Anda di halaman 1dari 31

TUGAS AMDAL

DOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN


UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA PEMBANGUNAN GUDANG

Disusun Oleh:
1. Rahmad Suhendra (P07133318004)
2. Diah Ayu Fitriana (P07133318009)
3. Ludfi Novia Sari (P07133318011)
4. Hasna Atin Nafisah (P07133318014)

PRODI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2018/2019
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)


RENCANA PEMBANGUNAN GUDANG

A. Identitas Pemrakarsa
1 Nama Kegiatan : Pembangunan Gudang Sewa
2 Nama Perusahaan : -
3 Nama Penanggung Jawab Kegiatan : Shroud Rodie
4 Jabatan : Pemrakarsa
5 Alamat Rumah : Jl. Titi Bumi No.99
RT 001 RW 005
Kelurahan Banyuraden
Kecamatan Gamping
Kabupaten Sleman
6 No. Telepon /Fax : 08239065xxxx
7 Alamat Tempat Usaha : Jl. Cokrowijayan Gang XI.

B. Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan


1. Rencana Usaha/Kegiatan : Rencana Pembangunan
Gudang Sewa.
2. Lokasi Rencana Usaha/Kegiatan :
- Jalan : Cokrowijayan
- Kelurahan : Banyuraden
- Kecamatan : Gamping
- Kabupaten : Sleman

3. Skala Usaha/Kegiatan:
Pembangunan gudang direncanakan di atas lahan dengan luas 8.627 m2
yang didasarkan pada Sertipikat Hak Milik No. 04130 Tanggal 14 Maret 2014
dan Sertipikat Hak Milik No. 04131 Tanggal 14 Maret 2014 yang dikuatkan
dengan surat kuasa yang disahkan oleh notaris Roosey Evitina Soriton, SH No.
335/W//2016 Tanggal 09 Desember 201, dengan rincian sebagai berikut:

- Luas Area Terbuka dan Parkir : 3.134 m2


- Luas Ruang Terbuka Hijau : 1.016 m2
- Luas Gudang : 4.050 m2

Adapun site plan rencana gudang terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Site Plan Rencana Gudang


Rencana gudang yang akan dibangun di lokasi proyek dapat digambarkan sebagai
berikut:
Uraian Data Bangunan
Lebar Jalan 24 m
8m
Garis Sempadan Bangunan 24 m
8m
Jarak Bangunan Samping Kanan 1,5 m
Jarak Bangunan Samping Kiri 1,5 m
Jarak Bangunan Belakang 2m

Uraian Data Bangunan

Koefisien Dasar Bangunan 70%

Koefisien Lantai Bangunan 140%

Luas Lantai Induk 4.050 m2

Tinggi Pagar Depan 1,5 m

Tinggi Pagar Samping dan Belakang 2 m

Bangunan gudang direncanakan ada 7 (tujuh) petak yang terdiri dari:


a. Gudang A : terdiri dari 2 petak dg ukuran satu petaknya 6 m x 14 m
b. Gudang B : terdiri dari 5 petak dimana 4 petak dengan ukuran yang sama yakni
6 m x 14 m, dan 1 petak lagi dengan ukuran yang lebih panjang 6 m x 21 m.
4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
a. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan Dengan Tata Ruang.
Kesesuaian lokasi rencana usaha/kegiatan dengan tata ruang
didasarkan pada Surat Keterangan Rencana Kota (KRK) yang
diterbitkan oleh Dinas Penataan Ruang dan Pertanahan Kabupaten
Sleman No. 650/215/IV/TR-03/DPRP/2017 tertanggal 5 April 2017,
bahwa rencana lokasi pembangunan gudang adalah Kawasan
Permukiman sesuai Arahan Pola Ruang dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman No. 12 Tahun 2012 Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Sleman Tahun 2011 – 2031, sehingga perlu saran
pelaksanaan (Advice Planning) Dinas Penataan Ruang dan Pertanahan
Kabupaten Sleman lebih lanjut.

Gambar 2. Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Sleman


b. Penjelasan Mengenai Persetujuan Prinsip Atas Rencana Kegiatan
Berdasarkan Arahan Pola Ruang dan Advice Planning dalam
lampiran KRK terhadap rencana proyek, pada prinsipnya rencana
usaha/kegiatan dapat dilanjutkan dengan syarat tidak mengganggu
fungsi utama kawasan permukiman.
Rencana Pembangunan Gudang Sewa ini tidak wajib amdal karena
kapasitas skala/besaran pada pembangunan ini yakni 8.627m2, sesuai
dengan Permen LH No 05 th 2012 tentang Jenis Rencana
Usaha/Kegiatan yang wajib Memiliki Amdal untuk jenis kegiatan
pembangunan luas lahan/bangunan yakni > 5 ha atau < 10.000 m2.
c. Komponen Rencana Kegiatan Yang Dapat Menimbulkan Dampak
Lingkungan
Pembangunan Gudang Sewa akan berdampak terhadap kondisi
lingkungan hidup secara mendasar berupa dampak positif dan negatif
akibat kegiatan. Oleh karena itu, perlu diidentifikasi lebih jauh
mengenai aktivitas kegiatannya, sehingga bisa diminimalisir dampak
yang akan terjadi. Sumber atau penyebab dampak yang perlu ditelaah
dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) komponen besar yaitu: Kegiatan
tahap pra-konstruksi, tahap konstruksi, dan tahap operasi.
Kegiatan–kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Tahap Pra-Konstruksi
Kegiatan atau aktivitas proyek pembangunan gudang, pada
tahap pra-konstruksi, adalah: Sosialisasi Rencana Pembangunan
Gudang Sewa. Kegiatan pembangunan Gudang Sewa di
Kelurahan Banyuraden diprakirakan akan menimbulkan dampak
sosial baik dampak positif maupun negatif. Oleh sebab itu perlu
dilakukan sosialisasi terutama terhadap masyarakat yang
bermukim disekitar lokasi kegiatan yang akan menerima dampak
dari kegiatan tersebut. Dalam hal ini sosialisasi dimaksudkan
untuk menjelaskan kepada masyarakat mengenai rencana
pembangunan gudang sewa dan manfaat yang bisa diperoleh
terhadap keberadaan usaha tersebut bagi perekonomian
masyarakat.
Kegiatan sosialisasi tersebut dapat dilakukan secara
berkelompok maupun dengan cara dari rumah kerumah (door to
door) atapun sesuai kebutuhan (accidental). Adapun beberapa hal
yang perlu disampaikan pada kegiatan sosialisasi tersebut antara
lain a) rencana pembangunan gudang sewa, b) rencana
pengelolaan lingkungan yang akan di lakukan, dan c) rencana
penggunaan tenaga kerja lokal, dan dampak-dampak lainnya yang
mungkin terjadi akibat pembangunan gudang sewa.
Prakiraan dampak yang akan timbul: adanya sikap dan persepsi
positif/negatif masyarakat terkait dengan rencana kegiatan
pembangunan gudang sewa.
2) Tahap Konstruksi
Aktivitas proyek pembangunan gudang sewa pada tahap konstruksi
meliputi:
a) Penerimaan Tenaga Kerja.
Kelancaran kegiatan pembangunan gudang sangat
tergantung dari jumlah dan kemampuan tenaga kerja yang akan
dipekerjakan. Untuk kelancaran kegiatan pembangunan tersebut,
maka kegiatan pada tahap konstruksi yang perlu dan penting untuk
dilakukan adalah penerimaan tenaga kerja. Kegiatan ini dilakukan
dengan memberikan prioritas tenaga kerja lokal dalam rangka
menciptakan suasana yang kondusif antara pengusaha
(pengembang) dengan penduduk lokal yang berada disekitar
lokasi tapak proyek.
Tenaga kerja yang dibutuhkan dapat diklasifikasikan
tenaga kerja ahli dan tenaga kerja kelompok buruh / tenaga kerja
kasar. Adapun tenaga kerja yang diperlukan pada tahap konstruksi
dan kualifikasinya disajikan sesuai pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1
Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja Pada Tahap Konstruksi
Pembangunan Gudang
No. Jenis Pekerjaan Jumlah (orang)
1. Mandor 1
2. Kepala tukang 2
3. Tukang 15
4. Bagian logistic 2
5. Pekerja/buruh 15
6. Tim pengawas 2
Jumlah 37
Pemrakarsa akan menyediakan barak kerja dan direksi
kit (base camp). Hal ini dimaksudkan untuk menyiapkan
tempat para pekerja yang akan terlibat langsung dalam
kegiatan kontruksi bangunan, tempat penyimpanan bahan dan
material bangunan serta ruang kerja kantor pelaksana
lapangan. Seluruh bahan atau material yang akan dipergunakan
untuk pembangunan barak kerja dan direksi kit diharapkan
berasal dari daerah setempat bila tersedia.
Bangunan base camp berupa konstruksi non permanen
yang materialnya sebagian besar berasal dari lokasi setempat.
Kegiatan ini membutuhkan sejumlah peralatan dan tenaga
kerja (tenaga kerja menengah dan tenaga kerja kasar). Dalam
kegiatan pembangunan gudang, tenaga kerja yang dibutuhkan
didasarkan pada lingkup kegiatan yang akan dilakukan.
Distribusi tenaga kerja yang digunakan akan disesuaikan
dengan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.
Prakiraan dampak yang akan timbul: terbukanya
lapangan bagi masyarakat sekitar lokasi proyek.
b) Mobilisasi Peralatan dan Material
Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan material yang
akan digunakan pada pelaksanaan pekerjaan, pengumpulan
material dilakukan pada sumber-sumber yang memiliki deposit
yang cukup banyak seperti pasir, batu dan sirtu yang pada
umumnya dapat dijumpai pada sungai-sungai maupun pada
daerah-daerah di Kabupaten Sleman dan sekitarnya. Pada tahap
ini akan dibutuhkan peralatan dan bahan penunjang kegiatan fisik
berupa alat berat seperti dump truck dan escavator untuk kegiatan
pembersihan dan pematangan lahan.
Kebutuhan bahan berupa; pasir, semen, batu kali, batu
merah, pipa. kayu dan lain-lain akan digunakan dalam melakukan
aktivitas fisik. Sementara material berupa berbagai jenis ukuran
besi, bahan tripleks, atap, keramik, dan lainnya selain didatangkan
dari Kabupaten Sleman dan juga dari luar Kabupaten Sleman.
Table 2. Jenis Bahan dan Material yang Dibutuhkan Pada
Pembangunan Gudang Sewa

No Jenis Bahan
1. Semen
2. Pasir, kerikil dan batu
3. Kayu Berbagai Ukuran, Tipleks, dan Bahan Sejenis
4. Berbagai Jenis Ukuran Besi (SNI)
5. Bahan Atap (SNI)
6. Keramik
7. Batu Bata, Paving Block
8. Bahan untuk instalasi listrik (SNI)

Prakiraan dampak yang akan timbul: meningkatnya kadar debu


di udara ambien serta gangguan arus lalu lintas.

c) Pembersihan dan Pematangan Lahan


Lahan untuk lokasi pembangunan gudang sewa, saat ini
masih lahan kosong yang ditumbuhi rumput dengan kontur tanah
berbukit. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pembersihan dan
pematangan lahan. Untuk mencapai elevasi, akan dilakukan
pengurugan atau penggalian agar mendapatkan permukaan yang
rata dan akan diikuti dengan pemadatan tanah. Kegiatan ini akan
menimbulkan peningkatan kadar debu di wilayah tersebut,
sehingga akan mengakibatkan penurunan kualitas udara akibat
peningkatan kadar debu. Disamping itu, beroperasinya berbagai
peralatan berat seperti dump truck, escavator dan lainnya akan
menimbulkan meningkatkan kebisingan disekitar wilayah
tersebut.
Prakiraan dampak yang akan timbul: peningkatan
kadar debu di udara ambien, peningkatan kebisingan.

d) Pembangunan Unit-unit Gudang Sewa


Pembangunan gudang sewa akan dilakukan pada lokasi
yang sudah direncanakan sebelumnya. Gudang terdiri dari dua
ukuran (Unit A dan Unit B). Adapun tahap-tahapan dari
pembangunan gudang sewa adalah:
1) Pekerjaan galian
2) Pekerjaan pondasi
3) Pekerjaan dinding
4) Pekerjaan penutup lantai
5) Pekerjaan kayu
6) Pekerjaan besi
7) Pekerjaan penutup atap
8) Pekerjaan instalasi listrik
9) Pekerjaan pipa dan sanitasi
10) Pekerjaan pengecatan
11) Pekerjaan finishing detail.
Prakiraan dampak yang akan timbul: Perubahan fungsi lahan,
peningkatan kebisingan, Gangguan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3).
e) Demobilisasi Peralatan dan Tenaga Kerja
Adapun rencana kegiatan yang dilakukan pada saat pasca
konstruksi adalah pelepasan tenaga kerja, pembersihan limbah
bangunan dan material yang tidak terpakai, pembongkaran base
camp dan demobilisasi peralatan.
Prakiraan dampak yang akan timbul: gangguan arus
lalulintas dan pelepasan hubungan kerja.
3) Tahap Pasca Konstruksi/Operasi
Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap pasca
konstruksi/operasi pembangunan gudang sewa adalah Operasional
Gudang sewa. Operasional sewa diprakirakan akan menghasilkan
limbah padat (sampah) dan limbah cair domestik yang berpotensi
menurunkan kualitas sanitasi lingkungan dan penurunan tingkat
kesehatan masyarakat. Operasional gudang juga akan menimbulkan
proses-proses sosial asosiatif dan disosiatif.
Prakiraan dampak yang akan timbul: persepsi masyarakat,
peningkatan air limbah domestik, peningkatan limbah padat
(sampah), sanitasi lingkungan, peningkatan kebutuhan air bersih,
terbukanya kesempata kerja, proses sosial, dan bahaya kebakaran.
Sumber Jenis Besaran Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Dampak Dampak Dampak Bentuk Upaya Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Pengelolaan dan
Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Lingkungan
Hidup
TAHAP PRAKONSTRUKSI
Sosialisasi Persepsi Keluhan  Memberikan  Masyara Awal tahap  Melakukan Pada Minimal satu  Pelaksana :
Rencana Masyarak dan protes informasi kat di prakonstruk survey dan masyarakat kali selama Shroud
Pembangun at terhadap mengenai lokasi si wawancara yang tahap pra Rhodie
an rencana rencana rencana langsung bermukim di konstruksi  Pengawas :
Lingkunga usaha/kegia pembanguna proyek dengan lokasi Lurah
n Hidup tan n gudang  Masyara masyarakat kegiatan Banyuraden,
dengan kat Kel di sekitar Camat
papan Banyura lokasi Gamping,
pengumuma den kegiatan DLH Kab
n di lokasi  Analisis data Sleman
kegiatan secara  Pelaporan :
 Melakukan deskriptif DLH Kab
koordinasi evaluatif Sleman
dengan
lurah, camat
dan tokoh
masyarakat
TAHAP KONSTRUKSI
Penerimaan Kesempat Tenaga  Pemberian  Masyara Selama  Mencatat Pada Minimal 1  Pelaksana :
Tenaga an Kerja kerja lokal skala kat di kegiatan jumlah masyarakat kali selama Shroud
Kerja diterima prioritas sekitar tahap tenaga kerja yang tahap Rhodie
Konstruksi dalam kepada lokasi konstruksi lokal yang bermukim di konstruksi  Pengawas :
penerimaan masyarakat rencana diterima sekitar lokasi Lurah
tenaga kerja sekitar lokasi proyek  Membanding kegiatan Banyuraden,
konstruksi proyek kan upah Camat
berdasarkan  Masyara yang Gamping,
ketersediaan kat Kel diterima Dinas Sosial
SDM dan Banyura dengan upah dan
kebutuhan den minimum Ketenaga
 Melakukan Provinsi Kerjaan Kab
koordinasi Sleman
dengan  Pelaporan :
Dinas DLH Kab
Tenaga Sleman
Kerja,
Kelurahan
dan
Kecamatan
tentang
penerimaan
tenaga kerja
Mobilisasi Peningkat Mengacu  Mengoperasi Lokasi tapak Selama Metode dust Lokasi tapak Minimal 1  Pelaksana :
Peralatan an Kadar pada kan proyek kegiatan fall untuk proyek kali dalam Shroud
dan debu di Kepmeneg kendaraan mobilisasi debu enam bulan Rhodie
Material udara LH No.41 pengangkut peralatan tersedimenta selama  Pengawas :
tahun 1999 material dan material si dan kegiatan Lurah
Tentang yang layak berlangsung metode mobilisasi Banyuraden,
Pengendalia jalan gravimetric alat dan Camat
n  Memasang untuk debu material Gamping,
Pencemaran plat tersuspensi Dinas
Udara. penghalang Perhubunga
Baku Mutu pada ban n dan
Kadar Debu kendaraan Komunikasi
Maksimal angkut. Kab
µg/m3  Semua truk Sleman.
pengangkut  Pelaporan :
material DLH Kab
dilengkapi Sleman
dengan
terpal
penutup (bag
cover)
Gangguan Terjadi  Menggunaka Lokasi tapak Selama  Wawancara  Rute 1 kali selama  Pelaksana :
Arus gangguan n jalan yang proyek dan kegiatan langsung masuk ke kegiatan Shroud
LaluLinta arus tidak padat rute mobilisasi dengan kawasan mobilisasi Rhodie
s lalulintas lalu lintas trasportasi peralatan warga sekitar gudang alat dan  Pengawas :
pada jalur dan peralatan dan dan material jalan sewaLan material DLH, Lurah
transportasi dilakukan di material berlangsung  Pengamatan d Banyuraden,
bahan luar waktu di lapangan  Sepanjan Camat
material jam kerja terhadap g rute Gamping,
 Menyediaka perilaku mobilisas Dinas
n petugas pengemudi i alat dan Perhubunga
untuk material n dan
pengaturan Komunikasi
entry/exit Kab
truk Sleman.
pengangkut  Pelaporan :
peralatan DLH Kab
dan material Sleman
dari dan
keluar lokasi
 Memasang
rambu-
rambu
lalulintas
atau papan
pemberitahu
an seperti
hati-hati
kendaraan
proyek
keluar
masuk
Pembersiha Peningkat Keputusan  Menentukan Di tapak Selama  Metode dust Lokasi tapak Minimal 1  Pelaksana :
n dan an Kadar Menteri dengan jelas proyek kegiatan fall untuk proyek kali selama Shroud
Pematanga Debu di Negara LH batas-batas pembersihan pembersihan debu kegiatan Rhodie
n Lahan Udara No. 41 kepemilikan dan dan tersedimenta pembersihan  Pengawas :
Ambien Tahun 1999 lahan pematangan pematangan si dan dan Lurah
Tentang sebelum lahan lahan metode pematangan Banyuraden,
Baku Mutu pembersihan berlangsung gravimetric lahan Camat
Udara dan untuk debu berlangsung Gamping,
Ambien, pematangan tersuspensi Dinas
Kadar Debu lahan di udara Kesehatan
Maksimal  Melengkapi ambien. Kab Sleman
90 µg/m3 pekerja  Pelaporan :
dengan DLH Kab
sarana K3 Sleman.
seperti
masker.
 Membangun
pagar
pembatas
lahan.
 Melakukan
penyiraman
pada lahan
yang sudah
kering.
 Memasang
plat
penghalang
pada ban
kendaraan
angkut pada
pembersihan
lahan.
 Semua truk
pengangkut
material
dilengkapi
dengan
terpal
penutup (bag
cover)
Peningkat Mengacu  Aktivitas Lokasi tapak Selama Pengukuran Lokasi tapak Minimal 1  Pelaksana :
an pada pembanguna proyek kegiatan tingkat proyek dan kali dalam Shroud
kebisinga Kepmeneg n yang pembangun kebisingan di pemukiman enam bulan Rhodie
n LH No. menimbulka gan unit- lokasi proyek penduduk. selama tahap  Pengawas :
48/1996 n kebisingan unit gudang dan pemukiman konstruksi DLH, Lurah
untuk hanya sewa. penduduk Banyuraden,
kawasan dilakukan menggunakan Camat
pemukiman pada siang alat sound level Gamping,
adalah 55 hari. meter Dinas
dBA pada Kesehatan
radius 500 Kab
m Sleman.
 Pelaporan :
DLH Kab
Sleman.
Gangguan Tenaga  Memakai Lokasi tapak Selama Melakukan Lokasi Base Minimal 1  Pelaksana :
g Kerja APD yang proyek. kegiatan survey dan Camp, lokasi kali dalam Shroud
Kesehatan mengalami sesuai (mis: pembanguna wawancara. bongkar muat enam bulan Rhodie.
dan gangguan masker, n unit-unit material selama tahap  Pengawas :
Keselamat kesehatan sarung gudang dalam tapak konstruksi. DLH, Lurah
an Kerja dan tangan). sewa proyek. Banyurade,,
(K3) kecelakaan  Menyiapkan berlangsung Camat
kerja. lokasi . Gamping,
pembongkar Dinas
an material Kesehatan
dan bahan Kab
bangunan Sleman.
yang aman
bagi pekerja
dan  Pelaporan :
masyarakat DLH Kab
sekitar lokasi Sleman.
proyek
 Menyiapkan
bahan-bahan
kebutuhan
pekerja yang
sesuai
dengan
standar
keselamatan
kerja.
 Menyiapkan
kotak P3K di
lokasi
proyek.
 Base camp
memenuhi
standar
kesehatan
bagi tenaga
kerja.
 Tidak
membuang
sampah dan
sisa
makanan
bagi pekerja
yang tinggal
di Base
camp.
 Tersedia
cukup air
bersih di
Base Camp.
 Karyawan
yang sedang
sakit tidak
boleh
bekerja.
Demobilisa Gangguan Terjadi  Peningkatan Pada jalur Selama  Pengamatan Pada rute Dilakukan  Pelaksana :
si Peralatan Arus gangguan disiplin yang dilalui kegiatan lapangan. jalan yang minimal satu Shroud
Lalulintas arus lalu pengemudi kendaraan demobilisasi  Memantau dilalui untuk kali di akhir Rhodie
lintas pada kendaraan demobilisasi peralatan kondisi arus demobilisasi tahap  Pengawas :
jalur pengangkut peralatan. dari lokasi lalulintas peralatan. konstruksi. Lurah
demobilisas demobilisasi proyek. khususnya di Banyuraden,
i material. peralatan. sekitar lokasi Camat
 Mematuhi proyek. Gamping,
batas tonase Dinas
yang Perhubunga
diijinkan n Kab
sesuai kelas Sleman.
jalan.  Pelaporan :
 Bila DLH Kab
dibutuhkan Sleman.
dapat
meminta
bantuan
polisi untuk
pengawalan
demobilisasi.
Pelepasan Tenaga  Pihak Tenaga kerja Di akhir Wawancara dan Tenaga kerja Sekali di  Pelaksana :
Hubungan Kerja perusahaan konstruksi di tahap observasi pada lokasi akhir tahap Shroud
Kerja Konstruksi menuntaskan lokasi konstruksi. lapangan tapak proyek. konstruksi. Rhodie.
kehilangan pembayaran proyek. terhadap  Pengawas :
pekerjaan. upah pembayaran Lurah
terhadap upah tenaga kerja Banyurade,
setiap tenaga konstruksi. Camat
kerja akibat Gamping,
berakhirnya Dinas Sosial
masa dan Tenaga
konstruksi Kerja Kab
Sleman.
 Pelaporan :
DLH Kab
Sleman.
TAHAP PASCA KONTRUKSI/OPERASI
Operasiona Persepsi Persepsi  Melakukan Masyarakat Sekana  Memantau Masyarakat Pada tahap  Pelaksana :
l Masyarak masyarakat sosialisasi Kelurahan operasional persepsi kota secara operasi Shroud
Penyeawaa at terhadap dan promosi Banyuraden gudang masyarakat. umumnya. perumahan Rhodie.
n unit-unit keberadaan gudang dan sewa.  Analisis  Pengawas :
gudang. Gudang sewa. sekitarnya. deskriptif. Lurah
Sewa.  Melakukan Banyuraden,
transaksi Camat
sewa Gamping,
menyewa DLH Kab
yang Sleman.
transparan  Pelaporan :
dan DLH Kab
disepakati Sleman
bersama
dengan user.
 Tidak
menyewakan
gudang
untuk barang
ilegal dan
dilarang oleh
pemerintah.
 Penyelesaian
permasalaha
n dengan
user
dilakukan
secara
musyawarah
dan mufakat.
Peningkat KepMen  Mengelola Gudang sewa Selama  Pengambilan Outlet Sekali dalam  Pelaksana :
an Air LH PerMen pembuangan dan saran tahap sampel air gudang dan enam bulan Shroud
Limbah LH No 68 air limbah pendukungn operasi. limbah. saluran Rhodie.
Domestrik tahun 2016 atau ya.  Analisis drainase.  Pengawas :
Tentang membuat laboratorium. Lurah
Baku Mutu resapan dan  Membanding Banyuraden,
Air Limbah saluran kan dengan Camat
Domestik. drainase PerMen LH Gamping,
dengan No 68 tahun Dinas
benar 2016 Kesehatan
sehingga Tentang Kab
tidak Baku Mutu Sleman.
mencemari Air Limbah  Pelaporan :
lingkungan. Domestik. DLH Kab
 Memeriksa Sleman.
kualitas air
limbah ke
laboratorium
rujukan
secara rutin.
Peningkat UU No 18  Memasang Kompleks Seluruh Melakukan Sarana Setiap satu  Pelaksana :
an Limbah Tahun 2008 tempat Gudang siklus survey dan persampahan tahun sekali Shroud
Padat tentang pembuangan SewaLand kegiatan di wawancara di lokasi selama masa Rhodie.
(Sampah) sampah. sampah di tahap langsung. proyek operasional.  Pengawasan
lokasi operasi. : Lurah
gudang Banyuraden,
sewa. Camat
 Pengangkuta Gamping,
n sampah Dinas
dari TPS ke Kesehatan
TPA
dilakukan Kab
secara Sleman.
periodik.  Pelaporan :
 Pengumpula DLH Kab
n sampah Sleman.
dipisahkan
berdasarkan
jenisnya
yaitu sampah
organik, dan
anorganik,
seperti
plastik dan
kertas.
 Pemisahan
sampah-
sampah yang
dapat didaur
ulang.
 Memasukka
n ke dalam
kantong
plastik
sampah-
sampah agar
mudah
diangkut
oleh
kendaraan
pengangkut
sampah.
 Pengangkuta
n dari TPS
ke TPA.
Sanitasi Kondisi  Menanam Lokasi tapak Selama Pengamatan Lokasi tapak Minimal 1  Pelaksanaan
Lingkung sanitasi vegetasi proyek. tahap lapangan dan proyek. kali dalam : Shroud
an lingkungan pada lokasi operasi. data dari enam bulan Rhodie.
dan jenis tertentu di Puskesmas selama  Pengawas :
penyakit sekitar lokasi Gamping. operasional Lurah
dapat perumahan gudang sewa. Banyuraden,
muncul dan dan Camat
berkembang membuat Gamping,
. jalur hijau. DLH, Dinas
 Menyediaka Kesehatan
n Ruang Kab
Terbuka Sleman.
Hijau  Pelaporan :
(RTH). DLH Kab
 Membersihk Sleman.
an drainase
secara
berkala.
 Mengumpul
kan data dari
Puskesmas
di Kel
Banyuraden
jenis
penyakit
yang muncul
dan
berkembang
akibat
aktivitas
gudang.
Peningkat Kualitas Air  Ekplorasi Air bersih Seluruh Pengukuran debit Air bersih Sekali dalam  Pelaksana :
an berdasarkan sumur DAP dalam lokasi siklus dan kualitas air dalam lokasi enam bulan. Shroud
Kebutuha Kepmenkes (sumur tapak kegiatan di bersih. tapak proyek. Rhodie
Hidup No. dangkal) proyek.
n Air 496 Tahun dilakukan tahap  Pengawas :
Bersih 2010 hanya untuk operasi. Lurah
tentang kebutuhan Banyuraden,
persyaratan operasional Camat
kualitas air gudang. Gamping,
minum. DLH, Dinas
Kesehatan
Kab
Sleman.
 Pelaporan :
DLH Kab
Sleman
Terbukany Masyarakat  Memberi Pada Selama Pengamatan Pada Minimal 1  Pelaksana :
a sekitar kesempatan masyarakat tahap lapangan dan masyarakat kali dalam Shroud
Kesempat lokasi kerja kepada sekitar lokasi operasi. wawancara. sekitar lokasi enam bulan Rhodie
an Kerja proyek. anggota kegiatan. kegiatan. selama masa  Pengawas :
masyarakat operasional Lurah
sekitar. gudang sewa. Banyuraden,
 Memberikan Camat
skala Gamping,
prioritas DLH,
kepada Bappeda
tenaga kerja Kab
lokal. Sleman.
 Pelaporan :
DLH Kab
Sleman.
Proses Jumlah  Membentuk Masyarakat Dilakukan  Observasi Masyarakat 1 kali dalam  Pelaksana :
Sosial kasus/konfli forum sekitar lokasi pada seluruh dan sekitar lokasi setahun Shroud
k akibat terbatas kegiatan. siklus wawancara. kegiatan. selama masa Rhodie
operasional untuk kegiatan di  Analisis Data operasional  Pengawas :
gudang membantu tahap secara gudang sewa Lurah
sewa. pemrakarsa operasi. Deskriptif- Land Banyuraden,
untuk evaluatif Camat
menangani Gamping,
permasalaha DLH, Satpol
n sosial. PP ,
 Memfasilitas Kesbangpol
i berbagai Kab
kegiatan Sleman.
masyarakat  Pelaporan :
sekitar untuk DLH Kab
membangun Sleman.
kebersamaan
dengan
masyarakat
di sekitar
lokasi
proyek.
Bahaya Besaran  Mengupayak Lokasi tapak Dilakukan Mengadakan Lokasi tapak Minimal  Pelaksana :
Kebakaran dampak an kegiatan pada seluruh pemantauan kegiatan sekali dalam Shroud
dinilai pencegahan operasional siklus tentang operasional enam bulan Rhodie
potensi dan gudang. kegiatan penyediaan alat gudang sewa. selama masa  Pengawas :
terjadinya penanggulan pada tahap pemadam api dan operasional. Lurah
kebakaran. gan bahaya operasi SOP dalam Banyuraden,
kebakaran, berlangsung menghadapi Camat
yang bahaya Gamping,
meliputi kebakaran. DLH, Dinas
penyediaan Kebakaran
alat Kab
pemadam Sleman.
api ringan  Pelaporan :
(APAR), DLH Kab
menyiapkan Sleman.
SOP serta
nenbuat
peringatan
bahaya
kebakaran.
 Memasang
papan
peringatan
untuk tidak
merokok
ataupun
melakukan
sesuatu yang
memicu
terjadinya
kebakaran.

C. Dampak Lingkungan yang Akan Terjadi, dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UKL-UPL) Rencana Pembangunan Gudang Sewa
D. Rekap Prakiraan Dampak

No Komponen Pra Konstruksi Konstruksi Pasca Konstruksi


Lingkungan
Sosialisasi Persepsi Mobilisasi Pembersihan Demobilisasi Peningkatan Sampah Sanitasi Kebutuhan Bahaya
Rencana Rencana Peralatan dan Peralatan Air Limbah Lingkungan Air Bersih Kebakaran
Pembangunan Kegiatan dan Pematangan Domestik
Material Lahan
1. Geofisik- 0 0 -/+ 0 0 0 0 0 0 0
Kimia
2. Fisiografi dan 0 0 - - 0 0 0 0 0 0
Geologi
3. Kualitas Air 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bersih
4. Trasportasi 0 0 - - - 0 0 0 0 0
5. Biologi Darat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Sosial 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kependudukan
7. Ekonomi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8. Budaya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9. Kesehatan 0 0 - - - - 0 -
Masyarakat
E. Matrik Identifikasi Dampak

Tahapan Kegiatan Pra-Konstruksi Konstruksi Operasi


Komponen a b c d e f
Lingkungan
a. Geofisik-Kimia
1. Iklim 0 -/+ 0 0 0 -
2. Curah hujan 0 -/+ 0 0 0 0
3. Suhu dan 0 + 0 0 0 -
Kelembaban
Udara
4. Tekanan Udara, 0 + 0 0 0 -
Kecepatan dan
Arah Angin
5. Kebisingan 0 - 0 0 0 -
6. Debu 0 - 0 0 0 -
7. Gas Buang 0 - 0 0 0 0
b. Fisiografi dan
Geologi
1. Morfologi 0 0 0 0 0 0
2. Struktur 0 0 0 0 0 0
Geologi 0 0 0 0 0 0
3. Tektonik
Kegempaan
c. Mikrobiologi
Kualitas Air 0 0 - 0 0 -/+
Bersih

d. Trasportasi
1. Arus 0 0 0 0 0 -
Lalulintas 0 0 0 0 0 0
2. Prasarana
Jalan
e. Biologi Darat
1. Flora 0 0 0 0 0 0
2. Fauna 0 0 0 0 0 0

f. Sosial
Kependudukan
1. Kepadatan 0 0 0 0 0 0
Penduduk
2. Laju 0 0 0 0 0 0
Pertumbuhan
Penduduk
3. Struktur 0 0 0 0 0 0
Penduduk
Ekonomi
1. Kesempatan + + 0 0 0 0
Kerja
2. Pendapatan 0 + 0 0 0 0
Masyarakat
0 0 0 0 0 0
3. Nilai
ekonomis -/+ 0 0 0 0 0
Tanah
Budaya -/+ 0 - 0 0 0
1. Persepsi
Masyarakat - 0 0 0 0
2. Kecemburuan
sosial
3. Estetika
Lingkungan

g. Kesehatan
Masyarakat
1. Pola penyakit 0 - 0 0 -
2. Sanitasi 0 - 0 0 -/+
Lingkungan
3. Estetika 0 - 0 0 0
Lingkungan
4. Keselamatan 0 -/+ 0 0 -
Kerja

Kerangan :
Kriteria Dampak :
0 = tidak ada dampak
+ = dampak positif
- = dampak negatif

Tahap Pra-Konstruksi
a = Sosialisasi Masyarakat

Tahap Konstruksi
b = Mobilitas Material & Tenaga
c = Perpanjangan Break Water
d = Pengerukan Kolam Pelabuhan

Tahap Operasi
e =aktifitas perairan
f = aktivitas darat

F. Evaluasi Dampak Besar & Penting

No Skala Kualitas Lingkungan Ket Kealitas Lingkungan


1. 1 Sangat buruk
2. 2 Buruk
3. 3 Sedang
4. 4 Baik
5. 5 Sangat Baik
Skala Kualitas Lingkungan
Parameter Rentang Nilai
Lingkungan 1 2 3 4 5
Kualitas Udara (Debu) 
Kebisingan 
Air Bersih 
Limbah Domestik 
Limbah Padat 
Sanitasi Lingkungan 
Estetika Lingkungan 
Keselamatan Kerja 

Keterangan : 1. Sangat jelek 2. Jelek 3. Cukup/sedang 4. Baik 5. Baik sekali


Besaran Dampak
Paramter Skala Besaran Ket Besaran
Lingkungan Dampak Dampak
Kualitas Udara 0 Tidak ada dampak
(Debu)
Kebisingan 1 Dampak kecil
Air Bersih 0 Tidak ada dampak
Limbah Domestik 1 Dampak kecil
Sanitasi Lingkungan 1 Dampak kecil
Estetika Lingkungan 1 Dampak kecil
Keselamatan Kerja 1 Dampak kecil

G. Matrik Evaluasi Dampak Besar & Penting


Rencana Jenis Dampak Besaran Dampak Kriteria Kepentingan 
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 (P/TP)
Prakonstruksi
Sosialisasi Persepsi Keluhan Protes  -  - - - 1=
Rencana Masyarakat terhadap rencana TP
Pembangunan kegiatan 3=
LH TP
Konstruksi
Mobilitas Peningkatan Kadar Mengacu pada    -  1=P
Peralatan dan debu di udara Kepmeneg LH 2=P
Material No 41 th 1999 3=P
ttg Pengendalian 6=P
Pencermaran
Udara Baku
Mutu Kadar
Maksimal
Pembersihan Peningkatan Kadar Keputusan    - -  1=
dan Debu di udara Menteri Negara TP
Pematangan ambien LH No. 41 2=
Lahan Tahun 1999 TP
Tentang Baku 3=P
Mutu Udara 6=
Ambien, Kadar TP
Debu Maksimal
90 µg/m3
Demobilisasi Gangguan Arus Terjadi  -  - -  1=P
Peralatan Lalulintas gangguan arus 3=P
lalu lintas pada 6=P
jalur
demobilisasi
material.
Pasca Konstruksi
Operasional  Peningkatan  PerMen  -  - -  1=
Penyewaan Air Limbah LH No TP
Domestik 68 th 3=P
 Peningkatan 2016 ttg 6=P
Limbah Baku
Padat Mutu Air
(Sampah) Limbah
 Sanitasi Domestik
Lingkungan
 Peningkatan
Kebutuhan
Air Bersih

Keterangan :
1. Manusia
TP = manusia terkena dampak jumlahnya lebih sedikit
P = sebaliknya

2. Luas persebaran dampak


TP = lingkupnya sempit/lokasi
P = Lingkupnya lebih luas

3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung


TP = Intensitas ringan berlangsung singkat
P = Sedang & berat berlangsung 1-2 tahap

4. Komponen Lingkungan terkena dampak


TP = Sedikit pengaruh bagi komponen lainnya
P = sedang dan banyak pengaruh

5. Sifat kumulatif terkena dampak


TP = Antagonis saling menetralkan
P = Dampak muncul sifat komulatif lama

6. Berbalik tidak berbaliknya dampak


TP = Dampak dapat terbalikkan dan terkendali
P = Dampak sukar dikendalikan

Anda mungkin juga menyukai