Anda di halaman 1dari 7

Fungsionalisme

Fungsionalisme adalah aliran yang meminati apa yang terjadi dalam


sebuah aktivitas psikologis dan apa yang menjadi tujuan dari aktivitas itu.
Fungsionalisme di pelopori oleh William james yang sering disebut sebagai
“Bapak psikologi Amerika”. Aliran ini mempelajari fungsi dari tingkah laku
atau proses mental dan tidak hanya mempelajari strukturnya. Aliran ini
mengembangkan metode eksperimen eskperimen disamping metode
introspeksi yang tetap dipakai sekalipun dengan banyak kritik. Metode
yang dipakai aliran fungsionalisme dikenal dengan metode observasi
tingkah laku yang terdiri dari dua, metode fisiologi dan variasi kondisi.

Metode fisiologi adalah menguraikan tingkah laku dari sudut anatomi dan
ilmu faal dengan “melihat dari bagian badan syaraf syaraf mana yang
tersangkut dalam tingkah laku itu dan juga proses fall yang terjadi. Tetapi
tidak semua dapat di uraikan secara anatomis atau fisiologis. Seperti misal,
tingkah laku marah tidak cukup dianalisa secara anatomis dan fisiologis,
karena sudah ada unsur psikologis di dalamnya. Untuk tingkah laku yang
seperti itu, maka metode yang digunakan adalah metode yang kedua yaitu
metode variasi kondisi.

Metode variasi kondisi ini merupakan metode eksperimental dari aliran


fungsionalisme. Dalam metode ini kondisi, stimulus atau rangsang
terhadap seorang percobaan divariasi. Kemudian di amati reaksi-reaksi
yang timbul dari tiap perubahan dengan mempelajari reaksi terhadap
stimulus. Maka dapat mengetahui fungsi dari tingkah laku terhadap suatu
kondisi atau stimulus tertentu.

Selain metode observasi tingkah laku, metode introspeksi masih juga


digunakan. Walau hanya sebagai pelengkap untuk mempelajari hal-hal
yang belum dapat diteliti dengan kedua metode lainnya, karena metode ini
terlalu bersifat subyektif sehingga sulit di sistematikkan dan
dikuantitatifkan.
William James (1842-1910) lahir tanggal 1 November 1842 di New york
city, meninggal tanggal 16 agustus 1910 di Mount Chocurua, New
Hampshire, Amerika serikat. Belajar di Universitas Harvard, berawal dari
mempelajari ilmu kimia, kemudian anatomi perbandingan, biologi dan ilmu
faal. Kemudian Belajar ilmu kedokteran di Universitas Harvard. Mulai
berminat psikologi saat mengunjungi Jerman. Di Berlin dia sempat
mengikuti kuliah yang diberikan Du Bois Reymond, ahli ilmu faal. Di
Heidelberg dia sempat mengikuti kulian yang diberikan Heimholtz dan
Wundt. Dia meneruskan karier akademisnya di Harvard. Kemudian dia
mendirikan salah satu laboratorium yang pertama ada di dunia pada tahun
1875. Studinya yang utama dalam psikologi yang ia tulis dalam bukunya
yang berjudul Principles of Psychology (1890) menjadi salah satu dasar
dalam psikologi modern. Ia menjadi pelopor psikologi amerika dan
disejajarkan dengan Wundt di Jerman.

Bersama dengan John Dewey, James mendirikan aliran fungsionalisme


dan dengan itu James juga menjadi pendukung aliran fungsionalisme.

Sebagai sarjana, James tergolong orang yang berpikiran bebas, tidak mau
terikat dengan salah satu sistem atau metode tertentu, melainkan bebas
dengan berbagai ide dan kritik orisinal. Salah satunya adalah berusaha
sedekat mungkin dengan kenyataan. Dalam teorinya tentang emosi, ia
mengemukakan pendapat ekstrem yang cendurung kepada fisiologisme
yang akan menjadi awal dari psikologi Fenomenalogi di lain waktu. Dalam
upaya nya mendekati kenyataan, ia membela empirisme radikal dan
mengembangkan filsafat keagamaan yang pragmatis dan psikologis.
Teori emosi (atau yang dikenal dengan nama Teori James-Lange) yang
dikemukakan oleh William James adalah teori yang menjelaskan hubungan
antara perubahan fisiologis dengan keadaan-keadaan emosional. Ia
mengembangkan salah satu pendapat filsuf berbangsa Denmark, Carl
Lange. James membantah pendapat yang mengatakan emosi yang
menyebabkan perubahan tubuh dan ia berpendapat bahwa emosi adalah
hasil persepsi seseorang terhadap rangsangan yang datang dari luar.
Contohnya adalah emosi takut datang karena orang mempersepsikan otot
kakinya yang sedang berlari karena melihat harimau. Jadi, seseorang
bukan lari karena takut tetapi takut karena lari.

Diantara sumbangan james kepada psikologi, teori tentang kesadaran dan


konsep diri (self) perlu diterangkan secara khusus. Ia melihat kesadaran
sebagai adaptasi manusia damal usahanya mempertahankan jenis dan
dirinya (teori evolusi). Kesadaran itu suatu proses, mengalir terus-menerus.
James kemudian mengemukakan bahwa kesadaran yang merupakan
proses ini menciptakan parakdoks. Dalam kesadaran ini tidak ada keadaan
tertentu, melainkan selalu berubah setiap saat.

James membedakan dua aspek yang berbeda tapi tidak terpisahkan dari
“diri” yaitu “Aku” (I) sebagai yang mengetahui sesuatu dan “Aku sosial”
(Social me) sebagai suatu yang diketahui secara material, sosial, maupun
spiritual.

John Dewey (1859-1952) Ia seorang guru besar di Universitas Chicago.


Pada tahun 1886 ia menulis buku berjudul Psychology. Dengan buku nya
ia mengenalkan cara orang amerika belajar psikologi yaitu mengutamakan
pragmatisme, dengan itu lahirlah fungsionalisme.
Jalan pikiran Dewey yang serba praktis dan pragmatis dapat dilihat dalam
ajaran ilmu pendidikan yang ia ajarkan. Ia menganjurkan teori dan metode
belajar sambil melakukan (Learning by doing). Ia berpendapat bahwa
dalam mepelajari sesuatu, seseorang tidak perlu belajar banyak. Dengan
melakukan apa yang ia pelajari, orang itu akan sendirinya menguasai
gerakan atau perbuatan yang tepat, sehingga ia menguasai apa yang ia
pelajari dengan sempurna.

Sikap pragmatis Dewey didasari oleh pemikiran filsafatnya yang


dipengaruhi oleh Teori Darwin berbunyi : “Thinking men usually think about
change” (Manusia berpikir selalu tentang perubahan). Ia tidak percaya ada
orang yang berpikir hanya untuk berpikir saja (think as they are) karena
segalanya harus memilikin tujuan dan tujuan nya adalah perubahan.

Karena pemikirannya yang menganggap segala perbuatan harus memiliki


tujuan, Dewey menentang elementisme. Ia mengatakan di dalam buku nya
yang berjudul The Reflex are Concept (1896) bahwa tingkah laku tidak bisa
dipisahkan dari rangsang dan diuraikan dalam elemen-elemen tingkah
yang lebih kecil. Tingkah laku (respons) dan ransang (stimulus) adalah dua
hal yang tidak dapat dipisahkan karena bukanlah stimulus kalau tidak ada
respons dan demikian sebaliknya. Dengan ini, kita harus melihat keduanya
sebagai suatu totalitas. Hal ini kelak menumbuhkan teori Psikologi Gestalt.

James Rowland Angell (1869-1949) Seorang tokoh fungsionalisme


kelompok Chicago. Cukup disegani karena kepribadian dan
kewibawaannya. Karena itu ia bisa mepersatukan sarjana-sarjana di
Chicago. Ia menjadi profesor di Universitas Chicago, Salah satu muridnya
yaitu J.B. Watson yang kemudia mendirikan aliran Behaviorisme.
Tahun 1906, Angell menjadi Presiden America Psychology Association
(APA) dan papernya nya yang terkenal, didalamnya berisi pandangannya
terhadap fungsionalisme yang bernama “The Province of Functional
Psychology” Isi nya sebagai berikut :

1. Fungsionalisme adalah psikologi tentang “mental operation” (aktivitas


bekerja nya jiwa). Sebagai lawan terhadap psikologi tentang elemen
elemen mental.
2. Fungsionalisme adalah psikologi tentang kegunaan-kegunaan dasar
dari kesadaran dimana jiwa merupakan perantara antara lingkungan
dan kebutuhan-kebutuhan organisme. Bisa disebut juga teori
emergensi. Untuk yang tidak bersifat emergensi, yang berfungsi
kebiasaan (habit)
3. Fungsionalisme adalah psikofisik, yaitu psikologi tentang keseluruhan
organisme yang terdiri dari badan dan jiwa.

James McKeen Catteli (1860-1944) lahir 25 mei 1860 di Easton,


Pennsylvania dan meninggal 20 Januari 1944 di Lancaster, Pennsylvania.
Beliau adalah tokoh dari aliran fungsionalisme kelompok Columbia yang
berpusat di institut perguruan, yaitu Teachers Collage of Columbia. Ciri
khas aliran ini adalah “Kebebasan dalam mempelajari tingkah laku” yang
mencerminkan dua pandangan tentang fungsionalisme.

1. Fungsionalisme tidak perlu menganut paham dualisme, karena


manusia dianggap sebagai kesatuan.

2. Fungsionalisme tidak perlu deskriptif dalam mempelajari tingkah laku,


karena yang penting adalah fungsi tingkah laku, jadi yang harus
dipelajari adalah hubungan (kolerasi) antara satu tingkah laku
dengan tingkah laku lain atau terhadap suatu hal yang terjadi di
lingkungan.
Karena kebebasannya ini, fungsionalisme cepat berkembang di luar
amerika, seperti di Eropa, memiliki cukup penganut terutama pada tahun
1960 sampai 1970. Selain itu, karena sifatnya yang praktis dan pragmatis,
fungsionalisme merangsang tumbuhnya cabang-cabang psikologi yang
diamalkan dan psikologi praktis, seperti : Psikologi Hewan, Psikologi
Fisiologi, Psikologi Abnormal, Psikologi Klinis, Psikologi Industri, Psikologi
Pendidikan dan sebagainya.

Setelah kembali dari Eropa, Cattell menjadi profesor di berberapa


universitas di Amerika serikat, antara lain di Pennsylvania dan Columbia.
Dia juga pernah mengajar di Universitas Cambridge, Inggris. Sebagai guru
besar, ia melakukan berbagai kegiatan yang memiliki dampak besar bagi
perkembangan psikologi di dunia pada umumnya dan Amerika serikat
khususnya. Pada tahun 1929, ia menjadi Presiden Kongres Internasional
Psikologi yang pertama. Memperkenalkan psikologi eksperimen dengan
metode eksak di Amerika. Mendirikan “Psychological Corporation” untuk
meperkenalkan dan menarik minat masyarakat kepada psikologi serta
mengembangkan applied psychology. Menulis artikel dan majalah ilmiah
seperti Psychological Interview dan American Naturalist.

Edward Lee Thorndike (1874-1949) lahir 31 Agustus 1874 di Williamsburg


dan meninggal 10 Agustus 1949 di Montrose, New York. adalah tokoh lain
dari aliran fungsionalisme kelompok Columbia. Setalah menyelesaikan
pendidikannya di Harvard, ia bekerja di Teacher’s Collage of Columbia
dibawah pimpinan James McKeen Cattell. Pada tahun 1898, Thorndke
menerbitkan bukunya yang berjudul Animal Intellegence, An Experimental
Study of Association Process in Animal. Buku ini adalah hasil penelitian
Thorndike terhadap tingkah laku hewan, mencerminkan prinsip dasar yang
dianut Thorndike yaitu dasar dari belajar tidak lain dari asosiasi.
Suatu stimulus (S), akan menimbulkan suatu respons (R) tertentu. Teori ini
disebut Teori S-R. Dalam teori ini dikatakan bahwa dalam proses belajar,
pertama kali organisme belajar dengan coba-salah (trial and error). Kalau
organisme berada dalam suatu situasi yang mengandung masalah,
organisme akan mengeluarkan bermacam tingkah laku dari kumpulan
tingkah laku yang ada padanya untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Salah satu atau beberapa dari macam tingkah laku secara kebetulan akan
bisa menyelesaikan masalah itu dan berdasarkan pengalaman itu,
organisme akan tahu tingkah laku mana yang haru dikeluarkan untuk
menyelesaikan masalah tersebut.

Dalam proses belajar yang mengikuti prinsip coba-salah ini, ada beberapa
hukum yang dikemukakan Thorndike :

1. Hukum Efek (The Law of Effect) : Intesitas hubungan antara S dan R


akan meningkat jika hubungan itu diiringi dengan keadaan yang
menyenangkan. Dan sebalikanya, jika diiringi dengan keadaan yang
kurang menyenangkan. Maka, setiap tingkah laku yang
menghasilkan kepuasan tertentu, akan diasosiasikan dengan situasi
tersebut. Dengan teori ini, paham asosiasionisme yang di anut
Thorndike adalah paham asosiasionisme baru, berbeda dengan apa
yang di anut John Locke dan Mills bapak beranak.

2. Hukum Latihan (The Law if Exercise) atau hukum guna-tak guna


(The Law of Use and Disuse): Hubungan S-R juga dapat ditimbulkan
atau didorong melalui latihan yang repetitif. Dan sebaliknya,
Hubungan S-R akan melemah jika tidak dan/atau sering dilatih.
Karena kegunaan R terhadap suatu S tertentu dalam hal ini tidak lagi
bisa dirasakan atau perlahan menghilang pada organisme yang
bersangkutan

Anda mungkin juga menyukai