Disusun Oleh:
Dwi Lestari
NPM : 1819.03.021
Salsabila Latifah
NPM : 1819.03.025
Dosen pembimbing : Ashabul Kahfi, M.Pd.I.
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan merujuk pada perubahan sistematis tentang fungsi-
fungsi fisik dan praktis. Perkembangan fisik meliputi perkembangan
biologis dasar sebagai hasil dari konsepsi, dan hasil dari interaksi proses
biologis dan genetika dengan lingkungan. Sementara perubahan psikis
menyangkut keseluruhan karateristik spikologis induvidu, seperti
perkembangan kognitif, emosi, sosial dan moral.
Masa remaja disebut juga masa untuk menentukan identitas diri,
usaha pencapaian identitas diri dimulai dari perilaku coba-coba, perilaku
imitasi atau ikut-ikutan. Ketika seorang remaja mengalami kegagalan
dalam proses menentukan identitas diri, seseorang akan merasa terpuruk
atau bahkan prustasi. Sehingga hal tersebut akan membentuk kepribadian
yang tidak sesuai dengan sebenarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari perkembangan remaja, perkembangan fisik serta
perkembangan psikomotorik?
2. Bagaimana karakteristik perkembangan fisik dan perkembangan
psikomotorik pada remaja?
3. Bagaimana implikasi perkembangan fisik dan psikomotorik remaja
dalam pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah pembelajaran
psikologi pendidikan dan agar mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami materi tentang karakteristik perkembangan fisik dan
psikimotorik masa remaja serta implikasinya dalam pendidikan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
4. Sturktur fisik atau tubuh, yang meliputi tinggi, beratm dan
proporsi.1
Perkembangan psikomotorik merupakan perkembangan paling
dasar yang berkaitan dengan aspek fungsi dan penggunaan anak sendiri,
ini berarti amak diarahkan agar berani menghadapi tantangan fisik, berani
mencoba, tahu bagaimana mengatasi permasalahan dan terampil. Semua
ini berkembang dari stimulasi yang diperoleh anak sejak bayi dari
lingkungan hidupnya, yang secara langsung mempengaruhi perkembangan
sistem penginderaan.
Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, bahwa
perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi
sampai keadaan dimana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat
secara bertahap. 2
1
Syamsuddin Makmum, Psikologi Pendidikan,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
h.25.
2
Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik,(Bandung: PT. Raja Grafindo Persada,
2011), h.12.
3
akhir bagi wanita dan penghujung masa remaja akhir bagi pria, laju
perkembangan menurun sangat lambat bahkan menjadi stabil.
3
Muhammad Ali, Psikologi Remaja,(Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 51-54.
4
Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh
kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang dimilikinya, dia berusaha
untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas
dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitas diri ini,
pada remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak
jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau
kenakalan. Dorongan pembentukkan identitas diri yang kuat di satu pihak,
sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap
kelompok sebayanya. Diantara kelompok sebaya mereka mengadakan
pembagian peran, dan sering kali mereka sangat patuh terhadap peran yang
diberikan kepada masing-masing anggota.
Perilaku motorik memerlukan adanya koodrinasi fungsional antara
neuromuscular sytem (persyarapan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif,
afektif, dan konatit). Ada dua macam perilaku psikomotorik utama yang
bersifat universal harus dikuasai oleh setiap induvidu pada masa bayi atau
awal masa kanak-kanaknya ialah berjalan dan memegang benda, kedua
jenis keterampilan psikomotorik ini merupakan basis bagi perkembangan
keterampilan yang lebih kompleks seperti yang kita kenal dengan sebutan
bermain dan bekerja.
Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung peningkatan
potensi kemampuan psikomotorik peserta didik adalah sebagai berikut:
5
tua mempunyai pembawaan sifat gen yang unggul maka dalam
mengembangkan potensi kemampuan psikomotorik anak pun
akan lancar.
3. Interior ruang belajar
Kebiasaan mental dan sikap perilaku seseorang dipengaruhi
oleh lingkungan fisiknya, adapun lingkungan fisik tersebut
antara lain berupa kondisi fisik hunia atau bangunan, ruang,
berserta segala prabotnya.4
4
Samsunuwiyati, Psikologi Perkembangan,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2005).h. 10-
14.
6
Dengan begitu kualitas pendidikan yang lebih efektif dan efesien dapat
berjalan dengan tepat. 5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih
sempurna dan tidak dapat diulang kembali, perkembangan menunjuk pada
perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali,
perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap
menuju kearah suatu organisasi pada tingkat intergrasi yang lebih tinggi,
berdasarkan pertumbuhan, pematangan dan juga belajar.
Sedangkan remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, yang
berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh untuk mencapai
kematangan” istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti luas,
mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Secara
psikologis remaja adalah suatu usia dimana induvidu menjadi terintregasi
kedalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa
dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa
sama atau paling tidak sejajar.
Perkembangan fisik induvidu meliputi empat aspek yaitu:
1. Sistem syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan
kecerdasan dan emosi.
2. Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan
kemampuan motorik.
5
Ganda setiawan, Perkembangan Pada Masa Remaja,(Jakarta:Bumi Aksara,2009).h.40.
7
3. Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola
tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan
senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang sebagaian
anggotanya terdiri atas lawan jenis.
4. Sturktur fisik atau tubuh, yang meliputi tinggi, beratm dan
proporsi.