Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Pembelajaran Bahasa Arab 2
Dosen Pengampu :
Dr. Faedurrahman, M.Pd.I
Disusun Oleh :
Nadya Agustina (2188204025)
َّﺕ
َِّ ﺳﻴِِّﺌَﺎ
َ َّﻦ ِ ُﻦَّﺷ ُُﺮ ْﻭ َِّﺭَّﺃَ ْﻧﻔ
َّْ ﺴﻨَﺎَّ َﻭ ِﻣ َّْ ﺴﺘَ ْﻐ ِﻔ ُﺮﻩَّ َﻭﻧَﻌُﻮ َّﺫَُّﺑِﺎﻠﻟََِّّ ِﻣ
ْ َﺴﺘَ ِﻌ ْﻴﻨُﻪََُّّ َﻭﻧ َِّ ِ َّﺇِﻥََّّﺍ ْﻟ َﺤ ْﻤ ََّﺪ
ْ َِﻟَّﻧَﺤْ َﻤ ُﺪﻩََُّّ َﻭﻧ
ََّّﺷ َﻬ َُّﺪَّﺃَﻥ
َّْ َﻥَّ ََّﻻَّ ِﺇﻟَﻪَََّّ ِﺇ َّﻻَّﻠﻟﺍَّ َﻭﺃ
َّ َﺷ َﻬ َُّﺪَّﺃ
ْ ََّﺃ.َُِّﻱَّﻟَﻪ ََّ َﻀ ِﻠ َّْﻞَّﻓ
ََّ ﻼَّ َﻫﺎﺩ ْ ُﻦَّﻳ ََّ َﻠﻟﺍَُّﻓ
َّْ ﻼَّ ُﻣ ِﻀﻞََّّﻟَﻪََُّّ َﻭ َﻣ ْ َﺃ
َّْ َّ َﻣ،ﻋ َﻤﺎ ِﻟﻨَﺎ
َّ َّﻦَّ َﻳ ْﻬ ِﺪ َِّﻩ
ﺳ ْﻮﻟُ َّﻪ
ُ ﻋ ْﺒ ُﺪﻩََُّّ َﻭ َﺭ
َ َُّﻣ َﺤﻤﺪًﺍ
Segala puji bagi Allah yang hanya kepada-Nya kami memuji, memohon pertolongan,
dan mohon keampunan. Kami berlindung kepadaNya dari kekejian diri dan kejahatan amalan
kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkan,
dan barang siapa yang tersesat dari jalanNya maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Dan aku bersaksi bahwa tiada sembahan yang berhak disembah melainkan Allah saja, yang
tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hambaNya dan RasulNya.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas presentasi Mata Kuliah Metode Peembelajaran
Bahasa Arab 2 dengan judul pembahasan “Teori Pemerolehan Bahasa Kedua: Teori
Interfunhgsional dan Teori Interlanguage”. Yangmana tujuan dari dibuatnya makalah ini
antaralain untuk mengkaji keilmuan kita terkait dengan pembelajaran Bahasa Asing:
Bagaimana cara mempelajari nya dan apa saja metode yang digunakan dalam hal ini. Yang
mana, tentunya akan sangat bermanfaat sekali dan patut untuk diimplementasikan dalam
kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Terutama dititikberatkan kepada calon pengajar Bahasa
Asing seperti kami nantinya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Faedurrahman, M.Pd.I. selaku
Dosen Pengampu mata kuliah Metode Pembelajaran Bahasa Arab 2. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................2
1.3 Tujuan Masalah .................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Neurofungsional ......................................................................3
i. Hubungan Otak dan Bahasa
ii. Hemisfir Kiri dan Hemisfir Kanan dalam Pencernaan Bahasa
2.2 Teori Interlanguage ...........................................................................7
i. Ciri-ciri Teori Interlanguage
ii. Perkembangan Interlanguage
2.3 Pendapat Para Ahli Mengenai Teori Neurofungsional .....................11
2.4 Pendapat Para Ahli Mengenai Teori Interlanguage ..........................11
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa ................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Bertumpu pada poin-poin yang telah penulis paparkan, masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini, adalah:
1. Apakah yang dimaksud dari Teori Neurofungsional?
2. Apa yang dimaksud dari Teori Interlanguage?
3. Bagaimanakah para ahli berpendapat mengenai kedua teori diatas; Neurofungsional dan
Interlanguage.
4. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dalam pemerolehan Bahasa
kedua ini (B2)?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Tarigan, 1988:182.
2
Amin (2011).
3
Nita Rustanti dan Andi Anis Tahara, “Analisis Pemerolehan Bahasa Kedua Pada Para Pedagang
Di Kawasan Candi Borobudur”, dalam Textura Journal, vol.2 No. 02 Desember 2021, hlm. 19.
3
asosiasi, visualisasi, dan nada tuturan juga berperan. Dengan demikian, pemerolehan
bahasa sebenarnya juga melibatkan otak kanan dan kiri.
Gambar 2.1.i
4
Tri Budianingsih, “Peran Neurolingiustik dalam Pengajaran Bahasa”, dalam Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI
HUMANIORA, Vol .3, No. 2, September 2015, hlm. 141.
4
Premis dasar pandangan model neurofungsional terhadap kemampuanan Bahasa
Kedua (B2) adalah adanya hubungan antara bahasa dengan anatomi syaraf. Namun , tidak
mungkin mengenali secara tepat benar daerah mana dalam otak yang berhubungan
dengan pemfungsian bahasa.
Pertimbangan-pertimbangan neurofungsional terhadap kemampuanan B2
menyangkut peran dua belah otak, yaitu hemisfir kanan dan hemisfer kiri (yang dikenal
dengan daerah Wernickle dan daerah Broca). Berdasarkan penelitian klinis, ditunjukkan
bahwa ada hubungan antara anatomi tersebut dengan proses pemahaman dan
pemroduksian bahasa. Secara khusus, dalam kaitannya dengan kemampuanan B2, model
ini membicarakan beberapa hal: perbedaan usia, fosilisasi, dan latihan pola-pola dalam
kelas pemerolehan B2.5
5
Khalid Harras dan Andika Dutha Bachari, “Dasar-Dasar Psikolinguistik”, dalam kerjasama antara Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra FPBS dan UPI PRESS, Bandung, Februari 2009, hlm. 79.
6
Wada (1949)
5
sebelah kanan, meskipun sebenernya pada orang kidal kedua hemisfir sering ikut
mengontrol.
Sistem penggunaan bahasa pada manusia terdiri dari beberapa subsistem, yaitu:
1. Speech Recognizer (Pengenalan Ucapan).
2. Sentence Analyzer (Penganalisis Kalimat).
3. Conceptual System (Sistem Konseptual).
4. Word Generator (Pembuat Kata).
5. Articulator (Artikulator).
Kelima subsistem ini mempunyai hubungan dengan kamus mental (lexicon).7
7
Tri Budianingsih op.cit. hlm 142.
8
Nickerson dalam Garman (1990)
6
DAERAH DOMINASI
NO. OTAK KIRI OTAK KANAN
1. Intelektual. Intuitif.
2. Mengingat nama. Mengingat wajah.
3. Tanggap terhadap penjelasan dan Tanggap terhadap demonstrasi, ilustrasi, atau
instruksi verbal. instruksi simbolik.
4. Percobaan sistematis dan dengan Percobaan acak dan dengan sedikit
pengendalian. pengendalian.
5. Membuat pertimbangan objektif. Membuat pertimbangan subjektif.
6. Terencana dan tersusun. Berubah-ubah dan spontan.
7. Lebih suka kenyataan, informasi yang Lebih suka hal yang sukar dipahami.
dipahami.
8. Pembaca analisis. Pembaca sistematis.
9. Lebih suka berbicara dan menulis. Lebih suka menggambar dan memanipulasi
objek.
10. Lebih suka tes pilihan ganda. Lebih suka pertanyaan terbuka.
11. Kurang baik menginter-pretasi ahasa Baik menginterpretasi ahasa tubuh.
tubuh.
12. Mengendalikan perasaan. Lebih bebas dengan perasaan.
13. Menyenangi pemecahan masalah Menyenangi pemecahan masa-lah secara
secara logis. intuitif.9
Tabel 2.1.ii
9
Editor Sam, “Teori Pemerolehan Bahasa Kedua”, https://samdeviadiyatno.blogspot.com/2014/10/teori-
pemerolehan-bahasa-ke-dua.html (diakses 29 Oktober 2023)
7
pelajari, melainkan menggabungkan semuanya dan menciptakan sistem linguistik baru,
yang unik dan berkembang saat mereka memperoleh pengetahuan yang lebih besar. dalam
bahasa kedua.10
Tepatnya, bahasa perantara yang muncul dalam proses mempelajari bahasa lain,
itulah yang didefinisikan sebagai “antarbahasa”.
Interlanguage adalah bahasa siswa sendiri yang terus berevolusi, yang memiliki
ciri-ciri bahasa ibu dan bahasa kedua, serta karakteristiknya sendiri. Ini dapat diwakili oleh
skema berikut:
Contoh kecil dari Teori Interlangauge sendiri, misal: Dalam suatu kata
berbahasa Arab terdapat kata سالم (salaamun). Jika dialih bahasakan menjadi antar
Bahasa, maka tetap bisa dikatakan sebagai ‘salam’. Akan tetapi, jika dialih bahasakan
menjadi Bahasa target (Indonesia) maka dapat berarti ‘ucapan, sapaan, keselamatan,’ dsb.
Contoh lain, seperti ( كرسيkursiyyun). Jika dialih bahasakan maka akan tetap
bisa dibaca ‘kursi’. Baik konotasi Bahasa Arab (BSu) maupun Bahasa Indonesia itu sendiri.
Namun, jika dialih bahasakan dalam Bahasa Indonesia (BSa), maka akan terdapat kata
yang beragam dengan makna yang sama. Seperti ‘kursi, bangku, tempat duduk, sofa’, dsb.
Untuk lebih mengilustrasikan dan menjelaskan proses ini, Selinker
menggunakan metafora jalan. Interlanguage akan menjadi perjalanan yang diambil
individu dari pengetahuannya tentang bahasa ibu untuk mempelajari bahasa kedua.
Sepanjang perjalanan ini, antarbahasa terus diperbarui, semakin dekat dengan bahasa
sasaran, hingga memperoleh bahasa dari bahasa itu.
Kontribusi dari Larry Selinker yang dalam karyanya Interlanguage, diterbitkan
pada tahun 1972, menyebut bahasa perantara yang digunakan seseorang saat mempelajari
bahasa lain sebagai “antarbahasa”.
Pada tahun 1950-an, dalam linguistik terapan, arus Analisis Kontrastif muncul,
yang berpendapat bahwa kesalahan yang dapat dibuat siswa saat belajar bahasa asing dapat
10
Editor Yubrain, “Definisi dan Contoh Interlanguage”, https://www.yubrain.com/id/sastra/apa-interlenguaje/
(diakses pada 29 Oktober 2023)
8
diprediksi. Untuk itu dipelajari perbedaan antara bahasa ibu (BSu) dan bahasa
kedua (BSa) juga mengingat kesalahan-kesalahan tersebut disebabkan oleh campur tangan
bahasa ibu.
Studi yang dilakukan di bidang ini menghasilkan analisis kesalahan. Salah satu
referensi terbesar dalam analisis kesalahan adalah ahli bahasa Inggris Stephen Pit Corder
(1918-1990) yang memperkenalkan gagasan bahwa belajar bahasa adalah proses yang
memiliki tahapan perkembangan yang berbeda, dan yang dapat dipelajari melalui analisis
kesalahan. kesalahan yang dilakukan siswa. Corder juga yang pertama membedakan
sebagai bahasa itu sendiri bahasa yang digunakan siswa saat mempelajari bahasa lain,
berbeda dari bahasa ibu dan dari bahasa kedua. Hal ini tercermin dalam karyanya “Arti
Kesalahan Pembelajar”, yang diterbitkan pada tahun 1967, dalam International Journal of
Applied Linguistics in Language Teaching.
11
Richard Nordquist, “Definisi dan Contoh Interlanguage”, https://ms.eferrit.com/definisi-dan-contoh-
interlanguage/ (diakses pada 29 Oktober 2023)
9
dimodifikasi, dan diganti dengan versi yang lebih baru dan lebih kompleks saat ia
berkembang dalam bahasanya. dari bahasa sasaran. Artinya, pengembangan
interlanguage tunduk pada transformasi konstan yang dilakukan setiap siswa secara
alami sampai mereka mempelajari bahasa target.
Namun, ada faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan antarbahasa, dan
itu merupakan bagian alami dari proses pemerolehan bahasa sasaran. Faktor-faktor
tersebut adalah:
1. Overgeneralization atau Hypergeneralization, yang terjadi ketika siswa
cenderung menerapkan aturan yang telah mereka ketahui dalam semua kasus,
tanpa memperhitungkan pengecualian atau kemungkinan variannya .
Misalnya: Konjungsi kata kerja beraturan dan tidak beraturan dengan cara
yang sama.
2. Simplification (Penyederhanaan)
Faktor ini berbanding terbalik dengan poin sebelumnya. Faktor ini, lebih
mengutamakan pada konsep penyederhanaan kata perkata dalam akusisi
Bahasa Kedua (B2).
3. Strategi Pembelajaran, yaitu cara-cara di mana siswa mencoba
memfasilitasi pemahaman dan produksi lisan atau tulisan mereka dalam
bahasa kedua. Secara umum, ini diwujudkan melalui penyederhanaan:
penggunaan struktur sederhana alih-alih menggunakan kosakata yang lebih
kompleks, yang mungkin tidak Anda ketahui atau sulit diingat. Misalnya,
dalam bahasa Inggris: the man and the woman / “ ”ﺍﻟﺮجﻞَّﻭﺍﻟﻤﺮﺃة.
4. Transfer Bahasa, terjadi ketika siswa menerapkan pengetahuannya tentang
bahasa yang sudah dia ketahui untuk mempelajari bahasa baru. Umumnya,
itu adalah aturan dan pola bahasa ibu siswa, yang diterapkan siswa ke bahasa
baru.
5. Transfer Instruksi, ini adalah pengaruh guru dan metodologi yang
digunakan untuk mengajar, serta kebenaran dan efisiensinya.
6. Strategi Komunikasi, ini terjadi terutama dalam bahasa lisan, ketika
kefasihan diprioritaskan daripada ketepatan.12
12
op.cit., https://www.yubrain.com/id/sastra/apa-interlenguaje/ (diakses pada 29 Oktober 2023)
10
2.3 Pendapat Para Ahli Mengenai Teori Neurofungsional
Teori neurofungsional adalah pendekatan dalam ilmu kognitif dan
neurosains yang berfokus pada keterkaitan antara fungsi otak dan aktivitas kognitif.,
antara lain:
1) Michael Gazzaniga
Michael Gazzaniga adalah seorang ahli neurosains terkenal yang telah
memberikan kontribusi besar dalam bidang teori neurofungsional. Ia
mengemukakan bahwa otak adalah organ yang penting dalam memahami proses
kognitif, dan bahwa pemahaman tentang fungsi otak adalah kunci untuk
memahami proses mental.
2) Karl Friston
Karl Friston adalah seorang ilmuwan neurokognitif yang mengembangkan terori
neurofungsional yang dikenal sebagai "teori. neurokomputasi bebas energi"
(free energy neurocomputational theory). Teorinya menekankan peran kunci
bayesisme dan optimasi dalam pemahaman otak dan kognisi.
3) Antonio Damasio
Antonio Damasio adalah seorang neurologis dan ahli dalam bidang
neurosains emosional. Ia telah mengembangkan teori yang menyoroti hubungan
antara proses neurologis dan pengalaman emosional, yang juga merupakan
bagian penting dari teori neurofungsional.
4) Alvaro Pascual-Leone
Seorang ahli dalam bidang neuropsikologi, Alvaro Pascual-Leone telah
melakukan penelitian dalam pemahaman koneksi antara otak dan fungsi
kognitif, terutama dalam konteks pembelajaran dan plasticitas otak.
5) Daniel Dennett
Daniel Dennett adalah seorang filsuf yang juga memiliki minat dalam
neurosains kognitif. Ia mengemukakan pandangan bahwa teori neurofungsional
membantu menjelaskan asal mula kesadaran dan intensionalitas dalam pikiran
manusia.
11
perkembangan bahasa kedua seseorang yang belajar bahasa asing. Berikut adalah
beberapa pendapat dari para ahli terkenal:
1) Larry Selinker
Sebagai pencetus teori Interbahasa, Larry Selinker menganggap bahwa
interbahasa adalah tahap perkembangan bahasa kedua yang khas, yang tidak
dapat dijelaskan oleh bahasa pertama atau bahasa kedua secara tegas. Ia
menekankan bahwa interbahasa adalah konsep yang penting untuk memahami
perjalanan individu dalam mempelajari bahasa kedua.
2) Stephen Krashen
Stephen Krashen adalah seorang ahli dalam bidang linguistik dan
pendidikan bahasa. Ia telah menyumbangkan pandangan bahwa pemahaman dan
penerimaan (input) yang relevan dan memiliki signifikansi sosial adalah kunci
dalam perkembangan interbahasa yang baik. Ia juga mengemukakan konsep
“affective filter” yang menggambarkan pengaruh emosi dan motivasi terhadap
pembelajaran bahasa kedua.
3) Rod Ellis
Rod Ellis adalah seorang ahli dalam bidang pembelajaran bahasa kedua.
Ia mengemukakan bahwa teori interbahasa memiliki relevansi penting dalam
pendidikan bahasa kedua, terutama dalam perencanaan pembelajaran dan
pemahaman mengenai kesalahan yang dibuat oleh pembelajar.
4) Vivian Cook
Vivian Cook adalah seorang ahli dalam bidang psikolinguistik dan
bahasa kedua. Ia menekankan pentingnya konteks sosial dan variabilitas dalam
perkembangan interbahasa. Cook menganggap bahwa faktor-faktor seperti
komunikasi sosial, motivasi, dan persepsi individu memengaruhi interbahasa.
5) Merrill Swain
Merrill Swain adalah seorang ahli dalam bidang linguistik dan
pendidikan. Ia telah mengemukakan konsep "Output Hypothesis," yang
mengatakan bahwa memproduksi bahasa (output) dalam situasi pembelajaran
dapat membantu memperbaiki interbahasa dan membantu siswa mengatasi
masalah bahasa kedua mereka
12
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa
Adapun beberapa poiin yang menjadi faktor mendasar pada sebuah
kegiatan pemerolehan Bahasa (terutama Bahasa kedua), yakni sebagai berikut:
1. Faktor Alami
Menurut Chomsky (1975), yang dimaksudkan di sini adalah setiap anak
lahir dengan seperangkat prosedur dan aturan bahasa yang dinamakan
Chomsky, Language Acquisition Divice (LAD). Potensi dasar itu akan
berkembang secara maksimal setelah mendapat stimulus dari lingkungan.
Proses pemerolehan melalui piranti ini sifatnya alamiah. Karena sifatnya
alamiah, maka kendatipun anak tidak dirangsang untuk mendapatkan
bahasa, anak tersebut akan mampu menerima apa yang terjadi di sekitarnya.
2. Faktor Perkembangan Kognitif
Ginn dalam Hutabarat (2011) mengartikan kognitif sebagai sesuatu yang
berkaitan dengan pengenalan berdasarkan intelektual dan merupakan sarana
pengungkapan pikiran, ide, dan gagasan. Hubungannnya dengan
mempelajari bahasa adalah kognitif memiliki keterkaitan dengan
pemerolehan bahasa seseorang.
3. Faktor Latarbelakang Sosial
Latar belakang sosial mencakup struktur keluarga, afiliasi kelompok sosial,
dan lingkungan budaya memungkinkan terjadinya perbedaan serius dalam
pemerolehan bahasa anak (Vygotsky dalam Hutabarat, 2011). Anak yang
berasal dari golongan status sosial ekonomi rendah rnenunjukkan
perkembangan kosakatanya lebih sedikit sesuai dengan keadaan
keluarganya. Pun demikian sebaliknya.
4. Faktor Usia
Ellis menyimpulkan bahwa: Usia dini tidak mempengaruhi rute
pemerolehan bahasa kedua. Meskipun terdapat perbedaan dalam usaha
pemerolehan, tetapi hal tersebut 20 bukanlah hasil dari usia tersebut. Usia
dini mempengaruhi kecepatan pembelajaran.13
13
Nita Rustanti, Andi Anis Tahara, op.cit.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori Neurofungsional merupakan salah satu dari tujuh teori yang dikemukakan
oleh Rod Ellis yangmana menyatakan bahwasannya teori ini merupakan bagian dari
Secondary Language Acquisition (Proses Belajar Bahasa Kedua).
Adapun dari teori tersebut muncul 2 (dua) poin urgensi hirarkis yang patut
digarisbawahi, yakni: Hirarkis Komunikasi dan Hirarkis Kognitif. Yangmana keduanya
bersifat mutlak dan memiliki keterkaitan satu dan lainnya.
Secara umum, bagian yang memiliki peranan paling penting dalam
memprogram Bahasa dalam otak manusia ialah bagian sebelah kiri (hemisfir kiri),
berdasarkan banyaknya pendapat serta penelitian para ahli.
Teori Interlanguage (antarbahasa), merupakan sistem linguistik yang digunakan
oleh pembelajar bahasa kedua atau bahasa asing yang sedang dipelajari. Tiga faktor utama
yang mempengaruhi pembentukan interlanguage dalam diri pembelajar yaitu transfer
bahasa (language transfer), overgeneralisation, dan penyederhanaan (simplification).
3.2 Saran
Pemakalah menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kekhilafan oleh karena itu, kepada para pembaca kami mengharapkan saran dan kritik ataupun
tegur sapa yang sifatnya membangun akan diterima dengan senang hati demi kesempurnaan
makalah selanjutnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15