Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, say
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada saya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan IPA tentang
Hakikat IPA dan Keterampilan Proses.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kaliamt maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang Hakikat IPA dan Keterampilan Proses
dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Semarang, September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………..1
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….3
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………3
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………...3
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………….4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………..5
2.1 Pengertian Hakikat IPA……………………………………………………………..5
2.2 Hakikat IPA sebagai Produk,Proses,Sikap dan Teknologi………………………….6
A. Hakikat IPA sebagai Produk……………………………………………………6
B. Hakikat IPA sebagai Proses…………………………………………………….7
C. Hakikat IPA sebagai Sikap……………………………………………………..8
D. Hakikat IPA sebagai Teknologi………………………………………………..9
2.3 Penerapan Hakikat IPA di SD……………………………………………………..10
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………11
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas
terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses
pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk
membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang
belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat
dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Ilmu pengetahuan alam diajarkan melalui kegiatan pembelajaran yang aktif dan
menekankan pada keterampilan proses. Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta
kondisi yang memungkinkan terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan
pembelajaran menurut Dimyani dan Mudjiono (Rahayu, 2014) siswa dapat dikatakan belajar,
apabila proses perubahan perilaku terjadi pada dirinya sebagai hasil dari suatu pengalaman.
Untuk itu, tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di sekolah secara
operasional adalah membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi dirinya sendiri. Pembelajaran tidak dapat
berlangsung dengan baik apabila siswa tidak memahami hakikat pembelajaran IPA itu
sendiri. Oleh sebab itu, guru harus menguasai dan memahami hakikat pembelajaran IPA
yang meliputi devinisi, fungsi dan tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar hingga ruang
lingkup pembelajaran IPA itu sendiri.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis akan memaparkan hakikat pembelajaran
IPA di Sekolah dasar. Hakikat pembelajaran IPA yang dimaksud yaitu terdiri dari beberapa
indikator yang telah disebutkan di atas. Hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami
dan mengetahui hakikat pembelajaran IPA secara lebih mendalam sebelum menjadi seorang
guru dan mengajarkan mata pelajaran IPA kepada siswa di dalam kelas.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, ada pun rumusan masalah adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud Hakikat IPA?
2. Bagaimana menjelaskan hakikat IPA dari segi produk, proses, sikap dan teknologi?
3. Bagaimana penerapan hakikat IPA untuk anak sd kelas tinggi?
1.3 TUJUAN
1. Dapat menjelaskan hakikat IPA
2. Dapat menjelaskan hakikat IPA dari segi produk, proses, sikap dan teknologi
3. Dapat menerapkan hakikat IPA di SD
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 HAKIKAT IPA
IPA merupakan ilmu pengetahuan yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan teori (deduktif) (Kemendiknas, 2011: 2). Ilmu Pengetahuan Alam
sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai proses. Produk Ilmu Pengetahuan
Alam adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip, serta teori-teori. Prosedur yang
digunakan oleh para Ilmuwan untuk mempelajari ala mini adalah prosedur empiric dan analisis.
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam dan
segala sesuatu yang ada di alam. Menurut KBBI Hakikat artinya intisari atau dasar. Menurut
Carin and Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan yang sistematis dan tersusun
secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan
eksperimen”. Sedangkan menurut Cain & Evans (1990) menyatakan bahwa IPA mengandung
empat hal yaitu: kon-ten atau produk, proses atau metode, sikap, dan teknologi. Sedangkan
bedasarkan Collete dan Chiappetta (1994: 105), hakikat IPA merupakan: 1) IPA sebagai cara
berpikir; 2) IPA sebagai cara penyilidikan; 3) IPA sebagai kumpulan pengetahuan; 4) Science and
its interactions with technology and society. Menurut Puskur (2006: 6), hakikat IPA terdiri dari
empat unsur utama, yaitu sikap, proses, produk, dan aplikasi yang merupakan ciri-ciri IPA yang
utuh dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu kumpulan
teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan
berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen.

Kegiatan pembelajaran IPA terpadu mencakup pengembangan kemampuan dalam


mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban
tentang “apa”, “mengapa” dan “bagaimana” tentang gejala alam sekitar melalui cara-cara
sistematis yang diterapkan dalam lingkungan dan teknologi.
Menurut Depdiknas (2006:2), tujuan pembelajaran IPA meliputi:

a. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep, dan pronsip
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan
yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
c. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan
bertindak ilmiah, serta berkomunikasi.
Pada pembelajaran IPA secara konvemsional, IPA diajurkan dengan mengandalkan oleh
pikir (minds-on) saja, yaitu memperlakukan IPA sebagai kumpulan pengetahuan ( a body
of knowledge) sehingga peserta didik cenderung hanya menguasai konsep-konsep IPA
dengan sedikit bahkan tanpa memperoleh dengan keterampilan proses.

2.2 HAKIKAT IPA DARI SEGI PRODUK, PROSES, SIKAP DAN TEKNOLOGI

A. HAKIKAT IPA SEBAGAI PRODUK

Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin disebut juga sebagai produk IPA. Merupakan
hasil kegiatan empiric dan kegiatan analitik yang dilakukan oleh para ilmuwan berabad-abad.
Bentuk Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk adalah fakta-fakta,konsep-konsep, prinsip-
prinsip dan teori-teori IPA. Fakta-fakta merupakan hasil dari kegiatan empiric dalam IPA
sedangkan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori dalam IPA merupakan hasil dari
kegiatan analisis.

Fakta disebut dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-
benar ada, atau peristiwa yang benar terjadi dan sudah di konfirmasi secara obyektif.

Contoh fakta:

 Ular termasuk golongan reptilia


 Air membeku pada suhu 0⁰C
 Merkurius adalah planet terdekat dengan matahari

Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA. Konsep merupakan
penghubung antara fakta-fakta yang ada hubungannya.
Contoh konsep IPA:

 Semua zat tersusun atas partikel-partikel


 Benda-benda hidup dipengaruhi oleh lingkungan
 Materi akan berubah tingkat wujudnya bila menyerap atau melepaskan energi.

Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep IPA.

Contoh :

 Udara yang dipanaskan memuai, adalah prinsip yang menghubungkan konsep-konsep


udara, panas, dan pemuaian.

Prinsip IPA bersifat analitik sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari
beberapa contoh. Menurut para ilmuwan prinsip merupakan deskripsi yang paling tepat tentang
obyek atau kejadian. Prinsip dapat berubah bila baru dilakukan, sebab prinsip bersufat tentatif.

Hukum-hukum alam adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima meskipun juga bersifat
tentatif tetapi karena mengalami pengujian-pengujian yang lebih keras daripada prinsip, maka
hukum alam bersifat lebih kekal, hukum kekekalan energi misalnya bahwa dalam suatu interaksi
tidak ada energi yag di ciptakan maupun dimusnahkan, tetapi hanya berbubah dari suatu bentuk
kebentuk yang lain.

Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep-konsep dan
prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Suatu teori merupakan mosel, atau gambaran yang dibuat
oleh ilmuwan untuk menjelaskan gejala alam. Seperti prinsip dan hukum alam, teoripun dapat
berubah jika ada bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori. Teori ilmiah membantu kita
untuk memahami, memprediksi dan kadang-kadang mengendalikan berbagai gejala alam.

B. HAKIKAT IPA SEBAGAI PROSES

Pengkajian sains dari segi proses disebut juga keterampilan proses Sains (Science Process
Skill) atau proses sains. Proses sains adalah sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam
dengan cara tertentu untuk memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu selanjutnya. (Patta
Bundu,2006:12)
Proses adalah urutan atau langkah-langkah suatu kegiatan untuk memperoleh hasil pengumpulan
data melalui metode ilmiah. Contoh: pengamatan tentang tumbuhan kacang hijau ditempat terang
dan ditempat gelap.

Tahapan dalam proses penelitian adalah:

 Observasi : pengamatan suatu objek berdasarkan ciri-cirinya dengan menggunakan pikiran


dan sikap ilmiah menggunakanbeberapa indera.
 Klasifikasi : pengelompokan objek pengamatan berdasarkan perbedaan dan persamaan
sifat yang dimiliki.
 Interpretasi : menafsirkan data-data yang telah diperoleh dari kegiatan observasi.
 Prediksi : memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan kecenderungan atau pola
hubungan yang terdapat pada data yang telah diperoleh.
 Hipotesis : suatu pernyataan berupa dugaan tentang kenyataan-kenyataan yang terdapat
dialam melalui proses pemikiran.
 Mengendalikan variable : mengatur variable sedemikian rupa sehingga perbedaan pada
akhir eksperimen adalah benar-benar karena pengaruh variabel yang diteliti.
 Merencanakan dan melaksanakan penelitian
 Menetapkan format tabulasi data

C. HAKIKAT IPA SEBAGAI SIKAP

Sikap ilmiah adalah sikap yang dimiliki para ilmuwan dalam mencari dan mengembangkan
pengetahuan baru, sikap tersebut di antaranya obyektif terhadap fakta, jujur, teliti, bertanggung
jawab, dan terbuka (Patta Bundu, 2006:13)

Selain menggunakan metode ilmiah, para ilmuwan IPA perlu pula memiliki sifat ilmiah (scientific
attittudes), agar hasil yang dicapainya itu sesuai dengan harapannya. Sikap-sikap tersebut antara
lain:

1. Obyektif terhadap fakta aau kenyataan, artinya bila sebuah benda menurut kenyataan
berbentukbulat telur, maka dia secara jujur akan melaporkan bahwa bentuk benda itu bulat
telur. Dia berusaha untuk tidak dipengaruhi oleh perasaannya.
2. Tidak tergesa-gesa di dalam mengambil kesimpulan atau keputusan.
3. Bila belum cukup data yang dikumpulkan untuk menunjang kesimpulan atau keputusan.
Seorang ilmuwan IPA tidak akan tergesa-gesa menarik kesimpulan. Ia akan mengulangi
lagi pengamatan-pengamatan dan percobaan-percobaannya, sehingga datany cukup dan
kesimpulannya mantap, karena didukung oleh data-data yang cukup dan akurat.
4. Berhati terbuka, artinya bersedia mempertimbangkan pendapat atau penemuan orang lain,
sekalipun pendapat atau penemuan orang lain itu bertentangan dengan pendapatnya
sendiri.
5. Dapat membedakan antara fakta dan pendapat. Fakta dan pendapat adalah hal yang
berbeda. Fakta adalah sesuatu yang ada, terjadi dan dapat dilihat atau diamati. Sedangkan
pendapat adalah hasil proses berfikir yang tidak didukung fakta.
6. Bersikap tidak memihak suatu pendapat tertentu tanpa alasan yang didasarkan atas fakta.
7. Tidak mendasarkan kesimpulan atas prasangka.
8. Tidak percaya akan takhayul
9. Tekun dan sabar dalam memecahkan masalah.
10. Bersedia mengkomunikasikan dan mengumumkan hasil penemuannya untuk diselidiki,
dikritik dan disempurnakan.
11. Dapat bekerjasama dengan orang lain.
12. Selalu ingin tahu tentang apa, mengapa, dan bagaimana dari suatu masalah atau gejala yang
dijumpainya.

D. HAKIKAT IPA SEBAGAI TEKNOLOGI ATAU APLIKASI

Aspek aplikasi merujuk pada dimensi aksiologis IPA sebagai suatu ilmu, yaitu penerapannya
pengetahuan tentang IPA dalam kehidupan. Untuk menerapkan pengetahuan IPA dalam
kehidupan diperlukan kemampuan untuk:

a) Mengidentifikasi hubungan konsep ipa dalam penggunaannya dengan kehidupan


seharihari
b) Mengaplikasikan pemahaman konsep ipa dan keterampilan ipa pada masalah riil
c) Memahami prinsip-prinsip ilmiah dan teknologi yang bekerja pada alat-alat rumah tangga
d) Memahami dan menilai laporan-laporan perkembangan ilmiah yang ditulis pada mass
media
2.3 PENERAPAN HAKIKAT IPA SD

Satuan Pendidikan : SD/MI


Kelas/Semester : V (Lima)/ 2 (Dua)
Tema/Subtema : 8 (Lingkungan Sahabat Kita) / 1 (Manusia dan Lingkungan)

Pembelajaran : 1 (IPA)

DISKUSI

LANGKAH-LANGKAH:

 Guru mengondisikan siswa untuk melakukan kegiatan diskusi, dengan membuat


kelompokkelompok terdiri atas 4 – 5 siswa.
 Setiap kelompok menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Apa fungsi air bagi manusia?
2. Apa fungsi air bagi hewan?
3. Apa fungsi air bagi tumbuhan?
 Siswa menyajikan hasil diskusinya dalam bentuk peta pikiran. Selanjutnya siswa menyajikan
hasil diskusi kelompok kepada

Pada diskusi diatas kita dapat mengetahui penerapan hakikat IPA. DIdalam diskusi tersebut peserta didik
berpikir secara kritis dan mengambil dari kejadian riil atau nyata.

Untuk IPA sebagai proses dapat dilihat dari langkah-langkahnya yang dilakukan pesera didik bahwa
mereka harus menganalisis data.

Untuk IPA sebagai sikap, setelah melakukan diskusi tersebut peserta didik dapat mengetahui sikap-sikap
ilmiah.

Untuk IPA sebagai teknologi, peserta didik dapat dapat menggunakan computer atau menggunakan pnsel
mereka untuk mencari tahu.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Para ahli pendidikan dan pembelajaran IPA menyatakan bahwa pembelajaran IPA seyogianya
melibatkan siswa dalam berbagai ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Hal ini
dikuatkan dalam kurikulum IPA yang menganjurkan bahwa pembelajaran IPA di sekolah
melibatkan siswa dalam penyelidikan yang berorientasi inkuiri, dengan interaksi antara siswa
dengan guru dan siswa lainnya. Melalui kegiatan penyelidikan, siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan ilmiah yang ditemukannya pada berbagai
sumber, siswa menerapkan materi IPA untuk mengajukan pertanyaan, siswa menggunakan
pengetahuannya dalam pemecahan masalah, perencanaan, membuat keputusan, diskusi kelompok,
dan siswa memperoleh asesmen yang konsisten dengan suatu pendekatan aktif untuk belajar.
Dengan demikian, pembelajaran IPA di sekolah yang berpusat pada siswa dan menekankan
pentingnya belajar aktif berarti mengubah persepsi tentang guru yang selalu memberikan informasi
dan menjadi sumber pengetahuan bagi siswa (NRC, 1996:20).
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.uny.ac.id/32240/3/BAB%20II.pdf

https://www.academia.edu/11029642/HAKIKAT_IPA_DAN_KARAKTERISTIK_IPA

http://ekalutfiana3.blogspot.com/2014/12/hakikat-ipa-dan-pembelajaran-ipa-sd.html

Srini M. Iskandar. (1996/1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, say
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada saya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan IPA tentang
Hakikat IPA dan Keterampilan Proses.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kaliamt maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang Hakikat IPA dan Keterampilan Proses
dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Semarang, September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………..1
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….3
1.4 Latar Belakang………………………………………………………………………………3
1.5 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………...3
1.6 Tujuan……………………………………………………………………………………….3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………..3
2.1 Pengertian Keterampilan Proses…………………………………………………...4
2.2 Penerapan Keterampilan proses di SD……………………………………………..5
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………7
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada hakikatnya IPA dapat dipandang dari segi produk, proses dan dari segi pengembangan
sikap. Artinya, belajar IPA memiliki dimensi proses, dimensi hasil (produk) dan dimensi
pengembangan sikap ilmiah. Ketiga dimensi tersebut bersifat saling terkait. Hal ini berarti bahwa
proses belajar mengajar IPA seharusnya mengandung ketiga dimensi tersebut.
IPA dipandang sebagai salah satu mata pelajaran yang dianggap penting dalam dunia
pendidikan, hal ini diibuktikan dengan diberlakukannya IPA sebagai mata pelajaran wajib di
sekolah dengan jumlah porsi jam pelajaran yang cukup banyak dibandingkan pelajaran lainnya.
Pada hakikatnya, dalam proses mendapatkan IPA diperlukan beberapa keterampilan yang disebut
keterampilan proses. Sumantri (2001;95) mengungkapkan bahwa suatu pengajaran yang
menggunakan pendekatan keterampilan proses berarti pengajaran itu berusaha menempatkan
siswa dalam posisi yang amat penting. Siswa dipandang sebagai seorang ilmuwan yang harus
menyadari dirinya bagaimana mereka belajar (to learn how to learn). Dengan kata lain
pembelajaran yang menggunakan pendekatan keterampilan proses merupakan wahana
pengembangan keterampilan intelektual, social, emosional, dan fisik peserta didik yang pada
prinsipnya keterampilan-keterampilan tersebut telah ada pada diri mereka sendiri.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, ada pun rumusan masalah adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud keterampilan proses sains?
2. Bagaimana penerapan keterampilan proses sains di SD?
1.3 TUJUAN
1. Dapat menejelaskan keterampilan proses sains
2. Dapat menerapkan keterampilan proses sains di SD
BAB II
PEMBAHASAN
2.1PENGERTIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
Semiawan, (1992:16-33) mengatakan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan siswa
untuk mengelola hasil yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar yang memberi kesempatan
seluas-luasnya kepada siswa untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan,
menerapkan, merencanakan penelitian dan mengkomunikasikan hasil perolehannya tersebut.

Sementara itu menurut Padila (Rosadi, 2006:25), Keterampilan proses sains adalah seluruh
keterampilan ilmiah yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori
untuk mengembangkan konsep yang telah ada ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap
suatu penemuan.

Dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains itu adalah keterampilan intelektual yang khas
yang digunakan oleh semua ilmuwan serta dapat digunakan untuk memahami fenomena apa saja,
dimana keterampilan ini diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan
konsep-konsep, prinsip hukum dan teori-teori sains.

Melalui keterampilan proses sains ini siswa diharapkan dapat mengalami proses sebagaimana yang
dialami para ilmuan dalam memecahkan misteri-misteri alam dan akan menjadi roda penggerak
penemuan, pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap,
wawasan dan nilai.

Keterampilan Proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan, di antaranya
adalah: mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan
hipotesa, membuat grafik dan table data, membuat definisi operasional dan melakukan
eksperimen.

Pengertian mengamati di dalam IPA adalah proses mengumpulkan informasi mempergunakan


semua alat indera atau mempergunakan instrument untuk membantu alat pengindera. Mengamati
adalah proses empiric di dalam IPA.
Penarikan kesimpulan (inferensi)adalah kesimpulan setelah melakukan observasi dan berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Jadi inferensi mencakup tiga komponen yaitu:
Observasi,pengetahuan dan kesimpulan.

Keterampilan Proses yang lainnya adalah melakukan penelitian atau penyelidikan kemudian
menginterpretasikan hasil penelitian dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat.

Merumuskan hipotesa adalah menyusun suatu pernyataan berdasarkan alasan-alasan atau


pengetahuan yang merupakan jawaban sementara untuk masalah.

Menginterpretasikan data adalah menganalisa data yang diperoleh dan menyusunnya dengan cara
menentukan pela keterhubungan pada data secara keseluruhan. Membuat pengukuran adalah
membuat observasi-observasi kuantitatif dengan jalan membandingkan dengan alat-alat ukur
standar.

2.2 PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES DI SD

Satuan Pendidikan : SD/MI

Kelas/Semester : V (Lima)/ 2 (Dua)

Tema/Subtema : 8 (Lingkungan Sahabat Kita) / 1 (Manusia dan Lingkungan)

Pembelajaran : 1 (IPA)

Materi Pokok/Materi pembelajaran

Siklus Air

a.Dampak Positif:

- Daratan

- Lautan

b. Dampak Negatif

-Daratan

-Lautan

c. Penyebab perubahan lingkungan :


 Banjir

 Tanah longsor

Metode Pembelajaran

 - Pendekatan : Keterampilan Proses Sains

Langkah-Langkah:

 Siswa dibagikan kertas kosong untuk mengisi apa saja yang dibutuhkan.

 Guru menjelaskan apa saja yang harus dilakukan siswa

 Menuliskan Dampak Positif dan Negatif

 Menuliskannya di selembar kertas yang sudah di berikan

 Hasilnya di presentasikan di depan.


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Para ahli pendidikan dan pembelajaran IPA menyatakan bahwa pembelajaran IPA seyogianya
melibatkan siswa dalam berbagai ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Hal ini
dikuatkan dalam kurikulum IPA yang menganjurkan bahwa pembelajaran IPA di sekolah
melibatkan siswa dalam penyelidikan yang berorientasi inkuiri, dengan interaksi antara siswa
dengan guru dan siswa lainnya. Melalui kegiatan penyelidikan, siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan ilmiah yang ditemukannya pada berbagai
sumber, siswa menerapkan materi IPA untuk mengajukan pertanyaan, siswa menggunakan
pengetahuannya dalam pemecahan masalah, perencanaan, membuat keputusan, diskusi kelompok,
dan siswa memperoleh asesmen yang konsisten dengan suatu pendekatan aktif untuk belajar.
Dengan demikian, pembelajaran IPA di sekolah yang berpusat pada siswa dan menekankan
pentingnya belajar aktif berarti mengubah persepsi tentang guru yang selalu memberikan informasi
dan menjadi sumber pengetahuan bagi siswa (NRC, 1996:20).
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.uny.ac.id/32240/3/BAB%20II.pdf

http://ekalutfiana3.blogspot.com/2014/12/hakikat-ipa-dan-pembelajaran-ipa-sd.html

Srini M. Iskandar. (1996/1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai