Anda di halaman 1dari 18

HAKIKAT IPA

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan IPA


Dosen Pengampu : Dr. Sri Sulistyorini, M.Pd.

Disusun oleh :
Izzah Maulida Yahya
1401418122
Rombel C

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita
curahkan kepada baginda Habibillah Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa
yang sangat indah.
Kami disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah
menyelesaikan makalah yang berjudul Hakikat IPA sebagai tugas mata kuliah
Pendidikan IPA.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Dan kami memahami jika
makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami
butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di waktu-waktu mendatang.

Semarang, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 2
C. Tujuan....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Hakikat IPA ............................................................................. 3
B. Penerapan Hakikat IPA........................................................... 11
BAB III PENUTUP........................................................................................ 14
A. Simpulan .................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hakikat IPA adalah landasan untuk berpijak dalam mempelajari IPA.
Aspek hakikat IPA mengandung tiga aspek yaitu sains sebagai produk, sains
sebagai proses, dan sains sebagai sikap ilmiah. Kurangnya penanaman nilai
sikap ilmiah dalam proses kegiatan ilmiah berakibat pada peroleh hakikat IPA
yang tidak utuh dan kurangnya terbentuk sikap ilmiah siswa dalam
melaksanakan kegiatan ilmiah.
IPA suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta
isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam,
peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu Pengetahuan Alam
sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat
pendidikan IPA menjadi penting.
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan. Menurut Cain & Evans (Padmono, 2010),
menyatakan bahwa IPA mengandung empat hal yaitu: konten atau produk,
proses atau metode, sikap, dan teknologi. IPA sebagai konten dan produk
mengandung arti bahwa di dalam IPA terdapat fakta-fakta, hukum-hukum,
prinsip-prinsip, dan teori-teori yang sudah diterima kebenarannya. IPA
sebagai proses atau metode berarti bahwa IPA merupakan suatu proses atau
metode untuk mendapatkan pengetahuan. IPA sebagai sikap berarti bahwa
IPA dapat berkembang karena adanya sikap tekun, teliti, terbuka dan jujur.
IPA sebagai teknologi mengandung arti bahwa IPA terkait dengan
peningkatan kualitas kehidupan.
Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi
siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompe-tensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar

1
secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat”
sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar. Karena itu, pendekatan yang diterapkan
dalam menyajikan pendidikan IPA adalah memadukan antara pengalaman
proses IPA dan pemahaman produk serta teknologi IPA dalam bentuk
pengalaman langsung yang berdampak pada sikap siswa yang mempelajari
IPA. (Depdiknas, 2006)

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu hakikat IPA?
2. Bagaimana penerapan hakikat IPA?

C. Tujuan
1. Memahami maksud dari hakikat IPA.
2. Mengetahui penerapan hakikat IPA.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat IPA
Sains bermula dari gejala-gejala yang terjadi di alam kemudian
dengan rasa ingin tahu manusia dan keinginannya untuk mengamati, mencoba
mempelajari sampai mencari penjelasan atas gejala-gejala tersebut melalui
proses penyelidikan.
Menurut Patta Bundu (2006: 9), sains atau yang biasa diterjemahkan
Ilmu Pengetahuan Alam berasal dari kata “natural science”, natural memiliki
arti ilmiah dan berhubungan dengan alam, sedangkan science artinya ilmu
pengetahuan. Artinya sains dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang alam atau mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi
di alam. Dari apa yang dipelajari tersebut, terlihat bahwa IPA memiliki objek
dan persoalan holistik.
The National Academy Of Sciencess dalam Koballa & Ciappetta
(2010: 105) dalam Putri Anjarsari (2014: 2) mengemukakan bahwa sains
pada hakikatnya :
1. IPA sebagai cara berfikir (a way of thinking) meliputi keyakinan, rasa
ingin tahu, imajinasi, pemikiran, hubungan sebab akibat, self examination,
obyektif dan berfikir terbuka.
2. IPA sebagai cara berinvestigasi/menyelidiki (a way of investigation)
mempelajari mengenai bagaimana para ilmuan bekerja melakukan
penemuan-penemuan, IPA sebagai proses memberikan gambaran
mengenai pendekatan yang digunakan untuk menyusun pengetahuan
seperti mengembangkan keterampilan proses ilmiah, menggunakan
metode ilmiah, dan memperhatikan proses inkuiri.
3. IPA sebagai bangunan ilmu (a body of knowledge) merupakan hasil dari
berbagai bidang ilmiah yang merupakan produk dari berbagai hasil
penemuan manusia.

3
4. IPA sebagai bentuk interaksi keterkaitan antara teknologi dan masyarakat
(science and its interaction with technology and society) berarti IPA,
teknologi dan masyarakat merupakan unsur yang saling mempengaruhi
satu sama lain. Banyak penemuan ilmuan yang dipengaruhi oleh
interaksinya dengan teknologi maupun dengan masyarakat sosial.

Sementara itu, Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai


“Pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum
(universal) dan berupa kumpulan data observasi dan eksperimen.”.
Menurut Cain & Evans (Padmono, 2010), menyatakan bahwa IPA
mengandung empat hal yaitu: konten atau produk, proses atau metode, sikap,
dan teknologi. IPA sebagai konten dan produk mengandung arti bahwa di
dalam IPA terdapat fakta-fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-
teori yang sudah diterima kebenarannya. IPA sebagai proses atau metode
berarti bahwa IPA merupakan suatu proses atau metode untuk mendapatkan
pengetahuan. IPA sebagai sikap berarti bahwa IPA dapat berkembang karena
adanya sikap tekun, teliti, terbuka dan jujur. IPA sebagai teknologi
mengandung arti bahwa IPA terkait dengan peningkatan kualitas kehidupan.
Jika IPA mengandung keempat hal tersebut, maka dalam pendidikan IPA di
sekolah seyogyanya siswa dapat mengalami keempat hal tersebut, sehingga
pemahaman konsep siswa terhadap IPA menajadi utuh dan dapat digunakan
untuk mengatasi permasalahan hidupnya.
Menurut (Depdiknas, 2008: 4) merujuk pada pengertian IPA itu,
maka
dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA memiliki empat unsur utama yaitu:
1. Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup,
serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat
dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended;
2. Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode
ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau
percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan;

4
3. Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum;
4. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan
sehari-hari.

Merujuk dari beberapa definisi yang telah diuraikan dapat


disimpulkan bahwa hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang disajikan
secara menyeluruh atau holistik untuk mempelajari alam dan gejala-gejalanya
atas dasar unsur sikap, proses, produk, dan kaitannya dengan teknologi dan
masyarakat. Unsur-unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh. Oleh
karena itu diharapkan peserta didik memiliki pengetahuan secara utuh dengan
mengalami dan merasakan proses pembelajaran secara nyata, sehingga
mampu memahami dan menghayati fenomena alam melalui kegiatan
penyelidikan dengan menggunakan prosedur ilmiah/proses ilmiah,
memberikan proses pembelajaran yang bermakna dengan adanya integrasi
nilai moral dari apa yang dipelajari bersama.
1. IPA sebagai Proses
IPA sebagai proses mengandung pengertian cara berpikir dan
bertindak untuk menghadapi atau merespons masalah-masalah yang ada di
lingkungan. Jadi, IPA sebagai proses menyangkut proses atau cara kerja
untuk memperoleh hasil (produk) inilah yang kemudian dikenal sebagai
proses ilmiah. Melalui proses-proses ilmiah akan didapatkan temuan-
temuan ilmiah. Perwujudan proses-proses ilmiah ini berupa kegiatan
ilmiah yang disebut sebagai inkuiri/penyelidikan ilmiah. Secara sederhana
Nyoman (1985-1986: 8) mendefinisikan inkuiri ilmiah sebagai usaha
mencari pengetahuan dan kebenaran.
Sejumlah proses IPA yang dikembangkan para ilmuwan dalam
mencari pengetahuan dan kebenaran ilmiah itulah yang kemudian disebut
sebagai keterampilan proses IPA. Iskandar (1997:5) mengartikan
keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para
ilmuwan. Ditinjau dari tingkat kerumitan dalam penggunaannya,

5
keterampilan psroses IPA dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu
keterampilan proses dasar (basic skills) dan keterampilan proses
terintegrasi (integrated skills) (Moejiono dan Dimyati, 1992:16).
Keterampilan-keterampilan proses dasar menjadi dasar untuk
keterampilan-keterampilan proses terintegrasi yang lebih kompleks.
Contoh: seseorang untuk dapat menabulasikan data (jenis keterampilan
proses terintegrasi) maka lebih orang tersebut harus memiliki keterampilan
mengukur (jenis keterampilan proses dasar).
a. Jenis-jenis Keterampilan Proses (KP) dan Pengertiannya
1) Mengamati
Mengamati adalah kegiatan yang melibatkan satu atau
lebih alat indera. Pada tahap pengamatan orang hanya
mengatakan kejadian yang mereka lihat, dengar, raba, rasa, dan
cium.
2) Menggolongkan/Mengklasifikasi
Menggolongkan adalah memilah berbagai obyek
dan/atau peristiwa berdasarkan persamaan sifat khususnya,
sehingga diperoleh kelompok sejenis dari obyek atau peristiwa
yang dimaksud. Dua hal penting yang perlu dicermati dalam
mengembangkan keterampilan mengklasifikasi adalah (1)
kegiatan menghimpun hasil pengamatan dan menyajikan dalam
bentuk tabel hasil pengamatan, dan (2) kegiatan memilah hasil
pengamatan sesuai sifat khusus yang dimiliki oleh obyek dan/atau
peristiwa serta menyajikannya dalam tabel klasifikasi atau
penggolongan atau pengelompokan.
3) Mengukur
Mengukur adalah kegiatan membandingkan benda yang
diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan
sebelumnya. Untuk kegiatan mengukur diperlukan bantuan alat-
alat ukur yang sesuai dengan benda yang diukur.

6
4) Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan adalah kegiatan menyampaikan
perolehan fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan dalam
bentuk audio, visual, dan/atau audio visual.
5) Menginterpretasi Data
Menginterpretasi adalah memberi makna pada data yang
diperoleh dari pengamatan karena data tidak berarti apa-apa
sebelum diartikan.
6) Memprediksi
Memprediksi ialah menduga sesuatu yang akan terjadi
berdasarkan polapola peristiwa atau fakta yang sudah terjadi.
7) Menggunakan Alat
Menggunakan alat adalah kegiatan merangkai dan
menggunakan alat-alat untuk kegiatan pengujian atau kegiatan
percobaan/eksperimen.
8) Melakukan Percobaan
Melakukan percobaan adalah keterampilan untuk
mengadakan pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari
fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat
diperoleh informasi yang menerima atau menolak ide-ide itu.
9) Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah keterampilan memutuskan
keadaan suatu objek berdasarkan fakta, konsep, prinsip yang
diketahui.
b. Jenis-jenis Keterampilan Proses IPA Terintegrasi dan Pengertiannya
1) Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan salah satu tahapan dari
suatu kegiatan penyelidikan ilmiah, setelah masalah yang akan
diteliti ditetapkan.
2) Mengidentifikasi Variabel

7
Mengidentifikasi variabel merupakan suatu kegiatan
menentukan jenis variabel dalam suatu penelitian. Arikunto,
(1993: 91) mengartikan variabel adalah obyek penelitian, atau apa
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
3) Mendeskripsikan Hubungan Antar Variabel
Mendeskripsikan hubungan antar variabel perlu
dilakukan karena deskripsi tersebut dapat memperjelas tentang
bagaimana penelitian dilaksanakan, dan data apa yang harus
dikumpulkan.
4) Mengendalikan Variabel
Mengendalikan variabel merupakan kegiatan
menentukan atau mengatur variasi/macam-macam suatu variabel
bebas penelitian.
5) Mendefinisikan Variabel Secara Operasional
Definisi secara operasional variabel adalah memberikan
penjelasan secara operasional terhadap variabel penyelidikan agar
jelas bagaimana kedudukan dan penggunaan variabel dalam
penyelidikan.
6) Memperoleh dan Menyajikan Data
Data yang diperoleh dari percobaan/penyelidikan dicatat,
kemudian disusun secara sistematis. Selanjutnya data tersebut
disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan atau/ gambar
disesuaikan dengan jenis datanya.
7) Menganalisis Data
Data percobaan yang telah dikumpulkan dan disajikan
dalam bentuk sajian data yang sesuai dengan jenisnya,
selanjutnya perlu dianalisis dulu sebelum ditarik kesimpulannya.
8) Menganalisis Data
Data percobaan yang telah dikumpulkan dan disajikan
dalam bentuk sajian data yang sesuai dengan jenisnya,
selanjutnya perlu dianalisis dulu sebelum ditarik kesimpulannya.

8
9) Merancang Penelitian
Merancang penelitian merupakan keterampilan proses
yang terdri dari urutan berbagai keterampilan proses.
10) Melakukan Penyelidikan/Percobaan
Keterampilan proses melakukan percobaan yang dapat
dikembangkan di SD/MI dalam mata pelajaran IPA adalah
percobaan-percobaan sederhana yang dilakukan di SD/MI adalah
untuk membangun konsep-konsep, dan/atau prinsipprinsip dasar
IPA, bukan membangun teori baru, atau menerapkan teori.

2. IPA sebagai Produk


Produk IPA adalah sekumpulan hasil kegiatan empirik dan
kegiatan analitik yang dilakukan oleh para ilmuwan selama berabad-abad.
Pudyo (1991: 2) menyebutkan bentuk-bentuk produk IPA meliputi istilah,
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
Produk IPA yang disebut istilah adalah sebutan, simbol atau nama
dari benda-benda dan gejala-gejala alam, orang, tempat. Contoh: malaria
(sebutan), lamda (simbol untuk panjang gelombang), matahari (nama
benda), angin puting beliung (gejala alam), Newton (nama orang),
Galapagos (nama tempat).
3. IPA sebagai Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah adalah sikap tertentu yang diambil dan
dikembangkan oleh ilmuwan untuk mencapai hasil yang diharapkan
(Iskandar, 1996/1997: 11). Sikap-sikap ilmiah meliputi:
a. Obyektif terhadap fakta. Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu
tidak dicampuri oleh perasaan senang atau tidak senang. Contoh:
Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034
m3, maka ia harus mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya
0,005m3.
b. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data
yang mendukung kesimpulan itu. Contoh: Ketika seorang ilmuwan

9
menemukan hasil pengamatan suatu burung mempuyai paruh yang
panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan semua burung
paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat
mendukung kesimpulan tersebut.
c. Berhati terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan
orang lain, walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan
penemuannya sendiri. Sementara itu, jika gagasan orang lain memiliki
cukup data yang mendukung gagasan tersebut maka ilmuwan tersebut
tidak ragu menolak temuannya sendiri.
d. Tidak mencampur-adukkan fakta dengan pendapat. Contoh: tinggi
batang kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di
pot B umur lima hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan
tanaman kacang tanah pada pot A terlambat pertumbuhannya,
pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan fakta.
e. Bersikap hati-hati. Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam
bentuk cara kerja yang didasarkan pada sikap penuh pertimbangan,
tidak ceroboh, selalu bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan,
termasuk di dalamnya sikap tidak cepat mengambil kesimpulan.
Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh kehati-hatian
berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benarbenar akurat.
f. Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi.
Bagi seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada
umumnya, hal itu merupakan hal penting dan layak untuk diselidiki.
Contoh: Orang menganggap hal yang biasa ketika melihat benda-
benda jatuh, tetapi tidak biasa bagi seorang Issac Newton pada waktu
itu. Beliau berpikir keras mengapa buah apel jatuh ketika dia sedang
duduk istirahat di bawah pohon tersebut. Pemikiran ini ditindaklanjuti

10
dengan menyelidiki selama bertahuntahun sehingga akhirnya
ditemukannya hukum Gravitasi.

B. Penerapan Hakikat IPA


Dalam makalah ini saya akan menerapkan materi IPA tentang
bunyi merambat melalui benda padat yang ada pada Kelas IV Tema 1
Subtema 1 Pembelajaran 3.
Bunyi disebabkan benda yang bergetar. Semua benda yang dapat
menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi. Getaran bunyi merambat ke
segala arah sebagai gelombang. Makin jauh sumber bunyi, bunyi terdengar
semakin lemah. Bunyi yang kita dengar merupakan energi kuat dan energi
lemah. Bunyi kuat ditimbulkan oleh getaran kuat, sedangkah energi lemah
oleh getaran yang lemah.
Bunyi dapat merambat dari sumber bunyi di tempat lain melalui
media. Jika kita berada di luar angkasa, bunyi tidak akan terdengar karena di
luar angkasa tidak ada udara atau disebut hampa udara. Kita tidak akan bisa
mendengar bunyi di luar angkasa kecuali menggunakan media tertentu.
Media perambatan bunyi adalah benda padat, cair, dan gas. Perambatan bunyi
juga memerlukan waktu. Kecepatan perambatan bunyi disebut juga cepat
rambat bunyi. Berdasarkan penelitian, cepat rambat bunyi pada baja kira-kira
6000 m/s, di air kira-kira 1500 m/s, dan di udara pada suhu 20 oC adalah 343
m/s.
Kecepatan perambatan bunyi melalui berbagai jenis benda tidak
sama. Perambatan bunyi melalui benda padat lebih cepat terdengar daripada
melalui benda cair atau gas. Hal tersebut dikarenakan sifat zat padat yakni
kerapatan zatnya yang sangat padat sehingga cepat rambat bunyinya lebih
cepat dibandingkan dengan udara yang merupakan gas dengan kerapatan zat
sangat renggang.
Pada makalah ini saya akan melakukan penerapan merambatnya
bunyi dari getaran handphone melalui meja sebagi zat padat. Pertama, kita
meletakkan handphone yang bergetar di atas meja, di ruangan yang sepi,

11
dengan posisi kita berdiri di samping meja dan mendengarkan getaran
handphone tersebut. Kita bisa mendengar getaran yang dihasilkan oleh
handphone karena bunyi dapat merambat melalui udara. Tetapi getaran
handphone yang terdengar sangat lemah. Selanjutnya, kita menempelkan
telinga kita ke permukaan meja dan mendengarkan getaran handphone, bunyi
getaran handphone terdengar lebih kuat dan jelas dibandingkan dengan
sebelum kita menempelkan telinga ke permukaan meja. Hal ini membuktikan
bahwa bunyi merambat lebih cepat merambat melalui zat padat dibandingkan
melalui udara atau gas.
Seperti menurut Cain & Evans, IPA sebagai produk mengandung
arti bahwa di dalam IPA terdapat fakta-fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip,
dan teori-teori yang sudah diterima kebenarannya. Maka dalam penerapan di
atas yang menjadi IPA sebagai produk adalah teori tentang bunyi yang dapat
merambat lebih cepat melalui benda padat dibandingkan benda cair ataupun
gas. Hal tersebut merupakan fakta dan terbukti kebenarannya.
IPA sebagai proses atau metode berarti bahwa IPA merupakan
suatu proses atau metode untuk mendapatkan pengetahuan. Dengan cara
mendengarkan bunyi getaran handphone di samping meja, kemudian
mendengarkan bunyi getaran handphone dengan menempelkan telinga di
permukaan meja, maka kita dapat memahami bahwa benar bunyi merambat
lebih cepat melalui benda padat yaitu meja dibandingkan melalui udara.
IPA sebagai sikap berarti bahwa IPA dapat berkembang karena
adanya sikap tekun, teliti, terbuka dan jujur. Dalam penerapan di atas harus
sikap teliti karena saat melakukan percobaan seharusnya kita berada di
ruangan yang cenderung sepi agar kita bisa mendengarkan bunyi getaran
handphone yang merambat melalui udara. Jika kita berada di ruangan yang
ramai, kemungkinan besar kita tidak bisa mendengarkan bunyi getaran
handphone tersebut dan kemudian beranggapan bahwa teori bunyi dapat
merambat melalui udara adalah salah.
IPA sebagai teknologi mengandung arti bahwa IPA terkait dengan
peningkatan kualitas kehidupan. Pada penerapan di atas kita menggunakan

12
handphone untuk melakukan percobaan atau bisa juga menggunakan jam
meja. Karena menurut saya dengan menggunakan handphone atau jam meja
maka percobaan di atas lebih masuk akal kebenarannya. Penerapan di atas
bisa saja dilakukan dengan cara mengetuk atau memukul meja dengan tangan,
tetapi jika dengan mengetuk atau memukul meja dengan tangan maka getaran
yang dihasilkan dari meja itu sendiri. Padahal dalam penerapan di atas,
bermaksud bahwa meja hanyalah perantara dan handphone lah objek dari
getaran yang terjadi.

13
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Merujuk dari beberapa definisi yang telah diuraikan dapat
disimpulkan bahwa hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang disajikan
secara menyeluruh atau holistik untuk mempelajari alam dan gejala-gejalanya
atas dasar unsur sikap, proses, produk, dan kaitannya dengan teknologi dan
masyarakat. Unsur-unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh. Oleh
karena itu diharapkan peserta didik memiliki pengetahuan secara utuh dengan
mengalami dan merasakan proses pembelajaran secara nyata, sehingga
mampu memahami dan menghayati fenomena alam melalui kegiatan
penyelidikan dengan menggunakan prosedur ilmiah/proses ilmiah,
memberikan proses pembelajaran yang bermakna dengan adanya integrasi
nilai moral dari apa yang dipelajari bersama.
IPA mengandung empat hal yaitu: konten atau produk, proses atau
metode, sikap, dan teknologi. IPA sebagai konten dan produk mengandung
arti bahwa di dalam IPA terdapat fakta-fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip,
dan teori-teori yang sudah diterima kebenarannya. IPA sebagai proses atau
metode berarti bahwa IPA merupakan suatu proses atau metode untuk
mendapatkan pengetahuan. IPA sebagai sikap berarti bahwa IPA dapat
berkembang karena adanya sikap tekun, teliti, terbuka dan jujur. IPA sebagai
teknologi mengandung arti bahwa IPA terkait dengan peningkatan kualitas
kehidupan.

B. Saran
Dalam mempelajari IPA kita hendaknya tidak melupakan 4 hal yang
terkandung dalam IPA yaitu produk, proses, sikap ilmiah, dan teknologi.
Karena keempatnya merupakan satu kesatuan yang utuh. Hendaknya siswa
SD dibekali dengan pemberian materi hakikat IPA agar siswa dapat

14
memahami IPA secara utuh. Sehingga siswa paham terhadap setiap tujuan
yang akan dicapai dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPA.
DAFTAR PUSTAKA

Iskandar, Srini M. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV.


Maulana.
Sumardi, Yosaphat, dkk. 2015. Konsep Dasar IPA di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
https://www.aftanalisis.com/2016/01/energi-bunyi-bunyi-merambat-melalui-
media-padat-cair-dan-gas/ , diakses pada 2 September 2019
https://www.academia.edu/11197593/1_Modul-1-
Hakikat_IPA_dan_Pembelajaran_IPA , diakses pada 2 September 2019

15

Anda mungkin juga menyukai