Anda di halaman 1dari 2

Nama : Tharisah Bonawati

NIM : 11020122109
Kelas : A5.2

1. Judul jurnal :PENGARUH KOMUNIKASI DAN KELEKATAN ORANGTUA REMAJA


TERHADAP SELF ESTEEM REMAJA PADA KELUARGA UTUH DAN TUNGGAL

Teori : teori etologis Konrad Lorenz

Alasan memilih teori:

penelitian ini berbicara tentang mengutamakan komunikasi antar anggota keluarga. Kegiatan
tersruktur dalam keluarga terutama antara orang tua dan anak dapat diasumsikan dengan aturan
dan kegiatan yang dilakukan setiap anggota keluarga yang membentuk generasi yang lebih
baik. Menurut saya jurnal ini memakai pendekatan teori etologi, Teori etologi yaitu studi
mengenai tingkah laku umumnya perseorangan. Salah satu dari beberapa aplikasi penting dari
teori etologi dalam perkembangan manusia, yaitu teori kelekatan John Bowlby. Etologi
menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi, dan
menandai periode penting atau sensitif. Konsep periode penting (critical period) adalah periode
tertentu yang berada pada tahap sangat awal perkembangan dan yang memunculkan perilaku
tertentu secara optimal. Di dalam jurnal dibahas hampir separuh responden termasuk dalam
kategori keterikatan orang tua-anak sekarang. Hal ini tercermin dari seberapa seringnya orang
tua menghargai perasaan remaja, Ketika membahas berbagai masalah, orang tua menerima
pendapat remaja. Dilihat dari rata-rata diketahui bahwa dimensi ikatan kepercayaan antara
orang tua dan remaja lebih tinggipemuda dari keluarga utuh. Kelekatan antara orang tua dan
remaja berpengaruh positif signifikan terhadap self esteem remaja. Artinya semakin tinggi
orang tua-remaja, semakin mandiri pengakuan terhadap generasi muda. Menurut Kang, Jeon
dan Kwon (2015) memastikan ikatan antara orang tua dan anak dan efek positif pada self
esteem, itu menunjukkan bahwa kasih sayang orang tua dan anak muda meningkatkan harga
diri anak muda. Laible, Carlo dan Roesch (2004) Remaja dengan keterikatan yang aman
dengan orang tuanya memiliki harga diri yang rendah penghargaan yang lebih tinggi daripada
mereka yang memiliki keterikatan yang tidak aman dengan orang tua mereka.
2. Judul jurnal : Kematangan emosi remaja dalam pengentasan masalah

Teori ; Kognitif Piaget

Alasan memilih teori ;

Didalam jurnal membahas tentang remaja itu telah mencapai usia dewasa emosi jika ia
mampu mengevaluasi secara kritis ketika dihadapkan pada suatu masalah, tanpa terburu-buru
melepaskan emosinya terlebih dahulu, yang dapat ia kendalikan pada saat itu.perasaan
mereka di depan orang lain dan dapat melihat waktu yang paling tepat untuk
mengungkapkannya perasaan dengan cara yang lebih jelas. Kematangan emosi berkaitan erat
dengan usia seseorang yang diharapkan emosi lebih matang dan orang tersebut dapat
mengendalikan atau mengendalikan lebih banyak perasaannya. Namun, ini tidak berarti
bahwa ketika seseorang sudah tua, dia bersamanya sendiri dapat mengendalikan emosinya
secara otomatis, layaknya remaja. Dapat disimpulkan bahwa individu yang matang secara
emosional dikatakan mampu melakukan hal tersebut memperlakukan dirinya dengan baik,
tahu bagaimana mengekspresikan emosi sesuai dengan situasi dan keadaan hak untuk
memfasilitasi adaptasi. Tapi tetap saja dari kebanyakan remaja berada dalam tahap emosional
yang masih belum matang karena belum dapat mengontrol fungsi fisik dan penuh secara
psikologis, itulah sebabnya para pemuda ini harus belajar deskripsi situasi yang dapat
memicu emosi. Upaya untuk meningkatkan kematangan emosi Kematangan emosi anak
muda dapat ditingkatkan, seperti dikemukakan oleh Hurlock (1998:215). Untuk mencapai
kematangan emosi, remaja harus belajar memahami situasi yang dapat menimbulkan reaksi
emosional dengan cara: (a) menceritakan hal yang berbeda. masalah pribadi dengan orang
lain. Remaja terbuka untuk berbicara tentang hal-hal yang berbeda dan kesulitan yang
dirasakan, (b) Katarsis emosional menyalurkan emosi dengan cara tertentu aktivitas fisik
yang berat, bermain atau bekerja, tertawa atau menangis. hal ini menggambarkan teori
kognitif Piaget yang menunjukkan bahwa kecerdasan berubah seiring pertumnuhan anak.
Sederhananya, teori ini menjelaskan bahwa belajar adalah aktivitas internal yang terdiri dari
beberapa proses seperti memahami, mengingat, memproses informasi, memecahkan masalah,
menganalisis, memprediksi, dan merasakan.

Anda mungkin juga menyukai