Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ALIRAN DALAM PSIKOLOGI


( OBJEKTIF )

Oleh:
Ceacilia Sabrina NIM 31210002
Ervina Damayanti NIM. 31210005
Veronica Ayuningtyas NIM. 31210012

PROGRAM STUDI DIV MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI WALUYA
MALANG 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Psikologi memiliki sejarah perkembangan yang mengungkapkan pendapat para
ilmuwan dan ahli tentang ilmu kejiwaan. Keilmuan terus berkembangan dan diperbaharui.
Seiring berkembangannya keilmuan tentang kejiwaan, maka bermunculan juga aliran aliran
psikologi yang menyertai dan merupakan perkembangan ilmu jiwa ke arah modern.
Beberapa aliran muncul di masanya antara lain: strukturalisme, fungsionalisme,
behaviorisme, psikoanalisis, humanistik, dan gestalt.
Psikologi juga merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia dan
hubungannya dengan lingkungannya. Manusia sebagai objek material dalam pembelajaran
ilmu psikologi tentu memiliki kepribadian dan tingkah laku yang berbeda satu dengan yang
lainnya. Manusia memiliki kecerdasan, akal pikiran, tingkah laku yang berbeda dari
makhluk lainnya, sehingga manusia merupakan makhluk yang sempurna baik fisik maupun
mental.
Pada dasarnya psikologi sosial juga memiliki pengaruh diantara kelompok yang dapat
diartikan sebagai peranan seseorang dalam suatu kelompok dengan tujuan yang sama
dengan apa yang diharapkan oleh kelompok tersebut, kelompok sendiri memiliki pengertian
sebagai suatu susunan organisasi yang memiliki tujuan bersama dan memiliki
ketergantungan antara satu dengan yang lainnya, dalam hal ini kelompok juga dapat
diartikan sebagai suatu kesatuan beberapa individu yang bertahan dalam kelompok dalam
pencapaian tujuan bersama (Sarlito W, 2012)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, berikut rumusan masalah pada makalah ini.
1. Apa saja aliran- aliran psikologi sosial?
2. Bagaimana pengaruh masyarakat terhadap individu?
1.3 Tujuan Penulis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, berikut ini tujuan penulisan makalah.
1. Untuk mengetahui aliran psikologi sosial
2. Untuk mengetahui pengaruh masyarakat terhadap individu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Aliran dalam Psikologi
1. Strukturalisme
Struktur adalah sistem transformasi yang mengandung kaidah sebagai sistem (sebagai
lawan dari sifat unsur-unsur) dan yang melindungi diri atau memperkaya diri melalui peran
transformasi-transformasinya, tanpa keluar dari batas-batasnya atau menyebabkan
masuknya unsur-unsur luar.
Pada pertengahan abad ke-19, yaitu pada awal berdirinya psikologi sebagai satu
disiplin ilmu yang mandiri, psikologi didominasi oleh gagasan serta usaha mempelajari
elemen-elemen dasar dari kehidupan mental orang dewasa normal, melalui penelitian
dengan menggunakan metode introspeksi. Pada masa itu, tercatat satu aliran psikologi yang
disebut psikologi strukturalisme.
Strukturalisme menekankan pada pengalaman mental yang kompleks, yang terdiri atas
keadaan-keadaan mental yang sederhana, kesadaran dan proses pembentukannya.Tujuan
psikologi, menurut kaum strukturalis adalah menyelidiki apa, bagaimana, dan mengapa
terjadi pengalaman dan kesadaran. Kaum strukturalis memecahkan masalah relasi
kesadaran dengan otak atau tubuh, dengan jalan menggunakan prinsip pararelisme
psikofisikal, yaitu satu bentuk dualisme di mana jiwa dan tubuh dianggap sebagai dua
substansi yang terpisah satu dari lain tanpa interaksi di antara keduanya; tetapi pararel
antara satu dengan lainnya sedemikian rupa, sehingga untuk setiap kejadian di dalam
kesadaran selalu akan terdapat peristiwa yang cocok dan sesuai di dalam tubuh. Tokoh
psikologi strukturalisme ini adalah Wilhelm Wundt.

Wilhelm Wundt (1832-1920) pada awalnya dikenal sebagai seorang sosiolog, filsuf,
dan ahli hukum, yang merupakan sarjana hukum dan sarjana kedokteran di Heidelberg,
Tubingen dan Berlin. Wilhelm Wundt merupakan orang pertama yang mendirikan
laboratorium psikologi di Leipzig, yang merupakan awal berdirinya psikologi sebagai ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri.
2. Fungsionalisme
Fungsionalisme (Functional Psychology) adalah aliran psikologi yang tumbuh di
Amerika serikat yang dipelopori oleh William James (sering disebut bapak psikologi
Amerika Serikat). Tokoh-tokoh lain juga terkenal yang dibagi dua kelompok yaitu Chicago
(Chicago School of Functionalism) didirikan John Dewey dan kelompok Columbia
(Columbia School of Functionalism) dengan tokohnya James McKeen Cattell).
Fungsionalisme merupakan reaksi terhadap pandangan/ aliran strukturalisme tentang
keadaan-keadaan mental. Fungsionalisme adalah suatu tendensi dalam psikologi yang
menyatakan bahwa pikiran, proses mental, persepsi indrawi, dan emosi adalah adaptasi
organisme biologis sebagai suatu jenis psikologi yang menggaris bawahi fungsi-fungsi dan
bukan hanya fakta-fakta dari fenomena mental, atau berusaha menafsirkan fenomena
mental dalam kaitan dengan peranan yang dimainkannya dalam kehidupan organisme itu,
dan bukan menggambarkan atau menganalisis fakta-fakta pengalaman atau kelakuan yang
mendekati masalah pokok dari sudut pandang yang dinamis, dan bukan dari sudut pandang
statis.
Apa pun rumusan tentang fungsionalisme, aliran psikologi ini pada intinya merupakan
doktrin bahwa proses atau keadaan sadar seperti kehendak bebas, berpikir, beremosi,
memersepsi, dan mengindrai adalah aktivitas atau operasi dari sebuah organisme dalam
kesalinghubungan fisik dengan sebuah lingkungan fisik. Aktivitas ini memudahkan kontrol
organisme, daya tahan hidup, adaptasi, keterikatan atau penarikan diri, pengenalan,
pengarahan, dan lain-lain. Seluruh organisme dapat dianalisis sebagai sebuah sistem umpan
balik dan stimulus respons. Fungsionalisme merupakan paham yang tumbuh di Amerika
Serikat dengan sifat-sifat bangsa Amerika yang serba praktis dan pragmatis.
Strukturalisme, di lain pihak, tumbuh di Jerman, di tengah-tengah bangsa yang terkenal
dengan keahliannya dalam berfilsafat dan berteori. Dengan sendirinya, perbedaan latar
belakang ini menimbulkan berbagai perbedaan dalam pandangan antara kedua aliran ini
(Dirgagunarsa, 1996:56).
Aliran fungsionalisme ini mempelajari fungsi dan tingkah laku atau proses mental,
bukan hanya mempelajari struktural. Metode yang dipakai oleh aliran fungsionalisme
dikenal sebagai metode observasi tingkah laku dan intropeksi. Pandanganya terhadap
fungsionalisme yaitu:
1. Fungsionalisme adalah psikologi tentang “mental operation’’ (aktivitas bekerjanya
jiwa), sebagai lawan terhadap psikologi tentang elemen-elemen mental.
2. Fungsionalisme adalah psikologi tentang kegunaan-kegunaan dasar dari kesadaran,
dimana jiwa (mind) merupakan perantara antara lingkungan dan kebutuhan-kebutuhan
organisme. Untuk keadaan biasa yang tidak emergensi (darurat), berfungsi
kebiasaan (habit).
3. Fungsionalisme adalah psikofisik, yaitu psikologi tentang keseluran organisme yang
terdiri dari badan dan jiwa. Ia mempelajari juga hal-hal diluar kesadaran, misalnya
kebiasaan (habit) dan setengah sadar(half consciousness)
3. Behaviourisme
Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme Wundt. Meskipun
didasari pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS, merupakan
lanjutan dari fungsionalisme. Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran
yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang
perilaku yang nyata. Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa
ke dalam elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme
sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan
masih memfokuskan diri pada proses-proses mental.
Peletak dasar aliran ini adalah Ivan Pavlov  (1849-1936) dan William Mc Dougall
(1871-1938). Teorinya yang terkenal adalah mengenai insting. Menurutnya insting adalah
kecenderungan bertingkah laku dalam situasi tertentu sebagai hasil pembawaan sejak lahir
dan tidak dipelajari sebelumnya. Setelah eksperimen yang dilakukan oleh Pavlov, maka
muncullah pendapat-pendapat yang kemudian muncul sebagai aliran behaviourisme. Inti
dari aliran ini adalah asumsi bahwa jiwa bukan materi sehingga tidak dapat diteliti secara
langsung. Penelitian difokuskan pada tingkah laku dengan asumsi bahwa tingkah laku
merupakan wujud dari kejiwaan manusia maupun hewan lainnya.
Aliran behaviourisme memiliki 6 pandangan utama mengenai fundamentalnya
perilaku. Pandangan-pandangan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tingkah laku manusia atau hewan merupakan realitas dari jiwa yang abstrak yang
bermakna dan data diukur secara ilmiah dengan pendekatan alamiah. 
2. Psikologi adalah ilmu yang mengkaji sesuatu yang objektif, empiris, dan realistis. Oleh
karena itu segala hal yang keluar dari karakteristik ilmiah, tingkah laku yang metafisik
tanpa bentuk dan wujud tidak dapat diteliti, seperti tentang kesadaran yang artinya
abstrak. Kesadaran dalam bentuk fisikal saja yang dapat dianalisis dan ditemukan
unsure-unsur strukturnya.
3. Penelitian terhadap tingkah laku merupakan subject matter yang dikaji psikologi
sebagaimana dianjurkan oleh John B. Watson, yang    pada awal tahun 1900 berpedapat
bahwa tingkah laku merupakan satu-satunya hal yang dapat diteliti dalam psikologi.
4. Faktor-faktor eksternal dalam konteks behaviourisme merupakan rangsangan yang dapat
diikutsertakan, tetapi bukan merupakan tingkah laku yang sejatinya.
5. Jiwa dalam arti yang sesungguhnya adalah insting. Kesadaran substansial yang menjadi
rumukan utama adanya tingkah laku yang sebenarnya. Sebab, semua bentuk tingkah
laku yang meskipun sudah dirangsang oleh pengaruh eksternal tetap harus dikembalikan
pada sifat bawaannya hang semua.
6. Melalui penelitian B.F. Skinner, berbagai stimulasi yang memuncuclkan adanya respons
dalam bentuk tingkah laku dipelajari oleh psikologi, sedangkan bentuk upaya dan
modifikasi untuk mempertahankan tingkah laku bukan merupakan kajian psikologi
karena semuanya merupakan pengaruh eksternal terhadap tingkah laku yang
sesungguhnya.

Beberapa tokoh behaviourismeyang terkenal adalah:


1. John B. Watson (1878-1958). Watson merupakan ahli matematika dan filsafat dari
Univesrsitas Chicago. Ia merupakan direktur laboratorium di John Hopkins University.
Teorinya yang terkenal adalah teori tentang Stimulus-Respon. Stimulus adalah semua
objek di lingkusan termasuk perubahan jarring-jaring tubuh. Respon adalah apapun yang
dilakukan sebagai jawaban terhadap stimulus mulai dari tingkat sederhana hingga
tingkat tinggi.
2. B.F. Skinner (1904-1990). Pandangan-pandangan Skinner  diterbitkan dalam karyanya
The Behaviour of Organism dan kemudian di detailkan dalam Science and Human
Behaviour . salah satu pandangan pentingnya mengenai aliran behaviourisme adalah
asumsinya mengenai perilaku. Perilaku yang muncul diperkuat oleh adanya positibe
reinforcers (penguatan positif) dan ketiadaan negative reinforcerrs (penguatan negative)
penguatan positif adalah meningkatnya respons karena adanya stimulus yang dibutuhkan
dan sangat menyenangkan, sedangkan penguatan negative adalah peningkatan tingkah
laku dalam menghindarkan kemudaratan.

4. Psikoanalisis.
Aliran psikoanalisis muncul pada tahun 1900 sebagai upaya memperdalam pandangan-
pandangan psikologis dan mengkaitkannya melalui berbagai kemajuan dalam bidang
kedokteran.Tokoh yang disebut sebagai bapak psikoanalisis adalah Sigmun Freud.Freud
lahir tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg Moravia. Freud berusaha meredksi psikologi menjadi
kedalam neurologi karena pada dasarnya ia adalah seorang ahli saraf.
Teori dasar dari sigmun adalah ide tentang alam sadar (conscious mind) versus alam
bawah sadar (unconscious mind). Alam sadar merupakan apa yang seseorang sadari pada
saat-saat tertentu, pengindraan langsung, ingatan, pemikiran, fantasi, perasaan yang anda
miliki. Hal yang berkaitan erat dengan alam sadar adalah alam pra-sadar, yaitu apa yang
disebut saat ini dengan “kenangan yang sudah tersedia” (available memory), yaitu segala
sesuatu yang dengan mudah data dipanggil kea lam sadar, kenang-kenangan yang
walaupun tidak anda ingat waktu berpikir, tapi dapat dengan mudah diapanggil lagi.
Menurut  Freud keduanya adalah bagian terkecil dari fikiran.
Adapun bagian terbesar dari pikiran adalah alam bawah sadar (unsconscious
mind).Bagian ini mencakup segala sesuatu yang sangat sulit dibawa kealam sadar,
termasuk segala sesuatu yang memang asalnya dari alam bawah sadar seperti nafsu dan
insting. Freud berpendapat bahwa alam bawah sadar adalah sumber dari motivasi dan
dorongan yang ada dalam diri kita, apakah itu hasrat yang sederhana seperti makanan atau
seks, atau motif-motif yang mendorong seniman atau ilmuwan berkarya.
Konsep lain dari freud adalah struktur kepribadian. Struktur kepribadian dibagi
menjadi tiga yaitu :Id, Ego, Superego, masing-masing merupakan tahapan-tahapan
kepribadian dan masing-masing juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Id
merupakan Struktur kepribadian yang paling mendasar, hanya berdasarkan dorongan nafsu
atau kenikmatan belaka.Ego adalah pikiran yang beroperasi menurut prinsip kenyataan
(reality principle) yang memuaskan dorongan id menurut cara-cara yang dapat diterima
masyarakat atau sebagai kepribadian yang mengontrol kesadaran. Superego merupakan
Kesdaran tertinggi manusia, terbentuk melalui proses identifikasi dalam nilai-nilai moral
dan beroperasi menurut prinsip moral.
Tokoh lain dari psikoanalisis adalah Alfred Adler (1870-1937). Ia merupakan seorang
dokter mata lulusan Universitas Wina (1895), kemudian ia menekuni bidang psikiatri dan
menjadi psikiater. Teori-teorinya adalah sebagai berikut :
1. Teori tentang inferioritas universa. Setiap manusia akan melakukan upaya
menyesuaikan diri dengan kelemahan yang dimilikinya melalui berbagai bentuk
perilaku konvensional sebagai cara mengatasi kelemahannya.
2. Teori tentang striving for superiority, yaitu motivasi bawaan yang menggerakkan
manusia untuk bertahan hiduo dan mengembangkan diri.
Tokoh lainnya adalah Carl Gustav Jung (1875-1961).Ia adalah seorang psikiater yang
keluar dari sekolah psikoanalisis Freud. Ia mengklasifikasi karakteristik kepribadian
menjadi 2 yaitu introvert dan ekstravert. Kepribadian  introvert merujuk pada sebuah
kecenderungan untuk mengutamakan dunia dalam pada diri seseorang. Aspek-aspekyang
lebih jelas dari introversi adalah malu, tidak suka pada fungsi-fungsi sosial, dan menyukai
privasi. Sedangkan kepribadian ekstravert merujuk pada kecenderungan untuk melihat
dunia luar, khususnya orang lain demi kesenangan diri. Orang dengan karakteristik
ekstravert biasanya mudah bersahabat dan menikmati aktivitas sosial, dan merasa tidak
nyaman ketika sendirian.
5. Humanistik
Muncul sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala
behaviorisme dan pesimistik ala psikoanalisa. Oleh karenanya sering disebut sebagai the
third force (the first force is behaviorism, the second force is psychoanalysis). Prinsip
utama:
1. Memahami manusia sebagai suatu totalitas. Oleh karenanya sangat tidak setuju dengan
usaha untuk mereduksi manusia, baik ke dalam formula S-R yang sempit dan kaku
(behaviorisme) ataupun ke dalam proses fisiologis yang mekanistis. Manusia harus
berkembang lebih jauh daripada sekedar memenuhi kebutuhan fisik, manusia harus
mampu mengembangkan hal-hal non fisik, misalnya nilai ataupun sikap.
2. Metode yang digunakan adalah life history, berusaha memahami manusia dari sejarah
hidupnya sehingga muncul keunikan individual.
3. Mengakui pentingnya personal freedom dan responsibility dalam proses pengambilan
keputusan yang berlangsung sepanjang hidup. Tujuan hidup manusia adalah
berkembang, berusaha memenuhi potensinya dan mencapai aktualitas diri. Dalam hal
ini intensi dan eksistensi menjadi penting. Intensi yang menentukan eksistensi manusia.
4. Mind bersifat aktif, dinamis. Melalui mind, manusia mengekspresikan keunikan
kemampuannya sebagai individu, terwujud dalam aspek kognisi, willing, dan
judgement. Kemampuan khas manusia yang sangat dihargai adalah kreativitas. Melalui
kreativitasnya, manusia mengekspresikan diri dan potensinya.
5. Pandangan humanistic banyak diterapkan dalam bidang psikoterapi dan konseling.
Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman diri.
Tokoh- tokoh aliran humanistic, yaitu:
1. Carl Rogers (1902 – 1988)
Lahir di Illinois dan sejak kecil menerima penanaman yang ketat mengenai kerja keras
dan nilai agama Protestan. Kelak kedua hal ini mewarnai teori-teorinya. Sebagaimana
ahli humanistic umumnya, Rogers mendasarkan teori dinamika kepribadian pada
konsep aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah daya yang mendorong pengembangan
diri dan potensi individu, sifatnya bawaan dan sudah menjadi ciri seluruh manusia.
Aktualisasi diri yang mendorong manusia sampai kepada pengembangan yang optimal
dan menghasilkan ciri unik manusia seperti kreativitas, inovasi, dan lain-lain.
2. Abraham Maslow (1908-1970)
Maslow dikenal dengan teori motivasinya. Teori ini mengasumsikan bahwa
perkembangan psikologis manusia didorong oleh hirarki kebutuhannya, yaitu
physiological needs, safety needs, love & belonging needs, esteen needs, dan
selfactualization.
6. Gestalt.
Istilah gestalt berasal dari bahasa Jerman. dalam bahasa inggris berarti form, shape,
configuration, whole. Apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti, keseluruhan,
esensi, totalitas, hal peristiwa dan hakikat. Aliran ini dikembangkan di sekolah Berlin oleh
tokoh-tokohnya seperti M. Weitheimerm K. Koffka, dan W. Kohler. Aliran ini memandang
yang utama bukanlah elemen tetapi keseluruhan. Metode kerjanya adalah mengannalisis
unsur-unsur kejiwaan. Kesadaran dan jiwa manusia tidak munfkin dianalisis kedalam
elemen-elemen. Gejala kejiwaan harus dipelajari sebagai suatu keselurujan atau totalitas.
Keseluruhan adalah lebih lebih dari sekedar penjumlahan unsur-unsurnya.keseluruhan itu
lebih dahulu ditanggapi dari bagian-bagiannya dan bagian-bagian itu harus memperoleh
makna keseluruhan. Artinya, makna gestalt bergantung pada unsur-unsurnya dan
sebaliknya arti unsure-unsur itu bergantung pula pada gestalt.
Guna menjelasakan secara mudah mengenai konsep gestalt ini, Weitheimer
menjelaskan bahwa apa yang sedang dilihat oleh seseorang merupakan  efek dari
keseluruhan peristiwa, yang tidak terkandung dalam total bagian-bagian itu. Seseorang
yang sedang melihat untaian lampu yang mengalir, sekalipun hanya melihat satu lampu
yang bersinar pada satu waktu, sebab keseluruhan peristiwa mengandung hubungan-
hubungan diantara masing-masing lampu yang kita alami juga.
Dalam hal persepsi, salah satu prinsip gesltalt adalah hokum pragnanz. Pragnanz
dalam bahasa jerman juga memiliki arti yang sama dalam bahasa inggris pregnant yang
berarti hamil. Hokum ini berkata bahwa kita pada dasarnya digiring untuk mengalami
segala hal yang sebagus mungkin dalam pengertian gestalt. “bagus” bisa berarti banyak
disini, seperti keteraturan, ketertiban, kesederhanaan, simetri, dan seterusnya, yang
kemudian merujuk pada prinsip-prinsip gestalt yang spesifik.
Psikologi gestalt memandang keberadaam totalitas batiniah yang mengorganisasi yang
memposisikan totalitas sebagai sesuatu yang utama, sedangkan elemen-elemen kejiwaan
merupakan sesuatu yang sekunder.. lebih lanjut, gejala-gejala psikis yang khusus menurut
gestalt merupakan totalitas dari seluruh keadaan psikis yang menentukan bangkitnya tenaga
batiniah dalam psikis manusia.

2.2 Pengaruh Masyarakat/ Kelompok terhadap Individu


1. Dapat Mengurangi Pemalasan Sosial
Dalam pengaruhnya di dalam psikologi sosial dapat membuat hasil kinerja akan lebih
mudah untuk dikenali, sehingga suatu kelompok diperlukan sebuah mekanisme dalam
pengevaluasian sehingga dapat mengikuti hasil kerja suatu kelompok yang terdapat di
dalamnya
2. Meningkatkan Keyakinan Komitmen Untuk Berkembang Bersama
Pada umumnya dengan terdapatnya pengaruh kelompok bisa menimbulkan efek
negatif maupun positif, dalam kegiatan peningkatkan komitmen agar lebih dapat
berkembang bersama-sama merupakan hal yang positif di dalam pengaruh kelompok di
dalam psikologi sosial

3. Saling Memiliki Ketergantungan Terhadap Peran Masing-Masing Dalam Kelompok.


Dalam suatu organisasi atau sebuah sekumpulan individu yang biasa dinamakan
sebuah kelompok biasanya terdapat masing-masing peran diantara individu, pentingnya
untuk melakukan tugas masing-masing dan mempertanggung jawabkan tugas tersebut
menjadi salah satu pengaruh kelompok di dalam psikologi sosial.
4. Dapat Membentuk Karakter
Dalam keterkaitan antara pengaruh kelompok di dalam psikologi sosial merupakan
sebuah pandangan diantara masing-masing individu untuk melihat keunikan dan ciri
masing-masing individu, karena setiap orang itu berbeda, dan bagaimana cara setiap
individu menyatukan perbedaan diantara anggotanya.
5. Dijadikan Perbandingan
Dalam setiap pengevaluasian pekerjaan dapat dijadikan sebuah perbandingan yang
posistif, bukan hanya untuk dijadikan perbandingan saja namun dapat dijadikan sebuah
acuan agar dapat bekerja jauh lebih baik lagi dibandingnya dengan orang lain yang
kinerjanya sudah cukup baik.
6. Mencapai Sebuah Tata Tertib di Dalam Kelompok
Mencapai kedisiplinan di dalam anggota kelompok memang sangat penting dilakukan
agar bisa terjalin kekuatan sosial yang bisa memiliki kekuatan hubungan agar dapat
berkembang dan mengalami sebuah disorganisasi dalam perannya masing-masing
7. Menjalin Komunikasi Agar Lebih Lancar
Biasanya dalam mendengarkan suatu saran pendapat dari orang lain belum bisa
memperkuat argumen yang diberikan, untuk itu apabila dibentuknya suatu kelompok dalam
suatu kegiatan sosial dapat menampung semua aspirasi dan pemikiran yang membuat
penyatuan dalam satu kata sepakat nantinya yang berhubungan dengan contoh persepsi
psikologi komunikasi.
8. Membantu Menjaga Keamanan
Tebentuknya sebuah kelompok di lingkungan sosial juga dapat memberikan pengaruh
postif diantaranya menjaga ketertiban umum dan membantu kemanan pada lingkungan
sekitar yang berada pada lingkungan sosial masyarakat.

9. Untuk Mempermudah Mendapatkan Status


Karena terdapatnya banyak perbedaan di dalam sebuah kelompok terutama terhadap
peran-peran yang dimiliki dan yang lebih dihormati dibandingkan dengan yang lain untuk
itu pemegang status tertinggi dalam sebuah kelompok biasanya seorang pemimpin.
10. Untuk Mendapatkan Identitas Sosial
Memang tidak mudah mendapatkan status di mata masyarakat, untuk itu pentingnya
sebuah kelompok memiliki pengaruh yang sangat penting untuk mendapatkan status sosial
tersebut  agar lebih mempermudah melakukan kegiatan di lingkungan masyarakat nantinya.
11. Proksimitas
Untuk seorang individu mengikuti sebuah kelompok pada lingkungan sosial juga dapat
bermanfaat untuk mendekatkan dirinya dengan lingkungan tempat tinggalnya agar dapat
berkelompok dan bisa bersama-sama melakukan sebuah kegiatan di lingkungan masyarakat
12. Kesatuan minat
Dalam lingkungan kampus, biasanya kesatuan minat dijadikan dalam sebuah
kelompok, misalnya kelompok pengajian muslim, atau kelompok belajar mata kuliah fisika
dengan sekelompok mahasiawa fisika hal ini pun berkaitan dengan cara kerja psikologi
pendidikan
13. Dukungan Emosional
Dalam pengaruh anggota kelompok di dalam kehidupan emosinal memang memiliki
peranan yang cukup penting dan dapat memberikan energi positif di dalamnya, misalnya
seorang teman yang sedang memiliki masalah dapat dihibur oleh teman sekelompoknya
agar bisa melupakan masalah dukanya tersebut walau hanya sementara waktu.

Dalam suatu kelompok juga memiliki peranan komponen yang sangat penting dalam
mempengaruhi kesehatan mental dan tingkah laku diantaranya:
a. Status
b. Peranan
c. Jaringan komunikasi
d. Norma
e. Sosialisai Klompok

Di dalam pengertian kelompok dalam persepsi sosial menurut Sopriyono T,  merupakan
sebuah respon terhadap rangsangan di dalam konteks sosial misalnya saja seorang mahasiswa
ketika akan mengikuti sebuah kelompok belajar, dari mahasiwa tersebut melaporakan mengenai
tugasnya serta menayakan mengenai kekurangan dari tugasnya tersebut.
Di dalam adapun hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya :
a. Sekelompok orang atau lebih
b. Mempersepsi dan dipersepsi sebagai suatu kesatuan
c. Adanya interaksi diantara anggota
d. Adanya saling ketergantungan satu dengan yang lain
e. Memiliki satu tujuan bersama
f. Dari setiap individu merasa dirinya sebagai anggota dari kelompok
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat kami simpulkan bahwa, psikologi sebagai suatu disiplin
ilmu dari tahun ketahun semakin menampakkan kapasitasnya, terutama konstribusinya
dalam perkembangan ilmu psikologi.
Aliran-aliran psikologi dalam menyikapi kejiwaan seseorang cenderung berbeda,
seperti aliran strukturalisme yang beranggapan bahwa psikologi merupakan pengalaman
manusia yang dipelajari dari sudut pandang pribadi yang mengalaminya. Sedangkan aliran
fungsionalisme menekankan kegiatan (proses) mental sebagai pokok persoalan yang
sebenarnya bagi psikologi, sebagai lawan dari psikologi struktural yang menekankan
masalah kesadaran. Lain lagi dengan aliran Gestalt yang menyatakan bahwa, persepsi
manusia terjadi secara menyeluruh bukan sepotong-sepotong atau parsial.
Psikologi juga mempelajari manusia dan hubungannya dengan lingkungannya yang
dimana manusia memiliki kepribadian dan tingkah laku yang berbeda satu dengan yang
lainnya. Salah satu pengaruh masyarakat terhadap individu adalah dapat membentuk
karakter.
DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006.


King, L.A. Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba Humanika, 2010.
Sarwono, S.W. Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi. Jakarta: Bulan
Bintang, 2002.
Sobur, A., Psikologi Umum: Dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia, 2009

Anda mungkin juga menyukai