Anda di halaman 1dari 4

Perkembangan Pada Masa Remaja

1. Perkembangan Psikologi Remaja

Widyastuti dkk (2009) menjelaskan tentang perubahan kejiwaan


pada masa remaja. Perubahan-perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan
pada remaja adalah:

a. Perubahan emosi. Perubahan tersebut berupa kondisi:

1) Sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi,


dan sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Utamanya
sering terjadi pada remaja putri, lebih-lebih sebelum
menstruasi.

2) Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau


rangsangan luar yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya
mudah terjadi perkelahian. Suka mencari perhatian dan
bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu.

3) Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih


senang pergi bersama dengan temannya daripada tinggal di
rumah.

b. Perkembangan intelegensia. Pada perkembangan ini menyebabkan


remaja:

1) Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka


memberikan kritik.

2) Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul


perilaku ingin mencoba-coba.

Tetapi dari semua itu, proses perubahan kejiwaan tersebut


berlangsung lebih lambat dibandingkan perubahan fisiknya.

2. Perkembangan Sosial Remaja


Perkembangan social dan emosional berkaitan sangat erat. Baik
pengaturan emosi (berada dalam kendali emosi) maupun ekspresi emosi
(komunikasi efektif tentang emosi) diperlukan bagi keberhasilan hubungan
interpersonal. Selanjutnya, kemajuan perkembangan kognitif
meningkatkan kualitas hubungan interpersonal karena membuat remaja
mampu memahami dengan lebih baik keinginan, kebutuhan, perasaan dan
motivasi orang lain. Karena itulah, tidak mengherankan, dengan makin
kompleksnya pikiran, emosi dan identitas pada remaja, hubungan
sosialnya pun makin kompleks (Oswalt, 2010 dalam Herlina 2013).

Pada masa ini remaja menunjukan beberapa ciri, yaitu:

a. Keterlibatan dalam hubungan social pada masa remaja lebih mendalam


dan secara emosional lebih intim dibandingkan pada masa kanak-
kanak.

b. Jaringan social sangat luas, meliputi jumlah orang yang semakin


banyak dan jenis hubungan yang berbeda. Misalnya: dalam hubungan
dengan teman sekolah untuk menyelesaikan tugas kelompok,
berinteraksi dengan pimpinan dengan cara yang penuh penghormatan.

c. Menurut Erikson, dalam perkembangan psikososial, remaja harus


menyelesaikan krisis yang terjadi pada masa remaja. Istilah krisis
digunakan oleh Erikson untuk menggambarkan suatu rangkaian
konflik internal yang berkaitan dengan tahap perkembangan; cara
seseorang mengatasi krisis akan menentukan identitas pribadinya
maupun perkembangannya di masa datang.

Pada masa remaja, krisis yang terjadi disebut sebagai krisis antara
identitas vs kekaburan identitas. Krisis menunjukan perjuangan untuk
memeperoleh keseimbangan antara mengembangkan identitas individu
yang unik dengan “fitting-in” (kekaburan peran tentang “siapa saya?”,
“apa yang akan dan harus saya lakukan?” dan bagaimana caranya?”,
dsb). Jika remaja berhasil mengatasi krisis dan memahami identitas
dirinya, maka ia akan dengan mudah membagi “dirinya” denganorang
lain dan mampu menyesuaikan diri (well-adjusted), dan pada akhirnya
ia akan dapat bebas menjalin hubungan denganorang lain tanpa
kehilangan identitas dirinya. Sebaliknya, jika remaja gagal mengatasi
krisis, ia akan tidak yakin tentang dirinya, sehingga akan terpisah dari
hubungan social, atau bisa jadi justru mengembangkan perasaan
berlebih-lebihan tentang pentingnya dirinya dan kemudian mengambil
posisi sebagai ekstremis. Jika ia masuk pada kondisi ini, maka ia tidak
akan mampu menjadi orang dewasa yang matang secara emosi.

Ciri-ciri Perkembangan Remaja

Menurut Wong, et al (2009 p.585) perkembangan remaja terlihat pada:

1. Perkembangan biologis

Perubahan fisik pada remaja merupakan hasil aktivitas hormonal di


bawah pengaruh sistem saraf pusat. Perubahan fisik yang sangat jelas
tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada penampakan serta
perkembangan karakteristik seks sekunder.

2. Perkembangan psikologis

Teori psikososial tradisional menganggap bahwa krisis


perkembangan pada masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas.
Pada masa remaja mereka mulai melihat dirinya sebagai individu yang
lain.

3. Perkembangan kognitif

Berfikir kognitif mencapai puncaknya pada kemampuan berfikir


abstrak. Remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual yang
merupakan ciri periode berfikir konkret, remaja juga memerhatikan
terhadap kemungkinan yang akan terjadi.

4. Perkembangan moral
Anak yang lebih muda hanya dapat menerima keputusan atau sudut
pandang orang dewasa, sedangkan remaja, untuk memperoleh autonomi
dari orang dewasa mereka harus menggantikan seperangkat moral dan
nilai mereka sendiri.

5. Perkembangan spiritual

Remaja mampu memahami konsep abstrak dan mengintepretasikan


analogi serta simbol - simbol. Mereka mampu berempati, berfilosofi dan
berfikir secara logis.

6. Perkembangan sosial

Untuk memperoleh kematangan penuh, remaja harus


membebaskan diri mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan sebuah
identitas yang mandiri dari kewenangan keluarga. Masa remaja adalah
masa dengan kemampuan bersosialisasi yang kuat terhadap temen dekat
dan teman sebaya.

Daftar Pustaka

Wong, D, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Volume 1. Penerbit Buku
Kedokteran EGC : Jakarta

Widyastuti, Yani dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.

Herlina. 2013. Bibliotherapy: Mengatasi Masalah Anak dan Remaja melalui


Buku. Bandung: Pustaka Cendikia Utama

Anda mungkin juga menyukai