Anda di halaman 1dari 16

KESEHATAN

REPRODUKSI
KELUARGA

Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm.


BIMTEK SUSCATIN
GAMBARAN, TUJUAN, POKOK BAHASAN
GAMBARAN UMUM:
Kesehatan Reproduksi merupakan salah satu pilar keluarga sakinah yang turut
menentukan kebahagiaan dan masa depan keluarga. Apabila terganggu, maka kehidupan
keluarga dapat mengalami masalah, bahkan jika sampai terjadi kematian maka
bangunan keluarga terancam koyak. Oleh karenanya, sejak dini para calon pengantin
perlu dibekali pengetahuan tentang kesehatan reproduksi keluarga, dan relasi hubungan
seksual dalam Islam sehingga setara dan bermartabat. Dengan demikian, calon pengantin
sama-sama memahami bahwa tanggung jawab kesehatan reproduksi keluarga merupakan
tanggung jawab bersama.

TUJUAN
 Peserta mampu memahami konsep Kesehatan Reproduksi keluarga
 Peserta Memiliki keterampilan untuk mendiskusikan hal-hal terkait kesehatan
reproduksi secara terbuka dengan calon suami/ istrinya,

POKOK BAHASAN
 Perbedaan organ, fungsi, masa, dan dampak reproduksi pada laki-laki dan perempuan,
 Hak dan Kewajiban Reproduksi laki-laki dan perempuan,
 Keluarga Berencana,
 Tuntunan Islam terkait Masa Reproduksi dan KB.

 
METODE, MEDIA, WAKTU

METODE : curah pendapat, ceramah dan tanya


jawab, diskusi berpasangan, diskusi kelompok,
presentasi, bermain bola.

MEDIA: Gambar organ reproduksi perempuan dan


laki-laki, Kertas flipchart, Kertas Metaplan,
Kertas HVS, Spidol besar, Spidol kecil, Pena, LCD,
Laptop, Bola.

WAKTU: 120 menit


LANGKAH-1
PERBEDAAN ORGAN, FUNGSI, MASA, DAN DAMPAK
REPRODUKSI PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

1. Curah gagasan tentang makna sehat, dan


kesehatan reproduksi, meliputi fisik,
mental, finansial, intelektual, sosial,
seksual, spiritual, dll, sehat di dunia dan
akherat.
2. Mendiskusikan perbedaan organ, fungsi,
masa, dan dampak reproduksi laki-laki dan
perempuan.
3. Memaknai dan menyikapi perbedaan
tersebut dengan arif
REPRODUKSI ORGAN FUNGSI MASA DAMPAK

LAKI-LAKI -penis -mimpi basah -5 menit 


-kantong sperma -hubungan seksual -9 menit 
-Sperma

PEREMPUAN -vagina -menstruasi -1 minggu  


-indung telur -hubungan seks -9 menit  
-sel telur -hamil -9 bulan  
-rahim -melahirkan -1 hari  
-payudara berproduksi -nifas -1-60 hari  
-menyusui -2 tahun  
LANGKAH-2
KEWAJIBAN DAN HAK REPRODUKSI

 Diskusi Kelompok Khusus Laki dan Khusus Perempuan:


1. Siapakah yang pada umumnya memegang kendali atas
terjadinya hubungan seksual suami dan istri?
Bagaimana seharusnya? Mengapa?
2. Apakah suami-istri pada umumnya merencanakan
kapan akan hamil, berapa jumlah anak, dan jarak
antar kehamilan? Bagaimana seharusnya? Mengapa?
3. Jika melihat perbedaan organ, fungsi, masa, dan
dampak reproduksi antara laki-laki dan perempuan,
siapakah yang paling penting untuk ditanya berapa kali
akan hamil (jumlah anak), dan kapan akan hamil
(jarak antar anak)? Mengapa?
 Presentasi Kelompok
KELUARGA BERENCANA
 Keluarga Berencana: siklus menstruasi dan
kehamilan, definisi KB (tindakan untuk (1)
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
(2) mendapatkan kelahiran yang diinginkan, (3)
mengatur interval di antara kelahiran, (4)
mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami dan istri, (5)
menetukan jumlah anak dalam keluarga), jenis
alat kontrasepsi dan pertimbangan memilihnya.
 Kaitkan dengan organ, fungsi, masa, dan
dampak reproduksi pada perempuan sehingga
alat kontrasepsi sebaiknya suami yang
memakainya.
LANGKAH-3:
TUNTUNAN ISLAM TTG MENSTRUASI

‫وه َّن َحتّ َى يـَ ْط ُه ْر َن َفِإ َذا‬


ُ ُ‫يض َول َا تَقْ َرب‬ ِ ‫اء ِفي ال َْم ِح‬ ْ ‫يض ُق ْلـ ُه َو َأذًى ف‬
َ ‫َاعتَ ِزل ُوا ال ِن ّ َس‬ ِ ‫ع ِن ال َْم ِح‬َ ‫َوي َ ْسَأل ُونـَ َك‬
]222/‫ين [البقرة‬ َ ‫ب ال ُْمتَ َط ِ ّه ِر‬ُّ ‫ين َوي ُ ِح‬
َ ‫بـ التّ ََّوا ِبـ‬ُّ ‫ث َأ َم َرك ُُم الل َّ ُه ِإ َّن الل َّ َه ي ُ ِح‬ ُ ُ‫تَ َط َّه ْر َن َفْأت‬
ُ ْ ‫وه َّنـ ِم ْنـ َحي‬

Sejarah: Tabu menstruasi dan sebaliknya hubungan seks saat


.menstruasi
:Tuntunan Islam
1. Memandang secara simpatik bahwa menstruasi bisa menimbulkan rasa
sakit (adza), bukan cara pandang merendahkan,
2. Memberikan waktu istirahat pada perempuan untuk mengatasi rasa
sakitnya (fa’tazilun nisa’a fil-mahidl),
3. Melarang hubungan seksual dengan istri selama menstruasi,
4. Membolehkan hubungan seksual setelah selesai menstruasi dengan
cara-cara yang diperbolehkan oleh Allah (dengan cara yang
bermartabat: misalnya dengan kerelaan, sopan, dan tidak melalui
anus),
5. Allah mencintai orang yang bertaubat jika melakukan kesalahan dan
orang-orang yang membersihkan diri setelah kotor,
‫‪TUNTUNAN ISLAM‬‬
‫‪TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL‬‬
‫اس لَك ُْم َوَأنْتُ ْم لِبَا ٌسـ‬ ‫َ‬ ‫ب‬‫ِ‬ ‫ل‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫ّ‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫ُم‬ ‫ك‬ ‫ِئ‬‫ا‬ ‫س‬ ‫ِ‬
‫ن‬ ‫َى‬ ‫ل‬ ‫ِإ‬ ‫ث‬‫ُ‬ ‫ف‬
‫َ‬ ‫الر‬
‫َ‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ا‬‫َ‬ ‫ي‬ ‫ِ‬
‫الص‬
‫ّ‬ ‫ة‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ْ‬ ‫َي‬ ‫ل‬ ‫ُم‬ ‫ك‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫َ‬
‫ل‬ ‫ّ‬ ‫ِ‬
‫ح‬ ‫ُأ‬ ‫‪‬‬
‫ٌ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫ْ‬
‫عنْك ُْم‬‫ع َفا َ‬ ‫عل َيْك ُْم َو َ‬‫اب َ‬ ‫ختَان ُ َ َأ‬ ‫علِ َم الل ّ َ ُه َأنَّك ُْم كُنْتُ ْم تَ ْ‬ ‫ل َُه ّ َن َ‬
‫ون ن ْ ُف َسك ُْم َفتَ َ‬
‫اش َربُوا َحتَّى يَتَبَيّ َ َن لَك ُُم‬ ‫ب الل ّ َ ُه لَك ُْم َوكُل ُوا َو ْ‬ ‫وه ّ َن َوابْتَ ُغوا َما كَتَ َ‬ ‫اش ُر ُ‬ ‫ْآن بَ ِ‬‫َفال َ‬
‫الصيَا َم ِإ ل َى اللَّيْ ِل‬ ‫ج ِر ثُ ّمَ َأ ِت ُّموا ِّ‬ ‫ال َْخيْ ُط الَْأبْيَ ُض ِم َن ال َْخيْ ِط الَْأ ْس َو ِد ِم َن ال ْ َف ْ‬
‫وها‬ ‫ود الل ّ َ ِه َفل َا تَ ْق َربُ َ‬
‫ون ِفي ال َْم َساجِ ِد ِتل َْك ُح ُد ُ‬ ‫عا ِك ُف َ‬‫وه ّ َن َوَأنْتُ ْم َ‬ ‫اش ُر ُ‬ ‫َول َا تُبَ ِ‬
‫ون [البقرة‪]187/‬‬ ‫ك َ َذلِ َك يُبَ ِيّ ُن الل ّ َ ُه آيَا ِت ِه لِلن ّ َِاس ل ََعل ّ َ ُه ْم يَتّ َ ُق َ‬
‫ث لَك ُْم َفْأتُوا َح ْرثَك ُْم َأن َّى ِشْئتُ ْم َو َق ِ ّد ُموا لَِأن ْ ُف ِسك ُْم َواتّ َ ُقوا الل ّ َ َه‬ ‫ِن َساُؤ ك ُْم َح ْر ٌ‬ ‫‪‬‬
‫ين [البقرة‪]223/‬‬ ‫ُوه َوبَ ِ ّش ِر ال ُْمْؤ ِم ِن َ‬ ‫اعل َُموا َأنَّك ُْم ُمل َاق ُ‬ ‫َو ْ‬
1. Suami dan istri ibarat pakaian bagi pasangannya,
yang berarti hubungan seksual mesti sama-sama
berfungsi bagi keduanya sebagaimana pakaian, yaitu
saling melindungi dari kuman, rasa dingin, dan hal
buruk lainnya, dan memperindah,
2. Istri ibarat ladang bagi suami yang berarti sesuatu
yang sangat berharga, mesti dijaga dari segala
gangguan dengan baik, dirawat dengan penuh kasih,
agar bisa melahirkan generasi yang berkualitas,
3. Bolehnya berhubungan seksual ketika malam hari
bulan Ramadhan, dan larangan berhubungan seksual
saat i’tikaf di masjid,
4. Perintah cara-cara baik dalam berhubungan seksual,
dan peringatan adanya kaitan antara perilaku seksual
dengan suami atau istri dengan ketaqwaan pada Allah
dan kelak hal ini akan dipertanggungjawabkan ketika
bertemu dengan-Nya,
TUNTUNAN ISLAM TENTANG HAMIL DAN MELAHIRKAN

‫ون‬َ ُ‫ان ِب َوالِ َديْ ِه ِإ ْح َسانًا َح َملَتْ ُه ُأ ُّم ُه ك ُْر ًها َو َو َض َعتْ ُه ك ُْر ًها َو َح ْمل ُُه َو ِف َصال ُُه ثَل َاث‬ َ ‫َو َو ّ َصيْنَا الِْإن ْ َس‬
‫ع ِني َأ ْن َأ ْشك َُر ِن ْع َمتَ َك ال ّ َ ِتي‬ ْ ‫ب َأ ْو ِز‬
ّ ِ ‫ال َر‬ َ ‫ين َسن َ ًة َق‬ َ ‫َش ْه ًرا َحتَّى ِإ َذا بَل ََغ َأ ُش َّد ُه َوبَل ََغ َأ ْربَ ِع‬
‫ت‬ُ ْ‫اه َوَأ ْصلِ ْح لِي ذ ِ ُّري َّ ِتي ِإ ِن ّي تُب‬ ُ ‫حا تَ ْر َض‬ ً ِ‫ع َم َل َصال‬ ْ ‫ت ع ِفي َل ََّي َو َعل َى َوالِ َد ّ َي َوَأ ْن َأ‬ َ ‫َأن ْ َع ْم‬
]15/‫ين [األحقاف‬ َ ‫ِإ ل َي ْ َك َوِإ ِن ّي ِم َن ال ُْم ْسلِ ِم‬
‫اشك ُْر ِلي‬ ْ ‫امي ْ ِن َأ ِن‬ َ ‫عل َى َو ْه ٍن َو ِف َصال ُُه ِفي َع‬ َ ‫ان ِب َوا ِل َدي ْ ِه َح َملَتْ ُه ُأ ُّم ُه َو ْهنًا‬ َ ‫َو َو َّصيْنَا الِْإن ْ َس‬
]14/‫ير [لقمان‬ ُ ‫َو ِل َوا ِل َدي ْ َك ِإ ل ََّي ال َْم ِص‬

 Perintah untuk berbuat baik pada ayah dan terutama ibu,


 Pandangan simpatik yang melihat hamil dan melahirkan
sebagai sesuatu yang menimbulkan kepayahan (kurhan)
dan keadaan lemah yang berlipat (wahnan ‘ala wahnin),
dan memberi ASI dalam total waktunya 30 bulan,
 Perintah untuk menjadi anak yang pandai berterimakasih
kepada orangtua terutama ibu dan menjadi hamba yang
pandai bersyukur kepada Allah,
‫‪‬‬ ‫ح َن‬ ‫ُوه ّ َن َأ ْن يَن ْ ِك ْ‬‫اء َفبَل َ ْغ َن َأ َجل َُه ّ َن َفل َا تَ ْع ُضل ُ‬ ‫َوِإ َذا َطل ّ َ ْقتُ ُم ال ِن ّ َس َ‬
‫َان ِمنْك ُْم‬ ‫وع ُظ ِب ِه َم ْن ك َ‬ ‫وف َذـلِ َك ي ُ َ‬ ‫اض ْوا بَيْن َ ُه ْم ِبال َْم ْع ُر ِ‬ ‫اج ُه ّ َن ِإ َذا تَ َر َ‬ ‫َأ ْز َو َ‬
‫ْآخ ِر َذلِك ُْم َأ ْزك َى لَك ُْم َوَأ ْط َه ُر َوالل ّ َ ُه ي َ ْعل َُم َوَأنْتُ ْم ل َا‬ ‫يُْؤ ِم ُن ِبالل ّ َ ِه َوال ْيَ ْو ِم ال ِ‬
‫ات ي ُ ْر ِض ْع َن َأ ْول ََاد ُه ّ َن َح ْول َيْ ِن ك َِامل َيْ ِن لِ َم ْن‬ ‫ون (‪َ )232‬وال َْوالِ َد ُ‬ ‫تَ ْعل َُم َ‬
‫وف‬ ‫عل َى ال َْم ْول ُو ِد ل َُه ِر ْزق ُُه ّ َن َو ِك ْس َوتُ ُه ّ َن ِبال َْم ْع ُر ِ‬ ‫اع َة َو َ‬‫الر َض َ‬ ‫َأ َرا َدـ َأ ْن ي ُ ِت ّمَ ّ َ‬
‫ل َا تُكَل ّ َ ُف ن َ ْف ٌس ِإ لَّا ُو ْس َع َها ل َا تُ َض َّ‬
‫ار َوالِ َدةٌ ِب َول َ ِد َها َول َا َم ْول ُودٌـ ل َُه ِب َول َ ِد ِه‬
‫اض ِمن ْ ُه َما َوتَ َش ُاو ٍر‬ ‫ع ْن تَ َر ٍ‬ ‫ادا ِف َصال ًا َ‬ ‫عل َى ال َْو ِار ِث ِمثْ ُل َذلِ َك َفِإ ْن َأ َر َ‬ ‫َو َ‬
‫اح‬‫عل َيْ ِه َما َوِإ ْن َأ َر ْدتُ ْم َأ ْن تَ ْستَ ْر ِض ُعوا َأ ْول ََادك ُْم َفل َا ُجن َ َ‬ ‫اح َ‬ ‫َفل َا ُجن َ َ‬
‫اعل َُموا َأ َّن الل ّ َ َه‬ ‫وف َواتّ َ ُقوا الل ّ َ َه َو ْ‬ ‫عل َيْك ُْم ِإ َذا َسل ّ َ ْمتُ ْم َما آتَيْتُ ْم ِبال َْم ْع ُر ِ‬ ‫َ‬
‫ير [البقرة‪]233 ،232/‬‬ ‫ُون بَ ِص ٌ‬ ‫ِب َما تَ ْع َمل َ‬
 Saran untuk menyempurnakan pemberian ASI hingga genap dua
tahun,
 Kewajiban suami untuk memenuhi kebutuhan istrinya terutama
pada masa memberikan ASI,
 Baik ayah, ibu, maupun anak tidak dibebani kewajiban kecuali
sesuai kemampuannya,
 Larangan anak dan orangtua (ayah-ibu) saling menyengsarakan
satu sama lain,
 Anak bisa disapih sebelum dua tahun atas kerelaan dan
kesepakatan ayah dan ibunya,
 Ayah-ibu bisa mewakilkan pemberian ASI pada perempuan lain
dengan bayaran tertentu,
 Tuntunan ini diiringi dnegan perintah bertaqwa dan peringatan
bahwa Allah selalu menyaksikan, yang bisa dipahami sebag
pesan bahwa kerjasama suami-istri pada masa pemberian ASI
terkait langsung dengan kualitas ketaqwaan mereka,
TUNTUNAN KB
 Jelaskan bahwa metode kontrasepsi tertua adalah ‘azl, yakni
mengeluarkan air mani di luar vagina untuk menghindari kehamilan.
Dalam istilah modern lazim disebut senggama terputus (coitus
interruptus). Hadis tentang azl menjadi dasar para ulama dalam
menentukan hukum menggunakan alat KB, yaitu:
 Madzhab Syafi’i: Boleh (mubah) tetapi tidak etis karena manfaat sperma
tidak difungsikan. Dibenarkan untuk melindungi nyawa istri dari risiko
melahirkan, atau menghiari beban yang berlebih (katsrah al-haraj)
karena kebanyakan anak atau kesulitan ekonomi,
 Madzhab Hanafi : Makruh tanpa seizin istrinya, karena hubungan seksual
yang berakhir dengan ejakulasi adalah penyebab terjadinya pembuahan,
dan perempuan memiliki hak untuk melahirkan anak-anaknya. ‘Azl
mengakibatkan tidak terjadi kehamilan dan kelahiran anak,
 Madzhab Maliki: Seorang laki-laki tidak mempunyai hak untuk melakukan
‘azl dengan istrinya tanpa ada persetujuannya,
 Madzhab Hambali : Azl tanpa alasan adalah makruh tetapi tidak haram.
‘azl tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan perempuan.
DISKUSI CAPASUTRI
 Mintalah peserta berpasangan dengan calon suami atau istri
mereka,
 Berilah masing-masing pasangan selembar kertas HVS dan
pena,

Mintalah mereka untuk mendiskusikan:


 Berapa jumlah anak yang diinginkan,
 Pada tahun keberapa perkawinan masing-masing anak
direncanakan lahir,
 Alat kontrasepsi apa yang akan dipilih,
 Apa yang akan dilakukan jika Allah tidak juga memberi
amanah berupa anak.

Mintalah dua pasang calon suami-istri untuk membacakan hasil


diskusinya.

Anda mungkin juga menyukai