Anda di halaman 1dari 4

A.

 PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA REMAJA

Perkembangan kognitif adalah hasil dari hubungan perkembangan otak dan sistem
syaraf dengan pengalaman-pengalaman yang membantu individu untuk beradaptasi dengan
lingkungannya.

1. Tahap Perkembangan Kognitif Remaja


Perkembangan kognitif remaja membahas tentang perkembangan remaja dalam
berfikir (proses kognisi/proses mengetahui ). Menurut J.J. Piaget, remaja berada pada tahap
operasi formal, yaitu tahap berfikir yang dicirikan dengan kemampuan berfikir secara
hipotetis, logis, abstrak, dan ilmiah.

2. Kemampuan Kognitif Remaja


Berbagai penelitian selama dua puluh tahun terakhir dengan menggunakan berbagai
pandangan teori juga menemukan gambaran yang konsisten dengan teori Piaget yang
menyimpulkan bahwa remaja merupakan suatu periode dimana seseorang mulai berfikir
secara abstrak dan logis (Carlson, Derry, Fouad, Jacobs, Krieg, & Peterson, 1999). Berbagai
penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang konsisten antara kemampuan kognitif anak-
anak dan remaja. Dibandingkan anak-anak, remaja memiliki kemampuan lebih baik dalam
berfikir hipotetis dan logis. Remaja juga lebih mampu memikirkan beberapa hal sekaligus -
bukan hanya satu - dalam satu saat dan konsep-konsep abstrak (Keating, dalam Carlson, dkk.,
1999). Menurut Nettle (2001), remaja juga dapat berfikir tentang proses berfikirnya sendiri,
serta dapat memikirkan hal-hal yang tidak nyata - sebagaimana hal-hal yang nyata - untuk
menyusun hipotesa atau dugaan.

3. Faktor Perkembangan Kognitif Remaja


Menurut pandangan teori pemrosesan informasi, kemampuan berfikir pada usia remaja
disebabkan oleh meningkatnya ketersediaan sumberdaya kognitif karena kecepatan
pemrosesan, pengetahuan lintas bidang yang makin luas (Case, dalam Carlson, dkk. 1999),
meningkatnya kemampuan dalam menggabungkan informasi abstrak dan menggunakan
argumen-argumen logis (Moshman & Frank, dalam Carlson, dkk., 1999), serta makin
banyaknya strategi yang dimiliki dalam mendapatkan dan menggunakan informasi (Carlson,
dkk., 1999).
Di antara para remaja sendiri sering ditemukan perbedaan. Perbedaan tersebut, menururt
Torgesen (dalam Collins, dkk., 2001), terjadi antara lain karena faktor penggunaan strategi
kognitif yang dimiliki oleh masing-masing individu

B. Perkembangan Mental Bagi Remaja

Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Masa
remaja awal perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang
sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosinya bersifat negatif dan
temperamental (mudah tersinggung, marah, atau mudah sedih dan murung. Sedangkan
remaja akhir sudah mampu mengendalikan emosinyakembangan emosi yang tinggi.

Hurlock (Dalam Syamsu Yusuf.2002:196) mengmukakan bahwa remaja usia 14 tahun


seringkali mudah marah, mudah terangsang, dan emosinya cenderung meledak-ledak, tidak
berusaha mengendalikan perasaannya. Sebaliknya, remaja 16 tahun mengatakan bahwa
mereka tidak mempunyai keprihatinan. Jadi, adanya badai dan tekanan periode ini berkurang
menjelang berakhirnya awal masa remaja.

Mencapai kematangan emosional merupakan tugas yang sulit bagi remaja. Proses
pencapainnya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama
lingkungan keluarga dan kelompok teman sebaya. Apabila lingkungan tersebut cukup
kondusif, dalam arti kondinya diwarnai oleh hubungan harmonis, saling mempercayai, saling
menghargai, dan penuh tanggung jawab, maka remaja cenderung dapat mencapai kematanagn
emosionalnya. Sebaliknya, apabila kurang dipersiapkan untuk memahami peran-perannya
dan kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua atau teman sebayanya,
mereka cenderung akan mengalami kecemasan, tertekan, dan ketidaknyamanan emosional.

Dalam menghadapi ketidaknyamanan emosional tersebut, tidak sedikit remaja yang


mereaksinya secara depensif, sebagai upaya untuk melindungi kelemahan dirinya. Reaksi itu
tampil dalam tingkah laku malajusment), seperti, (1)  agresif, melawan, keras kepala,
bertengkar, berkelahi, dan senang mengganggu, dan (2) melarikan diri dari kenyataan:
melamun, pendiam, senang menyendiri, dan  menyalahgunakan narkoba.

 
Pertumbuhan fisik, terutama organ-organ seksual mempengaruhi emosi atau perasaan dan
dorongan baru yang dialami sebelumnya seperti perasaan cinta, rindu, dan keinginan untuk
berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Seseorang individu dalam merespon sesuatu lebih
banyak diarahkan oleh penalaran dan pertimbangan-pertimbangan objektif. Akan tetapi pada
saat-saat tertentu di dalam kehidupannya, dorongan emosional banyak campur tangan dan
mempengaruhi pemikiran-pemikiran dan tingkah lakunya. Oleh karena itu, untuk memahami
remaja, memang perlu mengetahui apa yang dilakukan dan dipikirkan. Di samping itu hal
yang lebih penting untuk diketahui adalah apa yang mereka rasakan. Makin banyak guru BK
dapat memahami dunia remaja seperti apa yang mereka alami, makin perlu kita melihat ke
dalam kehidupan emosionalnya dan memahami perasan-perasaannya, baik perasaaan tentang
dirinya sendiri maupun orang lain. Gejala-gejala emosional seperti marah, takut, bangga dan
rasa malu, cinta dan benci, harapan-harapan dan rasa putus asa, perlu dicermati dan dipahami
dengan baik.

Pertumbuhan Perkembangan Kognitif Masa Remaja bukan hanya semata fisik dan hormon.
Masih ada perkembangan lainnya yang lebih bersifat kemampuan atau skill dan adaptasi.
Memang secara sepintas hal yang paling jelas terlihat dalam manusia terutama seorang anak
ialah perubahan yang terjadi secara fisik, tapi sebenarnya pertumbuhan dan perkembangan
yang terjadi bisa di kategorikan menjadi 3 bagian :

1. Perkembangan fisik.Anda pasti sudah mengetahui sebelumnya dan perkembangan ini


sangatlah jelas terlihat pada masa-masa remaja.
2. Perkembangan Psikososial. Merupakan perkembangan yang berkaitan dengan emosi dan
identitas individu, atau mungkin dalam kata lain, perkembangan dalam melakukan adaptasi
di lingkungan sosialnya, bagaimana cara berinteraksi dengan teman-temannya atau dengan
keadaan di sekitarnya.
3. Perkembangan kognitif. Merupakan proses perubahan dalam hal berpikir, dan kemampuan
bahasa yang terjadi melalui proses belajar. Perkembangan kognitif di masa remaja
merupakan sebuah hal yang penting dalam proses pertumbuhan seseorang. Kognitif atau
kognisi merupakan sebuah kepercayaan seseorang terhadap sesuatu yang berasal dari pola
pikirnya sendiri, dan proses ini dapat dilakukan dengan memperoleh pengetahuan dengan
memanipulasinya melalui aktivitas seperti mengingat, menganalisis, memahami, menalar,
menilai, membayangkan dan berbahasa-atau dengan kata lainnya ialah kecerdasan atau
intelegensi dari seseorang.
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak
dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah
masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara
umur 12 tahun sampai 21 tahun.

Anda mungkin juga menyukai