Anda di halaman 1dari 30

Nama David maryanto

Nim 1824090056

Perilaku Manusia Dalam Perspektif Psikologi Sosial

Abstract

Although social psychology is the discipline that has long existed (since Plato and

Aristotle), but officially, the discipline has become a new independent science in

1908. Brief article below attempts to explain human behavior from different

points of view or perspective that is generally studied in social psychology. The

perspectives that discussed in this article are the behavioral perspectives,

cognitive perspectives, structural perspectives and interactionist perspectives.

Through the study of various viewpoints we were able to understand human

behavior in a more comprehensive.

Keywords: Organizational behaviour, human resources management, consumer

behaviour

1. Pendahuluan manusia. Demikian pula Program

Studi Ilmu Administrasi Bisnis.


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Misalnya mata kuliah Ilmu
merupakan satu disiplin ilmu
Manajemen, Perilaku Organisasi,
pengetahuan yang obyek sekaligus
Manajemen Sumberdaya Manusia,
juga subyek studinya adalah
Perilaku Konsumen, merupakan resmi, disiplin ini menjadi satu ilmu

contoh dari mata kuliah - mata kuliah yang mandiri baru sejak tahun 1908.

yang mengkaji perilaku manusia baik Pada tahun itu ada dua buku teks

secara individual maupun kelompok. yang terkenal yaitu Introduction to

Tulisan ini disusun sebagai upaya Social Psychology ditulis oleh

memahami perilaku manusia dari William McDougall - seorang

perpektif Psikologi Sosial yang psikolog - dan Social Psychology :

terkandung dalam mata kuliah-mata An Outline and Source Book , ditulis

kuliah tadi. Acuan uraian ini adalah oleh E.A. Ross – seorang sosiolog.

buku yang ditulis oleh James A. Berdasarkan latar belakang

Wiggins, Beverly B. Wiggins, dan penulisnya maka dapat dipahami

James Vander Zanden ( 1994), bahwa psikologi sosial bisa

dilengkapi oleh sumber bacaan lain. di”claim” sebagai bagian dari

Perlu juga saya kemukakan, tulisan psikologi, dan bisa juga sebagai

ini sesungguhnya telah saya tulis bagian dari sosiologi. Psikologi

beberapa tahun lalu ketika saya sosial juga merupakan pokok

mengajar mata kuliah Psikologi bahasan dalam sosiologi karena

Sosial di Jurusan Administrasi dalam sosiologi dikenal ada dua

Negara Fisip Unpar. perspektif utama, yaitu perspektif

struktural makro yang menekankan

2. Akar awal Psikologi Sosial kajian struktur sosial, dan perspektif

mikro yang menekankan pada kajian


Walau psikologi sosial merupakan
individualistik dan psikologi sosial
disiplin yang telah lama ada (sejak
dalam menjelaskan variasi perilaku
Plato dan Aristotle), namun secara
manusia.. Di Amerika disiplin ini psikologi adalah pada persoalan

banyak dibina oleh jurusan sosiologi kepribadian, mental, perilaku, dan

di American Sociological dimensi-dimensi lain yang ada dalam

Association terdapat satu bagian diri manusia sebagai individu.

yang dinamakan social Sosiologi lebih mengabdikan

psychological section, sedangkan di kajiannya pada budaya dan struktur

Indonesia, secara formal disiplin sosial yang keduanya mempengaruhi

psikologi sosial di bawah binaan interaksi, perilaku, dan kepribadian.

fakultas psikologi, namun dalam Kedua bidang ilmu tersebut bertemu

prakteknya tidak sedikit para pakar di daerah yang dinamakan psikologi

sosiologi yang juga menguasai sosial. Pertanyaan yang paling

disiplin ini sehingga dalam berbagai mendasar yang senantiasa menjadi

tulisannya, cara pandang psikologi kajian dalam psikologi sosial

sosial ikut mewarnainya. Apakah adalah : Bagaimana kita dapat

perbedaan di antara Sosiologi dan menjelaskan pengaruh orang lain

Psikologi ? Kita sering berpikir terhadap perilaku kita?. Misalnya di

bahwa yang namanya dunia Prancis, para analis sosial sering

psikologi adalah dunia yang mengajukan pertanyaan mengapa

berkaitan dengan persoalan perasaan, pada saat revolusi Prancis, perilaku

motivasi, kepribadian, dan yang orang menjadi cenderung emosional

sejenisnya. Dan kalau berpikir ketimbang rasional? Demikian juga

tentang sosiologi, secara umum di Jerman dan Amerika Serikat

cenderung memikirkan persoalan dilakukan studi tentang kehadiran

kemasyarakatan. Kajian utama orang lain dalam memacu prestasi


seseorang . Misalnya ketika seorang selama kehidupan mereka - dikenal

anak belajar seorang diri dan belajar dengan enjelasan nurture.

dalam kelompok, bisa menunjukan Penjelasan nature dirumuskan oleh

prestasi lebih baik dibandingkan ilmuwan Inggris Charles Darwin

ketika mereka belajar sendiri. pada abad kesembilan belas di mana

Gordon Allport (1968) menjelaskan dalam teorinya dikemukakan bahwa

bahwa seorang boleh disebut sebagai semua perilaku manusia merupakan

psikolog sosial jika dia ”berupaya serangkaian instink yang diperlukan

memahami, menjelaskan, dan agar bisa bertahan hidup. Mc Dougal

memprediksi bagaimana pikiran, sebagai seorang psikolog cenderung

perasaan, dan tindakan individu- percaya bahwa seluruh perilaku

individu dipengaruhi oleh pikiran, sosial manusia didasarkan pada

perasaan, dan tindakan-tindakan pandangan ini (instinktif). Namun

orang lain yang dilihatnya, atau banyak analis sosial yang tidak

bahkan hanya dibayangkannya”. percaya bahwa instink merupakan

sumber perilaku sosial. Misalnya


Teori-teori awal yang dianggap
William James, seorang psikolog
mampu menjelaskan perilaku
percaya bahwa walau instink
seseorang, difokuskan pada dua
merupakan hal yang mempengaruhi
kemungkinan (1) perilaku diperoleh
perilaku sosial, namun penjelasan
dari keturunan dalam bentuk instink-
utama cenderung ke arah kebiasaan -
instink biologis - lalu dikenal dengan
yaitu pola perilaku yang diperoleh
penjelasan nature dan (2) perilaku
melalui pengulangan sepanjang
bukan diturunkan melainkan
kehidupan seseorang. Hal ini
diperoleh dari hasil pengalaman
memunculkan nurture explanation. Berbagai alternatif yang

Tokoh lain yang juga seorang berkembang dari kedua pendekatan

psikolog sosial, John Dewey tersebut kemudian memunculkan

mengatakan bahwa perilaku kita berbagai perspektif dalam psikologi

tidak sekedar muncul berdasarkan sosial - seperangkat asumsi dasar

pengalaman masa lampau, tetapi juga tentang hal paling penting yang bisa

secara terus menerus berubah atau dipertimbangkan sebagai sesuatu

diubah oleh lingkungan situasi kita yang bisa digunakan untuk

termasuk tentunya orang lain. memahami perilaku sosial. Ada

empat perspektif, yaitu : perilaku

(behavioral perspectives) , kognitif

(cognitive perspectives), stuktural

(structural perspectives), dan

interaksionis (interactionist

perspectives).

Perspektif perilaku dan kognitif

lebih banyak digunakan oleh para

psikolog sosial yang berakar pada

psikologi. Mereka sering

menawarkan jawaban yang berbeda

atas sebuah pertanyaan :Seberapa


besar perhatian yang seharusnya pikiran, perasaan, sikap (proses

diberikan oleh para psikolog sosial mental) bukan sesuatu yang bisa

pada kegiatan mental dalam menjelaskan perilaku seseorang.

upayanya memahami perilaku sosial? Sebaliknya, perspektif kognitif

Perspektif perilaku menekankan, menekankan pada pandangan bahwa

bahwa untuk dapat lebih memahami kita tidak bisa memahami perilaku

perilaku seseorang, seyogianya kita seseorang tanpa mempelajari proses

mengabaikan informasi tentang apa mental mereka. Manusia tidak

yang dipikirkan oleh seseorang. menanggapi lingkungannya secara

Lebih baik kita memfokuskan pada otomatis. Perilaku mereka tergantung

perilaku seseorang yang dapat diuji pada bagaimana mereka berpikir dan

oleh pengamatan kita sendiri. mempersepsi lingkungannya. Jadi

Dengan mempertimbangkan proses untuk memperoleh informasi yang

mental seseorang, kita tidak terbantu bisa dipercaya maka proses mental

memahami perilaku orang tersebut, seseorang merupakan hal utama yang

karena seringkali proses mental tidak bisa menjelaskan perilaku sosial

reliabel untuk memprediksi perilaku. seseorang.

Misalnya tidak semua orang yang Perspektif struktural dan

berpikiran negatif tentang sesuatu, interaksionis lebih sering digunakan

akan juga berperilaku negatif. Orang oleh para psikolog sosial yang

yang bersikap negatif terhadap berasal dari disiplin sosiologi.

bangsa A misalnya, belum tentu dia Pertanyaan yang umumnya diajukan

tidak mau melakukan hubungan adalah : Sejauhmana kegiatan-

dengan bangsa A tersebut. Intinya kegiatan individual membentuk


interaksi sosial? Perspektif struktural interaksi dan harapannya. Untuk

menekankan bahwa perilaku lebih jelas, di bawah ini diuraikan

seseorang dapat dimengerti dengan satu persatu keempat prespektif

sangat baik jika diketahui peran dalam psikologi sosial.

sosialnya. Hal ini terjadi karena 1. Perspektif Perilaku (Behavioral

perilaku seseorang merupakan reaksi Perspective) Pendekatan ini

terhadap harapan orang-orang lain. awalnya diperkenalkan oleh John B.

Seorang mahasiswa rajin belajar, Watson (1941, 1919). Pendekatan

karena masyarakat mengharapkan ini cukup banyak mendapat

agar yang namanya mahasiswa perhatian dalam psikologi di antara

senantiasa rajin belajar. Seorang tahun 1920-an s/d 1960-an. Ketika

ayah rajin bekerja mencari nafkah Watson memulai penelitiannya, dia

guna menghidupi keluarganya. menyarankan agar pendekatannya

Mengapa ? Karena masyarakat ini tidak sekedar satu alternatif bagi

mengharapkan dia berperilaku pendekatan instinktif dalam

seperti itu, jika tidak maka dia tidak memahami perilaku sosial, tetapi

pantas disebut sebagai seorang ayah. juga merupakan alternatif lain yang

Perspektif interaksionis lebih memfokuskan pada pikiran,

menekankan bahwa manusia kesadaran, atau pun imajinasi.

merupakan agen yang aktif dalam Watson menolak informasi

menetapkan perilakunya sendiri, dan instinktif semacam itu, yang

mereka yang membangun harapan- menurutnya bersifat “mistik”,

harapan sosial. Manusia bernegosiasi “mentalistik”, dan “subyektif”.

satu sama lainnya untuk membentuk Dalam psikologi obyektif maka


fokusnya harus pada sesuatu yang ada teman yang datang kepadanya.

“dapat diamati” (observable), yaitu Para behavioris tadi percaya bahwa

pada apa yang dikatakan (sayings) rangsangan dan tanggapan dapat

dan apa yang dilakukan (doings). dihubungkan tanpa mengacu pada

Dalam hal ini pandangan Watson pertimbangan mental yang ada

berbeda dengan James dan Dewey, dalam diri seseorang. Jadi tidak

karena keduanya percaya bahwa terlalu mengejutkan jika para

proses mental dan juga perilaku behaviorisme tersebut dikategorikan

yang teramati berperan dalam sebagai pihak yang menggunakan

menyelaskan perilaku sosial. Para pendekatan kotak hitam (black-

“behaviorist” memasukan perilaku box). Rangsangan masuk ke sebuah

ke dalam satu unit yang dinamakan kotak (box) dan menghasilkan

tanggapan (responses), dan tanggapan. Mekanisme di dalam

lingkungan ke dalam unit kotak hitam tadi - srtuktur internal

rangsangan (stimuli). Menurut atau proses mental yang mengolah

penganut paham perilaku, satu rangsangan dan tanggapan - karena

rangsangan dan tanggapan tertentu tidak dapat dilihat secara langsung

bisa berasosiasi satu sama lainnya, (not directly observable), bukanlah

dan menghasilkan satu bentuk bidang kajian para behavioris

hubungan fungsional. Contohnya, tradisional. Kemudian, B.F. Skinner

sebuah rangsangan seorang teman (1953,1957,1974) membantu

datang, lalu memunculkan mengubah fokus behaviorisme

tanggapan misalnya, tersenyum. melalui percobaan yang dinamakan

Jadi seseorang tersenyum, karena “operant behavior” dan


“reinforcement”. Yang dimaksud kepada orang asing (yang belum kita

dengan “operant condition” adalah kenal sebelumnya), dan mereka

setiap perilaku yang beroperasi tersenyum kembali kepada kita,

dalam suatu lingkungan dengan maka muncul kemungkinan bahwa

cara tertentu, lalu memunculkan jika di kemudian hari kita bertemu

akibat atau perubahan dalam orang asing maka kita akan

lingkungan tersebut. Misalnya, jika tersenyum. Perlu diketahui,

kita tersenyum kepada orang lain reinforcement atau penguat, bisa

yang kita hadapi, lalu secara umum, bersifat positif dan negatif. Contoh di

akan menghasilkan senyuman yang atas merupakan penguat positif.

datangnya dari orang lain tersebut. Contoh penguat negatif, misalnya

Dalam kasus ini, tersenyum kepada beberapa kali pada saat kita bertemu

dengan orang asing lalu kita

tersenyum dan orang asing tersebut

diam saja atau bahkan menunjukan

rasa tidak suka, maka dikemudian

orang lain tersebut merupakan hari jika kita bertemu orang asing

“operant behavior”. Yang dimaksud kembali, kita cenderung tidak

dengan “reinforcement” adalah tersenyum (diam saja). Dalam

proses di mana akibat atau pendekatan perilaku terdapat teori-

perubahan yang terjadi dalam teori yang mencoba menjelaskan

lingkungan memperkuat perilaku secara lebih mendalam mengapa

tertentu di masa datang . Misalnya, fenomena sosial yang diutarakan

jika kapan saja kita selalu tersenyum dalam pendekatan perilaku bisa
terjadi. Beberapa teori antara lain “pembelajaran sosial”. Perilaku

adalah Teori Pembelajaran Sosial peniruan (imitative behavior) kita

(Social Learning Theory) dan Teori terjadi karena kita merasa telah

Pertukaran Sosial (Social Exchange memperoleh imbalan ketika kita

Theory). meniru perilaku orang lain, dan

memperoleh hukuman ketika kita


a) Teori Pembelajaran Sosial.
tidak menirunya. Agar seseorang
Di tahun 1941, dua orang bisa belajar mengikuti aturan
psikolog - Neil Miller dan John baku yang telah ditetapkan oleh
Dollard - dalam laporan hasil masyarakat maka para individu
percobaannya mengatakan harus dilatih, dalam berbagai
bahwa peniruan (imitation) di situasi, sehingga mereka merasa
antara manusia tidak disebabkan nyaman ketika melakukan apa
oleh unsur instink atau program yang orang lain lakukan, dan
biologis. Penelitian kedua orang merasa tidak nyaman ketika tidak
tersebut mengindikasikan bahwa melakukannya. demikian saran
kita belajar (learn) meniru yang dikemukakan oleh Miller
perilaku orang lain. Artinya dan Dollard.
peniruan tersebut merupakan
Dalam penelitiannya, Miller dan
hasil dari satu proses belajar,
Dollard menunjukan bahwa
bukan bisa begitu saja karena
anak-anak dapat belajar meniru
instink. Proses belajar tersebut
atau tidak meniru seseorang
oleh Miller dan Dollard
dalam upaya memperoleh
dinamakan “social learning ”
imbalan berupa permen. Dalam
percobaannya tersebut, juga dari mereka yang mirip dengan

dapat diketahui bahwa anak-anak orang-orang lain tertentu tadi, di

dapat membedakan orang-orang masa lampau. Dua puluh tahun

yang akan ditirunya. Misalnya berikutnya, Albert Bandura dan

jika orang tersebut laki-laki maka Richard Walters (1959, 1963),

akan ditirunya, jika perempuan mengusulkan satu perbaikan atas

tidak. Lebih jauh lagi, sekali gagasan Miller dan Dollard

perilaku peniruan terpelajari tentang belajar melalui peniruan.

(learned), hasil belajar ini Bandura dan Walters

kadang berlaku umum untuk menyarankan bahwa kita belajar

rangsangan yang sama. banyak perilaku melalui

Misalnya, anak-anak cenderung peniruan, bahkan tanpa adanya

lebih suka meniru orang-orang penguat (reinforcement)

yang mirip dengan orang yang sekalipun yang kita terima. Kita

sebelumnya memberikan bisa meniru beberapa perilaku

imbalan. Jadi, kita mempelajari hanya melalui pengamatan

banyak perilaku “baru” melalui terhadap perilaku model, dan

pengulangan perilaku orang lain akibat yang ditimbulkannya atas

yang kita lihat. Kita contoh model tersebut. Proses belajar

perilaku orang-orang lain semacam ini disebut

tertentu, karena kita “observational learning” -

mendapatkan imbalan atas pembelajaran melalui

peniruan tersebut dari orang- pengamatan. Contohnya,

orang lain tertentu tadi dan juga percobaan Bandura dan Walters
mengindikasikan bahwa ternyata 2. cara pandang dan cara pikir

anak-anak bisa mempunyai yang kita miliki terhadap

perilaku agresif hanya dengan informasi

mengamati perilaku agresif 3. begitu pula sebaliknya,

sesosok model, misalnya melalui bagaimana perilaku kita

film atau bahkan film karton. mempengaruhi lingkungan kita

Bandura (1971), kemudian dan menciptakan penguat

menyarankan agar teori reinforcement dan observational

pembelajaran sosial seyogianya opportunity kemungkinan bisa

diperbaiki lebih jauh lagi. Dia diamati oleh orang lain.

mengatakan bahwa teori b) Teori Pertukaran Sosial

pembelajaran sosial yang benar- (Social Exchange Theory)

benar melulu menggunakan Tokoh-tokoh yang

pendekatan perilaku dan lalu mengembangkan teori pertukaran

mengabaikan pertimbangan sosial antara lain adalah psikolog

proses mental, perlu dipikirkan John Thibaut dan Harlod Kelley

ulang. Menurut versi Bandura, (1959), sosiolog George Homans

maka teori pembelajaran sosial (1961), Richard Emerson (1962),

membahas tentang dan Peter Blau (1964).

1. bagaimana perilaku kita Berdasarkan teori ini, kita masuk

dipengaruhi oleh lingkungan ke dalam hubungan pertukaran

melalui penguat reinforcement dengan orang lain karena dari

dan observational learning padanya kita memperoleh

imbalan. Dengan kata lain


hubungan pertukaran dengan terdiri atas pertukaran paling

orang lain akan menghasilkan sedikit antar dua orang

suatu imbalan bagi kita. Seperti berdasarkan perhitungan untung-

halnya teori pembelajaran sosial, rugi. Misalnya, pola-pola

teori pertukaran sosial pun perilaku di tempat kerja,

melihat antara perilaku dengan percintaan, perkawinan,

lingkungan terdapat hubungan persahabatan - hanya akan

yang saling mempengaruhi langgeng manakala kalau semua

(reciprocal). Karena lingkungan pihak yang terlibat merasa

kita umumnya terdiri atas orang- teruntungkan. Jadi perilaku

orang lain, maka kita dan orang- seseorang dimunculkan karena

orang lain tersebut dipandang berdasarkan perhitungannya,

mempunyai perilaku yang saling akan menguntungkan bagi

mempengaruhi Dalam hubungan dirinya, demikian pula

tersebut terdapat unsur imbalan sebaliknya jika merugikan maka

(reward), pengorbanan (cost) dan perilaku tersebut tidak

keuntungan (profit). Imbalan ditampilkan. Berdasarkan

merupakan segala hal yang keyakinan tersebut Homans

diperloleh melalui adanya dalam bukunya Elementary

pengorbanan, pengorbanan Forms of Social Behavior, 1974

merupakan semua hal yang mengeluarkan beberapa proposisi

dihindarkan, dan keuntungan dan salah satunya berbunyi

adalah imbalan dikurangi oleh :Semua tindakan yang dilakukan

pengorbanan. Jadi perilaku sosial oleh seseorang, makin sering satu


bentuk tindakan tertentu mengharapkan imbalan yang

memperoleh imbalan, makin diterima oleh setiap pihak

cenderung orang tersebut sebanding dengan pengorbanan

menampilkan tindakan tertentu yang telah dikeluarkannya -

tadi. Proposisi ini secara eksplisit makin tingghi pengorbanan,

menjelaskan bahwa satu tindakan makin tinggi imbalannya - dan

tertentu akan berulang dilakukan keuntungan yang diterima oleh

jika ada imbalannya. Proposisi setiap pihak harus sebanding

lain yang juga memperkuat dengan investasinya - makin

proposisi tersebut berbunyi tinggi investasi, makin tinggi

:Makin tinggi nilai hasil suatu keuntungan. Inti dari teori

perbuatan bagi seseorang, makin pembelajaran sosial dan

besar pula kemungkinan pertukaran sosial adalah perilaku

perbuatan tersebut diulanginya sosial seseorang hanya bisa

kembali. Bagi Homans, prinsip dijelaskan oleh sesuatu yang bisa

dasar pertukaran sosial adalah diamati, bukan oleh proses

distributive justice aturan yang mentalistik (black-box). Semua

mengatakan bahwa sebuah teori yang dipengaruhi oleh

imbalan harus sebanding dengan perspektif ini menekankan

investasi. Proposisi yang terkenal hubungan langsung antara

sehubungan dengan prinsip perilaku yang teramati dengan

tersebut berbunyi seseorang lingkungan

dalam hubungan pertukaran 2. Perspektif Kognitif (The

dengan orang lain akan Cognitive Perspective) Kita telah


memberikan indikasi bahwa pandangan Baldwin. Keduanya

kebiasaan (habit) merupakan memfokuskan perhatian mereka

penjelasan alternatif yang bisa kepada perilaku sosial yang

digunakan untuk memahami melibatkan proses mental atau

perilaku sosial seseorang di kognitif . Kemudian banyak para

samping instink (instinct). Namun psikolog sosial menggunakan

beberapa analis sosial percaya konsep sikap (attitude) untuk

bahwa kalau hanya kedua hal memahami proses mental atau

tersebut (kebiasaan dan instink) kognitif tadi. Dua orang sosiolog

yang dijadikan dasar, maka W.I. Thomas dan Florian

dipandang terlampau ekstrem - Znaniecki mendefinisikan

karena mengabaikan kegiatan psikologi sosial sebagai studi

mental manusia. Seorang psikolog tentang sikap, yang diartikannya

James Baldwin (1897) sebagai proses mental individu

menyatakan bahwa paling sedikit yang menentukan tanggapan

ada dua bentuk peniruan, satu aktual dan potensial individu

didasarkan pada kebiasaan kita dalam dunia sosial. Sikap

dan yang lainnya didasarkan pada merupakan predisposisi perilaku.

wawasan kita atas diri kita sendiri Beberapa teori yang melandasi

dan atas orang lain yang perpektif ini antara lain adalah

perilakunya kita tiru. Walau Teori Medan (Field Theory),

dengan konsep yang berbeda Teori Atribusi dan Konsistensi

seorang sosiolog Charles Cooley Sikap (Concistency Attitude and

(1902) sepaham dengan


Attribution Theory), dan Teori penjelasan tentang perilaku

Kognisi Kontemporer. yang tidak memperhitungkan

faktor situasi, tidaklah

lengkap. Dia merasa bahwa

semua peristiwa psikologis

a. Teori Medan (Field Theory) apakah itu berupa tindakan,

Seorang psikolog, Kurt pikiran, impian, harapan, atau

Lewin (1935,1936) mengkaji apapun, kesemuanya itu

perilaku sosial melalui merupakan fungsi dari ruang

pendekatan konsep kehidupan - individu dan

medan/field atau ruang lingkungan dipandang

kehidupan – life space. Untuk sebagai sebuah konstelasi

memahami konsep ini perlu yang saling tergantung satu

dipahami bahwa secara sama lainnya. Artinya ruang

tradisional para psikolog kehidupan merupakan juga

memfokuskan pada merupakan determinan bagi

keyakinan bahwa karakter tindakan, impian, harapan,

individual (instink dan pikiran seseorang. Lewin

kebiasaan), bebas - lepas dari memaknakan ruang

pengaruh situasi di mana kehidupan sebagai seluruh

individu melakukan aktivitas. peristiwa (masa lampau,

Namun Lewin kurang sekarang, masa datang) yang

sepaham dengan keyakinan berpengaruh pada perilaku

tersebut. Menurutnya dalam satu situasi tertentu.


b. Teori Atribusi dan kurang nyaman, dan

Konsistensi Sikap ( Attitude kemudian kita akan mencoba

Consistency and Attribution mengubah sikap kita,

Theory) Fritz Heider (1946, menyesuaikan dengan orang-

1958), seorang psikolog orang di sekitar kita,

bangsa Jerman mengatakan misalnya dengan bersikap

bahwa kita cenderung bahwa kita sekarang tidak

mengorganisasikan sikap sepenuhnya setuju pada

kita, sehingga tidak aborsi. Melalui pengubahan

menimbulkan konflik. sikap tersebut, kita menjadi

Contohnya, jika kita setuju lebih nyaman. Intinya sikap

pada hak seseorang untuk kita senantiasa kita sesuaikan

melakukan aborsi, seperti dengan sikap orang lain agar

juga orang-orang lain, maka terjadi keseimbangan karena

sikap kita tersebut konsisten dalam situasi itu, kita menjadi

atau seimbang (balance). lebih nyaman. Heider juga

Namun jika kita setuju aborsi menyatakan bahwa kita

tetapi ternyata teman-teman mengorganisir pikiran-pikiran

dekat kita dan juga orang- kita dalam kerangka sebab

orang di sekeliling kita tidak dan akibat. Agar supaya bisa

setuju pada aborsi maka kita meneruskan kegiatan kita dan

dalam kondisi tidak seimbang mencocokannya dengan

(imbalance). Akibatnya kita orang-orang di sekitar kita,

merasa tertekan (stress), kita mentafsirkan informasi


untuk memutuskan penyebab c. Teori Kognitif

perilaku kita dan orang lain. Kontemporer Dalam tahun

Heider memperkenalkan 1980-an, konsep kognisi,

konsep causal attribution – sebagian besarnya mewarnai

proses penjelasan tentang konsep sikap. Istilah kognisi

penyebab suatu perilaku. digunakan untuk menunjukan

Mengapa Tono pindah ke adanya proses mental dalam

kota lain ?, Mengapa Ari diri seseorang sebelum

keluar dari sekolah ?. Kita melakukan tindakan. Teori

bisa menjelaskan perilaku kognisi kontemporer

sosial dari Tono dan Ari jika memandang manusia sebagai

kita mengetahui agen yang secara aktif

penyebabnya. Dalam menerima, menggunakan,

kehidupan sehari-hari, kita memanipulasi, dan

bedakan dua jenis penyebab, mengalihkan informasi. Kita

yaitu internal dan eksternal. secara aktif berpikir,

Penyebab internal (internal membuat rencana,

causality) merupakan atribut memecahkan masalah, dan

yang melekat pada sifat dan mengambil keputusan.

kualitas pribadi atau personal, Manusia memproses

dan penyebab external informasi dengan cara

(external causality) terdapat tertentu melalui struktur

dalam lingkungan atau kognitif yang diberi istilah

situasi. schema (Markus dan Zajonc,


1985 ; Morgan dan Schwalbe, teori kognitif percaya bahwa

1990; Fiske and Taylor, kita tidak bisa memahami

1991). Struktur tersebut perilaku sosial tanpa

berperan sebagai kerangka memperoleh informasi

yang dapat tentang proses mental yang

menginterpretasikan bisa dipercaya, karena

pengalaman-pengalaman informasi tentang hal yang

sosial yang kita miliki. Jadi obyektif, lingkungan

struktur kognisi bisa eksternal belum mencukupi.

membantu kita mencapai


3. Perspektif Struktural Telah
keterpaduan dengan
kita catat bahwa telah terjadi
lingkungan, dan membantu
perdebatan di antara para
kita untuk menyusun realitas
ilmuwan sosial dalam hal
sosial. Sistem ingatan yang
menjelaskan perilaku sosial
kita miliki diasumsikan
seseorang. Untuk menjelaskan
terdiri atas struktur
perilaku sosial seseorang dapat
pengetahuan yang tak
dikaji sebagai sesuatu proses
terhitung jumlahnya.
yang (1) instinktif, (2) karena
 Intinya, teori-teori kognitif
kebiasaan, dan (3) juga yang
memusatkan pada
bersumber dari proses mental.
bagaiamana kita memproses
Mereka semua tertarik, dan
informasi yang datangnya
dengan cara sebaik mungkin lalu
dari lingkungan ke dalam
menguraikan hubungan antara
struktur mental kita Teori-
masyarakat dengan individu.
William James dan John Dewey mempengaruhi diri – self.

menekankan pada penjelasan Sosiolog lain Robert Park dari

kebiasaan individual, tetapi Universitas Chicago memandang

mereka juga mencatat bahwa bahwa masyarakat

kebiasaan individu mengorganisasikan,

mencerminkan kebiasaan mengintegrasikan dan

kelompok - yaitu adat-istiadat mengarahkan kekuatan-kekuatan

masyarakat - atau strutur sosial . individu- individu ke dalam

Para sosiolog yakin bahwa berbagai macam peran (roles).

struktur sosial terdiri atas jalinan Melalui peran inilah kita menjadi

interaksi antar manusia dengan tahu siapa diri kita. Kita adalah

cara yang relatif stabil. Kita seorang anak, orang tua, guru,

mewarisi struktur sosial dalam mahasiswa, laki-laki, perempuan,

satu pola perilaku yang Islam, Kristen. Konsep kita

diturunkan oleh satu generasi ke tentang diri kita tergantung pada

generasi berikutnya, melalui peran yang kita lakukan dalam

proses sosialisasi. Disebabkan masyarakat. Beberapa teori yang

oleh struktur sosial, kita melandasi persektif strukturan

mengalami kehidupan sosial adalah Teori Peran (Role

yang telah terpolakan. James Theory), Teori Pernyataan -

menguraikan pentingnya dampak Harapan (Expectation-States

struktur sosial atas diri (self) - Theory), dan Posmodernisme

perasaan kita terhadap diri kita (Postmodernism) a. Teori Peran

sendiri. Masyarakat (Role Theory) Walau Park


menjelaskan dampak masyarakat Mengapa seseorang mengobati

atas perilaku kita dalam orang lain, karena dia adalah

hubungannya dengan peran, seorang dokter. Jadi karena

namun jauh sebelumnya Robert statusnya adalah dokter maka dia

Linton (1936), seorang harus mengobati pasien yang

antropolog, telah datang kepadanya. Perilaku

mengembangkan Teori Peran. ditentukan oleh peran sosial.

Teori Peran menggambarkan Kemudian, sosiolog yang

interaksi sosial dalam bernama Glen Elder (1975)

terminologi aktor-aktor yang membantu memperluas

bermain sesuai dengan apa-apa penggunaan teori peran.

yang ditetapkan oleh budaya. Pendekatannya yang dinamakan

Sesuai dengan teori ini, harapan- life-course memaknakan bahwa

harapan peran merupakan setiap masyarakat mempunyai

pemahaman bersama yang harapan kepada setiap

menuntun kita untuk berperilaku anggotanya untuk mempunyai

dalam kehidupan sehari-hari. perilaku tertentu sesuai dengan

Menurut teori ini, seseorang yang kategorikategori usia yang

mempunyai peran tertentu berlaku dalam masyarakat

misalnya sebagai dokter, tersebut.

mahasiswa, orang tua, wanita,


b. Teori Pernyataan Harapan
dan lain sebagainya, diharapkan
(Expectation-States Theory)
agar seseorang tadi berperilaku
Teori ini diperkenalkan oleh
sesuai dengan peran tersebut.
Joseph Berger dan rekan-
rekannya di Universitas Stanford ketrampilan yang diperlukan

pada tahun 1972. Jika pada teori untuk menyelesaikan tugas-tugas

peran lebih mengkaji pada skala kelompok yang diharapkan bisa

makro, yaitu peran yang ditampilkan sebaik mungkin.

ditetapkan oleh masyarakat, Bagaimanapun juga, kita sering

maka pada teori ini berfokus kekurangan informasi tentang

pada kelompok kerja yang lebih kemampuan yang berkaitan

kecil lagi. Menurut teori ini, dengan tugas yang relevan, dan

anggota-anggota kelompok bahkan ketika kita memiliki

membentuk harapan-harapan atas informasi, yang muncul adalah

dirinya sendiri dan diri anggota bahwa kita juga harus

lain, sesuai dengan tugas-tugas mendasarkan harapan kita pada

yang relevan dengan kemampuan atribut pribadi dan kelompok

mereka, dan harapan-harapan seperti : jenis kelamin, ras, dan

tersebut mempengaruhi gaya usia. Dalam beberapa masyarakat

interaksi di antara anggota- tertentu, beberapa atribut pribadi

anggota kelompok tadi. Sudah dinilai lebih penting daripada

tentu atribut yang paling atribut lainnya. Untuk menjadi

berpengaruh terhadap munculnya pemimpin, jenis kelamin kadang

kinerja yang diharapkan adalah lebih diprioritaskan ketimbang

yang berkaitan dengan kemampuan. Di Indonesia, untuk

ketrampilan kerjanya. Anggota- menjadi presiden, ras merupakan

anggota kelompok dituntut syarat pertama yang harus

memiliki motivasi dan dipenuhi. Berger menyebut


gejala tersebut sebagai difusi dengan singkatan POSMO

karakteristik status; karakteristik merupakan reaksi keras terhadap

status mempengaruhi harapan dunia modern. Teori

kelompok kerja. Status laki-laki Posmodernismecontohnya

lebih tinggi dibanding perempuan menyatakan bahwa dalam

dalam soal menjadi pemimpin, masyarakat modern secara

warganegara pribumi asli lebih gradual seseorang akan

diberi tempat menduduki jabatan kehilangan individualitas-nya -

presiden. Difusi karakteristik kemandiriannya konsep diri atau

status tersebut ( jenis kelamin, jati diri. (Denzin, 1986; Murphy,

ras, usia, dan lainnya) dengan 1989; Dowd, 1991; Gergen,

demikian, mempunyai pengaruh 1991) . Dalam pandangan teori

yang kuat terhadap interaksi ini upaya kita untuk memenuhi

sosial. peran yang dirancangkan untuk

kita oleh masyarakat,


c.Posmodernisme(Postmodernis
menyebabkan individualitas kita
m) Baik teori peran maupun teori
digantikan oleh kumpulan citra
pernyataan-harapan, keduanya
diri yang kita pakai sementara
menjelaskan perilaku sosial
dan kemudian kita campakkan.
dalam kaitannya dengan harapan
Berdasarkan pandangan
peran dalam masyarakat
posmodernisme, erosi gradual
kontemporer. Beberapa psikolog
individualitas muncul bersamaan
lainnya justru melangkah lebih
dengan terbitnya kapitalisme dan
jauh lagi. Pada dasarnya teori
rasionalitas. Faktor-faktor ini
posmodernisme atau dikenal
mereduksi pentingnya hubungan ilustrasi perspektif struktural

pribadi dan menekankan aspek dalam hal bagaimana harapan-

nonpersonal. Kapitalisme atau harapan masyarakat

modernisme, menurut teori ini, mempengaruhi perilaku sosial

menyebabkan manusia individu. Sesuai dengan

dipandang sebagai barang yang perspektif ini, struktur sosial -

bisa diperdagangkan - nilainya pola interaksi yang sedang terjadi

(harganya) ditentukan oleh dalam masyarakat sebagian

seberapa besar yang bisa besarnya pembentuk dan

dihasilkannya. Setelah Perang sekaligus juga penghambat

Dunia II, manusia makin perilaku individual. Dalam

dipandang sebagai konsumen dan pandangan ini, individu

juga sebagai produsen. Industri mempunyai peran yang pasif

periklanan dan masmedia dalam menentukan perilakunya.

menciptakan citra komersial yang Individu bertindak karena ada

mampu mengurangi kekuatan struktur sosial yang

keanekaragaman individualitas. menekannya.

Kepribadian menjadi gaya hidup.


4.Perspektif
Manusia lalu dinilai bukan oleh
Interaksionis(Interactionist
kepribadiannya tetapi oleh
Perspective) Seorang sosiolog
seberapa besar kemampuannya
yang bernama George Herbert
mencontoh gaya hidup. Intinya,
Mead (1934) yang mengajar
teori peran, pernyataan-harapan,
psiokologi sosial pada
dan posmodernisme memberikan
departemen filsafat Universitas
Chicago, mengembangkan teori telah membantu menciptakan

ini. Mead percaya bahwa lingkungan tersebut. Lebih jauh

keanggotaan kita dalam suatu lagi, dia memberi catatan bahwa

kelompok sosial menghasilkan walau kita sadar akan adanya

perilaku bersama yang kita kenal sikap bersama dalam suatu

dengan nama budaya. Dalam kelompok/masyarakat, namun hal

waktu yang bersamaan, dia juga tersebut tidaklah berarti bahwa

mengakui bahwa individu- kita senantiasa berkompromi

individu yang memegang posisi dengannya. Mead juga tidak

berbeda dalam suatu kelompok, setuju pada pandangan yang

mempunyai peran yang berbeda mengatakan bahwa untuk bisa

pula, sehingga memunculkan memahami perilaku sosial, maka

perilaku yang juga berbeda. yang harus dikaji adalah hanya

Misalnya, perilaku pemimpin aspek eksternal (perilaku yang

berbeda dengan pengikutnya. teramati) saja. Dia menyarankan

Dalam kasus ini, Mead tampak agar aspek internal (mental) sama

juga seorang strukturis. Namun pentingnya dengan aspek

dia juga menentang pandangan eksternal untuk dipelajari.

bahwa perilaku kita melulu Karena dia tertarik pada aspek

dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal atas dua

sosial atau struktur sosial. atau lebih individu yang

Sebaliknya Mead percaya bahwa berinteraksi, maka dia menyebut

kita sebagai bagian dari aliran perilakunya dengan nama

lingkungan sosial tersebut juga social behaviorism. Dalam


perspektif interaksionis ada bentuk simbol yang mempunyai

beberapa teori yang layak untuk arti penting a significant symbol.

dibahas yaitu Teori Interaksi Kata-kata dan suara-lainnya,

Simbolis (Symbolic Interaction gerakan-gerakan fisik, bahasa

Theory), dan Teori Identitas tubuh (body langguage), baju,

(Identity Theory). status, kesemuanya merupakan

simbol yang bermakna. Mead


a. Teori Interaksi Simbolis
tertarik mengkaji interaksi sosial,
(Symbolic Interaction Theory)
di mana dua atau lebih individu
Walau Mead menyarankan agar
berpotensi mengeluarkan simbol
aspek internal juga dikaji untuk
yang bermakna. Perilaku
bisa memahami perilaku sosial,
seseorang dipengaruhi oleh
namun hal tersebut bukanlah
simbol yang dikeluarkan orang
merupakan minat khususnya.
lain, demikian pula perilaku
Justru dia lebih tertarik pada
orang lain tersebut. Melalui
interaksi, di mana hubungan di
pemberian isyarat berupa simbol,
antara gerak-isyarat (gesture)
kita mengutarakan perasaan,
tertentu dan maknanya,
pikiran, maksud, dan sebaliknya
mempengaruhi pikiran
dengan cara membaca simbol
pihakpihak yang sedang
yang ditampilkan orang lain, kita
berinteraksi. Dalam terminologi
menangkap pikiran, perasaan
Mead, gerak-isyarat yang
orang lain tersebut. Teori ini
maknanya diberi bersama oleh
mirip dengan teori pertukaran
semua pihak yang terlibat dalam
sosial. Interaksi di antara
interaksi adalah merupakan ”satu
beberapa pihak tersebut akan merencanakan cara tindakan

tetap berjalan lancar tanpa mereka.

gangguan apa pun manakala


b. teori Identitas (Identity
simbol yang dikeluarkan oleh
Theory)Teori Indentitas
masing-masing pihak
dikemukakan oleh Sheldon
dimaknakan bersama sehingga
Stryker (1980). Teori ini
semua pihak mampu
memusatkan perhatiannya pada
mengartikannya dengan baik. Hal
hubungan saling mempengaruhi
ini mungkin terjadi karena
di antara individu dengan
individu-individu yang terlibat
struktur sosial yang lebih besar
dalam interaksi tersebut berasal
lagi (masyarakat). Individu dan
dari budaya yang sama, atau
masyarakat dipandang sebagai
sebelumnya telah berhasil
dua sisi dari satu mata uang.
memecahkan perbedaan makna
Seseorang dibentuk oleh
di antara mereka. Namun tidak
interaksi, namun struktur sosial
selamanya interaksi berjalan
membentuk interaksi. Dalam hal
mulus. Ada pihak-pihak tertentu
ini Stryker tampaknya setuju
yang menggunakan simbol yang
dengan perspektif struktural,
tidak signifikan - simbol yang
khususnya teori peran. Namun
tidak bermakna bagi pihak lain.
dia juga memberi sedikit kritik
Akibatnya orang-orang tersebut
terhadap teori peran yang
harus secara terus menerus
menurutnya terlampau tidak peka
mencocokan makna dan
terhadap kreativitas individu.

Intinya, teori interaksi simbolis


dan identitas mendudukan kognitif menjelaskan perilaku sosial

individu sebagai pihak yang aktif kita dengan cara memusatkan pada

dalam menetapkan perilakunya bagaimana kita menyusun mental

dan membangun harapanharapan (pikiran, perasaan) dan memproses

sosial. Perspektif iteraksionis informasi yang datangnya dari

tidak menyangkal adanya lingkungan . Kedua perspektif

pengaruh struktur sosial, namun tersebut banyak dikemukakan oleh

jika hanya struktur sosial saja para psikolog sosial yang berlatar

yang dilihat untuk menjelaskan belakang psikologi.

perilaku sosial, maka hal tersebut Di samping kedua perspektif di atas,

kurang memadai. ada dua perspektif lain yang sebagian

besarnya diutarakan oleh para


3. Rangkuman
psikolog sosial yang berlatas
Telah kita bahas empat perspektif belakang sosiologi. Perspektif
dalam psikologi sosial. Yang struktural memusatkan perhatian
dimaksud dengan perspektif adalah pada proses sosialisasi, yaitu proses
asumsi-asumsi dasar yang paling di mana perilaku kita dibentuk oleh
banyak sumbangannya kepada peran yang beraneka ragam dan
pendekatan psikologi sosial. selalu berubah, yang dirancang oleh
Perspektif perilaku menyatakan masyarakat kita. Perspektif
bahwa perilaku sosial kita paling interaksionis memusatkan
baik dijelaskan melalui perilaku yang perhatiannya pada proses interaksi
secara langsung dapat diamati dan yang mempengaruhi perilaku sosial
lingkungan yang menyebabkan kita. Perbedaan utama di antara
perilaku kita berubah. Perspektif
kedua perspektif terakhir tadi adalah bentuk perilaku sosial), para

pada pihak mana yang berpengaruh behavioris bisa memusatkan pada

paling besar terhadap pembentukan pengalaman belajar yang mendorong

perilaku. Kaum strukturalis terjadinya perilaku agresif - pada

cenderung meletakan struktur sosial bagaimana orang tua, guru, dan

(makro) sebagai determinan perilaku pihakpihak lain yang memberi

sosial individu, sedangkan kaum perlakuan positif pada perilaku

interaksionis lebih memandang agresif. Bagi yang tertarik pada

individu (mikro) merupakan agen perspektif kognitif maka obyek

yang aktif dalam membentuk kajiannya adalah pada bagaimana

perilakunya sendiri. seseorang mempersepsi, interpretasi,

Karena banyaknya teori yang dan berpikir tentang perilaku agresif.

dikemukakan untuk menjelaskan Seorang psikolog sosial yang ingin

perilaku sosial maka seringkali menggunakan teori medan akan

muncul pertanyaan : ”Teori mana mengkaji perilaku agresif dengan

yang paling benar ?” atau ”teori cara melihat hubungan antara

mana yang terbaik?” . Hampir karakteristik individu dengan situasi

seluruh psikolog sosial akan di mana perilaku agresif tersebut

menjawab bahwa tidak ditampilkan. Para teoritisi pertukaran

ada teori yang salah atau yang paling sosial bisa memusatkan pada adanya

baik, atau paling jelek. Setiap teori imbalan sosial terhadap individu

mempunyai keterbatasan dalam yang menampilkan perilaku agresif.

aplikasinya. Misalnya dalam Jika memakai kacamata teori peran,

mempelajari agresi (salah satu perilaku agresif atau tidak agresif


ditampilkan oleh seseorang karena yang efektif tidak untuk semua aspek

harapan-harapan sosial yang melekat perilaku. Teori peran lebih efektif

pada posisi sosialnya harus dipenuhi. untuk menjelaskan perilaku X

Demikianlah, setiap teori bisa dibanding dengan teori yang

digunakan untuk menjadi pendekatan berperspektif kognitif, misalnya.

Daftar Rujukan Deaux, Kay, dan Lawrence S.

Wrightsman. 1988. Social

Psychology. Wadsworth,

Goldenberg, S. 1987. Thinking

Sociologically. Wadsworth, Inc.

Shaw, Marvin E., dan Philip R.

Costanzo. 1985. Theories of Social

Psychology, Second Edition.

McGraw-Hill, Inc.

Tuner, Jonathan H. 1984. Sociology,

Concepts and Uses. McGraw-Hill

Inc.

Anda mungkin juga menyukai