Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HAKIKAT IPA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Pendidikan IPA SD

DOSEN PENGAMPUH : Dr. SUDARTO

DISUSUN OLEH:
NAYLA OKTAVIANA
220407560041
32 C

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah pada mata
kuliah “Pendidikan IPA SD” tepat pada waktunya. Terima kasih juga saya
haturkan kepada bapak dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan
tugas mengenai makalah ini sehingga pengetahuan kita dapat bertambah mengenai
hakikat IPA.
Tidak ada manusia yang sempurna, oleh karena itu saya menyadari masih
terdapat banyak kesalahan yang tanpa sengaja dibuat, baik kata maupun tata
bahasa didalam makalah ini. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin.

Watampone, 1 September 2023

Nayla Oktaviana

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................2
A. Pengertian IPA.................................................................................2
B. Hakikat IPA...................................................................................5
BAB III PENUTUP.............................................................................12
A. Kesimpulan......................................................................................12
B. Saran.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam dikenal juga dengan sains. Di dalam Ilmu
Pengetahuan Alam terdapat banyak hal yang dapat kita pelajari yang
semuanya bersumber dari fenomena alam, kemudian diteliti dan dipelajari
oleh manusia. Di dalam Ilmu Pengetahuan Alam juga terdapat fakta, konsep,
prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya mengenai suatu gejala alam.
Adanya Ilmu Pengetahuan Alam kita menjadi tahu segala yang berhubungan
dengan tubuh kita, bagaimana mekanisme pencernaan kita, bagaimana kita
dapat bernapas, dan bagaimana makanan dapat masuk ke dalam lambung kita.
Dalam Hakikat IPA sendiri terdiri dari IPA sebagai produk, IPA sebagai
proses, dan IPA sebagai sikap ilmiah. Dengan mempelajari Ilmu Pengetahuan
Alam kita menjadi tahu bagaimana cara berpikir secara ilmiah yang mana
harus didasari rasa percaya, rasa ingin tahu, dan koreksi diri. Kita menjadi
tahu perkembangan pemikiran manusia hingga dapat menemukan dan melihat
sesuatu dari sudut pandang yang berbeda sehingga lahirlah Ilmu Pengetahuan
Alam. Kita melihat saat ini perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam semakin
maju dengan mulai banyaknya ilmu baru yang diperoleh bukan berdasar
tradisi dan kebiasaan semata tapi dilandasi dengan adanya teori dan praktek.
Maka dari itu adanya pembahasan mengenai Hakikat IPA ini dirasa penting
karena selain berhubungan dengan diri kita sendiri yang adalah bagian dari
alam semesta ini, namun juga ilmu ini akan semakin berkembang di masa
yang akan datang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan IPA?
2. Apa saja hakikat IPA?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu IPA.
2. Untuk mengetahui mengenai hakikat IPA.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian IPA
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah
sains. Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu Scientia  yang berarti
“saya tahu”. Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata science yang
berarti “pengetahuan”. IPA biasa disebut juga dengan natural science. Natural
artinya alamiah dan berhubungan dengan alam, sedangkan science artinya
ilmu pengetahuan. Jadi sains secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu
pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang
terjadi di alam. Singkatnya IPA adalah pengetahuan yang rasional dan
obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Hendro Darmojo,
1992:3).
Dalam perkembangannya, science sering diterjemahkan sebagai sains
yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saja. Penggunaan kata sains
sebagai ganti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ini perlu dipertegas untuk
membedakannya dari pengertian social science, educational science, political
science, dan penggunaan kata science lainnya.
Hampir setengah abad yang lalu, Vessel (1965) memberikan jawaban
yang sangat singkat tetapi bermakna yakni “science is what scientists
do”. Sains adalah apa yang dikerjakan para ahli sains (saintis).
Pada bagian lain Vessel (1965:3), mengemukakan bahwa “science is an
intellectual search involving inquiry, rational thought, and
generalitazion”.Hal itu mencakup teknis sains yang sering disebut sebagai
proses sains, sedangkan hasilnya berupa fakta-fakta dan prinsip biasa disebut
produk sains.
Campbell mendefinisikan sains sebagai pengetahuan yang bermanfaat
dan cara bagaimana atau metoda untuk memperolehnya (Poedjiadi, 1987).
Sedang menurut Carin & Sund (1989) sains adalah suatu sistem untuk
memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol.

2
Selain itu Nash 1993 (dalam Hendro Darmojo, 1992:3) dalam
bukunya The Nature of Science, menyatakan bahwa IPA itu adalah suatu cara
atau metoda untuk mengamati alam.
Dalam bukunya yang berjudul “Teaching Children Science” Abruscato
(1996) juga mendefinisikan tentang sains sebagai pengetahuan yang diperoleh
lewat serangkaian proses yang sistematik guna mengungkapkan segala sesuatu
yang berkaitan dengan alam semesta.
Menurutu Abruscato (1992:6) sains dipandang dari berbagai segi, yaitu:
1) Sains adalah proses kegiatan mengumpulkan informasi secara sistematik
tentang dunia sekitar.
2) Sains adalah pengetahuan yang diperoleh melalui proses kegiatan
tertentu.
3) Sains dicirikan oleh nilai-nilai dan sikap para ilmuan menggunakan
proses ilmiah dalam memperoleh pengetahuan.
Pengertian lain yang juga sangat singkat tetapi bermakna adalah “science
as a way of knowing” (Trowbridge & Baybee, 1990:48). Frase ini
mengandung ide bahwa sains adalah proses yang sedang berlangsung dengan
fokus pada pengembangan dan pengorganisasian pengetahuan.
Powler (dalam Winaputra, 1992:122) mengemukakan bahwa IPA
merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan
yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa
kumpulan dan hasil observasi dan eksperimen. Sistematis (teratur) artinya
pengetahuanitu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan
yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya
merupakan satu kesatuan yang tuth, seedangkan berlaku umum artinya
pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang
dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau
konsisten.
Winaputra (1992:123) mengemukakaan bahwa tidak hanya merupakan
kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi merupakan
cara kerja, cara berfikir, dan cara memecahkan masalah.

3
Dengan kata lain, sains adalah proses kegiatan yang dilakukan para
saintis dalam memperoleh pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiataan
tersebut. Sains didasarkan pula pada pendekatan empirik dengan assumsi
bahwa alam raya ini dapat dipelajari, dipahami, dan dijelaskan yang semata-
mata tidak bergantung pada metoda kausalitas tetapi melalui proses tertentu.
Misalnya, observasi, eksperimen, dan analisis rasional. Dengan menggunakan
proses dan sikap ilmiah seperti berlaku obyektif dan jujur dalam
mengumpulkan dan mengevaluasi data akan melahirkan penemuan-penemuan
baru yang menjadi produk sains.
Ada 3 karakteristik utama sains menurut Harlen (1997), yakni pertama,
memandang bahwa setip orang mempunyai kewenangan untuk menguji
validitas (kesahihan) prinsip dan teori ilmiah.Kedua, memeberi pengertian
adanya hubungan antara fakta-fakta yang diobservasi. Ketiga, memberi makna
bahwa teori sains akan berubah atas dasar perangkat pendukung teori tersebut.
Budi juga mengutip beberaa pendapat para ahli dan mengemukakan
beberapa rincian hakikat sains, diantaranya
1) Sains adalah bangunan atau deretan konsep atau skema konseptual 
(conceptuall schemes) yang saling berhubungan sebagai hasil
eksperimentasi dan observsi (Conant, dalam Kuslan dan Stone, 1978).
2) Sains adalah bangunan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan
metoda observasi (Fisher, 1975).
3) Sains adalah suatu sistem untuk memahami alam semsta melalui data yang
dikumpulkan melalui atau eksperimen yang dikontrol (Carin and Sund,
1989).
4) Sains adalah aktivitas pemecahan masalah oleh manusia yang termotivasi
oleh keingintahuan akan alam disekelilingnya dan keinginan untuk
memahami, menguasai, dan mengolahnya demi memenuhi kebutuhan
(Dawso, 1994).
Secara umum dapat dikatakan sains adalah pengetahuan manusia tentang
alam yang diperoleh dengan cara yang terkontrol.

4
B. Hakikat IPA
Secara garis besar pada hakikatnya IPA memiliki tiga komponen, yaitu
proses ilmiah, produk ilmiah, dan sikap ilmiah. Proses ilmiah adalah suatu
kegiatan ilmiah yangdilaksanakan dalam rangka menemukan produk ilmiah.
Proses ilmiah meliputi mengamati,mengklasifikasi, memprediksi,
merancang, dan melaksanakan eksperimen. Produk ilmiahmeliputi prinsip,
konsep, hukum, dan teori. Produk ilmiah berupa pengetahuan- pengetahuan
alam yang telah ditemukan dan diuji secara ilmiah. Sikap ilmiah
merupakankeyakinan akan nilai yang harus dipertahankan ketika mencari
atau mengembangkan pengetahuan baru. Sikap ilmiah meliputi ingin tahu,
hati-hati, obyektif, dan jujur.Menurut Marsetio (2013), IPA pada hakikatnya
dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan juga sikap ilmiah.
Sebagai proses ilmiah diartikan semua kegiatan ilmiahuntuk
menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan
pengetahuan baru. Sebagai produk ilmiah diartikan sebagai hasil proses,
berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau diluar sekolah
ataupun bahan bacaanuntuk penyebaran atau dissiminasi pengetahuan.
Sebagai prosedur ilmiah dimaksudkan bahwa metodologi atau cara yang
dipakai untuk mengetahui sesuatu pada umumnya berupa riset yang lazim
disebut metode ilmiah (scientific method).
Selain sebagai proses dan produk, Daud Joesoef (2010) juga
menganjurkan agar IPAdijadikan sebagai suatu kebudayaan atau suatu
kelompok atau institusi sosial dengantradisi nilai, aspirasi maupun inspirasi.
Sedangkan menurut Prihantoro (2012), IPA padahakikatnya merupakan suatu
produk, proses dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakansekumpulan
pngetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu
proses,IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek
studi, menemukan danmengembangkan produk-produk sains dan sebagai
aplikasi, teori-teori IPA akanmelahirkan teknologi yang dapat memberi
kemudahan bagi kehidupan.

5
Secara umum IPA terbagi dalam tiga ilmu dasar yaitu biologi, fisika dan
kimia.Fisika sebagai cabang dari IPA merupakan ilmu yang lahir dan
berkembang lewatlangkah-langkah observasi, perumusan masalah,
penyusunan hipotesis, pengujian hipotesismelalui eksperimen, penarikan
kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Jadi dapatdikatakan bahwa
hakikat fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-
gejalamelalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang
dibangun atas dasarsikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah
yang tersusun atas tigakomponen terpenting berupa konsep, prinsip dan teori
yang berlaku secara universal.Fungsi dan tujuan IPA secara khusus
berdasarkan kurikulum berbasis kompetensiDepdiknas (2008) adalah :
a. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah.
c. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan
teknologi.
d. Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakan dan
melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
Berdasarkan fungsi dan tujuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
hakikat IPA tidakhanya pada dimensi pengetahuan (keilmuan) tetapi juga
menekankan pada dimensi nilaikehidupan. Hal ini berarti memperhatikan
keteraturan di alam semesta akan semakinmeningkatkan keyakinan akan
adanya sebuah kekuatan yang Mahadahsyat yang tidakdapat dibantah lagi
yaitu kebesaran Tuhan yang Maha Kuasa. Dengan dimensi ini,
padahakikatnya IPA mentautkan antara aspek logika-materiil dengan aspek
jiwa-spiritual.Selain itu IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang
disusun secara sistematis yangdidasarkan pada hasil percobaan dan
pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal inisebagaimana yang
dikemukakan oleh Fowler (2010) bahwa IPA merupakan ilmu yang
berhubungan dengan gejala-gejala dan kebendaan yang sistematis yang
tersusun secarateratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil
observasi dan eksperimen.

6
1. Hakikat IPA Sebagai Produk
Produk IPA adalah sekumpulan hasil penelitian yang telah ilmuan
lakukan kegiatanempirik dan kegiatan analitis. Bentuk IPA sebagai produk
antara lain: fakta-fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori-teori IPA jadi
ada beberapa istilah yang dapat diambil dari pengertian IPA sebagai
produk, yaitu:
a. Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda
yang benar-benar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah
dikonfirmasi secara objektif atau bisa disebut sesuatu yang dapat
dibuktikan kebenarannya. Misal : Air membeku dalam suhu 0°C.
b. Konsep IPA adalah merupakan penggabungan ide antara fakta-fakta
yang ada hubungannya satu dengan yang lainnya. Misal : Makhluk
hidup dipengaruhi oleh lingkungannya.
c. Prinsip IPA adalah generalisasi ( kesimpulan ) tentang hubungan
diantara konsep-konsep IPA. Prinsip bersifat analitik dan dapat berubah
bila observasi baru dilakukan, sebab prinsip bersifat tentative ( belum
pasti ). Misal : udara yang dipanaskan memuai, adalah prinsip
menghubungkan konsep udara, panas, pemuaian. Artinya udara akan
memuai jika udara tersebut dipanaskan.
d. Hukum alam adalah prinsip – prinsip yang sudah diterima meskipun
juga bersifat tentative, tetapi karena mengalami pengujian – pengujian
yang lebih keras daripada prinsip, maka hukum alam bersifat lebih
kekal. Misal : Hukum kekekalan energi.
e. Teori ilmiah adalah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-
fakta, data-data, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang saling
berhubungan. Teori ini dapat berubah jika ada bukti-bukti baru yang
berlawanan dengan teori tersebut. Misal : teori meteorologi membantu
para ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana kabut dan awan
terbentuk.
2. Hakikat IPA Sebagai Proses

7
IPA sebagai proses yaitu untuk mengawali dan memahami
pengetahuan tentang alam.Karena IPA merupakan kumpulan fakta dan
konsep, maka IPA membutuhkan prosesdalam menemukan fakta dan teori
yang akan digeneralisasi oleh ilmuan. Susanto (2016)Adapun proses
proses dalam memahami IPA disebut dengan ketrampilan proses (science
process skill). Ditinjau dari tingkat kerumitan dalam penggunaannya,
keterampilan proses IPA dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu
keterampilan: proses dasar dan ketrampilan proses terintegrasi.
Keterampilan proses dasar menjadi dasar untuk keterampilan proses
terintegrasi yanglebih kompleks.
Jenis-jenis keterampilan proses.
a) Mengamati
Mengamati adalah kegiatan yang melibatkan satu atau lebih alat
indera. Pada tahap pengamatan orang hanya mengatakan kejadian
yang mereka lihat, dengar, raba, rasa, dancium. Pada tahap ini
seseorang belajar mengumpulkan petunjuk. Kegiatan inilah
yangmembedakan antara pengamatan dengan penarikan kesimpulan
atau pengajuan pendapat.Contoh : merasakan air gula, meraba
permukaan daun, mendengarkan bunyi dari dawaiyang dipetik,
mengamati daur air, mencium bau tape.Hasil dari pengamatan ini
disebut fakta. Pengamatan dapat bersifat kualitatif dankuantitatif.
Pengamatan kualitatif terjadi apabila pelaksanaan pengamatan
hanyamenggunakan pancaindera dalam rangka untuk memperoleh
informasi. Pengamatankuantitatif terjadi manakala dalam
pelaksanaannya selain menggunakan pancaindera jugamenggunakan
peralatan lain yang memberikan informasi khusus dan tepat.
b) Menggolongkan / Mengklasifikasi
Menggolongkan adalah memilah berbagai obyek dan/atau
peristiwa berdasarkan persamaan sifat khususnya, sehingga diperoleh
kelompok sejenis dari obyek atau peristiwa yang dimaksud. Dua hal
penting yang perlu dicermati dalam mengembangkanketerampilan

8
mengklasifikasi adalah: kegiatan menghimpun hasil pengamatan
danmenyajikan dalam bentuk tabel hasil pengamatan, dan kegiatan
memilah hasil pengamatan sesuai sifat khusus yang dimiliki oleh
obyek dan/atau peristiwa sertamenyajikannya dalam tabel klasifikasi
atau penggolongan atau pengelompokan.
c) Mengukur
Mengukur adalah kegiatan membandingkan benda yang diukur
dengan satuan ukurantertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Untuk kegiatan mengukur diperlukan bantuanalat-alat ukur yang
sesuai dengan benda yang diukur.
d) Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan adalah kegiatan menyampaikan perolehan
fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk audio,
visual, dan/atau audio visual. Cara-carakomunikasi yang sering
digunakan dalam ilmu pengetahuan selain dengan bahasa tulis
maupun lisan adalah melalui sajian bentuk grafik, tabel, gambar,
bagan, simbol/lambang, persamaan matematika. Contoh :
mempresentasikan hasil pengamatan, membuat laporan penyelidikan,
membacakan peta dan yang lainnya.
e) Mengiterprestasikan data
Menginterpretasi adalah memberi makna pada data yang
diperoleh dari pengamatankarena data tidak berarti apa-apa sebelum
diartikan. Menginterpretasi berarti memberiarti/makna, misal:
mengartikan tabel data, mengartikan grafik data. Menginterpretasi
jugadiartikan menduga dengan pasti sesuatu yang tersembunyi dibalik
fakta yang teramati.
f) Memprediksi
Memprediksi ialah menduga sesuatu yang akan terjadi
berdasarkan pola-pola peristiwa atau fakta yang sudah terjadi. Prediksi
biasanya dibuat dengan cara mengenalkesamaan dari hasil berdasarkan

9
pada pengetahuan yang sudah ada, mengenal bagaimanakebiasaan
terjadinya suatu peristiwa berdasarkan pola kecenderungan.
g) Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah keterampilan memutuskan keadaan suatu
objek berdasarkanfakta, konsep, prinsip yang diketahui.
3. Hakikat IPA sebagai Sikap Imiah
Sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran sains. Hal ini
sesuai dengansikap yang bharus dimiliki oleh seorang ilmuan dalam
melakukan penelitian dan mengkomunikasikan hasil penelitiannya. Sikap
ilmiah itu dikembangkan melaluikegiatan-kegiatan siswa dalam
pembelajaran IPA pada saat melakukan diskusi, percobaan, simulasi, dan
kegiatan proyek dilapangan. Pengembangan sikap ilmiahmemiliki
kesesuaian dengan perkembangan kognitifnya.Menurut Sulistiyorini
(2006) Sikap ilmiah adalah sikap tertentu yang diambil dandikembangkan
oleh ilmuwan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Sikap-sikap
ilmiahmeliputi :
a) Obyektif terhadap fakta
Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh
perasaan senangatau tidak senang.Contoh : Seorang peneliti
menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034 m3,maka ia harus
mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.
b) Tidak tergesa-gesa mengambil keputusan
Dalam hal ini pengambilan keputusan tidak dilakukan bila belum
cukup data yangmendukung. Contoh : Ketika seorang ilmuwan
menemukan hasil pengamatan suatu burungmempuyai paruh yang
panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan semua burung
paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat
mendukungkesimpulan tersebut.
c) Berhati terbuka
Berhati terbukaartinya bersedia menerima pandangan atau gagasan
orang lain, walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan

10
penemuannya sendiri. Sementara itu, jika gagasan orang lain memiliki
cukup data yang mendukung gagasan tersebut makailmuwan tersebut
tidak ragu menolak temuannya sendiri.
d) Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat.
Contoh : tinggi batang kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari
2 cm, yang di pot B umur lima hari tingginya 6,5 cm. Orang lain
mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A terlambat
pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan
fakta.
e) Bersikap hati-hati.
Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk cara
kerja yangdidasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh,
selalu bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di
dalamnya sikap tidak cepat mengambilkesimpulan. Pengambilan
kesimpulan dilakukan dengan penuh kehati-hatian berdasarkan fakta-
fakta pendukung yang benar-benar akurat.
f) Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity)
Bagi seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada
umumnya, hal itumerupakan hal penting dan layak untuk diselidiki.
Contoh : Orang menganggap hal yang biasa ketika melihat benda-
benda jatuh, tetapi tidak biasa bagi seorang Issac Newton pada waktu
itu. Beliau berpikir keras mengapa buah apel jatuh ketika dia sedang
duduk istirahat di bawah pohon tersebut. Pemikiran ini ditindaklanjuti
dengan menyelidiki selama bertahun-tahun sehingga akhirnya
ditemukannya hukum Gravitasi.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam


yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji
kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.
IPA juga memberikan pemahaman kepada kita bagaimana caranya agar kita
dapat hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut. Hakikat
sebagai produk dan proses tidak bisa dibedakan atau dipisahkan, karena
produk dan proses mempunyai hubungan terikat satu dengan yang satunya
lagi dalam melakukan pengamatan ilmiah.
Oleh karena itu, sebaiknya pembelajaran IPA di SD menggunakan
perasaan keingintahuan siswa sebagai titik awal dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan penyelidikan atau percobaan. Kegiatan-kegiatan ini
dilakukan untuk menemukan dan menanamkan pemahaman konsep-konsep
baru dan mengaplikasikannya untuk memecahkan masalah-masalah yang
ditemui oleh siswa SD dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran
Saya sadar bahwa pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Asih W.W, Sulistiowati. 2015. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Iskandar, Sarin.M. 1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Depdikbud.

Kalsum, Umi. 2019. Hakekat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.

Marsetio Donosepoetro. 2013. Pendekatan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.


Bnadung: Sangga Buana.

13

Anda mungkin juga menyukai