Anda di halaman 1dari 17

Perkembangan dan Belajar Peserta Didik Siswa (SD, SMP, SMA)

Hakikat Perkembangan Anak Didik

Perkembangan

Bergerak secara berangsur tetapi pasti melalui suatu tahap ke tahap berikutnya kian maju dan berakhir
dengan kematian. Pematangann fungsi organ individu (kualitatif) ex: bahasa, emosi, intelektual dan
perilaku.

Pertumbuhan

Pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh yang menunjuk pada perubahan
kuantitatif (dapat diukur : panjang, BB dan lain sebagainya)

Tujuan Perkembangan

Untuk realisasi diri

Untuk pencapain genetik

Teori Abraham Maslow mengenai kebutuhan manusia yang dibentuk secara piramida dengan aktualisasi
diri merupakan tingkatan yang paling atas.

kebutuhan dasar manusia menurut maslow

Kebutuhan Fisiologis : kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan hidup

Rasa Aman : merupakan kebutuhan perlindungan bagi fisik manusia.

Kebutuhan Sosial : Manusia butuh rasa cinta dari orang lain, rasa memiliki dan dimiliki, diterima oleh
orang disekeliling.

Kebutuhan Ego atau Penghargaan : Kebutuhan untuk berprestasi untuk derajat yang lebih tinggi.
Kebutuhan Aktualisasi Diri : berhubungan dengan keinginan dari individu untuk menjadikan diri sebagai
orang yang terbaik sesuai dengan potensi dan kemampuannya.

Perkembangan peserta didik menurut teori Johani Window

johari window

Pada kolom 1. Disebut dengan “diri terbuka”, apa yang diketahui oleh ‘personal’ atau individu juga
diketahui oleh orang lain, Bisa juga disebut dengan ‘daerah terbuka’ atau ‘areal bebas’ atau ‘diri bebas’
ataupun ‘arena’.

Pada kolom 2. Disebut dengan “diri buta”. Apa yang diketahui oleh individu tidak diketahui oleh individu
itu sendiri, namun orang lain menyadarinya.

Pada kolom 3. Disebut dengan “diri tersembunyi”. Apa yang diketahui oleh si individu tetapi tidak
diketahui oleh orang lain.

Pada kolom 4. Disebut dengan “diri yang tidak dikenal”. Apa yang tidak diketahui oleh individu juga tidak
diketahui oleh orang lain.

Hukum-hukum Perkembangan

Hukum Kesatuan Organis anak adalah kesatuan organis buka suatu penjumlahan atau suatu kumpulan
unsur yang berdiri sendiri. ex : ingatan tidak bisa berdiri sendiri tanpa hubungan pengamatan, perhatian,
dll

Hukum Tempo Perkembangan Setiap anak memiliki tempo kecepatan perkembangan sendiri-sendiri ada
yang mengalami perkembangan yang cepat, sedang bahkan lambat.

Hukum Irama (ritme) perkembangan Pada suatu masa laju perkembangan berlangsug cepat, tetap dan
lambat.

Hukum Masa Peka Masa pertumbuhan ketika suatu fungsi jiwa mudah dipengaruhi.

Hukum Rekapitulasi Perkembangan merupakan ulangan ringkasan sejarah ehidupan umat manusia.

Hukum Mempertahankan dan Mengembangkan Diri Mempertahankan : terlihat dalam bentuk-bentuk


nafsu makan dan minum, menjaga keselamatan diri. Mengembangkan : hasrat ingin tahu, mengenal
lingkungan.

Hukum Predistinasi Berhubungan dengan nasib atau takdir.


Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar

A.Perkembangan fisik

Perkembangan fisik di masa kanak–kanak dicirihkan oleh variasi yang cukup besar dalam pola
pertumbuhan. Variasi ini mungkin karena jenis kelamin,asal entis,genetika,hormon,gizi,lingkungan, atau
penyakit yang diderita. Misalnya, anak – anak yg tingal di negara –negara dimana gizi buruk tidak
menjadi masalah cenderung lebih cepat perkembangannya dari pada anak –anak yang tinggal di negara
dimana perubahan fisik, otak merupakan aspek penting dari pengembangan sistem syaraf,ketrampilan
motrik kasar dan halus,dan masalah kesehatan merupakan ospek pentik dan perkembangan fisik selama
masa kana-kanak tengah dalam tahap perkembangan sebelumnya.

Perubahan fisik

Setelah pubertas, karakteristik seksual sekunder mulai tampak, terutama bentuk kurva payudara pada
wanita serta suara yang lebih yang lebih dalam dan bahu yang lebar pada laki – laki. Hal ini membuat
perbedaan antar perempuan dan laki – laki lebih nyata.

Perkembangan otak dan sistem saraf

Pada awal masa kana – kana tengah, percepatan pertumbuhan terjadi di dalam otak, sehing pada usia 8
atau 9 tahun, orang tubuhnya hampir sama dengan ukuran anak orang dewasa .perkembangan otak
selama masa kana – kanak tengah di tandai oleh pertumbuhan struktur yg spesitif,khususnya lobus
frontal. Lobus ini terletak dibagian depan otak,tetapi dibawah tengorokan lobus ini berfunfsi antara lain
untuk bertanggung jawab perencanaan,penelaran,penelaian,sosial,etika,dan pengembilan keputusan.

B. Perkembangan intelektual / kongnitif

Kemampuan berfikir secara sistematis tentang berapa topik pada anak usia sekolah lebih mudah dari
anak – anaj sekolah.anak – anak yang lebih tua lelah memiliki metakognisi yang lebih tajam,rasa dunia
batin mereka sendiri. Anak – anak ini menjadi semakin trampil mencegah masalah. Perkembangan
konflik yang terjadi antara usia 7 sampai 11 tahun di sebut oleh piagetsebagai tahap operasi konkret.

Piaget meyatakan bawah proses berpikir anak – anak berubah secara signifikasi selama tahap operasi
konkret. Anak – anak yg lebih tua telah memiliki kemampuan untuk memahami hubungan sebab akibat
menjadi mahir matematika

model perkembangan konitif piaget telah mengundang kontroveksidan banyak diperdebatkan akhir –
akhir ini. Hasil penelitian eksperimental telah merahirkan temuan baru yang bertentangandengan aspek
–aspek tertentu dari teori piaget.sebagai contoh ahli teori kognitif seperti robert siegler telah
menjelaskan fenomena konvervasi itu tidak tiba – tiba alias lambat.aturan perubahan progresif yang
dialami oleh anak guna memecahkan masalah, bukan perubahan mendadak dalam kapisitas dan skema
kognitif.

1. Ingatan

Setiap anak usia sekolah lebih baik pada ketrampilan mengigat dari pada rata- rata anak yang berusia
dibawahnya.

2. Anak yang cerdas

Psikologi inteligensi dan otoris lainya sangat tertarik pada kercerdasan anak. Kecerdasan adalah
kapasistas kongitif yang merujuk pada pengetahuan,adaptasi,dan kemampuan sesorang untuk berpikir
dan bertindak secara sengaja.

Beberapa psikolog bawah sifat multifaset kecerdasan memerlukan perbedaan antara kecerdasan dasar
( IQ akedemis ) dan kecerdasan terapan ( IQ praktis ).misalnya howard garden berpendapat bawah anak
– anak menunjukan kecerdasan ganda termaksud kemampuan dibidang musik.

C. Perkembangan Bahasa

Klafikasi bahasa anak usia SD


Bahasa memiliki cangkupan yang luas, karena itu sebagaimana di kemukakan lerner (1998) bahasa
merupakan suatu sistem komunikasih yang teringtergrasi,mencangkup bahasa
ujuran,membaca,danmenulis.

Bahasa lisan

Bahasa lisan menunjukan hubungan rohaini langsung, karena setiap orang yang bicara langsung
berhadapan satu sama lain.

Bahasa tulis

Bahasa tulis menunjukan hubungan rohaini yang tidak langsung,karena merupakan saran . Proses terjadi
dalam bahasa tulis adalah sebagai media yang dapat membantu manusia mengucapkan rahasia kondisi
masa lalu.

Bahasa isyarat

Komunikasi melaluim isyarat sering digunakan inividu dalam kehidupan sehari – hari. Dalam bentuk
umum isyarat digunak jika hal tersbut dapat di terimah dan dipahami oleh siapa saja. Misyalnya : lampu
trafik yang dipasang pada persimpangan jalan dengan maksud untuk melancarkan harus lalu lintas dan
menceh terjadinya kecelekaan.

Fungsi bahasa anak usia SD

1. Fungsi instrumental

Bertindak untuk menggerakkan serta memanifulasi lingkungan

2. Fungsi represntasional

Ada pengunaan bahasa untuk membuat pernyataan – peryataan,menyampaikan fakta dan pengetahuan
3. Fungsi regulasi

Mengatur dari bahasa merupakan pengawasan terhadap peristiwa – peristiwa

4. Fungsi intreksional

Yang mengacu pada kontak konikatif antara sesama manusia.

5. Fungsi personal meyatakan persaan,emosi,kepribadian,reaksi yg terkandum dalam hati nuraninya

6. Fungsi heuristik

Bahasa yang dipergunakan untuk memperoleh pengetahuan dan Lingkungan

7. Fungsi imajinatif

Bertindak untuk menciptakan syetem – syestem atau gagasan – gagasan imajiner.

D. Perkembangan Moral

Sebagai manusia yang tumbuh dewasa,peserta didik meningkatkan pengembangan dalam kondisi sosial
atau pengetahuan, pengelaman,dan pemahaman tentang kehidupan masyarakat dan aturan – aturan
prilaku sosial. Dengan demikian, anak – anak yang lebih tua belajar tentang kepercayaan, kejujuran,dan
bagaimana memiliki hubungan sosial yang bermanfaat ketika mereka berinteraksi dengan teman –
teman mereka. Aghirnya, kondisi sosial remaja muncul sebagai hasil hubungan jangka panjang yang
terbentuk berdasarkan kepercayaan.
E. Definisi Emosi

Menurut Drever (1986) mengartikan emosi sebagai suatu keadaan yang kompleks dari organisme yang
menyangkut perubahan jasmani yang luas sifatnya (dalam pernafasan, denyut, sekresi kelenjar, dan
sebagainya) dan pada sisi kejiwaan, suatu keadaan terangsang yang ditandai oleh perasaan yang kuat
dan biasanya merupakan suatu dorongan ke arah suatu bentuk tingkah laku tertentu.

Menurut Chaplin (1989) dalam “Dictionary of Psychology” emosi sebagai suatu keadaan yang teransang
dari organisme mencakup perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku.

Bentuk emosi

Amarah

Meliputi beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang,
tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan, dan kebencian patologis.

2. Kesedihan

Meliputi pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditoal, putus asan dan
despresi.

3. Rasa takut

Meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, sedih, waspada, tidak tenang,
ngeri, kecut, panik, dan pabia.

Kenikmatan

Meliputi kebahagian, gembira, ringan puas, riang, senag, terhibur, bangga, kenikatan indrawi, takjub,
terpesona, puas, rasa terpenuhi, girang, senang sekali, dan mania.

5. Cinta

Meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran,
dan kasih saying.

Terkejut Meliputi terkesiap, takjub, dan terpana.

Jengkel Meliputi hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, dan mau muntah.

Malu
Meliputi rasa berslah, malu hati, kesal hati, menyesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.

F. Implikasi peserta didik

Implikasi Perkembangan Peserta Didik terhadap Pendidikan Manusia pada umumnya berkembang
sesuai dengan tahapan-tahapannya. Perkembangan tersebut dimulai sejak masa konsepsi hingga akhir
hayat. Ketika individu memasuki usia sekolah, yakni antara tujuh sampai dengan dua belas tahun,
individu dimaksud sudah dapat disebut sebagai peserta didik yang akan berhubungan dengan proses
pembelajaran yang diharapkan harus sesuai dengan tahapan perkembangan anak, yakni memiliki
karakteristik sebagai berikut: (1) programnya disusun secara fleksibel dan tidak kaku serta
memperhatikan perbedaan individual anak; (2) tidak dilakukan secara monoton, tetapi disajikan secara
variatif melalui banyak aktivitas; dan (3) melibatkan penggunaan berbagai media dan sumber belajar
sehingga memungkinkan anak terlibat secara penuh. Anak usia sekolah dasar sudah lebih mampu
mengontrol tubuhnya daripada anak usia sebelumnya. Kondisi demikian membuat anak SD dapat
memberikan perhatian yang lebih lama terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Namun, perlu diingat bahwa kondisi fisik tersebut masih jauh dari matang dan masih terus berkembang.
Fisik mereka masih memerlukan banyak gerak untuk peningkatan keterampilan motorik dan memenuhi
kesenangan. Oleh karena itu, suatuprinsip praktek pendidikan yang penting bagi anak usia sekolah dasar
yaitu mereka harus terlibat dalam kegiatan aktif daripada pasif. Selanjutnya Budiamin, dkk. (2009:78)
mengemukakan bahwa perkembangan perseptual pada dasarnya merupakan proses pengenalan
individu terhadap lingkungan. Semua informasi tentang lingkungan sampai kepada individu melalui alat-
alat indera yang kemudian diteruskan melalui syaraf sensori ke bagian otak. Informasi tentang objek
penglihatan diterima melalui mata, informasi tentang objek pendengaran diketahui melalui telinga,
objek sentuhan melalui kulit, dan objek .

Perkembangan dan Belajar Peserta Didik Siswa SMP

1. Perkembagan fisik

Masa transisi

Masa pubertas perubahan ukuran tubuh proposi tubuh ( ex : kaki,tangan lebih panjang
dibandingkan dengan tubuh). Kematangan seksual

Perkembangan hormonal (ex: karakteristik seks primer:alat kelamin pada laki laki dan Rahim pada
wanita).
2. Perkembangan intelektual

Anak memasuki tahap pemikiran operasional formal (berfikir abstrak)

Dapat mempertimbangkan kemungkinan masa depan,mencari jawaban,menangani masalah dengan


fleksibel , menguji hipotesis dan menarik kesimpulan atas kejadian yang mereka tidak mengalaminya
tidak secara langsung

3. Perkembangan emosi

Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka

sering bertingkah laku kasar. Tingkah laku kasar ini sebenarnya untuk menutupi kekurangan dalam hal
rasa percaya diri

Ledakan kemarahan. Ledakan kemarahan diakibatkan adanya kombinasi,ketegangan psikologis, biologis


dan kelelahan karena pola makan yang tidak baik, tidur tidak cukup.

4. Perkembangan sosial

Perilaku social remaja banyak dipengaruhi oleh kelompok teman sebaya

Terjadi pengelompokan social

Meningkatnya kemampuan dalam menyesuaikan diri

5. Perkembangan Bahasa

Bahasa remaja lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.

Perkembangan bahasa di pengaruhi oleh usia anak, kondisi keluarga,tingkat kecerdasan,status social
ekonomi keluarga, dan kondisi fisik terutama kesehatannya.

6. Perkembangan moral

Suatu perbuatan dinilai baik oleh anak apabila mematuhi harapan otaritas / kelompok teman sebaya.

Orientasi anak yang baik tindakan berorientasi pada orang lain. Suatu perbuatan dinilai baik apabila
menyenangkan bagi orang lain.
7. Masalah Usia SMP

Masalah perkembangan jasman dan kesehatan

Masaah keluarga

Masalah masalah psikologis

Masalah masalah social

Masalah kesuliatan alam belajar

Masalah motivasi dan pendidikan pada umumnya.

8. Implikasi terhadap proses pembelajaran

Menunjukan dalam memberi penjelasan pada siswa terhadap hal hal yang negatif dan tidak pantas
dilakukan oleh seorang siswa

Memberikan perhatian dan pujian

Memberikan contoh sikap yang baik

Selalu memberikan motivasi

Mempersiapkan pola pengajaran dan memberikan kurikulum yang tersusun dengan baik, dan cara
penyampaian yang efektif dan kreatif.

Perkembangan dan Belajar Peserta Didik Usia SMA

Latar belakang

Anak membutuhkan peran orang tua

Anak membutuhkan peran guru

Anak membutuhkan peran lingkungan


Aspek- aspek yang mempengaruhi perkembangan peserta didik

1. Perkembangan fisik

Perubahan pada tubuh yang ditandai dengan pertambangan tinggi berat badan
pertumbuhan tulang dan otot dan kematangan organ seksual maupun reproduksi

Remaja Putri

seks primer : Menstruasi, Kelenjar minyak lebih aktif, Keringat lebih banyak, Tumbuhnya Rahim Vagina
dan ovarium semakin matang.

Seks sekunder : Payudara mulai tumbuh, Berat dan tunggi badan mulai bertambah, Mulai tubuh rambut
diarea tertentu.

Remaja laki-laki

Seks primer : Alat vital mulai membesar, Testis mulai tumbuh, Kelenjar minyak lebih aktif

Seks sekunder : Perubahan suara, Bb dan tinggi mulai berubah, Tumbuh rambut dikepala dan ketiak,
Rambut disekitar kemaluan

a. Pertumbuhan fisik remaja dengan implikasinya terhadap pendidikan

Stimulus untuk pertumbuhan fisik

Implikasi memerlukan faktor yaitu: Menyediakan sarana dan prasarana, waktu istirahat, diadakan jam
olahraga
b. Pengaruh pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku

Perubahan yang terjadi terlihat sangat mencolok dan jelas mengganggu keseimbangan yang sebelumnya
sdah terbentuk dan sering kali melanggar norma social yang berlaku.

2. Perubahan psikologis dan Emosi

Pada tingkat ini karakteristik emosional akan menjadi drastik tingkat kecepatannya. Ada perubahan-
perubahan yang bersifat universal pada masa remaja, yaitu meningginya emosi yang intensitasnya
bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikis.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi

Belajar dengan coba-coba

Belajar dengan cara meniru

Belajar mempersamakan diri

Belajar mengenai pengkondisian

Belajar dibawah bimbingan dan pengawasan

Pengaruh Emosi Terhadap Tingkah Laku

Perilaku ketakutan, malu atau agresif disebabkan oleh ketegangan emosi, contohnya seorang siswa yang
tidak senang oleh seorang guru maka ia memutuskan untuk bolos atau mungkin ia akan melakukan
kegiatan yang lebih buruk lagi.

Implikasi pengembangan emosi terhadap pendidikan

Hal yang dapat dilakukan seorang gru dalam mengatasi emosi yang dialami masa remaja ialah
memperlakukan seorang siswa seperti seorang dewasa yang penuh dengan tanggung jawab dan moral.
Salah satu dasar adalah dengan cara mendorong mereka untuk bersaing dengan diri mereka sendiri.
3. Pengaruh Bahasa Pada Perkembangan Peserta Didik

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa

Faktor umum

Faktor social dan ekonomi keluarga

Faktor kondisi lingkungan

Pengaruh kemampuan bahasa terhadap kemampuan berfikir

Orang yang berkemampuan rendah akan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat atau kata-kata
yang baik, logis, dan sistematis sehingga dalam proses penangkapan ide atau gagasan masih dalam
bahasa yang abstrak.

Implikasi perkembangan kemampuan bahasa remaja terhadap penyelenggaraan pendidikan.

Kelompok belajar memiliki variasi yang berbeda baik kemampuannya maupun pola. Guru perlu
memfokuskan pada kemampuan dan keragaman bahasa anak,.

4. Pengaruh sosial dalam perkembangan peserta didik

Pada masa remaja berkembang “social cognition”, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain.
Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat pribadi, minat, nilai-
nilai, maupun perasaannya.

Pada masa ini juga berkembang sikap “conformity”, yaitu kecenderungan untuk menyerah atau
mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain (teman sebaya).

A. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial

Keluarga
Didalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya
keluarga merekayasa perilaku kehidupan anak.

Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh
keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang
lebih luas ditetapkan dan diartikan oleh keluarga.

Kematangan Anak

Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangkan dalam proses
sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan
emosional. Disamping itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan. Dengan demikian, untuk
mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah
mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

Status Sosial Ekonomi

Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam
lingkungan masyarakat. Masyarakat akan mmandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan
tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “Ia anak siapa”.
Masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku didalam keluarganya.

Pendidikan

Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Penanaman norma perilaku yang benar
secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan (sekolah).

Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan
kepada norma-norma kehidupan bangsa (nasional) dan norma kehidupan antarbangsa, titik pergaulan
membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Kapasitas Mental, Emosi dan Intelegensi

Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkembang secara baik. Oleh karena itu,
kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, pengendalian emosional secara seimbang
sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial anak. Sikap saling pengertian dan
kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan
dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.

Sikap menentang dan sikap canggung dalam pergaulan akan merugikan kedua belah pihak. Oleh karena
itu, diperlukan adanya upaya pengembangan hubungan sosial remaja yang diawali dari lingkungan
keluarga, sekolah serta lingkungan masyarakat.

Lingkungan Keluarga

Menjalin hubungan yang baik dengan anggota keluarga

Menerima otoritas orang tua

Menerima tanggung jawab dan batasan-batasan keluarga

Lingkungan Sekolah

Menerima peraturan sekolah

Berpartisipasi dalam kegiatan sekolah

Menghormati guru dan staf-staf sekolah

Lingkungan masyarakat

Mengakui hak-hak orang lain

Memiliki sikap empati kepada orang lain

Menghargai setiap perbedaan seperti perbedaan agama, tradisi serta menerima kebijakan-kebijakan
masyarakat.

B. Implikasi faktor sosial

Menurut Ali Muhammad Asrori upaya pengembangan social remaja dan implikasinya merupakan fase
yang sangat potensial bagi tumbuh kembang baik aspek fisik maupun psikis. Mereka menganggap
dirinya bukan anak-anak lagi sehingga cenderung melepaskan diri dari orang tua dan memilih bergabung
dengan kelompoknya.

5. Perkembangan Moral pada remaja


Istilah moral berasal dari kata latin “mos” (moris) yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-
nilai atau tata cara kehidupan.

Faktor-faktor yang mempengaruhu moral remaja

Konsisten dalam mendidik anak

Sikap orang tua dalam keluarga

Penghayatan dan pengalaman agama yang dianut

Sikap konsisten orangua dalam menerapkan norma

Implikasi perkembangan moral dan spiritual terhadap pendidikan

Memberikan pendidikan moral dan keagamaan melalui kurikulum tersembunyi

Memberikan pendidikan moral langsung

Memberikan pendekatan moral melalui pendekatan klarifikasi nilai

Menjadikan pendidikan sebagai wahana yang kondusif bagi peserta didik untuk menghayati agamanya

Membantu peserta didik mengembangkan rasa ketuhanan melalui spiritual parenting

6. Pengaruh intelektual terhadap perkembangan peserta didik

Karakteristik perkembangan intelektual remaja

Pieget membagi empat tahap perkembangan intelektual dan kognitif yaitu:

Tahap sensoris dan motoris

Tahap praoperasional

Tahap operasional konkret

Tahap operasional formal

Faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual

Kematangan
Pengalaman fisik

Pengalaman social

Keseimbangan

Perbedaan intelektual dalam perkembangan individual

Individu memilih potensi yang dapat menyebabkan perbedaan dalam perkembangan berfikir mereka.
Manusia memiliki perbedaan satu sama lain dalam berbagai aspek antara lain minat, bakat, kepribadian
dan sejenisnya.

Implikasi perkembangan intelek remaja terhadap penyelanggaraan pendidikan. Piaget menyebutkan


bahwa sebagian besar remaja mampu memahami dan mengkaji konsep-konsep abstrak dalam batas-
batas tertentu. Karena siswa pada usia remaja ini masih proses penyempurnaan penalaran.

Anda mungkin juga menyukai