Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI NEUROFUNGSIONAL DAN


TEORI INTERLANGUAGE

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Pembelajaran Bahasa Arab 2

Dosen Pengampu :
Dr. Faedurrahman, M.Pd.I

Disusun Oleh :
Nadya Agustina (2188204025)

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

َّ‫ﺕ‬
َِّ ‫ﺳﻴِِّﺌَﺎ‬
َ َّ‫ﻦ‬ ِ ُ‫ﻦَّﺷ ُُﺮ ْﻭ َِّﺭَّﺃَ ْﻧﻔ‬
َّْ ‫ﺴﻨَﺎَّ َﻭ ِﻣ‬ َّْ ‫ﺴﺘَ ْﻐ ِﻔ ُﺮﻩَّ َﻭﻧَﻌُﻮ َّﺫَُّﺑِﺎﻠﻟََِّّ ِﻣ‬
ْ َ‫ﺴﺘَ ِﻌ ْﻴﻨُﻪََُّّ َﻭﻧ‬ َِّ ِ َّ‫ﺇِﻥََّّﺍ ْﻟ َﺤ ْﻤ ََّﺪ‬
ْ َ‫ِﻟَّﻧَﺤْ َﻤ ُﺪﻩََُّّ َﻭﻧ‬
ََّّ‫ﺷ َﻬ َُّﺪَّﺃَﻥ‬
َّْ َ‫ﻥَّ ََّﻻَّ ِﺇﻟَﻪَََّّ ِﺇ َّﻻَّﻠﻟﺍَّ َﻭﺃ‬
َّ َ‫ﺷ َﻬ َُّﺪَّﺃ‬
ْ َ‫َّﺃ‬.َُّ‫ِﻱَّﻟَﻪ‬ ََّ َ‫ﻀ ِﻠ َّْﻞَّﻓ‬
ََّ ‫ﻼَّ َﻫﺎﺩ‬ ْ ُ‫ﻦَّﻳ‬ ََّ َ‫ﻠﻟﺍَُّﻓ‬
َّْ ‫ﻼَّ ُﻣ ِﻀﻞََّّﻟَﻪََُّّ َﻭ َﻣ‬ ْ َ‫ﺃ‬
َّْ ‫َّ َﻣ‬،‫ﻋ َﻤﺎ ِﻟﻨَﺎ‬
َّ َّ‫ﻦَّ َﻳ ْﻬ ِﺪ َِّﻩ‬
‫ﺳ ْﻮﻟُ َّﻪ‬
ُ ‫ﻋ ْﺒ ُﺪﻩََُّّ َﻭ َﺭ‬
َ َّ‫ُﻣ َﺤﻤﺪًﺍ‬

Segala puji bagi Allah yang hanya kepada-Nya kami memuji, memohon pertolongan,
dan mohon keampunan. Kami berlindung kepadaNya dari kekejian diri dan kejahatan amalan
kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkan,
dan barang siapa yang tersesat dari jalanNya maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Dan aku bersaksi bahwa tiada sembahan yang berhak disembah melainkan Allah saja, yang
tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hambaNya dan RasulNya.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas presentasi Mata Kuliah Metode Peembelajaran
Bahasa Arab 2 dengan judul pembahasan “Teori Pemerolehan Bahasa Kedua: Teori
Interfunhgsional dan Teori Interlanguage”. Yangmana tujuan dari dibuatnya makalah ini
antaralain untuk mengkaji keilmuan kita terkait dengan pembelajaran Bahasa Asing:
Bagaimana cara mempelajari nya dan apa saja metode yang digunakan dalam hal ini. Yang
mana, tentunya akan sangat bermanfaat sekali dan patut untuk diimplementasikan dalam
kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Terutama dititikberatkan kepada calon pengajar Bahasa
Asing seperti kami nantinya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Faedurrahman, M.Pd.I. selaku
Dosen Pengampu mata kuliah Metode Pembelajaran Bahasa Arab 2. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 29 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................i


DAFTAR ISI .................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................2
1.3 Tujuan Masalah .................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Neurofungsional ......................................................................3
i. Hubungan Otak dan Bahasa
ii. Hemisfir Kiri dan Hemisfir Kanan dalam Pencernaan Bahasa
2.2 Teori Interlanguage ...........................................................................7
i. Ciri-ciri Teori Interlanguage
ii. Perkembangan Interlanguage
2.3 Pendapat Para Ahli Mengenai Teori Neurofungsional .....................11
2.4 Pendapat Para Ahli Mengenai Teori Interlanguage ..........................11
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa ................13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan........................................................................................14
3.2 Saran ..................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian pemerolehan bahasa dan pembelajaran bahasa adalah berbeda.
Pemerolehan mengacu pada kemampuan linguistik yang telah diinternalisasikan secara
alami, yaitu tanpa disadari dan memusatkan pada bentuk-bentuk linguistik (baca:kata-
kata). Pembelajaran, sebaliknya, dilakukan dengan sadar dan merupakan hasil situasi
belajar formal. Konteks pemerolehan bersifat alami, sedangkan pembelajaran mengacu
pada kondisi formal dan konteks terprogram.
Kegiatan belajar mengajar secara universal sangat berpengaruh terhadap aspek
pemahaman atau strukture kognisi. Dalam pengembangan teori belajar kognitif adalah
konstruktivistik. Selama kegiatan berlangsung peran dari teori-teori pembelajaran sangat
berpengaruh terhadap hasil output suatu pembelajaran. Berdasarkan teori-teori belajar
inilah yang sangat mendominasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Semua teori dalam kegiatan pembelajaran merupakan hasil studi atau penelitian
serta pengamatan dalam kegiatan pendidikan. Semuanya memilik pandangan yang spesifik
tentang konsep belajar. Misal, Behavioristik secara spesifik menyingkapi perilaku yang
terjadi dalam kegiatan belajara mengajar. Apakah perilaku tersebut merupakan gaya belajar
atau merupakan respon yang timbul karena adanya suatu rangsang (stimulus).
Pemerolehan bahasa berkaitan erat dengan sistem syaraf, terutama area Broca
(area ekspresif verbal) dan Wernicke (area komprehensi). Iniliah yang dimaksud
pemerolehan pembelajaran Bahasa kedua sangat erat kaitannya dengan sistem
neurofungsional atau sistem kerja syaraf sebagai media supercepat dalam menyampaikan
dan mencerna infromasi.
Dalam mempelajari bahasa kedua pula, tentu pembelajar bahasa menciptakan
suatu sistem bahasa baru yang digunakan untuk dirinya sendiri yang oleh para linguis
dinamakan sebagai interlanguage. Interlanguage tersebut menghasilkan suatu variabilitas
yang disebut interlanguage variability. Dalam makalah ini akan dibahas lebih jauh tentang
interlanguage dan variasinya dalam bahasa pembelajar.
.

1
1.2 Rumusan Masalah
Bertumpu pada poin-poin yang telah penulis paparkan, masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini, adalah:
1. Apakah yang dimaksud dari Teori Neurofungsional?
2. Apa yang dimaksud dari Teori Interlanguage?
3. Bagaimanakah para ahli berpendapat mengenai kedua teori diatas; Neurofungsional dan
Interlanguage.
4. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dalam pemerolehan Bahasa
kedua ini (B2)?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui definisi dari Teori Neurofungsional secara terperinci.
2. Mengetahui definisi dari Teori Interlanguage secara terperinci.
3. Dapat memahami konteks yang disebutkan para ahli terkemuka terkait dengan Teori
Neurofungsional dan Interlanguage.
4. Memahami dengan jelas apa saja yang menjadi penyebab utama cepat atau lambatnya
seseorang dalam mempelajari Bahasa kedua (B2).

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Neurofungsional


Teori sistem syaraf atau yang lebih terkenal dengann sitilah Neurofungsional,
merupakan salah satu metode dari tujuh metode lainnya seperti, Accomodation Theory,
Acculturation Model, Discourse Theory, Monitor Theory, Variable Competency Model,
Universal Hypothesis yang dikemukakan oleh Ellis di tahun 1986.1
Teori ini lebih dikenal dengan nama Lamandella's Neurofuctional Theory.
Lamandella membedakan dua tipe dasar pemerolehan bahasa:
i. Primary Language Acquisition.
ii. Secondary Language Acquisition.2
Yang pertama, berlaku pada anak usia 2-5 dalam pemerolehan satu atau lebih
bahasa sebagai bahasa pertamanya. Yang kedua, terbagi dua bagian, yaitu: (a) belajar
secara formal bahasa asing atau bahasa kedua, dan (b) pemerolehan bahasa kedua yang
terjadi secara alamiah setelah anak berusia di atas lima tahun.
Kedua macam pemerolehan bahasa itu mempunyai sistem neurofungsional yang
berbeda, dan masing-masing mempunyai fungsi hirarkis. Fungsi-fungsi hirarkis itu adalah
sebagai berikut:
1. Hirarkis Komunikasi: Bertanggung jawab menyimpan bahasa dan simbol-
simbol lain melalui komunikasi interpersonal.
2. Hirarkis Kognitif: Berfungsi mengontrol penggunaan bahasa dan kegiatan
pemerosesan informasi kognitif. Pola latihan-latihan praktis dalam
pembelajaran bahasa asing atau bahasa kedua adalah bagian dari hirarki
kognitif. Implikasi fungsi hirakis komunikasi dalam pembelajaran bahasa
asing lebih baik dengan penutur asli dengan menggunakan bahasa target.3
Pemerolehan bahasa berkaitan erat dengan sistem syaraf, terutama area Broca
(area ekspresif verbal) dan Wernicke (area komprehensi). Meskipun demikian, area

1
Tarigan, 1988:182.
2
Amin (2011).
3
Nita Rustanti dan Andi Anis Tahara, “Analisis Pemerolehan Bahasa Kedua Pada Para Pedagang
Di Kawasan Candi Borobudur”, dalam Textura Journal, vol.2 No. 02 Desember 2021, hlm. 19.

3
asosiasi, visualisasi, dan nada tuturan juga berperan. Dengan demikian, pemerolehan
bahasa sebenarnya juga melibatkan otak kanan dan kiri.

i. Hubungan Otak dan Bahasa


Hubungan bahasa dengan otak melalui sudut pandang neurolinguistik. Bahasa
adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi. Bahasa adalah suatu sistem
simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat bahasa untuk
berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka
miliki bersama. Pendapat bahasa menurut Brown adalah seperangkat symbol (vokal
maupun visual) yang sistematis, mengonvensionalkan makna kata yang dirujuk, dan
dipakai untuk berkomunikasi oleh manusia, dalam sebuah komunitas atau budaya wicara,
dan dikuasai oleh semua orang dalam cara yang sama. Daapat diartikan bahwa bahasa
adalah suatu sistem lambang atau simbol yang sistematis yang digunakan oleh suatu
komunitas bahasa dan dikuasai oleh semua orang dalam cara yang sama untuk
berkomunikasi.4

Gambar 2.1.i

4
Tri Budianingsih, “Peran Neurolingiustik dalam Pengajaran Bahasa”, dalam Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI
HUMANIORA, Vol .3, No. 2, September 2015, hlm. 141.

4
Premis dasar pandangan model neurofungsional terhadap kemampuanan Bahasa
Kedua (B2) adalah adanya hubungan antara bahasa dengan anatomi syaraf. Namun , tidak
mungkin mengenali secara tepat benar daerah mana dalam otak yang berhubungan
dengan pemfungsian bahasa.
Pertimbangan-pertimbangan neurofungsional terhadap kemampuanan B2
menyangkut peran dua belah otak, yaitu hemisfir kanan dan hemisfer kiri (yang dikenal
dengan daerah Wernickle dan daerah Broca). Berdasarkan penelitian klinis, ditunjukkan
bahwa ada hubungan antara anatomi tersebut dengan proses pemahaman dan
pemroduksian bahasa. Secara khusus, dalam kaitannya dengan kemampuanan B2, model
ini membicarakan beberapa hal: perbedaan usia, fosilisasi, dan latihan pola-pola dalam
kelas pemerolehan B2.5

ii. Hemisfir Kiri dan Hemisfir Kanan dalam Pencernaan Bahasa


Setelah pengertian bahasa dan otak, selanjutnya akan dibahas mengenai hemisfir
kiri dan kanan dalam pencernaan bahasa. Otak terdiri dari dua belahan (hemisfir) yakni,
hemisfir kiri dan kanan. Bagian manakah yang lebih berhubungan dengan bahasa? Ada
pandangan yang menyatakan bahwa kebahasaan adalah tanggung jawab dari hemisfir kiri.
Berikut penjelasannya.
Pandangan yang menyatakan bahwa kebahasaan merupakan tanggung jawab
hemisfir kiri tidak sepenuhnya salah. Dalam sebuah penelitian yang memasukkan cairan
ke kedua hemisfir menunjukkan bahwa bila hemisfir kiri yang “ditidurkan” maka terjadilah
gangguan wicara.6
Salain itu, ada nama operasi yang dinamakan hemispherectomy. Operasi ini satu
hemisfir diambil dalam rangka mencegah epilepsy. Terbukti juga bahwa bila hemisfir kiri
yang diambil maka kemampuan berbahasa orang itu menurun drastis. Sebaliknya, bila yang
diambil hemisfir kanan, orang tersebut masih dapat berbahasa, meskipun tidak sempurna.
Menurut Mar’at hubungan antara otak dan bahasa dibahas terlebih dahulu
berdasarkan kekidalan dan kekananan. Dikatakan bahwa pada oarng yang tidak kidal
(kekananan) tingkah laku berbahasanya dikontrol oleh hemisfer otak sebelah kanan.
Sedangkan pada orang kidal, tingah laku berbahasanya dikontrol oleh hemisfer otak

5
Khalid Harras dan Andika Dutha Bachari, “Dasar-Dasar Psikolinguistik”, dalam kerjasama antara Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra FPBS dan UPI PRESS, Bandung, Februari 2009, hlm. 79.
6
Wada (1949)

5
sebelah kanan, meskipun sebenernya pada orang kidal kedua hemisfir sering ikut
mengontrol.
Sistem penggunaan bahasa pada manusia terdiri dari beberapa subsistem, yaitu:
1. Speech Recognizer (Pengenalan Ucapan).
2. Sentence Analyzer (Penganalisis Kalimat).
3. Conceptual System (Sistem Konseptual).
4. Word Generator (Pembuat Kata).
5. Articulator (Artikulator).
Kelima subsistem ini mempunyai hubungan dengan kamus mental (lexicon).7

Pada manusia, hubungan proses lateralisasi (proses pembedaan fungsi yang


terjadi baik di hemisper kiri maupun kanan), sangat mempengaruhi kemampuan dalam
penggunaan bahasa.
Di dalam otak, semua subsistem berkaitan satu dengan yang lain dan merupakan
satu kesatuan yang terintegrasi, yang disebut sistem penggunaan bahasa (language use
system). Gagasan otak kiri dan kanan membantu merumuskan rentetan pendekatan,
metode, dan model pembelajaran yang beguna bagi pembelajaran bahasa. Berikut adalah
peran neorolinguistik dalam pengajaran bahasa. Danesi (1988) misalnya menggunakan
bimodalitas neorologis untuk menganalisis bagaimana berbagai metode pengajaran bahasa
gagal yakni karena terlalu condong kepada proses otak kiri, metode-metode lama di kelas
bahasa tak cukup merangsang proses otak kanan.
Berdasarkan penemuan dalam penelitian Brain Lateralization, ditemukan
bahwa bagian otak yang paling dominan dalam produksi bahasa yakni hemisfir kiri.
Nickerson8 menegemukakan bahwa otak mengendalikan setiap gerak, aktivitas,
atau kegiatan manusia. Hal ini dapat dilihat dalam skema daerah dominasi otak kiri dan
otak kanan berikut ini.

7
Tri Budianingsih op.cit. hlm 142.
8
Nickerson dalam Garman (1990)

6
DAERAH DOMINASI
NO. OTAK KIRI OTAK KANAN
1. Intelektual. Intuitif.
2. Mengingat nama. Mengingat wajah.
3. Tanggap terhadap penjelasan dan Tanggap terhadap demonstrasi, ilustrasi, atau
instruksi verbal. instruksi simbolik.
4. Percobaan sistematis dan dengan Percobaan acak dan dengan sedikit
pengendalian. pengendalian.
5. Membuat pertimbangan objektif. Membuat pertimbangan subjektif.
6. Terencana dan tersusun. Berubah-ubah dan spontan.
7. Lebih suka kenyataan, informasi yang Lebih suka hal yang sukar dipahami.
dipahami.
8. Pembaca analisis. Pembaca sistematis.
9. Lebih suka berbicara dan menulis. Lebih suka menggambar dan memanipulasi
objek.
10. Lebih suka tes pilihan ganda. Lebih suka pertanyaan terbuka.
11. Kurang baik menginter-pretasi ahasa Baik menginterpretasi ahasa tubuh.
tubuh.
12. Mengendalikan perasaan. Lebih bebas dengan perasaan.
13. Menyenangi pemecahan masalah Menyenangi pemecahan masa-lah secara
secara logis. intuitif.9
Tabel 2.1.ii

2.2 Teori Interlanguage


Larry Selinker (Ahli Bahasa Amerika) berpendapat bahwa bahasa pembelajar
bahasa kedua diatur oleh aturan sistematis yang berbeda dari bahasa yang mereka pelajari
dan bahasa ibu mereka. Dengan cara ini, selama proses pembelajaran, siswa tidak
menyerap atau menyalin informasi yang mereka terima tentang bahasa yang mereka

9
Editor Sam, “Teori Pemerolehan Bahasa Kedua”, https://samdeviadiyatno.blogspot.com/2014/10/teori-
pemerolehan-bahasa-ke-dua.html (diakses 29 Oktober 2023)

7
pelajari, melainkan menggabungkan semuanya dan menciptakan sistem linguistik baru,
yang unik dan berkembang saat mereka memperoleh pengetahuan yang lebih besar. dalam
bahasa kedua.10
Tepatnya, bahasa perantara yang muncul dalam proses mempelajari bahasa lain,
itulah yang didefinisikan sebagai “antarbahasa”.
Interlanguage adalah bahasa siswa sendiri yang terus berevolusi, yang memiliki
ciri-ciri bahasa ibu dan bahasa kedua, serta karakteristiknya sendiri. Ini dapat diwakili oleh
skema berikut:

Bahasa ibu → antar bahasa → bahasa target

Contoh kecil dari Teori Interlangauge sendiri, misal: Dalam suatu kata

berbahasa Arab terdapat kata ‫سالم‬ (salaamun). Jika dialih bahasakan menjadi antar
Bahasa, maka tetap bisa dikatakan sebagai ‘salam’. Akan tetapi, jika dialih bahasakan
menjadi Bahasa target (Indonesia) maka dapat berarti ‘ucapan, sapaan, keselamatan,’ dsb.

Contoh lain, seperti ‫( كرسي‬kursiyyun). Jika dialih bahasakan maka akan tetap
bisa dibaca ‘kursi’. Baik konotasi Bahasa Arab (BSu) maupun Bahasa Indonesia itu sendiri.
Namun, jika dialih bahasakan dalam Bahasa Indonesia (BSa), maka akan terdapat kata
yang beragam dengan makna yang sama. Seperti ‘kursi, bangku, tempat duduk, sofa’, dsb.
Untuk lebih mengilustrasikan dan menjelaskan proses ini, Selinker
menggunakan metafora jalan. Interlanguage akan menjadi perjalanan yang diambil
individu dari pengetahuannya tentang bahasa ibu untuk mempelajari bahasa kedua.
Sepanjang perjalanan ini, antarbahasa terus diperbarui, semakin dekat dengan bahasa
sasaran, hingga memperoleh bahasa dari bahasa itu.
Kontribusi dari Larry Selinker yang dalam karyanya Interlanguage, diterbitkan
pada tahun 1972, menyebut bahasa perantara yang digunakan seseorang saat mempelajari
bahasa lain sebagai “antarbahasa”.
Pada tahun 1950-an, dalam linguistik terapan, arus Analisis Kontrastif muncul,
yang berpendapat bahwa kesalahan yang dapat dibuat siswa saat belajar bahasa asing dapat

10
Editor Yubrain, “Definisi dan Contoh Interlanguage”, https://www.yubrain.com/id/sastra/apa-interlenguaje/
(diakses pada 29 Oktober 2023)

8
diprediksi. Untuk itu dipelajari perbedaan antara bahasa ibu (BSu) dan bahasa
kedua (BSa) juga mengingat kesalahan-kesalahan tersebut disebabkan oleh campur tangan
bahasa ibu.
Studi yang dilakukan di bidang ini menghasilkan analisis kesalahan. Salah satu
referensi terbesar dalam analisis kesalahan adalah ahli bahasa Inggris Stephen Pit Corder
(1918-1990) yang memperkenalkan gagasan bahwa belajar bahasa adalah proses yang
memiliki tahapan perkembangan yang berbeda, dan yang dapat dipelajari melalui analisis
kesalahan. kesalahan yang dilakukan siswa. Corder juga yang pertama membedakan
sebagai bahasa itu sendiri bahasa yang digunakan siswa saat mempelajari bahasa lain,
berbeda dari bahasa ibu dan dari bahasa kedua. Hal ini tercermin dalam karyanya “Arti
Kesalahan Pembelajar”, yang diterbitkan pada tahun 1967, dalam International Journal of
Applied Linguistics in Language Teaching.

i. Ciri-Ciri Teori Interlanguage


Interlanguage, seperti bahasa apa pun, memiliki karakteristik khusus. Yakni:
1. Terus berubah.
2. Berbeda dan independen dari bahasa ibu dan bahasa target.
3. Bersifat individual, karena setiap siswa mengembangkan bahasa mereka
sendiri, yang berbeda dari siswa lain.
4. Menjadi sistematis: ia memiliki sistem aturan dinamisnya sendiri yang dibuat,
dihilangkan atau diubah.
5. Permeabel, menyerap informasi baru terus-menerus.
6. Menjadi variable, dapat tunduk pada variasi sistematis, yang bergantung pada
konteks linguistik dan psikolinguistik dan situasi di mana siswa menemukan
dirinya sendiri; atau ke variasi bebas, ketika siswa menggunakan unsur-unsur
linguistik secara sewenang-wenang dalam konteks diskursif yang sama.11

ii. Perkembangan Interlanguage


Dalam proses memperoleh bahasa baru, siswa didasarkan pada bahasa asli dan
mulai mengembangkan bahasa antarnya sendiri, yang, pada gilirannya, diadaptasi,

11
Richard Nordquist, “Definisi dan Contoh Interlanguage”, https://ms.eferrit.com/definisi-dan-contoh-
interlanguage/ (diakses pada 29 Oktober 2023)

9
dimodifikasi, dan diganti dengan versi yang lebih baru dan lebih kompleks saat ia
berkembang dalam bahasanya. dari bahasa sasaran. Artinya, pengembangan
interlanguage tunduk pada transformasi konstan yang dilakukan setiap siswa secara
alami sampai mereka mempelajari bahasa target.
Namun, ada faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan antarbahasa, dan
itu merupakan bagian alami dari proses pemerolehan bahasa sasaran. Faktor-faktor
tersebut adalah:
1. Overgeneralization atau Hypergeneralization, yang terjadi ketika siswa
cenderung menerapkan aturan yang telah mereka ketahui dalam semua kasus,
tanpa memperhitungkan pengecualian atau kemungkinan variannya .
Misalnya: Konjungsi kata kerja beraturan dan tidak beraturan dengan cara
yang sama.
2. Simplification (Penyederhanaan)
Faktor ini berbanding terbalik dengan poin sebelumnya. Faktor ini, lebih
mengutamakan pada konsep penyederhanaan kata perkata dalam akusisi
Bahasa Kedua (B2).
3. Strategi Pembelajaran, yaitu cara-cara di mana siswa mencoba
memfasilitasi pemahaman dan produksi lisan atau tulisan mereka dalam
bahasa kedua. Secara umum, ini diwujudkan melalui penyederhanaan:
penggunaan struktur sederhana alih-alih menggunakan kosakata yang lebih
kompleks, yang mungkin tidak Anda ketahui atau sulit diingat. Misalnya,
dalam bahasa Inggris: the man and the woman / “ ‫”ﺍﻟﺮجﻞَّﻭﺍﻟﻤﺮﺃة‬.
4. Transfer Bahasa, terjadi ketika siswa menerapkan pengetahuannya tentang
bahasa yang sudah dia ketahui untuk mempelajari bahasa baru. Umumnya,
itu adalah aturan dan pola bahasa ibu siswa, yang diterapkan siswa ke bahasa
baru.
5. Transfer Instruksi, ini adalah pengaruh guru dan metodologi yang
digunakan untuk mengajar, serta kebenaran dan efisiensinya.
6. Strategi Komunikasi, ini terjadi terutama dalam bahasa lisan, ketika
kefasihan diprioritaskan daripada ketepatan.12

12
op.cit., https://www.yubrain.com/id/sastra/apa-interlenguaje/ (diakses pada 29 Oktober 2023)

10
2.3 Pendapat Para Ahli Mengenai Teori Neurofungsional
Teori neurofungsional adalah pendekatan dalam ilmu kognitif dan
neurosains yang berfokus pada keterkaitan antara fungsi otak dan aktivitas kognitif.,
antara lain:
1) Michael Gazzaniga
Michael Gazzaniga adalah seorang ahli neurosains terkenal yang telah
memberikan kontribusi besar dalam bidang teori neurofungsional. Ia
mengemukakan bahwa otak adalah organ yang penting dalam memahami proses
kognitif, dan bahwa pemahaman tentang fungsi otak adalah kunci untuk
memahami proses mental.
2) Karl Friston
Karl Friston adalah seorang ilmuwan neurokognitif yang mengembangkan terori
neurofungsional yang dikenal sebagai "teori. neurokomputasi bebas energi"
(free energy neurocomputational theory). Teorinya menekankan peran kunci
bayesisme dan optimasi dalam pemahaman otak dan kognisi.
3) Antonio Damasio
Antonio Damasio adalah seorang neurologis dan ahli dalam bidang
neurosains emosional. Ia telah mengembangkan teori yang menyoroti hubungan
antara proses neurologis dan pengalaman emosional, yang juga merupakan
bagian penting dari teori neurofungsional.
4) Alvaro Pascual-Leone
Seorang ahli dalam bidang neuropsikologi, Alvaro Pascual-Leone telah
melakukan penelitian dalam pemahaman koneksi antara otak dan fungsi
kognitif, terutama dalam konteks pembelajaran dan plasticitas otak.
5) Daniel Dennett
Daniel Dennett adalah seorang filsuf yang juga memiliki minat dalam
neurosains kognitif. Ia mengemukakan pandangan bahwa teori neurofungsional
membantu menjelaskan asal mula kesadaran dan intensionalitas dalam pikiran
manusia.

2.4 Pendapat Para Ahli Mengenai Teori Interlanguage


Teori Antarbahasa (Interlanguage Theory) adalah sebuah konsep dalam
bidang linguistik dan pembelajaran bahasa kedua yang menggambarkan tahapan

11
perkembangan bahasa kedua seseorang yang belajar bahasa asing. Berikut adalah
beberapa pendapat dari para ahli terkenal:
1) Larry Selinker
Sebagai pencetus teori Interbahasa, Larry Selinker menganggap bahwa
interbahasa adalah tahap perkembangan bahasa kedua yang khas, yang tidak
dapat dijelaskan oleh bahasa pertama atau bahasa kedua secara tegas. Ia
menekankan bahwa interbahasa adalah konsep yang penting untuk memahami
perjalanan individu dalam mempelajari bahasa kedua.
2) Stephen Krashen
Stephen Krashen adalah seorang ahli dalam bidang linguistik dan
pendidikan bahasa. Ia telah menyumbangkan pandangan bahwa pemahaman dan
penerimaan (input) yang relevan dan memiliki signifikansi sosial adalah kunci
dalam perkembangan interbahasa yang baik. Ia juga mengemukakan konsep
“affective filter” yang menggambarkan pengaruh emosi dan motivasi terhadap
pembelajaran bahasa kedua.
3) Rod Ellis
Rod Ellis adalah seorang ahli dalam bidang pembelajaran bahasa kedua.
Ia mengemukakan bahwa teori interbahasa memiliki relevansi penting dalam
pendidikan bahasa kedua, terutama dalam perencanaan pembelajaran dan
pemahaman mengenai kesalahan yang dibuat oleh pembelajar.
4) Vivian Cook
Vivian Cook adalah seorang ahli dalam bidang psikolinguistik dan
bahasa kedua. Ia menekankan pentingnya konteks sosial dan variabilitas dalam
perkembangan interbahasa. Cook menganggap bahwa faktor-faktor seperti
komunikasi sosial, motivasi, dan persepsi individu memengaruhi interbahasa.

5) Merrill Swain
Merrill Swain adalah seorang ahli dalam bidang linguistik dan
pendidikan. Ia telah mengemukakan konsep "Output Hypothesis," yang
mengatakan bahwa memproduksi bahasa (output) dalam situasi pembelajaran
dapat membantu memperbaiki interbahasa dan membantu siswa mengatasi
masalah bahasa kedua mereka

12
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa
Adapun beberapa poiin yang menjadi faktor mendasar pada sebuah
kegiatan pemerolehan Bahasa (terutama Bahasa kedua), yakni sebagai berikut:
1. Faktor Alami
Menurut Chomsky (1975), yang dimaksudkan di sini adalah setiap anak
lahir dengan seperangkat prosedur dan aturan bahasa yang dinamakan
Chomsky, Language Acquisition Divice (LAD). Potensi dasar itu akan
berkembang secara maksimal setelah mendapat stimulus dari lingkungan.
Proses pemerolehan melalui piranti ini sifatnya alamiah. Karena sifatnya
alamiah, maka kendatipun anak tidak dirangsang untuk mendapatkan
bahasa, anak tersebut akan mampu menerima apa yang terjadi di sekitarnya.
2. Faktor Perkembangan Kognitif
Ginn dalam Hutabarat (2011) mengartikan kognitif sebagai sesuatu yang
berkaitan dengan pengenalan berdasarkan intelektual dan merupakan sarana
pengungkapan pikiran, ide, dan gagasan. Hubungannnya dengan
mempelajari bahasa adalah kognitif memiliki keterkaitan dengan
pemerolehan bahasa seseorang.
3. Faktor Latarbelakang Sosial
Latar belakang sosial mencakup struktur keluarga, afiliasi kelompok sosial,
dan lingkungan budaya memungkinkan terjadinya perbedaan serius dalam
pemerolehan bahasa anak (Vygotsky dalam Hutabarat, 2011). Anak yang
berasal dari golongan status sosial ekonomi rendah rnenunjukkan
perkembangan kosakatanya lebih sedikit sesuai dengan keadaan
keluarganya. Pun demikian sebaliknya.
4. Faktor Usia
Ellis menyimpulkan bahwa: Usia dini tidak mempengaruhi rute
pemerolehan bahasa kedua. Meskipun terdapat perbedaan dalam usaha
pemerolehan, tetapi hal tersebut 20 bukanlah hasil dari usia tersebut. Usia
dini mempengaruhi kecepatan pembelajaran.13

13
Nita Rustanti, Andi Anis Tahara, op.cit.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori Neurofungsional merupakan salah satu dari tujuh teori yang dikemukakan
oleh Rod Ellis yangmana menyatakan bahwasannya teori ini merupakan bagian dari
Secondary Language Acquisition (Proses Belajar Bahasa Kedua).
Adapun dari teori tersebut muncul 2 (dua) poin urgensi hirarkis yang patut
digarisbawahi, yakni: Hirarkis Komunikasi dan Hirarkis Kognitif. Yangmana keduanya
bersifat mutlak dan memiliki keterkaitan satu dan lainnya.
Secara umum, bagian yang memiliki peranan paling penting dalam
memprogram Bahasa dalam otak manusia ialah bagian sebelah kiri (hemisfir kiri),
berdasarkan banyaknya pendapat serta penelitian para ahli.
Teori Interlanguage (antarbahasa), merupakan sistem linguistik yang digunakan
oleh pembelajar bahasa kedua atau bahasa asing yang sedang dipelajari. Tiga faktor utama
yang mempengaruhi pembentukan interlanguage dalam diri pembelajar yaitu transfer
bahasa (language transfer), overgeneralisation, dan penyederhanaan (simplification).

3.2 Saran
Pemakalah menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kekhilafan oleh karena itu, kepada para pembaca kami mengharapkan saran dan kritik ataupun
tegur sapa yang sifatnya membangun akan diterima dengan senang hati demi kesempurnaan
makalah selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Budianingsih Tri, “Peran Neurolingiustik dalam Pengajaran Bahasa”, dalam Jurnal


Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora, Vol .3, No. 2, September 2015.
Editor 123Dok, “Teori Kemampuan Bahasa Kedua: Dasar-dasar Psikolingustik”,
https://123dok.com/article/teori-kemampuanan-bahasa-kedua-psikolinguistik-
dasar-dasar-diterbitkan.zg90l56q (diakses pada 30 Oktober 2023).
Editor Sam,“Teori Pemerolehan Bahasa Kedua”,
https://samdeviadiyatno.blogspot.com/2014/10/teori-pemerolehan-bahasa-ke-
dua.html (diakses 29 Oktober 2023).
Harras Khalid dan Bachari, Dutha Andika “Dasar-Dasar Psikolinguistik”, dalam
kerjasama antara Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra FPBS dan UPI
PRESS, Bandung, Februari 2009.
Editor Yubrain, “Definisi dan Contoh Interlanguage”,
https://www.yubrain.com/id/sastra/apa-interlenguaje/ (diakses pada 29 Oktober
2023).
Nordquist Richard, “Definisi dan Contoh Interlanguage”,
https://ms.eferrit.com/definisi-dan-contoh-interlanguage/ (diakses pada 29
Oktober 2023).
Rustanti Nita dan Thahira, Anis Andi “Analisis Pemerolehan Bahasa Kedua Pada
Para Pedagang Di Kawasan Candi Borobudur”, dalam Textura Journal,
vol.2 No. 02 Desember 2021.

15

Anda mungkin juga menyukai