Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Tugas
Mata Kuliah Balaghah
80400222017
Dosen Pengampu:
Assalaamu’alaikumWarahmatullaahiWabarakaatuhu
Wata’ala, atas berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini yang insya Allah sesuai dengan yang diharapkan.
mata kuliah balaghah. Dalam penyusunan makalah ini, dengan tulus ikhlas penulis
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ....................................................................................... 15
B. Saran .................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahasa untuk digunakan dalam pembicaraan dan tulisan. Ilmu balagah penting
balagah karena al-Qur’an sebagai kitab pegangan umat Islam menjadikan para
pakar bahasa Arab untuk mengonsep berbagai macam pengetahuan yang dapat
sisi-sisi keindahannya.
Ilmu balagah memiliki tiga fokus pembahasan yaitu ilmu ma’ani, bayan,
dan badi’. Ilmu ma’ani membahas tentang cara berbahasa sesuai dengan konteks
atau tuntutan keadaan saat ia berbicara sementara ilmu bayan membahas tentang
ide-ide, gagasan, atau maksud dan tujuan dengan bahasa yang indah dan menarik
dan ilmu badi’ membahasa tentang hal-hal yang dapat memperindah sebuah bahasa,
Ilmu ma’ani secara garis besar memiliki beberapa objek kajian yaitu
kalam khabar, insya’, qashr, fashal, washal, ijaz, ithnab, dan musawah. Dari
beberapa objek kajian ilmu ma’ani tersebut tidak semua akan di bahas dalam
makalah ini karena pembahasannya terlalu banyak dan luas sehingga fokus pada
1
2
makalah ini adalah kalam khabar, dengan harapan dapat memberikan pengetahuan
dan pemahaman kepada pembaca dan terutama untuk penulis itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMABAHASAN
pembahasan ilmu ma’ani. Kalam khabar secara bahasa dapat diartikan sebagai
ُُُُفَإُ حُنُُ َُكا َُن ُال َُكلَُرُم ُ رُم ُطَابُقُاُلُلحَُُواقُ ُعُُ َُكا َُن ُُقَائُلُه،ُصُادُقُ ُفُحُيهُ ُأَُحُوُُ َكُاذُب
َ ُالُ ُلُ َقُائُلُهُ ُإُنُ ُهر
اُيَصُحُ ُأَُ حُن ُيُر َُق ر
ُ اخلََُبر ُ َُم
ُ َُف
2
ُُوإُ حنُُ َكُا َُنُغَُ حُيرُ رُم ُطَابُقُُلَُهرُُ َُكا َُنُُقَائُُلرُهرُُ َُكاذُب،ا
َُ ُصادُق
َُ
Artinya
“Khabar adalah kalimat yang ucapannya dapat dikatakan sebagai orang
yang benar atau dusta. Apabila kalimat itu sesuai dengan kenyataan maka
ucapannya itu benar dan apabila kalimat itu tidak sesuai dengan kenyataan
maka kalimat itu adalah dusta”.
ُ.3ُأوُسلحُبُا
َُ ُُإجياب،ضُ رمُحُو ُنَاُإُخبارُُعنُأَُحُمرُُما
ُُفَ َُم ح،علىُخُ َُبُ َُما
َ ُُملت
ُوهيُاجلملةُاليتُاشتَ ح،اجلملةُاخلبية
ُ
Artinya
“Kalimat khbariyah adalah kalimat yang memuat suatu berita, isinya berupa
berita tentang suatu hal, baik positif maupun negatif”.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa kalam khabar adalah suatu
ucapan yang memiliki kemungkinan benar dan bohong tanpa menghiraukan orang
3
4
dibuktikan atau dapat ditentang, maknanya tidak bergantung pada orang yang
menyampaikan khabar dan termasuk dalam khabar adalah janji dan ancaman4.
Kalam khabar terdiri atas dua unsur yaitu mahkum alaih dan mahkum bih,
unsur pertama disebut dengan musnad ilaih sementara unsur kedua disebut dengan
ُللارُ َُوَُماُُقَدَُُرا
ُ ُضى َُ َُ ُبَاُُق ُ ُاهَا ُالحُرَُمانُُ َحُمَُر ر
ُقَُُو ح ُالرُحز ر
ُ
ُالَ ُازمُُُأَ حُنُُيَ ح
ُص َُبا ُجنُ ُهرُ ح
ُُُفَ ر ص حُبُإُذَُاُالدُ حُه رُرُنَُُبَاُنَُحبَُُوُةُُفَا ح
“Datang dan terhentinya rezeki itu ditentukan oleh keputusan dan kekuasaan
Allah. Oleh karena itu, bersabarlah bila waktu menimpakan bencana
kepadamu, karena perisai rang yang teguh hati adalah dengan bersabar”
Penyampaian sebuah khabar pada dasarnya dapat berupa jumlah ismiah dan
disampaikan memiliki makna tetap atau tetapnya musnad (khabar) bagi musnad
ilaih (mubtada). Namun kadang kala jumlah ismiah memiliki makna yang berbeda
atau memiliki maksud lain selain dari makna awalnya6 seperti perkataan yang
jumlah fi’liah7, sedangkan jika suatu berita disampaikan dalam jumlah fi’liyah
fa’il9, isim kana, isim inna, maf’ul awwal (zanna dan saudaranya) sementara yang
dapat menjadi musnad adalah fi’il, khabar mubtada, khabar kaana dan khabar
penggunaannya yaitu11:
ُأنُُالنيبُالُك ُذبُُُأنُُُابنُعبدُاملطالب
“Saya adalah Nabi tidak mungkin berbohong, saya anak Abdul Muthalib”
2. Isim ‘alam, tujuannya untuk memberikan nama khusus agar berbeda dengan
yang lain dan memunculkan makna dalam hari para pendengar, contoh QS.
al-Baqarah/2: 127
7
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah, h. 139.
8
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah, h. 146.
9
Abdul Aziz bin Ali al-Harabi, al-Balagah al-Muyassarah (Cet. II; Bairut: Dar Ibnu hizam,
2011), h. 25
10
Haniah, Al-Balagah al-Arabiyyah (Studi Ilmu Ma’ani dalam Menyingkap Pesan Ilahi)
(Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2013), h. 86.
11
Abdul Aziz bin Ali al-Harabi, al-Balagah al-Muyassarah, h. 27
6
َْ َ َ َّ َّ ْ َ َ َ َّ ُ
َّ ك ا ْن َت َْ َ َْ َ ْ
١٢٧ الس ِم ْي ُع الع ِل ْي ُم َواِ ذ َي ْرف ُع ِا ْب ٰر ٖه ُم الق َو ِاعد ِم َن الب ْي ِت َواِ ْس ٰم ِع ْيل َربنا تقَّبل ِمنا ِان
Terjemahnya
“dan (Ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama
Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
3. Isim isyarah, tujuannya untuk merendahkan apabila menggunakan kata
engkau untuk membunuhmu. Maka, (lekaslah engkau) keluar (dari kota ini).
Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat
kepadamu.”
6. Mendahulukan dan mengakhirkan, salah satu tujuannya untuk ikhtishash13
pengkhususan.
dikenali
3. Musnad dalam keadaan nakirah karena tidak ada hal yang dapat
mema’rifakan
musnad dalam bentuk jumlah fi’liah maka makna yang terkandung terikat
waktu sementara jika dalam jumlah ismiah maka makna yang terkandung
tersampaikan kelawan bicara, secara garis besar kalam khbari memiliki dua tujuan
13
Haniah, Al-Balagah al-Arabiyyah (Studi Ilmu Ma’ani dalam Menyingkap Pesan Ilahi),
h. 182.
Haniah, Al-Balagah al-Arabiyyah (Studi Ilmu Ma’ani dalam Menyingkap Pesan Ilahi),
14
h. 101-103.
8
1. Faidah al-Khabar
ُ،ُشَُرُةَُ َُسُنَة
ُثُ َعُ ح
َُ َل
ُ َامُ ُبَكُ ُةَُُث
َُ َُوُأَُق،
َُ يَُ الَُحرُبَعُ ح
ُُوُأرحُوحُ َُيُإُُلَحُيهُُفُُسُنُُ ح،
َُ رُولُ َُدُالنيبُُصليُللاُعليهُوسلمُ َُع َُامُاُلحفُحُي رُل
.16شُرا
َُُوبُُلح َمُ ُديحُُنَةُُ َُع ح
Artinya
“Nabi Muhammad dilahirkan pada tahun Gajah, diturunkan wahyu
kepadanya pada ketika beliau berumur empat puluh tahun. Beliau bermukim
di Mekkah selama 13 Tahun dan di Madinah 10 Tahun”.
2. Lazim al-Faidah
hukum yang terkandung di dalamnya akan tetapi lawan bicara telah mengetahui
disampaikan lawan bicara akan tetapi kalam khabar juga dapat memiliki maksud
lain seperti:
15
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah, h. 146.
16
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah, h. 144.
17
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah, h. 147.
18
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah, h. 144.
Al-Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Jawahir al-Balagah fi al-Ma’ani wa al-Bayan wa al-
19
Badi’, h. 56.
20
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah,, h. 144.
9
36
ٰ ْ ُ ْ َ َ َّ َْ ْ َ َ َ َ ْ َ ُ ّٰ َ ٰ ْ ُ َ ُ ْ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ َّ َ َ
٣٦ ۚاّٰلل اعل ُم ِبما َوضعت َولي َس الذك ُر كالانثى فلما َوضعت َها قالت َر ِب ِاِني وضعتهآ انثى و
Terjemahnya
“Ketika melahirkannya, dia berkata, “Wahai Tuhanku, aku telah melahirkan
anak perempuan.” Padahal, Allah lebih tahu apa yang dia (istri Imran)
lahirkan. “Laki-laki tidak sama dengan perempuan”
6. Al-Fakhr bermaksud untuk sombong, contoh sebagaimana dalam syair yang
mengatakan
22
ُسابُ حُمُأَُ َُنُأَُحُوُمُُثحلُي
َُ أَُ َُنُاُلح َقُائُ رُدُا حُلَامُيُالذُ َُم َارُُ َُوإُ ُّنَاُيُر َُدافُ رُعُ َُع حنُُأَُ حُح
Artinya
“Saya adalah pemimpin yang melindungi al-Zumar, dan sesungguhnya
satu-satunya orang yang dapat membela mereka adalah saya atau orang
seperti saya”
7. Menghimbau untuk tetap dan berusaha contohnya perkataan Thahir bin Al-
23
ُيُو َُج حل
َُ َتُ َُعُل
ُاُم حنُُُيَبُحُي ر
َُ اُوُلَكُ حُنُأَُ رُخ حُوُ َُه
َُ ُتُ َُنئُم
َُ اجاتُُ َُم حنُُ َُب
َُ سُأَُ رُخوُا حُل
َُ َُوُلَحُي
Artinya
“orang yang banyak kebutuhan itu bukanlah orang yang sepanjang malam
tidur nyenyak. Akan tetapi orang yang punya kebutuhan adalah orang yang
sepanjang malam dalam ketakutan”
21
Al-Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Jawahir al-Balagah fi al-Ma’ani wa al-Bayan wa al-Badi’,
h. 56.
Abdu al-Rahman Hasan Habannah al-Mairani, al-Balagah al-Arabiyah (ususuha wa
22
khabar ada empat belas di antaranya ada beberapa yang sama dengan yang telah
8. Al-Tadzkir (mengingatkan)
9. Al-Wa’dzhu (menasihati)
11. Seseorang yang mengetahui berita itu, boleh jadi kedudukannya sama
dengan orang yang tidak mengetahuinya, karena dia tidak bertindak sesuai
dengan pengetahuannya.
12. Dapat dimaksudkan untuk memberitahukan kepada orang lain selain orang
yang disapa
ُاللهمُأنتُخالقُالسماواتُوالرض
14. Al-Taubikh (teguran) contoh QS. al-Taubah/9: 25
َ ُ ْ َ ُْ ُ ُ ُ َ ُ َُْ ُ َْ َ َ ٰ
٣٥ هذا َما كنزت ْم ِلانف ِسك ْم فذ ْوق ْوا َما كنت ْم تك ِنز ْون...
Terjemahnya
“Inilah apa (harta) yang dahulu kamu simpan untuk dirimu sendiri (tidak
diinfakkan). Maka, rasakanlah (akibat dari) apa yang selama ini kamu
simpan.”
15. Al-Farhu (kegembiraan) 24 contoh QS. al-Zumar/39: 74
َّ ّٰ ُ َ ْ
َ ٰ ْ ْ َ ْ َ َ َ ُ ْ َ ََّ ْ ُ ََ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ُ َ
ّٰلل ال ِذ ْي صدقنا َوعد ٗه َوا ْو َرثنا الا ْرض نت َبَّوا ِم َن الجن ِة حيث نشا ُۤءۚف ِنع َم اج ُر الع ِم ِل ْين
ِ ِ َوقالوا الح ْمد
٧٤
Terjemahnya
“Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya
dan mewariskan bumi (di akhirat) ini kepada kami sehingga dapat
menempati surga sesuai dengan kehendak kami.” (Surga adalah) sebaik-
baik balasan bagi orang-orang yang beramal (saleh)”.
1. Kalam Ibtida’i
Kalam thalabi terjadi apabila lawan bicara ragu terhadap informasi yang
kalimat wajib disertai penguat dengan satu penguat atau lebih sesuai dengan
25
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah, h. 155.
26
Abdul Aziz bin Ali al-Harabi, al-Balagah al-Muyassarah, h. 24
12
َ ُ َ ُ َ َّ َ ْ َ ُّ ُ َ
١٦ قال ْوا َربنا َيعل ُم ِانآ ِال ْيك ْم ل ُم ْر َسل ْون
Terjemahnya
“Mereka (para rasul) berkata, “Tuhan kami mengetahui bahwa
sesungguhnya kami benar-benar para utusan(-Nya) kepadamu”.
Sebagai catatan bahwa penggunaan huruf taukid dalam kalam khabar
memiliki banyak macam di antaranya inna, anna, huruf qasam, lam ibtida’i, nun
taukid, huruf tanbih, huruf zaidah, qad, dan amma as-Syarthiyah27. Berdasarkan
khabari tergantung pada lawan bicara apakah ia menerima, ragu atau bahkan
menolak.
Ketentuan lahiriah kalam khabar ada tiga yaitu, (1) Khabar disampaikan ke
lawan bicara tanpa menggunakan huruf taukid karena lawan bicara menerima
menggunakan huruf taukid karena lawan bicara tampak ragu dan (3) Khabar
disampaikan dengan harus menyertakan huruf taukid karena lawan bicara secara
nyata ingkar terhadap informasi yang disampaikan. Namun kadang kala kalam
khabar berbeda dengan ketentuan aslinya disebabkan oleh beberapa hal yaitu,
27
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah, h. 156.
13
yang disampaikan akan tetapi namun apabila dihadirkan bukti atau dalil
ُ ْ َّ ُ ٰ ْ َّ َ ُ َّ َ ٰ َ ٌ َّ ٌ ٰ ْ ُ ُ ٰ َ
١٦٣ ࣖ احدۚ لا ِٓاله ِالا هو الرحمن الر ِحيم
ِ واِ لهكم ِاله و
Terjemahnya
“Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada tuhan selain Dia
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
Sementara dalam kitab al-Balagah al-Arabiyah penyimpangan makna
28
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah, h. 164-165.
14
3. Kalam khabar dalam bentuk doa atau harapan29 seperti dalam firman Allah
Q.S Yusuf/12: 92
َ ُ َ ّٰ ْ ُ
َ
٩٢ الر ِح ِم ْين ُ َق َال َلا َت ْثر ْي َب َع َل ْيك ُم ال َي ْو َم َي ْغف ُر
ّٰ اّٰلل لك ْمۖ َو ُه َو ا ْر َح ُم
ِ ِ
Terjemahnya
“Dia (Yusuf) berkata, “Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu,
mudah-mudahan Allah mengampuni kamu. Dia Maha Penyayang di antara
para penyayang”.
Kalam khabar sebagaimana yang telah dipaparkan menunjukkan bahwa ada
beberapa kondisi yang menyebabkan kalam khabar keluar dari ketentuan awalnya
tapi dianggap ingkar, masuk dalam golongan ingkar tapi akan hilang keingkarannya
jika di tunjukkan bukti-bukti dan kadang kala kalam khabar di dalamnya tersirat
29
Abdu al-Rahman Hasan Habannah al-Mairani, al-Balagah al-Arabiyah (ususuha wa
‘ulumuha wa fununuha), h. 175-177.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kalam khabar adalah berita yang disampaikan kepada lawan bicara yang
dapat berupa kebenaran dan kebohongan
2. Tujuan kalam khabar umumnya ada dua yaitu faidah al-khabar dan lazim
al-faidah namun bisa juga memiliki tujuan lain seperti al-istirham, al-
dha’fi, al-tahassur, al-fakhr, al-tadzkir, al-wa’dzhu, al-syatimah, al-madhu
wa al-tsanaau, al-tabikh, al-farhu, himbauan untuk terus berusaha,
kedudukan informan sama dengan penerima informasi karena perbuatannya
dan pemberitahuan kepada orang lain selain orang yang disapa
3. Macam kalam khabar ada tiga yaitu kalam ibtida’i, kalam thalabi dan kalam
inkari
4. Kalam khabar yang keluar dari ketentuan awalnya ada enam yaitu
mukhatab yang ragu dengan informasi karena di dahului suatu hukum,
mukhatab termasuk ingkar karena ada beberapa tanda pengingkaran,
mukhatab termasuk golongan ingkar namun apabila ada bukti maka
keingkarannya akan hilang, kalam khabar yang bersifat perintah, larangan
dan doa
B. Saran
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan penulis berharap pembahasan kalam
khabar memberikan wawasan untuk memahami kalam khabar dan pembahasan
tersebut tidak hanya sampai di sini saja akan tetapi bisa dikembangkan lagi untuk
menambah khazanah tentang ilmu balagah khususnya ilmu ma’ani serta jika ada
masukan dari pembaca baik itu dalam penulisan maupun isi materi, akan kami
terima dengan sangat baik untuk penulisan-penulisan ke depannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Jarimi , Ali dan Mushthafah Amin. al- Balagah al-Wadhihah. t.t. Dar al-Ma’arif, 1999.
Haniah. Al-Balagah al-Arabiyyah (Studi Ilmu Ma’ani dalam Menyingkap Pesan Ilahi). Cet.
Harabi, Abdul Aziz bin Ali. al-Balagah al-Muyassarah. Cet. II; Bairut: Dar Ibnu hizam,
2011.
16