Anda di halaman 1dari 12

2.

1 latar brelakang

Manusia umumnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan, siapapun


itu baik yang berjenis kelamin perempuan maupun laki-laki. Dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan tersebut nantinya akan “menghasilkan” sesosok
manusia yang dewasa baik itu secara fisik, pikiran, dan mental. Namun, banyak
yang belum memahami akan perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan,
meskipun keduanya sama-sama adalah proses alami untuk seluruh manusia di
planet bumi ini. Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya jumlah dan ukuran
sel dalam tubuh. Pada saat kita mengalami pertumbuhan maka sel didalam tubuh
semakin bertambah banyak. Jaringan dan organ tubuh juga semakin besar atau
meningkat.Pertumbuhan manusia berupa perubahan fisik yang dapat kita ukur
melalui angka. Selain itu, dapat diukur tinggi badan, besar badan dan berat badan.
Pertumbuhan juga tidak dapat kembali ke dalam keadaan yang
semula.Pertumbuhan sendiri akan berhenti di saat kita udah menginjak dewasa,
namun pikiran dan emosi akan tetap berkembang. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan antara lain nutrisi, olahraga, penyakit dan kesehatan
individuProses pematangan dari sel – sel tubuh menuju kedewasaan disebut
dengan perkembangan. Dimulai dari kematangan fisik, perubahan kecakapan,
emosi dan pikiran menuju kedewasaan. Perkembangan tidak dapat diukur dengan
angka seperti pertumbuhan yang dapat diukur dengan angka.Menurut F.J. Monks,
dkk (2001) perkembangan adalah proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak
begitu saja dapat diulang kembali. Proses ini kekal dan tetap yang menuju kea rah
suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi berdasarkan
pertumbuhan, pemasakan dan belajar.Arti perkembangan menurut Desmita (2009:
9) perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin
membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang
berlangsung ecara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi – fungsi jasmaniah
dan rohaniah yang dimiliki individu menuju tahap kematangan melalui
pertumbuhan, pemasakan dan belajar.1
1
Written by gilang Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia: Pengertian, Ciri
Perbedaan dan Faktor https://www.gramedia.com/literasi/pertumbuhan-dan-
1.2 rumusan masalah

1. konsep teori pertumbuhan

2. perkebangan anak , remaja , dan lanjut usia

1.3 tujuan pembahasan

1. untuk mengetahui konsep teori pertubuhan

2. untuk mengetahui perkebangan anak , remaja , dan lanjut usia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Teori Pertumbuhan

perkembangan-manusia/ di akses pada hari selasa 26 maret 2:31


Pengertian: Pertumbuhan adalah proses peningkatan atau pertambahan
volume dan ukuran tubuh yang tidak dapat dikembalikan. Ini disebabkan oleh
pertambahan jumlah dan pembesaran sel.
Contoh: Ketika seorang anak tumbuh lebih tinggi dan berat badannya bertambah,
itu adalah contoh pertumbuhan.
Pertumbuhan merujuk pada peningkatan ukuran atau jumlah sel dalam suatu
organisme. Proses ini terjadi secara fisik dan dapat diukur dengan menggunakan
parameter seperti berat badan, tinggi, atau volume. Pertumbuhan merupakan hasil
dari pembelahan sel yang terus-menerus dan penambahan materi yang baru.
Misalnya, pada manusia, pertumbuhan terjadi secara signifikan selama masa kanak-
kanak dan remaja, di mana tubuh mengalami peningkatan tinggi dan berat badan.

Teori pertumbuhan sebagai berikut :

 Pertumbuhan melibatkan peningkatan ukuran atau jumlah sel,


Pertumbuhan terjadi pada periode waktu yang lebih singkat,
Pertumbuhan bersifat struktural,
 Pertumbuhan berupa perubahan fisik,
 Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal (genetik),

2.2 Perkembangan anak, remaja dan lanjut usia

Secara umum, perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat


tetap dan tidak dapat diputar kembali (werner 1969). Beberapa psikologi
membedakan arti kata “pertumbuhan” dengan “perkembangan”, namun beberapa
tidak. Pertumbuhan bisa diartikan sebagai bertambah besarnya ukuran badan dan
fungsi fisik yang murni, sebagai contoh seorang anak berusia 4 tahun akan
mempunyai tinggi bdan yang berbeda dengan tingginya ketika 12 tahun.
Sedangkan perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat yang khas mengenai
gejala psikologis yang muncul (Monks knoers haditono 1982). Perkembangan
berkaitan dengan adanya perubahan proses mental seperti perubahan persepsi dan
tingkah laku.

a. Perkembangan pada anak


Perkebangan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu
peningkatan ukuran dan struktur. Anak tidak saja menjadi besar secara
fisik, tapi ukuran dan struktur organ dalam tubuh dan otak meningkat.
Akibatnya ada pertumbuhan otak, anak tersebut memiliki kemampuan
yang lebih besar untuk belajar, mengingat dan berpikir. 2 Perkembangan
berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif, yaitu perubahan–
perubahan psikofisis yang merupakan hasil dari proses pematangan
fungsi–fungsi yang bersifat psikis dan fisik pada diri anak secara
berkelanjutan, yang ditunjang oleh faktor keturunan dan faktor lingkungan
melalui proses maturation dan proses learning. Maturation berarti suatu
proses penyempurnakan, pematangan dari unsur-unsur atau alat-alat tubuh
yang terjadi secara alami. Proses learning merupakan proses belajar,
melalui pengalaman pada jangka waktu tertentu untuk menuju
3
kedewasaan. Anak-anak yang dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan memiliki rasa keingintahuan yang besar terhadap
lingkungan sekitar. Hal ini ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang
diajukan mereka. Rasa ingin tahu tersebut memberikan kesempatan kepada
anak dalam belajar mengenal sesuatu.Interaksi anak dengan
lingkungannya misalnya dengan teman seumuran maupun guru akan
membuat anak belajar untuk mengembangkan aspek sosial dan emosi
mereka. Interaksi dengan teman sebaya akan memberikan pengalaman
dalam bersosialisasi dan berkomunikasi, seperti bermain bersamasama,
mau berbagi, mau mengalah dan sebagainya. Sedangkan interaksi anak
dengan lingkungan alam akan memberikan perasaan santai dan rileks.
2
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2, Erlangga, Jakarta
3
Drs. J. Agoes Achir, Perkembangan Anak dan Remaja, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Normalisasi
Kehidupan Kampus, 1979
Kondisi inilah yang sangat dibutuhkan anak dalam proses belajar dan
bermain.

 6 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini


Ke-6 aspek perkembangan pada anak usia dini meliputi aspek-aspek nilai
agama dan moral, fisik, motorik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional.
Mari lihat masing-masing aspek tersebut dengan contohnya.

1. Aspek Nilai Agama dan Moral


Aspek nilai agama dan moral menentukan bagaimana Si Kecil
akan memiliki nilai budi pekerti dan sopan santun. Aspek ini juga
menentukan keinginannya untuk menaati ajaran agamanya dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga Si Kecil dapat memiliki moral yang baik.

Contoh menerapkan aspek ini ialah ketika ia merasa tidak boleh


mengambil sandal milik anak lain dan membuat sandal itu menjadi
miliknya sendiri. Selain itu, aspek perkembangan ini dapat dianggap
matang jika ia merasa perlu berdoa dulu sebelum memulai bermain.

2. Aspek Fisik
Aspek fisik merupakan aspek perkembangan ketika ia mengalami
pertumbuhan fisik, di mana ukuran anggota tubuhnya bertambah.
Pertumbuhan ini diperlukan, sebab peningkatan ukuran anggota tubuh
yang ditandai peningkatan jumlah sel tubuh dengan ukuran yang lebih
besar dibutuhkan untuk menjalankan fungsi normal tubuhnya.

Contoh perkembangan fisik ini dapat terlihat pada peningkatan berat badan,
bertambahnya tinggi badan, semakin besarnya lingkar kepala, dan sebagainya.

3. Aspek Motorik
Aspek motorik merupakan aspek perkembangan di mana kemampuannya
dalam menggerakkan tubuh untuk melakukan beragam kegiatan menjadi
meningkat. Kemampuan ini bergantung pada tingkat keberhasilan koordinasi
antara otak, saraf, dan otot Contoh aspek motorik ini ditandai kemampuan anak
untuk berlari, naik-turun tangga, memegang gunting, atau sesederhana memegang
mainan. Contoh lainnya juga berupa kemampuannya menggoreskan krayon,
menyuapi dirinya sendiri dengan sendok, bersepeda, atau menari.
Perkembangan motorik ini berjalan secara bertahap sesuai umurnya,
sehingga kemampuan yang didapatkannya pada usia kecil tentu tidak akan
sebanyak kemampuan pada usia besar.

4. Aspek Kognitif
Aspek kognitif meliputi kemampuan anak untuk memahami, mengingat,
dan menerapkan informasi yang dipelajarinya. Kemampuan ini juga melibatkan
kemampuan menganalisis suatu kejadian di sekitarnya, serta mengevaluasi dan
menciptakan suatu hal yang dianggapnya baru bagi diri anak Contoh penerapan
aspek kognitif ini pada anak-anak ialah menyelesaikan permainan puzzle, mampu
menghafal nama-nama benda sekitarnya, atau mengenali jalan pulang dari tempat
bermain ke rumah.

5. Aspek Bahasa
Aspek bahasa ialah peningkatan kemampuan anak dalam menyampaikan
sejumlah kata dan kalimat, mengungkapkan isi pikiran dan perasaannya dengan
orang-orang di sekitarnya, juga kemampuannya dalam menulis dan membaca.
contoh peningkatan kemampuan aspek ini ketika anak dapat berbicara dengan
lancar kepada orang lain, serta memilih kata yang tepat untuk menjelaskan isi
pikirannya.

6. Aspek Sosial Emosional


Aspek sosial emosional merupakan kemampuan anak untuk berinteraksi
dengan orang lain, sehingga dapat hidup berdampingan. Aspek ini juga mencakup
kemampuannya untuk berespons terhadap suatu kejadian dan juga menyampaikan
isi keinginannya. Contoh penerapan aspek ini ialah rukun dengan temannya dan
dapat bekerja sama ketika bermain. Contoh lainnya juga berupa kemampuannya
menunjukkan tangisan atau kemarahan ketika ia tidak mendapatkan keinginannya,
atau tertawa saat ia merasa senang.4

4
Fadli nasrudin 6 aspek perkebangan anak di usia dini dan contohnya Terbit 12 Jul 2023 13:45
WIB 6 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini dan Contohnya (tirto.id) di akses pada hari selasa
20 : 09
B. Perkebangan pada remaja

Perkembangan masa remaja adalah masa transisi atau periode peralihan


dari masa anak menuju masa dewasa yang terjadi pada umur 12 hingga 21
tahun bagi wanita dan 22 bagi pria (Asrori dalam Ajhuri, 2019, hlm. 122).
Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun
psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh
berkembang pesat sehinggaa mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang
disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif.

Salah satu ciri utama dari dimulainya masa remaja adalah ketika pertumbuhan
seksual mereka telah sempurna. Seperti yang diungkapkan oleh Thahir (2018,
hlm. 147) bahwa masa remaja secara umum dimulai dengan pubertas, proses yang
mengarah kepada kematangan seksual atau fertilisasi, kemampuan untuk
bereproduksi.

Masa remaja dimulai pada usia 12-18 tahun atau awal usia dua puluhan, dan
masa tersebut membawa peluang untuk tumbuh bukan hanya dalam dimensi fisik,
tetapi juga dalam kompetensi kognitif dan psikososial. Otonomi; harga diri, dan
intimasi. Periode ini juga amat berisiko. Secara psikologis masa remaja adalah
usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana
remaja tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan
berada dalam tingkatan yang sama (Hurlock, 1999 dalam Thahir, 2018, hlm. 147).

Pembagian dan Ciri Masa Remaja

Menurut Ajhuri, 2019, hlm. 123-124) secara umum masa remaja dibagi menjadi
tiga bagian, yakni sebagai berikut.
1. Masa remaja awal (12-15 tahun)
Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan
berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung
pada orang tua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaaan terhadap bentuk dan
kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya.
2. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)
Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman
sebaya masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu
mengarahkan diri sendiri (selfdirected). Pada masa ini remaja mulai
mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar mengendalikan impulsivitas,
dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan vokasional
yang ingin dicapai. Selain itu penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi
individu.
3. Masa remaja akhir (19-22 tahun)
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang
dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tujuan vokasional dan
mengembangkan sense of personal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi
matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga
menjadi ciri dari tahap ini.

Sementara itu, karakteristik atau ciri individu pada masa perkembangan remaja
adalah:

 masa remaja sebagai periode peralihan dari kanak-kanak ke dewasa,


 masa remaja adalah periode perubahan (terjadi peningkatan emosi),
 masa remaja sebagai usia bermasalah, cenderung tidak rapi, tidak hati-
hati,
 masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan (merasa banyak
masalah),
 masa remaja cenderung memaksakan seperti yang ia inginkan (tidak
realistis),
 masa remaja sebagai ambang masa dewasa (mencari hingga menemukan
identitas diri sendiri) (Sumanto dalam Ajhuri, 2019, hlm. 124).5

C. Perkembangan Lanjut Usia

Perkembangan dewasa akhir atau lanjut usia adalah titik tertinggi


dalam rentang kehidupan individu yang ditandai oleh penurunan
kemampuan baik fisik maupun psikologis yang dimulai pada usia 60
tahun. Pada beberapa kasus, lansia masih mampu melakukan aktivitas
kehidupannya sehari-hari, tetapi pada umumnya Individu yang telah
memasuki periode lansia membutuhkan bantuan pihak lain untuk
melakukannya.

Orang dewasa akhir atau lanjut usia (lansia) dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa beberapa jenis di bawah ini.

1. Young Old (60 – 69 tahun),


2. Middle Old (70 – 79 tahun),
3. Old-old (80 – 89 tahun),
4. Very Old-Old (90 tahun ke atas) (Masykuroh, 2021, hlm. 130).

5
Gamal Thabroni Perkembangan Masa Remaja fisik, kognitif, psikososial dsb terbit 29 juli 2022
Perkembangan Masa Remaja: Fisik, Kognitif, Psikososial, dsb - serupa.id di akses pada hari selasa
20 : 41
Akan tetapi, klasifikasi yang lebih bernilai adalah mengenai usia
fungsional. Usia fungsional adalah ukuran kemampuan seseorang untuk berfungsi
secara efektif dalam lingkungan fisik dan sosialnya dibandingkan dengan orang
lain yang seusianya. Seseorang berusia 90 tahun yang tetap berada dalam
kesehatan yang prima bisa jadi berfungsi lebih muda dibandingkan dengan orang
berusia 65 tahun yang tidak sehat.

Banyak sekali stereotype-stereotype tidak tepat yang mengintari orang


lanjut usia. Contohnya, sebagian besar masyarakat masih mengira bahwa
kepikunan pada usia tua itu wajar, padahal tidak. Alzheimer adalah penyakit yang
seharusnya tidak diidap oleh lansia sekali pun. Hal ini sangat dapat dihindari
dengan melakukan aktivitas psikomotor (campuran) dan terapi-terapi tertentu
bahkan dengan sesederhana tidak berhenti bekerja atau melakukan aktivitas
produktif lainnya.

Hal tersebut terjadi terutama kepada para super ager yang terbukti
memiliki usia fungsional tinggi bahkan ketika menginjak usia 90-an. Dalam
konteks super ager ini, diketahui bahwa penyebab para super ager memiliki
kesehatan yang amat prima di usia tua adalah mereka tidak pernah berhenti
belajar.

Belajar dalam artian baik seperti para profesor yang belajar secara sadar
dan terencana, maupun belajar suatu hal yang belum pernah mereka pelajari atau
kuasai sepanjang hidupnya seperti bermain gitar, berenang, bersepeda, hingga
pada berbagai aktivitas belajar tidak langsung seperti pada kegiatan sehari-hari
yang dilakukan secara konsisten dan serius seperti berkebun, ikut mengasuh cucu,
dsb.6

6
Gamal Thabroni Perkembangan Dewasa Akhir terbit 2 agustus 2022 Perkembangan Dewasa
Akhir (Lanjut Usia): Fisik, Kognitif & Psikososial - serupa.id di akses pada hari selasa 20 : 55

Anda mungkin juga menyukai