PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA TAHUN AJARAN 2022/2023 PEMBAHASAN A.PERKEMBANGAN INDIVIDU Perkembangan individu adalah perubahan progresif dan kontinyu atau berkesinambungan dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati yang dalam bahasa Inggris disebut dengan The progressive and continuous change in the organism from born to death.Sedangkan menurut F.J Monks dalam Desmita menyatakan jika perkembangan adalah suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak diulang kembali. Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian adalah peserta didiknya, baik itu di Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Pendidikan Menengah, ataupun di Perguruan Tinggi dan pendidikan untuk orang dewasa lainnya. Setiap peserta didik (individu) mengalami perkembangannya sebagai suatu proses yang teratur. Setiap individu dalam menjalani hidupnya dilengkapi dengan pembawaannya yang unik serta pengalaman yang bersifat pribadi yang dilalui dengan kecepatan tersendiri. Keunikan ini sangat penting untuk diperhatikan dan merupakan konsep yang perlu dipertimbangkan dalam pertumbuhan (Sumantri, 2014). B.PERBEDAAN-PERBEDAAN INDIVIDUAL PESERTA DIDIK 1.perubahan-perubahan fisik pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam perubahan manusia.perubahan fisik terjadi sejak masa kanak-kanak sampai usia lanjut. perubahan tumbuhan fisik meliputi;perubahan ukuran tubuh,perubahan proporsi tubuh munculnya cirri-ciri kelamin yang utama (primer) dan cirri kelamin kedua (skunder),sampai penelusurankondisi fisik 2. perbedaan intelegasi intelegasi atau kecerdasan sering diasosiasikan dengan kecerdikan,kemengertian,kemampuan, untuk berfikir ,kemampuan untuk menguasai sesuatu,kemampuan untuk menyesuaikan diri, dengan situasi atau lingkungan tertentu dan sebagainya. 3.perbedaan gaya belajar dan gaya berfikir Gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut atau cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut Gaya belajar setiap orang dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor lingkungan. Ada hal- hal tertentu yang tidak dapat diubah dalam diri seseorang bahkan dengan latihan sekalipun. Tetapi ada juga hal-hal yang dapat dilatihkan dan disesuaikan dengan lingkungan yang terkadang justru tidak dapat diubah. Menurut DePorter dan Hernacki (2002), gaya belajar adalah kombinasi dari cara menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Gaya berpikir mendalam/dangkal merupakan dua gaya berpikir yang berlawanan arah. Peserta didik yang memiliki gaya berpikir mendalam (deep learner) akan mempelajari materi pelajaran dengan cara yang membantunya untuk memahami makna-makna materi yang dipelajari. Peserta didik yang memiliki gaya berpikir dangkal (surface learner) hanya sekedar mencaru apa-apa yang perlu dipelajari (Marton dkk dalam Santrock, 2008: 156-157). 4.perbedaan keperibadian Kepribadian adalah cara seseorang yang bersifat khas dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Allport (1937) mendefinisikan kepribadian sebagai: “personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustments to his environment” [kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang berasal dari sistem psiko-fisikis yang menentukan keunikan seseorang beradaptasi dengan lingkungannya]. 5. perbedaan temperamen Temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan caranya yang khas dalam menanggapi atau merespon sesuatu. Temperamen adalah gabungan dari sifat/karakteristik dalam diri seseorang yang ce seseorang berkaitan erat dengan temperamennya. Sadar atau tidak, temperamen berpengaruh kuat dalam tingkah laku individu seharihari. Pengenalan terhadap temperamen seseorang dapat menjadi dasar praduga bagaimana reaksinya bila dihadapkan pada situasi tertentu.nderung menentukan cara ia berpikir, bertindak, dan merasa. Karakteristik fisik C.PERKEMBANGAN FISIK Manusia terdiri dari fisik dan psikhis. Fisik merupakan tempat berkembang berbagai perkembangan manusia. Di dalam fisik terjadi perkembangan kognitif, sosial, moral, agama, dan bahasa. Fisik merupakan tempat bagi perkembangan psikis manusia. Oleh sebab itu ada pepatah dalam Bahasa Latin yang menyatakan: Man sano in carpore sano (di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat). Fisik manusia berkembang dalam beberapa tahapan, mulai tahap anak-anak usia lanjut. Pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. -jiwa anak daur pertumbuhan fisik -daur pertumbuhan utama -keanekaragaman daurpertumbuhan -besar kecilnya ukuran tubuh -tinggi tubuhn -berat tubuh -proporsi tubuh -tulang -otot dan lemak -gigi D.PERKEMBANGAN KOGNITIF Kognitif adalah kemampuan berpikir pada manusia. Menurut Terman kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir abstrak. Sedangkan Colvin menyatakan kemampuan kognitif adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Hunt menyatakan kemampuan kognitif merupakan kemampuan memproses informasi yang diperoleh melalui indera. Sedangkan Gardner menyatakan kemampuan kognitif adalah kemampuan menciptakan karya. Perbedaan-perbedaan individual dalam perkembangan kognitif bayi telah dipelajari melalui penggunaan skala perkembangan atau tes intelegensi bayi. Adalah penting untuk mengetahui apakah seorang bayi berkembang pada tingkat yang lambat , normal, atau cepat. Kalau seorang bayi berkembang pada tingkat yang lambat, beberapa bentuk pengayaan cukup penting. Akan tetapi bila seorang bayi berkembang pada suatu tahapan yang lebih maju, orang tua dapat dinasehati untuk memberi mainan yang lebih “sulit” guna merangsang pertumbuhan kognitif mereka.Dan skala mental pda perkembangan kognitif bayi meliputi pengukuran sebagai berikut :Perhatian pendengaran dan penglihatan terhadap rangsangan yang diberikan.Manipulasi, seperti mengkombinasikan benda-benda atau menggoyang- goyangkanSuatu mainan yang dapat menghasilkan bunyi. Interaksi dengan penguji, E. PERKEMBANGAN SOSIAL Perkembangan sosial merupakan kematangan yang dicapai dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi serta meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Menurut keyakinan tradisional sebagian manusia dilajirkan dengan sifat social dansebagian tidak. Orang yang lebih banyak merenungi diri sendiri daripada bersama-sama dengan orang lain, atau mereka yang bersifat social pikirannya lebih banyak tertuju pada hal-hal diluar dirinya, secara ‘alamiah’ memang sudah bersifat demikian, atau karena factor keturunan. Juga orang yang menentang masyarakat yaitu orang yang anti social. -mulainya perilaku sosial -reaksi terhadap orang dewasa -reaksi terhadap bayi lain -perkembangan sosial pada masa awal kanak-kanak -hubungan dengan anak lain -perkembangan sosial pada masa kanak-kanak akhir F. PERKEMBANGAN EMOSI Pengertian Emosi Apakah yang disebut emosi? Sebagian orang mengartikan emosi sama dengan perasaan. Orang-orang telah mencoba untuk memahami fenomena emosi selama ribuan tahun. Definisi utama emosi mengacu pada perasaan kuat yang melibatkan pikiran, perubahan fisiologis, dan ekspresi pada sebuah perilaku. Berbagai teori yang terkait dengan perolehan emosi juga bermunculan. Ada lima teori yang mencoba untuk memahami mengapa seseorang mengalami emosi. Teori tersebut adalah Teori James-Lange, Teori Meriam Bard, Teori Schachter-Singer, Teori Lazarus, dan Teori Feedback Facial 1. Pola Perkembangan Emosi Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang baru lahir. Gejala pertama perilaku emosional adalah keterangsangan umum terhadap stimulasi yang kuat. Keterangsangan yang berlebih-lebihan ini tercermin dalam aktivitas yang banyak pada bayi yang baru lahir. Meskipun demikian, pada saat bayi lahir, bayi tidak memperlihatkan reaksi yang secara jelas dapat dinyatakan sebagai keadaan emosional yang spesifik. 2. Variasi dalam Pola Perkembangan Emosi Terdapat variasi dari segi frekuensi, intesitas serta jangka waktu dari berbagai macam emosi, dan juga usia pemunculannya. Variasi ini sudah mulai terlihat sebelum masa bayi berakhir dan semakin sering terjadi dan lebih menyolok dengan meningkatnya usia kanak- kanak. G.PERKEMBANGAN MORAL Perkembangan moral adalah per- kembangan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk mengetahui baik dan buruk suatu perbuatan, kesadaran untuk melakukan perbuatan baik, kebiasaan melakukan baik, dan rasa cinta terhadap perbuatan baik. Moral berkembang sesuai dengan usia anak. Moral berasal dari bahasa Latin mores sendiri berasal dari kata mos yang berarti kesusilaan, tabiat, atau kelakuan. Selanjutnya Salam mengartikan moral sebagai hal-hal yang berkaitan dengan kesusilaan (Salam, 2000:2). Dalam mempelajari sikap moral, terdapat empat pokok utama: 1) Mempelajari apa yang diharapkan kelompok sosial dari anggotanya sebagaimana dicantumkan dalam hukum, kebiasaan, dan peraturan. 2) Mengembangkan hati nurani. 3) Belajar mengalami perasaan bersalah dan rasa malu bila perilaku individu tidak sesuai dengan harapan kelompok. 4) Mempunyai kesempatan untuk interaksi sosial untuk belajar apa saja yang diharapkan anggota kelompok. H. PERKEMBANGAN AGAMA Jika perkembangan moral anak tidak terjadi sejak lahir, per- kembangan agama pada anak menurut ajaran Islam telah ada sejak anak lahir. Fitrah beragama dalam diri manusia merupakan naluri yang menggerakkan hatinya untuk melakukan perbuatan “suci” yang diilhami oleh Tuhan Yang Maha Esa telah ada dalam diri anak sejak dia berada di tulang sulbi orang tuanya. Sifat keagamaan pada anak dapat dibagi menjadi enam bagian: a. Unreflective (kurang mendalam/ tanpa kritik) Kebenaran yang mereka terima tidak begitu mendalam, cukup sekedarnya saja. Dan mereka merasa puas dengan keterangan yang kadang- kadang kurang masuk akal. Menurut penelitian, pikiran kritis baru muncul pada anak berusia 12 tahun, sejalan dengan perkembangan moral. b. Egosentris Sifat egosentris ini berdasarkan hasil ppenelitian Piaget tentang bahasa pada anak berusia 3 – 7 tahun. Dalam hal ini, berbicara bagi anak-anak tidak mempunyai arti seperti orang dewasa.Pada usia 7 – 9 tahun, doa secara khusus dihubungkan dengan kegiatan atau gerak- gerik tertentu, tetapi amat konkret dan pribadi. Pada usia 9 – 12 tahun ide tentang doa sebagai komunikasi antara anak dengan ilahi mulai tampak. Setelah itu barulah isi doa beralih dari keinginan egosentris menuju masalah yang tertuju pada orang lain yang bersifat etis. c. Anthromorphis Konsep anak mengenai ketuhanan pada umumnya berasal dari pengalamannya. Dikala ia berhubungan dengan orang lain, pertanyaan anak mengenai (bagaimana) dan (mengapa) biasanya mencerminkan usaha mereka untuk menghubungkan penjelasan religius yang abstrak dengan dunia pengalaman mereka yang bersifat subjektif dan konkret. d. Verbalis dan Ritualis Kehidupan agama pada anak sebagian besar tumbuh dari sebab ucapan (verbal). Mereka menghafal secara verbal kalimat- kalimat keagamaan dan mengerjakan amaliah yang mereka laksanakan berdasarkan pengalaman mereka menurut tuntunan yang diajarkan pada mereka. Shalat dan doa yang menarik bagi mereka adalah yang mengandung gerak dan biasa dilakukan (tidak asing baginya). e. Imitatif Tindak keagamaan yang dilakukan oleh anak pada dasarnya diperoleh dengan meniru. Dalam hal ini orang tua memegang peranan penting.Pendidikan sikap religius anak pada dasarnya tidak berbentuk pengajaran, akan tetapi berupa teladan f. Rasa heran Rasa heran dan kagum merupakan tanda dan sifat keagamaan pada anak. Berbeda dengan rasa heran pada orang dewasa, rasa heran pada anak belum kritis dan kreatif. Mereka hanya kagum pada keindahan lahiriah saja. Untuk itu perlu diberi pengertian dan penjelasan pada mereka sesuai dengan tingkat perkembangan pemikirannya. Dalam hal ini orang tua dan guru agama mempunyai peranan yang sangat penting. I.PERMASALAHAN REMAJA DAN SOLUSINYA remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1980: 2006). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial. Masa remaja selalu dimulai dengan pubertas. Namun terjadi percepatan terjadinya pubertas pada saat sekarang, sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik dan psikhis yang selalu mendatangkan konflik pada diri remaja, sehingga banyak remaja yang gamang melewati masa remajanya. Orang tua, guru, dan masyarakat perlu memahami permasalahan remaja sehingga dapat membantu mereka menemukan solusi melewati masa remaja dengan sukses. 12 masalah remaja yang umumnya terjadi : Sebagai orangtua, Anda diharapkan bisa memahami berbagai masalah remaja yang biasanya terjadi. Berikut adalah masalah-masalah yang umumnya dialami remaja. -masalah kecantikan -gangguan makanan -masalah akademis -depresi -masalah dengan orang terdekat -bulliying atau perundungan -masalah percintaan dan aktivitas seksual -kecanduan gawai -tekanan dari teman sebaya -merokok -minuman keras dan obat terlarang -obesitas Apa yang harus dilakukan orangtua? Orangtua harus memahami berbagai permasalahan remaja dan solusinya. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi masalah remaja saat ini. Pastikan anak remaja Anda merasa aman dan dicintai. Tunjukan bahwa Anda memahami perasaannya. Ajak anak remaja mengobrol. Buatlah mereka merasa nyaman dan mau mengutarakan apa yang menjadi masalahnya. Tunjukkan bahwa Anda mempercayai anak remaja dan akan membantunya dalam menghadapi masalah yang dihadapi. Jika anak remaja melakukan kesalahan, jangan cepat-cepat menghakiminya. Tanyakan apa alasannya dan beri teguran yang tepat. Berikan pesan positif pada anak remaja. Hal ini akan membuatnya merasa mendapat dukungan dan membantunya mengerti apa yang harus dilakukan. Lakukan hal yang menyenangkan bersama anak remaja, seperti makan dan berolahraga bersama. Ajak ke psikolog atau psikiater jika kesehatan mental anak terganggu.