psikologi
– Aliran ini mempelajari fungsi dan proses mental, bukan hanya mempelajari strukturnya saja. Untuk
mempelajari fungsi dan tingkah laku ini, kaum fungsionalis mengembangkan metode eksperimen selain
dari metode introspeksi yang seringkali digunakan merkipun mendapat banyak kritik. Metode yang
dipakai oleh aliran fungsionalisme ini dikenal dengan nama metode observasi tingkah laku yang terdiri
dar dua bagian yaitu metode fisiologi dan metode variasi kondisi.
– Pelopor aliran Fungsionalisme ini bernama William James, yang sering disebut sebagai “Bapak Psikologi
Amerika” dan aliran ini lahir di Amerika Serikat.
– Menurut pandangan mereka pikiran, proses mental, persepsi indrawi, dan emosi adalah sebuah adaptasi
organisme biologis.
BEHAVIOURISME
– Aliran behaviourisme memiliki 6 pandangan utama mengenai fundamentalnya perilaku sebagai berikut :
– 1. Tingkah laku manusia atau hewan merupakan realitas dari jiwa yang abstrak yang bermakna dan data diukur secara ilmiah dengan
pendekatan alamiah.
– 2. Psikologi adalah ilmu yang mengkaji sesuatu yang objektif, empiris, dan realistis. Oleh karena itu segala hal yang keluar dari
karakteristik ilmiah, tingkah laku yang metafisik tanpa bentuk dan wujud tidak dapat diteliti, seperti tentang kesadaran yang artinya
abstrak. Kesadaran dalam bentuk fisikal saja yang dapat dianalisis dan ditemukan unsure-unsur strukturnya.
– 3. Penelitian terhadap tingkah laku merupakan subject matter yang dikaji psikologi sebagaimana dianjurkan oleh John B. Watson,
yang pada awal tahun 1900 berpedapat bahwa tingkah laku merupakan satu-satunya hal yang dapat diteliti dalam psikologi.
– 4. Faktor-faktor eksternal dalam konteks behaviourisme merupakan rangsangan yang dapat diikutsertakan, tetapi bukan merupakan
tingkah laku yang sejatinya.
– 5. Jiwa dalam arti yang sesungguhnya adalah insting. Kesadaran substansial yang menjadi rumukan utama adanya tingkah laku yang
sebenarnya. Sebab, semua bentuk tingkah laku yang meskipun sudah dirangsang oleh pengaruh eksternal tetap harus dikembalikan pada
sifat bawaannya hang semua.
– 6. Melalui penelitian B.F. Skinner, berbagai stimulasi yang memuncuclkan adanya respons dalam bentuk tingkah laku dipelajari oleh
psikologi, sedangkan bentuk upaya dan modifikasi untuk mempertahankan tingkah laku bukan merupakan kajian psikologi karena
semuanya merupakan pengaruh eksternal terhadap tingkah laku yang sesungguhnya.
Experiment
– Eksperimen Watson yang paling terkenal adalah eksperimennya dengan anak yang bernama Albert, yaitu
anak yang berusia 11 bulan. Watson dan Rosali Rayner istrinya mengadakan eksperimen dengan Albert
dengan menggunakan tikus putih dan gong beserta pemukulnya. Pada permulaan eksperimen Albert tidak
takut pada tikus putih tersebut. Pada suatu waktu, pada saat Albert akan memegang tikus dibunyikan gong
dengan keras. Dengan suara keras tersebut Albert merasa takut. Keadaan tersebut diulangi beberapa kali,
hingga akhirnya terbentuklah rasa takut pada tikus putih pada diri Albert. Atas dasar dasar eksperimen
tersebut Watson berpendapat bahwa reaksi emosional dapat dibentuk dengan kondisioning. Rasa takut
tersebut dapat dikembalikan lagi ke keadaan semula dengan cara menghadirkan tikus tersebut dengan
setahap demi setahap pada situasi yang menyenangkan, misalnya pada waktu Albert makan, sehingga
terjadilah experimental extinction (keadaan semula).
PSIKOANALISIS
– Aliran psikoanalisis muncul pada tahun 1900 sebagai upaya memperdalam pandangan-pandangan psikologis
dan mengkaitkannya melalui berbagai kemajuan dalam bidang kedokteran
– Tokoh yang disebut sebagai bapak psikoanalisis adalah Sigmund Freud
– Freud berusaha meredksi psikologi menjadi kedalam neurologi karena pada dasarnya ia adalah seorang ahli
saraf
– Teori dasar dari Freud adalah ide tentang alam sadar (conscious mind) versus alam bawah sadar (unconscious
mind).
Struktur dasar psikoanalisis
– Adalah Oedipus Complex, istilah yang sering digunakan untuk mereka yang kerap kali ingin mendapatkan kasih
sayang dari figur perempuan yang lebih tua dan matang dari segi usia.
– Istilah Oedipus Complex, kali pertama dilontarkan oleh Sigmund Freud dan istilah ini hampir hilang dari ranah
psikologi. Sigmund menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan seorang anak yang merasa berkompetisi
dengan ayahnya untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari sang ibu. Sedangkan untuk anak
perempuan, istilah yang digunakan adalah Electra Complex. Electra complex adalah istilah psikoanalisis yang
digunakan untuk menggambarkan perasaan romantis seorang gadis terhadap ayahnya dan marah terhadap
ibunya.
– Sigmund menggambarkan bahwa proses ini biasanya hanya terjadi pada anak berusia 3—5 tahun.
HUMANISTIK
– Muncul sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala
behaviorisme dan pesimistik ala psikoanalisa
Prinsip Dasar Humanisme
– 1. Memahami manusia sebagai suatu totalitas. Oleh karenanya sangat tidak setuju dengan usaha untuk mereduksi manusia, baik
ke dalam formula S-R yang sempit dan kaku (behaviorisme) ataupun ke dalam proses fisiologis yang mekanistis. Manusia harus
berkembang lebih jauh daripada sekedar memenuhi kebutuhan fisik, manusia harus mampu mengembangkan hal-hal non fisik,
misalnya nilai ataupun sikap.
– 2. Metode yang digunakan adalah life history, berusaha memahami manusia dari sejarah hidupnya sehingga muncul keunikan
individual.
– 3. Mengakui pentingnya personal freedom dan responsibility dalam proses pengambilan keputusan yang berlangsung sepanjang
hidup. Tujuan hidup manusia adalah berkembang, berusaha memenuhi potensinya dan mencapai aktualitas diri. Dalam hal ini intensi
dan eksistensi menjadi penting. Intensi yang menentukan eksistensi manusia.
– 4. Mind bersifat aktif, dinamis. Melalui mind, manusia mengekspresikan keunikan kemampuannya sebagai individu, terwujud
dalam aspek kognisi, willing, dan judgement. Kemampuan khas manusia yang sangat dihargai adalah kreativitas. Melalui
kreativitasnya, manusia mengekspresikan diri dan potensinya.
– 5. Pandangan humanistic banyak diterapkan dalam bidang psikoterapi dan konseling. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman
diri.
ALIRAN-ALIRAN DALAM PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
• Aliran nativisme berasal dari kata natus (lahir); nativis (pembawaan) yang ajarannya memandang
manusia (anak manusia) sejak lahir telah membawa sesuatu kekuatan yang disebut potensi
(dasar). Aliran nativisme ini, bertolak dari leibnitzian tradition yang menekankan kemampuan
Nativisme dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh
terhadap perkembangan anak dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain bahwa aliran
nativisme berpandangan segala sesuatunya ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir,
jadi perkembangan individu itu semata-mata dimungkinkan dan ditentukan oleh dasar turunan,
misalnya ; kalau ayahnya pintar, maka kemungkinan besar anaknya juga pintar.
Empirisme
pengalaman), tidak mengakui adanya pembawaan atau potensi yang dibawa lahir
manusia. Dengan kata lain bahwa manusia itu lahir dalam keadaan suci, tidak
membawa apa-apa. Karena itu, aliran ini berpandangan bahwa hasil belajar peserta
didik besar pengaruhnya pada faktor lingkungan.
• Aliran konvergensi berasal dari kata konvergen, artinya bersifat menuju satu titik pertemuan. Aliran
ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar (bakat, keturunan) maupun
lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan penting. Bakat sebagai kemungkinan atau disposisi
Konvergensi telah ada pada masing-masing individu, yang kemudian karena pengaruh lingkungan yang sesuai
dengan kebutuhan untuk perkembangannya, maka kemungkinan itu lalu menjadi kenyataan. Akan
tetapi bakat saka tanpa pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan
tersebut, tidak cukup, misalnya tiap anak manusia yang normal mempunyai bakal untuk berdiri di
atas kedua kakinya, akan tetapi bakat sebagai kemungkinan ini tidak akan menjadi menjadi
REFERENSI
– Sarwono, S.W. Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang, 2002.
– Sobur, A., Psikologi Umum: Dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia, 2009