis Anda, karena tanpa pembukuan Anda tidak dapat
mengontrol keuangan bisnis dengan benar.

3.2. SARAN
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh mahasiswa/i
khususnya para pembaca agar dapat terus meningkatkan sumber daya manusia yang
dalam usahanya dan selalu mengembangkan reverensi agar pengentahuan dan
pemahaman terhadap akuntabilitas dalam akuntansi dapat semakin berkembang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Pengertian Akuntabilitas dalam Akuntansi, Tingkatan dan Dimensinya - (accurate.id)

Pengertian Akuntabilitas dalam Akuntansi dan Penerapannya - Jurnal

Word & Work: Makalah Akuntabilitas Keuangan (hypersteps09.blogspot.com)

http:ovy19.wordpress.com/

Abdul Hafiz Tanjung, 2008, Penatausahaan dan Akuntansi Keuangan Daerah, Cetakan pertama,

Alfabeta Bandung.

Permendagri 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Abdul Hakim. 2006. Reformasi Penglolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.


Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM.

Suparmoko. 2003. Keuangan Negara: Dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: BPFE.

Musgrave, Richard A. & Peggy B. Musgrave. 1989. Public Finance in Theory and
Practice.Singapore: Mc Graw – Hill, Inc.

12

Anda mungkin juga menyukai