Oleh:
Laporan Praktik Belajar Lapangan ini telah disetujui, disahkan oleh pembimbing dan menjadi syarat
penyelesaian tugas mata kuliah Praktik Belajar Lapangan
....................,.......................................
Menyetujui
Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan
Mengetahui
Dr. Agus Kharmayana Rubaya, SKM, M.PH Mohamad Mirza Fauzie, SST, M.Kes
NIP.196608121989031001 NIP. 196707191991031002
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas rahmat dan anugerah Tuhan Yang Maha Esa karena dengan ridho
dan hidayah - Nyalah penulis bisa menyelesaikan Laporan Praktik Belajar Lapangan di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
banyak membantu penulis untuk menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
1. Bapak Mohamad Mirza Fauzie, SST, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta
2. Bapak Dr. Agus Kharmayana Rubaya, SKM, M.PH, Selaku Ketua Program Studi Sanitasi
Lingkungan Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta
3. Ibu Lilik Hendrarini, SKM, M.Kes sebagai Dosen Pembimbing Praktik Belajar Lapangan di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta yang telah membimbing penulisan.
4. Bapak Heru Sukamta, Amd.K.L. dan Ibu Tyas Wijayani, S,Si.T. sebagai Pembimbing Lokasi
Praktik Belajar Lapangan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta.
5. Berbagai pihak yang telah membantu proses penulisan Laporan Praktik Belajar Lapangan
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini mungkin masih ada beberapa hal
yang perlu di sempurnakan, walaupun sudah di buat dengan maksimal. Penulis menerima kritik
dan saran serta petunjuk dari semua pihak bagi penyempurnaan dalam pembuatan makalah ini.
Penulis berharap mudah-mudahan laporan ini bisa memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkannya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan adalah semua subtansi yang dibutuhkan oleh tubuh, tidak termasuk air
air obat-obatan, dan subtansi-subtansi lain yang digunakan untuk pengobatan (Mubarak
dan Nurul, 2009: 321). Untuk menghasilkan makanan dan minuman yang berkualitas
tinggi, ada banyak faktor yang mempengaruhi seperti air, tempat pengolahan makanan,
peralatan, dan pengolah makanan, peralatan, dan pengolah makanan. Pengolah makanan
memegang peranan penting dalam upaya penyehatan makanan karena sangat berpotensi
dalam menularkan penyakit. Proses penularan dapat terjadi melalui makanan dan
minuman dari dirinya kepada makanan dan minuman yang disajikan kepada orang yang
mengkonsumsi makanan tersebut atau dikenal dengan kontaminasi silang (Yunita,
2010:16)
Penanganan sanitasi yang kurang baik dapat menyebabkan terjadinya hal-hal
yang merugikan manusia seperti keracunan (food poisoning) maupun penyakit (food
borne disease) (Handayani, 2010: 132). Peran sanitasi menjadi sangat penting sebagai
upaya untuk mencegah kemungkinan tumbuh dan berkembangnya mikroba pembusuk
dan patogen dalam makanan/minuman, peralatan, dan bangunan yang dapat merusak
pangan dan membahayakan manusia (Handayani, 2010:131), terutama di tempat umum
yang memberikan pelayanan kesehatan masyarakat seperti rumah sakit. Makanan yang
sehat, aman dan bebas dari pencemaran bakteri patogen sangat diperlukan bagi
kelangsungan hidup pasien (Apriliyani, dkk, 2013:1).
Resiko terjadinya kontaminasi silang di rumah sakit jauh lebih besar karena
banyaknya hidangan yang dimasak atau disiapkan secara bersamaan. Selain itu
kerentanan konsumen merupakan faktor resiko yang mendukung terjadinya foodborne
disease. Pasien di rumah sakit merupakan salah satu kelompok yang rentan terkena
infeksi penyakit melalui makanan karena daya tahan tubuh yang rendah (Zulfana dan
Sudarmaji, 2008:58)
Berdasarkan hasil survey kegiatan praktik belajar lapangan di instalasi gizi rumah
sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, diperoleh bahwa dalam penyelenggaraan
makanan menggunakan pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, selain itu juga
menerapkan peraturan tentang higiene sanitasi jasaboga yaitu Peraturan Menteri
Kesehatan RI No 1096/Menkes/Per/VI/2011.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bangunan di instalasi gizi rumah sakit ?
2. Bagaimana fasilitas saitasi di instalasi gizi rumah sakit ?
3. Bagaimana peralatan makanan di instalasi gizi rumah sakit ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bangunan di instalasi gizi rumah sakit ?
2. Untuk mengetahui fasilitas sanitasi di instalasi gizi ?
3. Untuk mengetahui peralatan makan di instalasi gizi ?
BAB II
TINJAUAN UMUM OBJEK PBL
A. GAMBARAN RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
1. Sejarah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah
didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan sebagai Ketua Persyarikatan Muhammadiyah atas
inisiatif muridnya, K.H. Sudjak, yang pada awalnya berupa klinik dan poliklinik pada tanggal
15 Februari 1923 dengan lokasi pertama di kampung Jagang Notoprajan No.72 Yogyakarta.
Awalnya bernama PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem) dengan maksud menyediakan
pelayanan kesehatan bagi kaum dhuafa’. Pendirian pertama atas inisiatif H.M. Sudjak yang
didukung sepenuhnya oleh K.H. Ahmad Dahlan. Seiring dengan waktu, nama PKO berubah
menjadi PKU (Pembina Kesejahteraan Umat).
Pada tahun 1928 klinik dan poliklinik PKO Muhammadiyah pindah lokasi ke Jalan
Ngabean No.12 B Yogyakarta (sekarang Jalan K.H. Ahmad Dahlan). Pada tahun 1936 klinik
dan poliklinik PKO Muhammadiyah pindah lokasi lagi ke Jalan K.H. Dahlan No. 20
Yogyakarta hingga saat ini. Pada tahun 1970-an status klinik dan poliklinik berubah menjadi
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Bersamaan dengan berkembangnya berbagai amal usaha di bidang kesehatan,
termasuk di dalamnya adalah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta maka Pimpinan Pusat
perlu mengatur gerak kerja dari amal usaha Muhammadiyah bidang kesehatan melalui Surat
Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No 86/SK-PP/IV-B/1.c/1998 tentang Qaidah
Amal Usaha Muhammadiyah Bidang Kesehatan. Dalam Surat Keputusan tersebut diatur
tentang misi utamanya untuk meningkatkan kemampuan masyarakatagar dapat mencapai
derajat kesehatan yang lebih baik, sebagai bagian dari upaya menuju terwujudnya kehidupan
yang sejahtera dan sakinah sebagaimana dicita-citakan Muhammadiyah. Qaidah inilah yang
menjadi dasar utama dalam menjalankan organisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Berbagai perubahan yang berkembang di luar lingkungan maupun yang terjadi secara
internal di dalam organisasi RS PKU Muhammadiyah. Tentang keselamatan pasien,
keterbatasan akses pelayanan kesehatan pada sebagian masyarakat tertentu, perkembangan
ilmu dan teknologi, huge burden disease, hingga semakin terbukanya batas-batas informasi
yang berimbas terhadap makin kritisnya pelanggan terhadap pelayanan kesehatan serta
perubahan regulasi pemerintah, diantisipasi dengan berbagai langkah dari perbaikan saran
prasarana dan Sumber Daya Insani, sehingga menjadikan RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta selain mampu bersaing dengan sarana pelayanan kesehatan yang lain juga patuh
terhadap regulasi pemerintah.
2. Visi Dan Misi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
VISI
Mewujudkan RS Pendidikan Utama dengan keunggulan dalam pelayanan kesehatan,
pendidikan dan riset dengan sistem jejaring dan kemitraan yang kuat pada tahun 2018
MISI
a. Misi Pelayanan Publik/Sosial
b. Misi Pendidikan
c. Misi Penelitian dan Pengembangan
d. Misi Dakwah
5. Tujuan, Fungsi dan system kerja Gizi di RS PKU Muhammadiya Kota Yogyakarta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
No.147/ Menkes/Per/I/2010) .
mempunyai tujuan yang sama dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang
individu (Azwar,1990)
1. Pengertian Higiene
kebersihan subyeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk
2. Pengertian Sanitasi
Untuk memberi pengertian sanitasi Instalasi Gizi Rumah Sakit, tidak terlepas
dari pengertian sanitasi rumah sakit itu sendiri dan pengertian sanitasi pada
umumnya. Sanitasi sering juga disebut sanitasi lingkungan dan kesehatan yang
keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit pada
manusia. Adapun tujuan yang sebenarnya dari upaya higiene sanitasi makanan
(Chandra, 2006):
Menurut WHO, makanan adalah semua substansi yang dibutuhkan oleh tubuh
pengobatan. Air tidak termasuk dalam makanan karena merupakan elemen yang vital
di rumah sakit adalah semua makanan dan minuman yang disajikan dari dapur rumah
sakit, untuk pasien dan karyawan, serta makanan dan minuman yang dijual di dalam
lingkungan rumah sakit atau di bawa dari luar rumah sakit (Sabarguna dkk, 2011).
Makanan memiliki empat fungsi pokok bagi kehidupan manusia antara lain
(Azwar,1996) :
Kebersihan tangan sangat penting bagi setiap orang terutama bagi penjamah
Batuk adalah suatu tanda adanya penyakit atau alergi.Orang yang batuk
sebernarnya orang yang tidak sehat dan dapat menularkan penyakit pada
asap, bau tertentu atau sebab lain, maka harus menghindar dari sumber
berbicara atau tertawa. Oleh karena itu tidak dibenarkan bergurau di depan
dapat di atsi dengan cara mengunyah permen karet sehingga ludah ditelan
dengan rasa yang enak dengan rasa permen,Bila terpaksa meludah maka
perhiasan yang dipakai akan menjadi sarang kotoran yang hinggap akibat debu,
1. Agent
2. Vehicle
Makanan juga dapat sebagai pembawa penyebab penyakit, seperti: bahan kimia
atau parasit yang ikut termakan bersama makanan dan juga beberapa
3. Media
Kontaminan yang jumlahnya kecil, jika dibiarkan berada dalam makanan dengan
suhu dan waktu yang cukup, maka bisa menyebabkan wabah yang serius.
3. Penyehatan Makanan
diperhatikan (Chandra,2006) :
dan penyimpanan
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung bakteri ganas dalam jumlah yang
(Purnawijayanti,2001) :
2. Peracun terjadi apabila di dalam makanan terdapat racun, baik racun kimia
1. Jumlah kuman E. coli pada makanan jadi harus 0/gr sampel makanan dan pada
Ikan, udang dan -5oC sampai 0oC -10oC sampai - Kurang dari -
olahannya 5o C 10 0oC
Telur, susu dan 5oC sampai 7oC -5oC sampai 0oC Kurang dari -
olahannya 5o C
personal (orang) dan makanan. Dalam upaya untuk mengendalikan faktor tempat,
peralatan, orang dan makanan yang dapat atau mungkin menimbulkan gangguan
kesehatan atau keracunan makanan, maka perlu dilakukan analisis terhadap rangkaian
dari faktor-faktor tersebut secara rinci. Adapun ke enam higiene sanitasi makanan
tersebut adalah :
a. Bahan makanan dan makanan jadi yang berasal dari Instalasi Gizi atau dari luar
rumah sakit/jasa boga harus diperiksa secara fisik dan laboratorium minimal 1
b. Makanan jadi yang dibawa oleh keluarga pasien dan berasal dari sumber lain
c. Bahan makanan kemasan (olahan) harus mempunyai label dan merek serta dalam
keadaan baik.
Bahan makanan tambahan (pewarna, pengawet, dan pemanis buatan) harus sesuai
dengan ketentuan.
Tempat penyimpanan bahan makanan harus selalu terpelihara dan dalam keadaan
bersih, terlindung dari debu, terlindung dari bahan kimia berbahaya, serta
g. Penempatan bahan makanan harus rapid an ditat tidak terlalu rapat untuk
a. Bahan makanan seperti buah, sayuran, dan minuman disimpan pada suhu
penyimpanan sejuk (cooling) 10-150C
c. Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu sampai
0-4 0C
d. Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka kurang dari 24
jam disimpan pada penyimpanan beku (frozen) dengan suhu < 00C
e. Pintu tidak boleh sering dibuka karena dapat meningkatkan suhu
f. Makanan yang berbau tajam (udang, ikan, dan lain-lain) harus dalam
kondisi tertutup
g. Pengambilan dengan cara first in first out (FIFO), yaitu yang disimpan
lebih dahulu juga digunakan lebih dahulu, agar tidak ada makanan yang
busuk.
3. Pengolahan Makanan
menjadi makana siap santap. Pengolahan makanan yang baik mengikuti kaidah
dari prinsip –prinsip higiene dan sanitasi. Semua kegiatan pengolahan makanan
harus dengan cara terlindung dari kontak langsung dengan tubuh 1) Penyiapan
untuk pengolah
makanan dapur
4. Selalu mencuci tangan sebeleum bekerja dan setelah keluar dari kamar
kecil.
1. Lantai
Lantai harus dibuat sedemikian rupa sehingga kuat, tidak mudah rusak,
permukaan lantai dibuat kedap air, tidak ada yang retak, tidak licin dan
Permukaan dinding dibuat dari bahan yang kuat, halus, kering dan tidak
oleh jamur atau kapang yang akan mengotori dinding dan tempat
mudah dikenali bila terdapat kotoran dinding dibuat berwarna terang. Bila
pencucian maka setinggi 2 meter dari lantai dilapisi bahan kedap air yang
3. Langit-langit
makanan, atap tidak boleh bocor, cukup landai dan tidak menjadi sarang
dengan baik dan membuka ke arah luar. Jendela, pintu dan lubang
ruangan.
persyaratan maka dibuat ventilasi buatan seperti kipas, exhauster, fan dan
AC.
7. Air bersih
kualitas air.
8. Tempat Sampah
Kantong plastik dan bak sampah tertutup harus tersedia dalam jumlah
oleh sampah.
secara rutin.
yang berlaku. Jumlah kandungan logam berat dan residu pestisida tidak boleh
Makanan jadi yang siap disajikan harus diwadahi atau dikemas dan tertutup, serta
segera disajikan.
5. Pengangkutan Makanan
Makanan yang telah siap santap perlu diperhatikan dalam cara pengangkutannya.
bersih.
b. Pengisian kereta dorong tidak sampai penuh, agar masih tersedia udara untuk
ruang gerak.
a. Cara penyajian makanan harus terhindar dari pencemaran dan peralatan yang
c. Makanan jadi yang disajikan dalam keadaan hangat ditempatkan pada fasilitas
penghangat makanan dengan suhu minimal 600C, untuk makanan dingin
dengan suhu 40C.
d. Penyajian dilakukan dengan perilaku penyaji yang sehat dan berpakaian
bersih.
f. Makanan jadi yang sudah menginap tidak boleh disajikan kepada pasien.
a. Internal
mengandung protein tinggi, makanan siap santap, air besih, alat makanan
laut.
d. Pengawasan secara berkala dan pengambilan sampel dilakukan minimal
diperiksa ke laboratorium
Menurut Sabarguna dkk (2011), sanitasi makanan dan minuman penting dilakukan di
2. Rumah sakit harus mencegah adanya penularan penyakit lewat makanan secara
nyata.
3. Rumah sakit tidak hanya menyediakan makanan dan minuman yang baik, tetapi
4. Adanya makanan dan minuman yang merupakan diet khusus yang diberikan
sebagai terapi
melakukan kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas
dasar pesanan
Instalasi gizi adalah unit yang mengelola pelayanan gizi bagi pasien rawat
1. Pengadaan/penyajian makanan
makanan dan berlanjut pada proses pengolahan dan distribusi diawasi oleh Ahli Gizi
(Permenkes RI no.1096/menkes/per/VI/2011).
a. Makanan, adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan
tertentu.
kesehatan.
d. Terapi diet, adalah bagian dari diet khusus yang memperhatikan
keadaan sehat atau sakit untuk memperoleh makanan yang sesuai, guna
diberikan di rumah sakit bagi pasien yang dirawat dan berobat jalan
Hal di atas merupakan ciri pokok bahwa makanan tidak hanya sekadar dapur,
1. Lokasi
Terletak pada lokasi yang terhindar dari pencemaran yang diakibatkan antara lain
a. Umum
1) Bangunan dan rancang bangun harus dibuat sesuai dengan peraturan perundang-
b. Tata ruang
2) Setiap ruangan mempunyai batas dinding serta ruangan satu dan lainnya
3) Ruangan harus ditata sesuai dengan fungsinya, sehingga memudahkan arus tamu,
arus karyawan, arus bahan makanan dan makanan jadi serta barang-barang lainnya
c. Lantai
1) Lantai dibuat kedap air, rata, tidak licin dan mudah dibersihkan.
2) Pertemuan lantai dengan dinding harus conus atau tidak boleh membuat sudut
mati.
d. Dinding
dibersihkan.
dilapisi bahan kedap air yang permukaannya halus, tidak menahan debu dan
berwarna terang.
e. Langit-langit
2) Jendela, pintu dan lubang ventilasi dimana makanan diolah harus dilengkapi
4) Setiap bagian bawah pintu sebaiknya dilapisi logam setinggi 36cm, untuk
5) Jarak antara pintu dan lantai tidak lebih dari 1 (satu) cm.
g. Pencahayaan
2) Disetiap ruangan kerja seperti gudang, dapur, tempat cuci peralatan dan tempat
dengan baik dan dapat menghilangkan uap,gas,asap,bau, dan debu dalam ruangan.
2) Ventilasi buatan diperlukan bila ventilasi alam tidak dapat memenuhi persyaratan.
i. Atap
Tidak bocor,cukup landai dan tidak menjadi sarang tikus dan serangga lainnya
1) Luas dapur sekurang-kurangnya 40% dari ruang makan atau 27% dari luas
bangunan.
2) Permukaan lantai dibuat cukup landai ke arah saluran pembuangan air limbah.
yang dipasang setinggi 2(dua) meter dari lantai dan kapasitasnya disesuaikan
5) Tungku dapur dilengkapi dengan sungkup asap, alat perangkap asap, cerobong
7) Pintu yang berhubungan dengan halaman luar dibuat rangkap, dengan pintu
8) Daun pintu bagian dalam dilengkapi dengan alat pencegah masuknya serangga
c. Tempat pengolahan
d. Tempat persiapan
e. Tempat administrasi
12) Ruang dapur harus bebas dari serangga, tikus dan hewan lainnya.
rak-rak peralatan, bak-bak pencucian yang berfungsi dan terpelihara dengan baik.
14) Harus dipasang tulisan “Cucilah tangan anda sebelum menjamah makanan dan
2) Gudang bahan makanan tidak boleh untuk menyimpan bahan lain selain makanan.
1) Jumlah tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun/sabun cair dan alat pengering.
b. Lap basah
c. Air hangat
3) Tersedia tempat cuci tangan khusus untuk karyawan dengan kelengkapan seperti
sebagai berikut :
4) Fasilitas cuci tangan ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah dicapai oleh
5) Fasilitas cuci tangan dilengkapi dengan air yang mengalir, pak penampungan yang
2) Air untuk keperluan pencucian dilengkapi dengan air panas dan air dingin.
4) Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3(tiga) bilik/bak pencuci yaitu untuk
1) Terbuat dari bahan yang kuat,aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan.
2) Bahan makanan dicuci dengan air mengalir atau air yang mengandung larutan
o. Air bersih
1) Kualitas air bersih harus memenuhi syarat sesuai dengan Keputusan Menteri
2) Jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan dan tersedia pada setiap tempat
kegiatan.
p. Air Limbah
1) Sistem pembuatan air limbah harus baik, saluran terbuat dari bahan kedap air, tidak
dan riol.
3) Saluran air limbah dari dapur harus dilengkap perangkap lemak (grease trap).
q. Toilet
1) Letak tidak berhubungan langsung dengan dapur, ruang persiapan makanan, ruang
kelandaiannya/kemiringannya cukup.
10)Air limbah dibuang ke septik tank,riol atau lubang peresapan yang tidak
12) Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan bak penampung dan saluran
pembuangan.
13) Di dalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam keadaan cukup.
15) Jamban harus dibuat dengan tipe leher angsa dan dilengkapi dengan air
16) Diberi tanda/tulisan pemberitahuan bahawa setiap pemakai harus mencuci tangan
1) Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat. Mempunyai
tutup dan memakai kantong plastic khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan
2) Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan produk sampah yang
hewan lain dan terletak di tempat yang mudah dijangkau oleh kendaraan
pengangkut sampah.
s. Persyaratan Peralatan
makanan.
2) Permukaan yang kontak langsung dengan makanan harus conus atau tidak ada
4) Peralatan yang kontak langsung dengan makanan yang siap disajikan tidak boleh
mengandung angka kuman yang melebihi ambang batas dan tidak boleh
sampai bersih.
b. Dibebas hamakan sedikitnya dengan larutan kaporit 50 ppm, air panas , dilap
dengan kain.
didesinfeksi harus ditiriskan pada rak-rak anti karat sampai kering sendiri dengan
bantuan sinar matahari atau sinar buatan/mesin dan tidak boleh dilap dengan kain.
a. Semua peralatan yang kontak dengan makanan harus disimpan dalam keadaan
c. Rak-rak penyimpanan peralatan dibuat anti karat, rata dan tidak rusak.
2.11. Perilaku
2.11.1 Pengertian
aktivitas yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu
aktivitas dari pada manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu
berpakaian, dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi
perangsang, tanggapan dan respon. Menurut Robert Kwick juga menyatakan bahwa
perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan
Menurut Ensiklopedi Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi
organisme terhadap lingkungan. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila
ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yang disebut rangsangan
(Notoatmodjo, 2003).
(covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan/kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima
stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain
(Notoatmodjo, 2003).
penyakit. Hal ini biasanya terjadi melalui kontak antara penjamah makanan yang
makanan oleh penjamah makanan yang sakit, serta pengolahan makanan oleh
1. Keturunan diartikan sebagai pembawa yang merupakan Karunia dari Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Lingkungan
Lingkungan dalam pengertian psikologi adalah segala apa yang berpengaruh pada
dewasa.
d. Mempertahankan sikap dan kebiasaan orang tua sesuai dengan norma yang
disepakati
merupakan hasil bersama atau resultan antara berbagai faktor, baik faktor internal
maupun eksternal. Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah kompleks, dan
mempunyai bentangan yang sangat luas. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli
psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu kedalam 3 (tiga) domain, tanah
1. Pengetahuan
Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra
2003).
1. Tahu
kembali terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu “Tahu” ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa orang tahu tentang
apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan,
2. Memahami
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek dan materi harus dapat
3. Aplikasi
4. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
5. Sintesis
6. Evaluasi
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui dan dapat kita
2. Sikap
a. Pengertian
Sikap adalah merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari
sikap
1. Menerima
yang diberikan.
2. Merespon
yang diberikan.
3. Menghargai
4. Bertanggung jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dan segala resiko
a. Pengertian
b. Tingkatan tindakan/praktek
1. Persepsi (perception)
3. Mekanisme
4. Adaptasi
A. Laporan Kegiatan
Kegiatan praktik belajar lapangan pada instalasi gizi di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah diperoleh dengan wawancara dan pengamatan langsung menggunakan
checklist serta dokumentasi berupa foto yang meliputi persyaratan hygine sanitasi sarana
dan peralatan makan yang sesuai dengan form checklist.
CHECKLIST/ INSTRUMEN PENGAMATAN LAPANGAN
PERSYARATAN HYGIENE SANITASI SARANA DAN PERALATAN MAKAN
DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT
A Rancang bangun
Bahan yang digunakan untuk alat
makan
B Rancang bangun
Bahan yang digunakan untuk alat
pengolah makanan
C Pencucian peralatan
1) Pemisahan tempat cuci
2) Jumlah bak pencuci
3) Kecukupan air
4) Pengunaan sabun dan
disinfeksi
5) Tahap pencucian sudah sesuai
D Pemeliharaan peralatan makan
dan tempat penyimpanan
1) Peralatan makan dan minum
2) Peralatan pengolahan makanan
3) Peralatan penyimpanan
4) Peralatan penyajian makanan
JUMLAH
1. Persyaratan Bangunan
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa persyaratan bangunan yaitu kontruksi
bangunan (lantai, pintu, jendela, langit-langit), Pencahayaan, suhu, kelembaban,
ventilasi dan cerobong asap, tata letak dapur dan alur kontaminasi silang pada
instalasi gizi di rumah sakit PKU Muhammadiyah sudah memenuhi syarat. Tata letak
dapur tidak berdekatan dengan sumber pencemaran yang berdasarkan persyaratan
yang sesuai yaitu jarak bangunan dengan tempat pembuangan/sumber pencemaran
sedikitnya 500 meter, sehingga alur kontaminasi silang proses penularan melalui
makanan dan minuman yang disajikan kepada orang yang mengkonsumsi makanan
dapat dicegah.
Secara umum konstruksi dan rancangan bangunan sudah aman dan memenuhi
peraturan perundang-undangan tentang keselamatan dan keamanan yang berlaku.
Konstruksi bangunan di instalasi gizi rumah sakit RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta kuat, aman dan terpelihara sehingga mencegah terjadinya kecelakaan dan
pencemaran. Konstruksi tidak retak, lapuk, kumuh, utuh atau mudah terjadi
kebakaran. Selain kuat konstruksinya juga bersih dan bebas dari barang-barang bekas
yang ditempatkan tidak teratur.
Setiap ruangan mempunyai batas untuk memisahkan ruangan yang satu dengan
lainya dan dihubungkan dengan pintu. Ruangan memiliki area meliputi area merah
(steril), area kuning (semi steril), dan area hijau (non steril). Area merah (steril)
digunakan untuk pemotongan daging, buah, peracikan susu, dan untuk pemorsian diet
umum dan diet khusus. Area kuning (semi steril) digunakan untuk pengepresan
makanan untuk didistribusikan pasien. Area hijau (non steril) digunakan untuk
penerimaan bahan mentah dan penerimaan makanan yang sudah matang dari RS PKU
Gamping, untuk gudang kering seperti susu, plastic, kardus kotak makan, ruang
pencucian alat makan, penirisan alat makan.
Lantai di Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah Kota kering tidak lembab tidak
ada retakan atau celah, tidak licin, miring kearah tertentu dengan kelandaian yang
cukup 1-2 % sehingga tidak terjadi genangan air dan mudah dibersihkan. Dinding
berwarna terang dan tidak lembab dan mudah dibersihkan. Tinggi langit-langit sudah
memenuhi persyaratan ya itu 2,4 meter di atas lantai.
2. Fasilitas Sanitasi
Dilihat dari persyaratan fasilitas sanitasi sebagian besar sudah memenuhi
(sudah tersedia). Ruangan instalasi gizi di RS PKU Muhammadiyah kering, tidak
banyak serangga (lalat dan kecoa) dan tikus serta tersedia tempat sampah yang
memenuhi syarat kesehatan, serta tidak terdapat tumpukan barang-barang yang tidak
teratur sehingga dapat menjadi tempat berkembang biaknya serangga dan tikus.
Saluran pembuangan air kotor di sekitar ruang instalasi gizi (yang berasal dari dapur)
tertutup dan tidak menjadi tempat jalan masuknya tikus ke dalam bangunan TPM.
Pengendalian serangga menggunakan insekiler dan pengendalian tikus di dapur
menggunakan lem tikus.
Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dengan tempat cuci peralatan maupun
bahan makanan yang dilengkapi dengan air dan sabun cuci tangan serta tisu untuk
mengeringkan tangan. Jumlah tempat cuci tangan sudah mencukupi yaitu satu, karena
jumlah karyawan tidak melebihi 10 orang.
Sumber air bersih berasal dari PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih di
Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah. Air bersih sudah tersedia dengan cukup
untuk seluruh kegiatan pengolahan makanan. Kualitas air bersih sudah memenuhi
syarat menurut permenkes nomor 416/Menkes/Per/X/1990. Pengambilan sampel air
bersih dilakukan bagian sanitasi setiap 3 bulan sekali dan diperiksa ke Balai
Labortorium Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil pemeriksaan air bersih
sedalah jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan bebas dari bakteriologi.
Tempat sampah untuk menampung sampah sementara terbuat dari bahan yang
kuat, kedap air, tidak mudah berkarat, mempunyai tutup, dan memakai kantong
plastik khusus untuk sisa-sisa makanan dan makanan jadi yang cepat membusuk.
Tempat sampah tersedia di setiap area dan dibuang dalam waktu 1x24 jam dari TPM
(Tempat Pengolahan Makanan).
Loker untuk karyawan dibuat dari bahan yang kuat aman, mudah dibersihkan dan
tertutup rapat. Loker ditempatkan diruangan yang terpisah dengan dapur dan gudang.
Terdapat rak/tempat khusus untuk menyimpan sepatu sandal khusus yang digunakan
jika memasuki ruangan Instalasi Gizi. Tujuannya untuk menjaga kesterilan ruangan.
Sarana pencucian alat di Instalasi Gizi menggunakan air bersih dengan suhu
dingin dan panas. Sabun cuci untuk membersihakn kotoran dari sisa makanan
menggunakan detergen, desinfektan. Bak pencucian peralatan terdiri dari 3 bak
pencuci yaitu untuk merendam (Hushing), menyabun (washing) dan membilas
(rinsing). Peralatan yang sudah di cuci ditiriskan di rak penirisan dan terlindungi dari
debu, seranga, dan tikus.
Terdapat pintu kotor dan pintu bersih untuk menghindari kontaminasi silang
antara trolly kotor pengambil sisa makanan dan trolly bersih untuk pendistribusian ke
bangsal.
Petugas di Instalasi Gizi RS PKU Wonosari menggunakan APD (Alat Pelindung
Diri) yaitu masker, aprond, sepatu khusus, sarung tangan dan tersedianya kotak P3K.
3. Peralatan Makanan
Dari hasil pengamatan dan wawancara peralatan makanan mulai dari bahan
yang digunakan untuk alat makan, bahan yang digunakan untuk alat pengolahan
makanan sampai pada pencucian peralatan sudah memenuhi persayaratan.
Bahan yang digunakan untuk alat makan dan bahan digunakan untuk alat pengolahan
makanan yang tersedia dalam keadaan utuh atau tidak cacat serta bebas karat.
Alat masak yang digunakan sebagian besar dari bahan stenlis seperti tempat
masak air listrik, meja persiapan, kuali tiga tunggu. Ada yang dari bahan alumunium
seperti kuali biasa, ceret air masak. Alat makan dan minum juga sebagian besar
terbuat dari bahan stenlis seperti ompreng baik terbuka maupun tertutup, sendok,
garpu, dll. Ada juga yang terbat dari bahan gelas seperti piring makan, mangkok
sayur, piring lauk, gelas minum dll.
Peralatan lain yang dimiliki adalah satu buah lemari es untuk menyimpan buah-
buahan dan bahan makanan, satu buah lemari untuk menyimpan sisa makanan yang
berlebih.
Jumlah :
4 Penyimpanan Makanan Jadi
a. Makanan jadi siap saji diwadahi atau dikemas dan tertutup
b. Makanan yang mudah membusuk disimpan pada suhu dingin yaitu
< 40C.
c. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam
suhu -5 s/d -10C
Jumlah :
5 Pengangkutan Makanan:
Makanan diangkut dengan menggunakan kereta dorong yang
tertutup dan bersih
Pengisian kereta dorong tidak sampai penuh, agar masih tersedia
udara untuk ruang gerak
Diperhatikan jalur khusus yang terpisah dengan jalur untuk
mengangkut bahan/ barang kotor
Jumlah :
6 Penyajian Makanan
a. Terhindar dari pencemaran dan peralatan yang dipakai bersih
b. Makanan jadi yang siap disajikan harus diwadahi dan tertutup
c. Makanan jadi yang disajikan dalam keadaan hangat ditempatkan
pada fasilitas penghangat makanan dengan suhu minimal 60ºC dan
4ºC untuk makanan dingin
d. Penyajian dilakukan dengan perilaku penyaji yang sehat dan
berpakaian bersih
e. Makanan jadi segera disajikan
f. Makanan jadi yang sudah menginap tidak boleh disajikan kepada
pasien
Jumlah :
Berdasarkan observasi yang kita lakukan didapatkan hasil bahwa di Instalasi Gizi
RS PKU Muhammadiyah Kota Jogja tidak melakukan pengolahan makanan karena
pengolahan makanan dilakukan di RS PKU Gamping, dan hanya mengolah snack saja.
Proses penerimaan bahan makanan mentah sesuai dengan spesifikasi yang ada di RS
PKU Muhammadiyah yaitu meliputi pemilihan bahan yang utuh dan tidak rusak,
penimbangan bahan makanan, pelabelan dan peyimpanan.
Untuk makanan matang yang sudah diolah di tempatkan pada tempat tertutup
supaya terhindar dari debu untuk mengurangi bahaya dan kontaminasi. Mobil box
khusus dari RS PKU Muhammadiyah Jogja digunakan untuk membawa makanan dari
unit Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah Gamping.
Makanan yang mudah membusuk disimpan pada suhu dingin yaitu < 4 0C. untuk
makanan yang ada di RS PKU Muhammadiyah Jogja dilakukan penyajian makanan tidak
lebih dari 4 jam dan menggunakan wadah tertutup dengan kententuan kelas masing-
masing dan di distribusikan menggunakan trolley bersih. Pengisian trolley tidak sampai
penuh, agar masih tersedia udara untuk ruang gerak. Terdapat alur khusus yang terpisah
dengan jalur untuk mengangkut bahan/ barang kotor yaitu pintu bersih dan pintu kotor.
Di Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah Kota Jogja terdapat tempat
penyimpanan sisa makanan diet pada hari tersebut. Untuk sisa makanan diet di lelang
kepada karyawan.
B. Analisis Masalah
Penyelengaraan makan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai
perencanaan menu sampai distribusi makanan kepada konsumen, dalam rangka
pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yg tepat. Sanitasi
makanan sangat penting terutama di tempat-tempat umum yang erat kaitannya dengan
pelayanan orang banyak. Rumah sakit merupakan salah satu tempat umum yang
memberikan pelayanan kesehatan masyarakat dengan inti kegiatan berupa pelayanan
medis yang diselenggarakan melalui pendekatan preventif, kuratif, rehabilitatif dan
promotif. Untuk menunjang pelayanan medis bagi pasien yang di selenggarakan rumah
sakit, perlu adanya pengolahan makanan yang baik dan memenuhi syarat higiene sanitasi
makanan.
Usaha untuk mengurangi maupun menghilangkan bahaya pada saat proses
penerimaan tersebut telah dilakukan oleh Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah
KotaJogja dengan cara menerima bahan yang sesuai dengan standar spesifikasi yang
telah ditetapkan.
Kesalahan pemberian informasi antara perawat dan pihak instalasi gizi di RS
PKU Muhammadiyah Kota Jogja tentang system pemesanan diet dari perawat. Oleh
karena itu perlunya koordinasi antara perawat dengan pihak instalasi gizi jika ada
perubahan diet untuk tidak adanya kesalahan dalam pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA