Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN IPA SD

HAKIKAT IPA (Sebagai Proses, Sebagai Produk, Sebagai Sikap Ilmiah)

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Hj. Yanti fitria, S.Pd, M.Pd

Afriza Media, M.Pd

Oleh Kelompok 1:

Theresia Varenchi (22129233)

Warisa Hadi Amelsi (22129378)

Yawuru Nur Hasanah (22129239)

Departemen Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nyalah
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan IPA SD tepat pada waktunya.

Dalam penugasan ini, kami sangat berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membagikan ilmunya.Terutama kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Pendidikan IPA SD
yaitu Ibuk Prof. Dr. Hj. Yanti fitria, S.Pd, M.Pd dan Ibuk Afriza Media, M.Pd yang banyak
memberikan bantuan dari berbagai sumber. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih sekali lagi kepada pihak-pihak yang telah membantu keberhasilan
jalannya makalah ini.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Karena pengalaman yang masih
kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada dosen pengampu maupun teman-teman untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun.

Payakumbuh, 11 Februari 2024

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1

C. Tujuan ........................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

A. Pengertian IPA ........................................................................................................... 3

B. Hakikat IPA................................................................................................................ 3

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 13

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 13

B. Saran ........................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
IPA merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam beserta
isinya, berikut peristiwa peristiwa yang terjadi yang dapat berupa fakta-fakta, konsep-konsep,
atau prinsip-prinsip yang tersusun secara sistematis. Sehingga IPA akan menjadikan
pengalaman menjadi suatu pola piker ilmiah yang nantinya dapat dipandang sebagai
pengetahuan juga metode yang dapat digunakan sekarang atau di masa yang akan datang oleh
siswa

Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah inti atau sifat dasar dari bidang studi yang
mempelajari alam semesta dan fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya. Hakikat IPA
mencakup pemahaman tentang cara alam semesta berfungsi, bagaimana berbagai komponen
alam berinteraksi, dan bagaimana fenomena-fenomena alam tersebut dapat dijelaskan dan
dipahami secara sistematis.

Secara keseluruhan, hakikat IPA mencerminkan upaya manusia untuk memahami alam
semesta dan fenomena-fenomena yang ada di dalamnya. IPA bukan hanya tentang pengetahuan
yang telah dikumpulkan, tetapi juga tentang proses yang digunakan untuk memperoleh
pengetahuan tersebut. Dengan menggabungkan observasi yang teliti, hipotesis yang cermat,
eksperimen yang terkontrol, dan analisis yang objektif, ilmu pengetahuan alam terus
berkembang dan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang dunia di sekitar kita.

Hakikat IPA dapat di klasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: ilmu pengetahuan alam
sebagai produk, proses, dan sikap.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan IPA?
2. Apa yang kamu ketauhi mengenai Hakikat IPA?
3. Apa itu Hakikat IPA Sebagai Proses?
4. Apa itu Hakikat IPA Sebagai Sikap?
5. Apa itu Hakikat IPA Sebagai Sikap Ilmiah

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetauhi apa itu ilmu IPA
2. Untuk mengetauhi Hakikat IPA
3. Untuk mengetauhi apa itu Hakikat IPA Sebagai Proses
4. Untuk mengetauhi apa Itu Hakikat Ipa Sebagai Produk
5. Untuk mengetauhi Hakikat Ipa Sebagai Sikap Ilmiah

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian IPA
Ilmu pengetahuan Alam, yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains,
disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum
pendidikan Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar (Susanto, 2016:165). IPA adalah
ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. Adapun yang dibahas
dalam IPA ini adalah gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis berdasarkan pada hasil
percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. IPA juga merupakan suatu ilmu yang
mempelajari alam beserta isinya, yang berarti mempelajari semua benda yang ada di alam
beserta peristiwa dan gejala-gejala yang muncul di alam.

Selain itu, IPA juga menjadikan seseorang memiliki pengalaman yang dapat disimpan sebagai
ilmu pengetahuan untuk digunakan di masa yang akan datang atau sebagai pedoman dalam
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan alam. IPA merupakan suatu bentuk upaya yang
membuat berbagai pengalaman menjadi suatu sistem pola pikir yang logis tertentu atau disebut
juga pola pikir ilmiah. Dengan demikian IPA tidak hanya dipandang sebagai kumpulan
pengetahuan saja melainkan juga dapat dipandang sebagai metode. Metode tersebut berkaitan
dengan upaya seperti observasi. eksperimen penggunaan alat dan berbagai perhitungan
matematik.

Berdasarkan pendapat di atas, IPA dalam penelitian ini merupakan suatu cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang alam beserta isinya, berikut peristiwa peristiwa yang
terjadi yang dapat berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip yang tersusun secara
sistematis. Sehingga IPA akan menjadikan pengalaman menjadi suatu pola piker ilmiah yang
nantinya dapat dipandang sebagai pengetahuan juga metode yang dapat digunakan sekarang
atau di masa yang akan datang oleh siswa.

B. Hakikat IPA
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah inti atau sifat dasar dari bidang studi yang
mempelajari alam semesta dan fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya. Hakikat IPA
mencakup pemahaman tentang cara alam semesta berfungsi, bagaimana berbagai komponen
alam berinteraksi, dan bagaimana fenomena-fenomena alam tersebut dapat dijelaskan dan
dipahami secara sistematis.

3
Ada beberapa aspek kunci yang menjadi ciri khas dari hakikat IPA:

a) Objektivitas: IPA berusaha mencapai pemahaman yang obyektif tentang alam,


didasarkan pada bukti-bukti empiris dan observasi yang sistematis. Ini berarti
pengetahuan dalam IPA tidak boleh dipengaruhi oleh pendapat pribadi atau keinginan
subjektif.
b) Keterbukaan terhadap Revisi: IPA mengakui bahwa pengetahuan ilmiah berkembang
seiring waktu melalui penelitian dan eksperimen baru. Teori-teori dan model-model
ilmiah tidak bersifat statis, tetapi selalu terbuka untuk revisi dan perbaikan seiring
dengan munculnya bukti-bukti baru atau pemahaman yang lebih mendalam tentang
fenomena yang diteliti.
c) Keterbatasan Pengetahuan: IPA mengakui bahwa pengetahuan ilmiah memiliki
batasannya sendiri. Tidak semua fenomena dapat dijelaskan dengan sempurna pada saat
ini, dan selalu ada aspek-aspek dari alam semesta yang belum dipahami sepenuhnya
oleh ilmu pengetahuan.
d) Metode Ilmiah: Hakikat IPA juga mencakup penggunaan metode ilmiah dalam
menyelidiki dan memahami fenomena alam. Metode ilmiah melibatkan proses seperti
pengamatan, perumusan hipotesis, perancangan eksperimen, pengumpulan data,
analisis data, dan penarikan kesimpulan berdasarkan bukti yang ada.
e) Keterbukaan terhadap Pembuktian: Hakikat IPA menekankan pentingnya penggunaan
bukti empiris untuk mendukung klaim atau penjelasan tentang alam semesta. IPA tidak
hanya berbicara tentang teori-teori tanpa dukungan empiris, tetapi berusaha untuk
menguji klaim-klaim tersebut melalui pengamatan dan eksperimen yang dapat
direplikasi.

Secara keseluruhan, hakikat IPA mencerminkan upaya manusia untuk memahami alam
semesta dan fenomena-fenomena yang ada di dalamnya. IPA bukan hanya tentang pengetahuan
yang telah dikumpulkan, tetapi juga tentang proses yang digunakan untuk memperoleh
pengetahuan tersebut. Dengan menggabungkan observasi yang teliti, hipotesis yang cermat,
eksperimen yang terkontrol, dan analisis yang objektif, ilmu pengetahuan alam terus
berkembang dan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang dunia di sekitar kita.

4
Hakikat IPA dapat di klasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: ilmu pengetahuan alam
sebagai produk, proses, dan sikap.

1. IPA Sebagai Proses

IPA sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis dalam
menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi adanya temuan-temuan tentang kejadian-
kejadian atau peristiwa-peristiwa alam. Jadi dalam prosesnya kita bisa berfikir dalam
memecahkan suatu masalah yang ada di lingkungan.

Melalui proses ini kita bisa mendapatkan temuan-temuan ilmiah, dan perwujudannya
berupa kegiatan ilmiah yang disebut penyelidikan ilmiah. Iskandar (1997:5) mengartikan
keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan. Sedangkan
Moedjiono dan Dimyati (1992:16) mengatakan bahwa jika ditinjau dari tingkat kerumitan
dalam penggunaannya, keterampilan proses IPA dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu
keterampilan: Proses Dasar (Basic Skills), dan Keterampilan Proses Terintegrasi (Integrated
Skills).

Apabila kita mengkaji jenis-jenis keterampilan proses sains, mungkin tidak ada satu
definisi yang sama, karena berbagai tokoh pendidikan sains melakukan pengelompokan yang
bervariasi berdasarkan sudut pandangnya.

Berikut ini merupakan macam-macam keterampilan proses sains

a. Observasi (mengamati)

Abruscato dalam Nuryani Rustaman (2011:11) menyatakan bahwa mengobservasi artinya


menggunakan segala panca indra untuk memperoleh segala informasi atau data mengenai
benda atau kejadian. Jadi, keterampilan mengamati (observasi) dikembangkan dengan
menggunakan panca indra yang kita miliki, yaitu indra penglihatan, indra peraba, indra
pendengar, dan indra penciuman.

Observasi adalah keterampilan proses sains yang paling awal. Kita mengamati benda-benda
dan peristiwa menggunakan semua panca indera kita, yang berarti kita belajar tentang dunia di
sekitar kita. Kemampuan untuk membuat pengamatan yang baik sangat penting untuk
perkembangan keterampilan proses sains lainnya, yaitu: berkomunikasi, mengklasifikasi,
mengukur, menyimpulkan. dan memprediksi. Pengamatan sederhana dibuat hanya
menggunakan indera. vang biasanya menghasilkan pengamatan kualitatif (misalnya: daun

5
berwarna hijau, nula lilin lemah,dll). Pengamatan yang melibatkan angka atau kuantitas adalah
pengamatan kuantitatif misalnya: massa satu daun adalah lima gram, jumlah daun bergerombol
dalam kelompok adalah lima). Pengamatan kuantitatif memberikan informasi yang lebih tepat
dibandingkan informasi dari indera kita saja. Tidak mengherankan, jika siswa terutama yang
masih kecil, membutuhkan bantuan untuk membuat pengamatan yang baik.

Pengamatan baik jika hasil pengamatan rinci dan akurat. Siswa harus diminta untuk
mendeskripsikan pengamatan berupa tulisan atau gambar selengkap mungkin. Informasi hasil
pengamatan siswa harus dibuat dengan penuh rincian karena akan dapat meningkatkan
pemahaman mereka tentang konsep yang sedang dipelajari. Jika siswa mengamati dengan
panca indera mereka atau dengan instrumen, kita dapat membimbing mereka agar membuat
deskripsi lebih baik dan lebih rinci.

Kita dapat melakukan ini dengan mendengarkan pengamatan awal siswa dan kemudian
mendorong mereka untuk menjelaskan. Misalnya, jika seorang siswa menjelaskan apa yang dia
lihat, mereka mungkin hanya menggambarkan warna suatu objek tetapi tidak ukuran atau
bentuknya. Seorang siswa mungkin menggambarkan volume suara namun tidak pitch atau
iramanya. Kita dapat mendorong siswa untuk menambahkan rincian deskripsi mereka dan tidak
hanya dari lima indera yang mereka gunakan.

Indikator observasi pada keterampilan proses sains antara lain:

• Menggunakan sebanyak mungkin indra.


• Menggunakan atau mengumpulkan fakta yang relevan.

b. Pengukuran

Pengukuran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data kuantitatif,
dimana kegiatan pengukuran dilakukan dengan bantuan alat ukur yang sesuai. Misalnya untuk
mengetahui panjang suatu benda dibutuhkan penggaris, meteran.

Sedangkan untuk mengetahui berat suatu benda dibutuhkan neraca, timbangan, untuk
mengukur suhu air mendidih dibutuhkan termometer. Jadi pada saat mengukur siswa harus
memperhatikan kesesuaian alat ukur dan kemampuan maksimal alat ukur (sebagai contoh, jika
ingin mengukur panjang lemari maka menggunakan meteran bukan penggaris, walaupun sama
sama alat ukur panjang tetapi mengukur dengan menggunakan penggaris tidak akurat.

6
Indikator keterampilan pengukuran

• Memakai alat / bahan


• Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat / bahan
• Mengetahui bagaimana menggunakan alat / bahan.

c. Menggolongkan / klasifikasi

Menggolongkan (mengklasifikasi) adalah proses yang digunakan ilmuwan untuk


mengadakan penyusunan dan Menggolongkan atas objek-objek atau kejadian-kejadian yang
sedang di amati. Ketrampilan Menggolongkan dapat dikuasai siswa apabila telah dapat
melakukan keterampilan- keterampilan berikut ini, yaitu:

1. mengidentifikasi dan memberi nama sifat-sifat yang diamati dari sekelompok objek
yang digunakan dasar untuk mengklasifikasi;
2. menyusun klasifikasi dalam tingkatan-tingkatan tertentu sesuai dengan sifat-sifat
objek.

Keterampilan Menggolongkan ini berguna bagi siswa untuk melatih menunjukkan persamaan,
perbedaan dan hubungan timbal balik. Contoh: Siswa Menggolongkan berbagai hewan yang
memiliki cirri-ciri khusus, sifat logam berdasarkan kemagnetannya.

Indikator menggolongkan antara lain:

• Mencatat setiap pengamatan secara terpisah


• Mencatat perbedaan, persamaan
• Membedakan ciri-ciri
• Membandingkan
• Mencari dasar pengelompokan atau penggolongan
• Menghubungkan hasil-hasil pengamatan.

d. Mengomunikasikan

Mongkomunikasikan dalam ketrampilan proses berarti menyampaikan pendapat hasil


ketrampilan proses lainnya baik secara lisan maupun tulis. Dalam bentuk tulisan dapat berupa
rangkuman, grafik, tabel, diagram, gambar, poster dan lainnya. Ketrampilan berkomunikasi ini

7
hendaknya dilatihkan kepada siswa agar siswa terbiasa mengemukakan pendapat dan berani
tampil di depan umum.

Indikator ketrampilan proses mengkomu "kasikan, antara lain.

• Memberikan/ menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan


grafik / tabel atau diagram,
• Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis;
• Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian;
• Membaca grafik / tabel / diagram,
• Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa

e. Interpretasi data

Ketrampilan intepretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data, analisis data, dan
mendeskripsikan data. Mendeskripsikan data artinya menyajikan data dalam bentuk yang
mudah dipahami. Misalnya dalam bentuk tabel, grafik dengan angka-angka yang sudah
ditentukan rata-ratanya. Data yang sudah dianalisis kemudian diimpretasikan menjadi suatu
kesimpulan dalam bentuk pernyataan. Data yang diinterpretasikan harus yang membentuk pola
atau beberapa kecenderungan.

f. Memprediksi data

Prediksi adalah ramalan tentang kejadian yang dapat diamati diwaktu yang akan datang.
Prediksi di dasarkan pada observasi yang cermat dan inferensi tentang hubungan antara
beberapa kejadian yang telah diobservasi. Perbedaan inferensi dan prediksi yaitu: inferensi
didukung oleh fakta hasil observasi, sedangkan prediksi dilakukan dengan meramalkan apa
yang akan terjadi kemudian berdasarkan data pada saat pengamatan dilakukan.

Indikator keterampilan memprediksi data, antara lain:

• Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati;
• Menggunakan pola-pola hasil penelitian.

g. Merencanakan percobaan / penelitian

8
Kegiatan percobaan / eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang
direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu
hipotesis.

Suatu eksperimen akan berhasil jika variable yang dimanipulasi dan jenis respon yang
diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang
akan dikontrol sudat tepat. Untuk keberhasilan eksperimen ini maka setiap eksperimen harus
dirancang terlebih dahulu kemudian diuji coba.

Melatihkan merencanakan eksperimen tidak harus dalam bentuk penelitian yang rumit,
tetapi cukup dilatihkan dengan menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan konsep-
konsep di dalam kurikulum.

Indikator keterampilan merencanakan percobaan / penelitian, antara lain:

• Menentukan alat / bahan / sumber yang akan digunakan;


• Menentukan apa yang diukur, diamati, dicatat;
• Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja.

h. Berhipotesis

Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang merupakan pekerjaan
tentang pengaruh yang akan terjadi dari variable manipulasi terdapat variable respon. Hipotesis
dapat dirumuskan secara induktif dan deduktif. Perumusan induktif berdasarkan data
pengamatan sedangkan permusan deduktif berdasarkan teori. Hipotesis juga dapat dikatakan
sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah.

Indikator keterampilan berhipotesis, antara lain:

• Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari satu kejadian;
• Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti
lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah.
2. IPA Sebagai Produk

IPA sebagai produk adalah kumpulan hasil kegiatan dari para ahli saintis sejak berabad-
abad, yang menghasilkan berupa fakta, data, konsep, prinsip, dan teori-teori. Jadi hasil yang
berupa fakta yaitu dari kegiatan empirik (berdasarkan fakta), sedangkan data, konsep, prinsip
dan teori dalam IPA merupakan hasil kegiatan analitik.

9
Produk IPA dikenal dengan istilah :

a. Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar


ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif atau
bisa disebut sesuatu yang dapat dibuktikan kebenarannya. Misal Air membeku dalam
suhu 0°C.
b. Iskandar (1997: 3) menyatakan bahwa fakta adalah pernyataan-pernyataan tentang
benda-benda yang benar- benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi
dan sudah dikonfirmasi secara objektif.
c. Konsep IPA adalah merupakan penggabungan ide antara fakta-fakta yang ada
hubungannya satu dengan yang lainnya. Misalnya: Makhluk hidup dipengaruhi oleh
lingkungannya.
d. Prinsip IPA adalah generalisasi (kesimpulan) tentang hubungan diantara konsep-
konsep IPA. Prinsip bersifat analitik dan dapat berubah bila observasi baru dilakukan,
sebab prinsip bersifat tentative (belum pasti). Misal: udara yang dipanaskan memuai,
adalah prinsip menghubungkan konsep udara, panas, pemuaian. Artinya udara akan
memuai jika udara tersebut dipanaskan.
e. Hukum alam adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima meskipun juga bersifat
tentativ, tetapi karena mengalami pengujian-pengujian yang lebih keras daripada
prinsip, maka hukum alam bersifat lebih kekal. Misal: Hukum kekekalan energi.

f. Teori ilmiah adalah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, data-data,
konsep-konsep, dan prinsip- prinsip yang saling berhubungan. Teori ini dapat berubah
jika ada bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori tersebut. Misalnya teori
meteorologi membantu para ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana kabut
dan awan terbentuk.

3. IPA Sebagai Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah adalah sikap tertentu yang diambil dan dikembangkan oleh ilmuwan untuk
mencapai hasil yang diharapkan. Sikap-sikap ilmiah meliputi:

a. Obyektif terhadap fakta. Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri
oleh perasaan senang atau tidak senang. Contoh: Seorang peneliti menemukan bukti

10
pengukuran titik didih air sebesar 96° padahal seharusnya 100° maka peneliti tersebut
harus menyatakan 96° sesuai dengan hasil penelitian nya
b. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung
kesimpulan itu. Contoh: Ketika seorang ilmuwan menemukan hasil pengamatan suatu
burung mempuyai paruh yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan
semua burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat
mendukung kesimpulan tersebut;
c. Berhati terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain,
walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri. Sementara itu,
jika gagasan orang lain memiliki cukup data yang mendukung gagasan tersebut maka
ilmuwan tersebut tidak ragu menolak temuannya sendiri;
d. Tidak mencampur-adukkan fakta dengan pendapat. Contoh: tinggi batang kacang tanah
di pot A pada umur tujuh hari 4 cm, yang di pot B umur tujuh hari tingginya 7,5 cm.
Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A terlambat pertumbuhannya,
pernyataan orang merupakan pendapat bukan fakta; ini
e. Bersikap hati-hati. Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk cara
kerja yang didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu bekerja
sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak cepat
mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh kehati-
hatian berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benar- benar akurat,
f. Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi. Bagi seorang
ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu merupakan hal
penting dan layak untuk diselidiki. Contoh: Orang menganggap hal yang biasa ketika
melihat benda-benda jatuh, tetapi tidak biasa bagi seorang Issac Newton pada waktu
itu. Beliau berpikir keras mengapa buah apel jatuh ketika dia sedang duduk istirahat di
bawah pohon tersebut. Pemikiran ini ditindaklanjuti dengan menyelidiki selama
bertahun-tahun sehingga akhirnya ditemukannya hukum Gravitasi.

Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai produk ilmiah merujuk pada hasil atau kontribusi
dari penelitian ilmiah yang telah dilakukan. Produk ilmiah ini dapat berupa berbagai bentuk, mulai dari
teori-teori dan model-model konseptual hingga teknologi yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Berikut adalah beberapa poin yang menjelaskan hakikat IPA sebagai produk ilmiah:

a. Teori dan Model Ilmiah: Salah satu produk utama dari penelitian ilmiah adalah
pengembangan teori-teori dan model-model konseptual yang menjelaskan fenomena alam.

11
Teori-teori ini dapat membantu kita memahami pola dan proses di alam semesta. Sebagai
contoh, teori evolusi Charles Darwin adalah hasil dari penelitian ilmiah yang menyajikan
kerangka kerja konseptual untuk menjelaskan bagaimana spesies berevolusi dari leluhur
bersama.

b. Penemuan Ilmiah: Penelitian ilmiah sering menghasilkan penemuan-penemuan baru yang


meningkatkan pemahaman kita tentang alam semesta. Penemuan ini dapat berupa
identifikasi spesies baru, penemuan partikel subatom, atau pengamatan fenomena alam
yang belum pernah terjadi sebelumnya. Contohnya adalah penemuan eksoplanet (planet di
luar tata surya) yang telah memperluas pemahaman kita tentang keberadaan planet di luar
tata surya kita sendiri.

c. Teknologi dan Aplikasi Praktis: Banyak penelitian ilmiah menghasilkan teknologi baru dan
aplikasi praktis yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Teknologi ini dapat
berupa perangkat keras seperti komputer atau perangkat lunak seperti aplikasi medis yang
membantu dalam diagnosis penyakit. Contoh produk ilmiah yang inovatif adalah teknologi
CRISPR-Cas9, yang memungkinkan rekayasa genetik yang presisi dan berpotensi untuk
mengobati penyakit genetik.

d. Panduan dan Pedoman: Penelitian ilmiah juga dapat menghasilkan panduan, pedoman, atau
rekomendasi bagi praktisi di berbagai bidang, seperti kedokteran, lingkungan, atau
kebijakan publik. Panduan tersebut didasarkan pada bukti ilmiah dan digunakan sebagai
landasan untuk pengambilan keputusan. Sebagai contoh, panduan gizi nasional yang
dikeluarkan oleh badan kesehatan publik memberikan pedoman tentang asupan nutrisi yang
sehat berdasarkan bukti ilmiah.

e. Publikasi Ilmiah: Publikasi ilmiah, seperti jurnal peer-review, juga merupakan produk dari
penelitian ilmiah. Artikel-artikel yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah memberikan wadah
untuk berbagi temuan, penemuan, dan teori baru dengan komunitas ilmiah dan masyarakat
umum. Publikasi ilmiah juga memungkinkan temuan untuk dievaluasi oleh para ahli
lainnya dan dapat memberikan dasar bagi penelitian lanjutan.

Melalui produk-produk ilmiah ini, ilmu pengetahuan alam terus berkembang dan
memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas. Produk-produk ini tidak hanya

12
meningkatkan pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita, tetapi juga membantu dalam
memecahkan masalah dan meningkatkan kualitas hidup manusia secara keseluruhan.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah inti atau sifat dasar dari bidang studi yang
mempelajari alam semesta dan fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya. Hakikat IPA
mencakup pemahaman tentang cara alam semesta berfungsi, bagaimana berbagai komponen
alam berinteraksi, dan bagaimana fenomena-fenomena alam tersebut dapat dijelaskan dan
dipahami secara sistematis.

Secara keseluruhan, hakikat IPA mencerminkan upaya manusia untuk memahami alam
semesta dan fenomena-fenomena yang ada di dalamnya. IPA bukan hanya tentang pengetahuan
13
yang telah dikumpulkan, tetapi juga tentang proses yang digunakan untuk memperoleh
pengetahuan tersebut. Dengan menggabungkan observasi yang teliti, hipotesis yang cermat,
eksperimen yang terkontrol, dan analisis yang objektif, ilmu pengetahuan alam terus
berkembang dan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang dunia di sekitar kita.

Hakikat IPA dapat di klasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: ilmu pengetahuan alam sebagai
produk, proses, dan sikap.

B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera
melakukan perbaikan susunan makalah ini dengan menggunakan pedoman dari beberapa
sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Mariana, I. M. A., & Praginda, W. (2009). Hakikat IPA dan pendidikan IPA. Bandung:
PPPPTK IPA.

Susanto,.2016. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Puskur,


Balitbang

Iskandar, M. Srini. 1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: DIKTI.

Mudjiono dan Dimyati. (1999). Pembelajaran IPA. Jakarta: Rineka Cipta.

Nuryani Y, Rustaman, Sri Rejeki & Adianto. (2011). Hakikat IPA dan Pendidikan IPA.
Untuk Guru SD & SMP. Jakarta: Pusat

14
Naniek Kusuma. 2022. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jawa Timur : CV. AE
MediaGrafika

15

Anda mungkin juga menyukai