Anda di halaman 1dari 7

KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT

Oleh:
Dr. H. Syarif Husain, S.Ag. M.Si
(Widyaiswara BDK Palembang)
‫الس ََل ُم عَ ََل‬ َّ ‫ َوا َّلص ََل ُة َو‬،‫ َو ّب ّه ن َ ْس َت ّع ْ ُْي عَ ََل أُ ُم ْو ّر ادلُّ نْ َيا َو ٰ ّادل ْي ّن‬،‫الْ َح ْمدُ ّ ه ٰ ّلِل َر ّ ٰب الْ َعالَ ّم ْ َْي‬
‫هللا عَلَ ْي ّه َو َس َّ ََّل َوعَ ََل ها ّ ِّل َوأَ ْْصَا ّب ّه َوال َّتا ّب ّع ْ َْي‬
ُ ‫ ن َ ّب ّي ٰنَا ُم َح َّم ٍد َص ََّل‬،‫ش ّف ْا َألنْ ّب َيا ّء َوالْ ُم ْر َس ّل ْ َْي‬َ ْ َ‫أ‬
ُّ‫ل الْ َحق‬ ُ ّ ‫شيْ َك َ ُِل الْ َم‬ ّ َ ‫ أَ ْشهَدُ أَ ْن ََل ا ه َِل ا ََّل هللا َو ْحدَ ه ََل‬،‫َو َم ْن تَ ّب َعه ُْم ِّب ْح َس ٍان ا َىل ي َ ْو ّم ٰ ّادليْ ّن‬
ِ ِ ِ ِ
‫ أَ َّما ب َ ْعدُ فَيَا أَُّيُّ َا‬.‫ َوأَ ْشهَدُ أَ َّن َس يّٰدَ َنَ ُم َحـ َّمدً ا َع ْبدُ ُه َو َر ُس ْو ُ ُِل صا ّد ُق الْ َوعْ ّد ْا َأل ّم ْْي‬.‫ْال ُ ّب ْْي‬
‫ َو َم ْن ي َّتَّ ّق‬:‫هللا تَ َع َاىل‬ ُ ‫ فَقَا َل‬.‫هللا َحقَّ تُقَاتّ ّه َو ََل تَ ُم ْوتُ َّن ا ََّل َوأَن ُ ُْْت ُم ْس ّل ُم ْو َن‬ َ ‫ ّات َّ ُقوا‬.‫اِض ْو َن‬ ُ ّ ‫الْ َح‬
‫الِل فَه َُو َح ْس ُب ٗ ُۗه ّا َّن‬ ّ ٰ ‫َّك عَ ََل ه‬ ْ َّ ‫ َّويَ ْر ُزقْ ُه ّم ْن َح ْي ُث ََل ِ َ َْيت َ ّس ُ ُۗب َو َم ْن يَّتَ َو‬.‫الِل َ َْي َع ْل َّ ِٗل َمخ َْر ًجا‬ َ ٰ‫ه‬
‫َش ٍء قَدْ ًرا‬
َْ ‫ك‬ ّٰ ُ ‫الِل ّل‬
ُ ٰ ‫الِل َِب ّل ُغ َا ْم ّرهُۗ قَدْ َج َع َل ه‬
َ ٰ‫ه‬
Kaum muslimin wa jumratal mukminin rahimakumullah
Selaku khatib pada kesempatan ini saya mengajak kepada hadirin
sekalian, marilah kita bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang
telah dianugerahkan Allah Swt. kepada kita. Shalawat dan salam
semoga tetap tercurah kepada suri tauladan kita dalam meniti tahapan
kehidupan di dunia yang fana ini, yakni nabi Muhammad Saw.
beserta keluarga dan sahabatnya dan para pengikutnya yang setia dan
taat kepadanya hingga hari kiamat.
Pada kesempatan yang mulia ini saya selaku khatib berwasiat,
mari kita tingkatkan iman dan takwa kita kepada Allah Swt. dengan
sebenar-benarnya takwa, berusaha semaksimal mungkin untuk
melaksanakan amal kebajikan dan meninggalkan segala bentuk amal
kejahatan.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Sebagaimana dimaklumi bahwa kehidupan di alam dunia ini
berpasang-pasangan dan sudah menjadi ketetapan (sunnatullah). Ada
bumi maka ada pula langit, ada laki-laki dan ada pula perempuan,
bahkan terjadinya siang dan malam. Kemudian diantara keduanya
terjadi hubungan yang harmoni, saling berkomunikasi, berta’aruf dan
saling mengenal bahkan saling memberikan kontribusi serta manfaat,
sehingga terjadi proses keseimbangan. Sebaliknya, akan terjadi
ketimpangan apabila terjadi disharmoni diantara keduanya. Maka
diantara pasangan tersebut tidak boleh saling menjauhi apalagi
berselisih, merasa menjadi lebih dibanding dengan lainnya.
Kita simak sabda Rasulullah Saw., dalam riwayat Ibnu Asakir
dari Anas bin malik:
ّ َ ‫لَي َْس ِّب ْ َّْي ُ ُْك َم ْن تَ َركَ ُدنْ َيا ُه َّل ّخ َرتّ ّه َو ََل ا ّخ َرتَ ُه ّ ُدلنْ َيا ُه َح ّٰت يُ ّصي ُْب ّمْنْ ُ َم‬
ٌ‫اَج ْي ًعا فَ ّا َّن ادلَّ نْ َيا ب َ ََلغ‬
‫َّك عَ ََل النَّ ّاس‬ ًّ َ ‫ّا َىل ْاَل ّخ َر ّة َو ََلتَ ُك ْون ُْوا‬
Bukanlah yang terbaik diantara kamu orang yang meninggalkan
urusan dunianya karena (mengejar) urusan akhiratnya, dan bukan
pula (orang yang terbaik) orang yang meninggalkan akhiratnya
karena mengejar urusan dunianya, sehingga ia memperoleh kedua-
duanya, karena dunia itu adalah (perantara) yang menyampaikan ke
akhirat, dan janganlah kamu menjadi beban orang lain.
Kita dapat memetik makna bahwa Rasulullah Saw., menegaskan
kepada kita kaum muslimin untuk menjalani hidup dan kehidupan ini
dengan semestinya. Harus berimbang antara kebutuhan hidup di
dunia untuk hidup di akhirat. Sungguh tidak baik apabila setiap
pribadi muslim hanya mengutamakan urusan dunia saja, tapi urusan
akhirat dilupakan. Begitupun sebaliknya, Islam tidak mengajarkan
kepada kita dan umat manusia pada umumnya untuk konsentrasi
hanya pada urusan akhirat saja sehingga melupakan kehidupan dunia.
Ketahuilah, bahwa dunia merupakan sarana yang akan
mengantarkan ke akhirat, dalam kehidupan ini manusia memerlukan
harta benda sebagai kebutuhan pisiknya. Manusia perlu makan,
minum, sandang dan papan untuk tempat hidup bersama keluarga,
semuanya harus dicari dan diusahakan. Harta bisa dijadikan wasilah,
perantara untuk ibadah kepada Allah Swt., semisal menunaikan
ibadah haji, berkurban, mengeluarkan zakat, berinfak dan
bersedekah. Lalu ibadah diperlukan pakaian untuk menutup aurat
sehingga shalat menjadi sempurna. Demikian seterusnya, kebutuhan
pisik jasmani atau duniawi menjadi penyempurna ibadah rohani,
berarti telah terjadi sinkronisasi (proses keseimbangan) antara
kebutuhan duniawi dan ukhrawinya.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Kemudian potongan makna dari penggalan kalimat hadits
terakhir adalah jangan menjadi beban bagi orang lain. Maksudnya
adalah bahwa kehadiran kita di dunia ini jangan sampai menjadi
beban orang lain, jangan memberatkan dan menyulitkan orang lain.
Terdapat hidden meaning (makna tersembunyi), bahwa umat Islam
jangan hidup dengan bermalas-malasan, berleha-leha apalagi malas
bekerja untuk mencari nafkah.
Allah Swt., menegaskan pula dalam al-Qur’an surat al-Qashash
ayat ke-77 sebagai berikut:
ُ ٰ ‫الِل ادلَّ َار ْ هاَل ّخ َر َة َو ََل تَن ْ َس ن َّص ْي َب َك ّم َن ادلُّ نْ َيا َو َا ْح ّس ْن َ َمَك ٓ َا ْح َس َن ه‬
‫الِل ّالَ ْي َك‬ َ ‫َوابْ َتغ ّ ّف ْي َما ٓ هات‬
ُ ٰ ‫هىك ه‬
‫الِل ََل ُ َّي ُّب الْ ُم ْف ّس ّد ْي َن‬
َ ٰ ‫َو ََل تَ ْبغ ّ الْفَ َسا َد ِّف ْ َاَل ْر ّض ُۗ ّا َّن ه‬
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Sekurang-kurangnya ada tiga faktor keseimbangan yang harus
kita jaga dan kita lestarikan, yakni:
Pertama, keseimbangan antara ilmu dan amal. Dalam menjalani
kehidupan ini tidak boleh hanya menekankan kepada ilmu saja tanpa
diimbangi dengan amal perbuatan yang nyata. Sifat seperti ini adalah
sifat yang dimurkai oleh Allah. Sebagaimana firman Allah dalam
surat ash-shaf ayat ke-2 dan 3:
ّ ٰ ‫ه ٓ َٰيُّيُّ َا َّ ّاَّليْ َن ها َمنُ ْوا ّل َم تَ ُق ْولُ ْو َن َما ََل تَ ْف َعلُ ْو َن كَ ُ َُب َم ْقتًا ّع ْندَ ه‬
‫الِل َا ْن تَ ُق ْولُ ْوا َما ََل تَ ْف َعلُ ْو َن‬
Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi
Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
Jenis manusia yang disindir Allah dalam ayat ini adalah manusia
yang hanya berkutat pada teori belaka dan menjalani hidup di atas
konsep yang kosong. Dia mempelajari Islam hanya kulitnya saja
(Islamologi), Islam hanya didiskusikan, diseminarkan tanpa adanya
praktik dalam kehidupan nyata.
Kedua, seimbang antara harapan dan rasa takut (khauf dan
raja’). Jangan sampai terjadi pada pribadi muslim dalam menjalani
kehidupannya diliputi dengan rasa takut, cemas dan bimbang,
termasuk takut akan dosa-dosa yang telah dilakukan sehingga
menimbulkan rasa putus asa terhadap rahmat dan ampunan dari
Allah. Sebaliknya, dia juga tidak boleh berlebihan dalam mengharap
rahmat dan ampunan Allah sehingga meremehkan dosa-dosa yang
dikerjakan, bahkan menggap enteng dosa besar dengan dalil bahwa
Allah adalah Maha Pengampun.
Muslim yang baik, mampu menggabungkan antara keduanya,
menggabungkan rasa takut terhadap siksaan karena dosa-dosanya.
Dalam waktu yang sama dia sangat mengharap rahmat dan ampunan
dari Allah Swt., Sang Maha Pengampun.
Ketiga, seimbang dalam menjalankan syari’at agama, tidak
berlebihan dan tidak pula meremehkan.
Seorang muslim tidak boleh melampui batas dari apa yang telah
ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Berlebihan melaksanakan
amaliah sunnah tahajjud sampai menghilangkan hak mata untuk
tidur. Berlebihan dalam melakukan puasa tanpa berbuka, untuk
beberapa hari yang ditentukan, sehingga menghilangkan hak jasad
untuk sehat. Hakikinya, kita dituntut untuk melaknakan kewajiban
syariat dan menaati sunnah, namun jangan sampai hak-hak yang lain
terabaikan.
Perhatikan nasihat sahabat nabi yang bernama Salman al-Faris
kepada sahabatnya Abu Darda’:
‫َّك ّذي َح ٰ ٍق‬ َ ّ ‫ و أأله‬،‫ وا َّن ّل َن ْف ّس َك عليك َحقًّا‬،‫ا َّن ّل َ ّرب ٰ َك عليك َحقًّا‬
َّ ُ ّ‫ فَأَ ْعط‬.‫ْل عليك َحقًّا‬
ِ ِ
‫َحقَّ ُه‬
Sesungguhnya Rabb-mu memiliki hak, dan sesungguhnya
tubuhmu juga ada haknya, dan sesungguhnya istrimu juga ada
haknya. Maka berikanlah setiap yang memiliki hak tersebut haknya.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Semoga kita dikaruniai kekuatan oleh Allah untuk terus berusaha
menyeimbangkan kebutuhan duniawi demi kebutuhan dan
kepentingan kita di akhirat kelak.
Aamiin.
‫هللا ّ ِْل َولَ ُ ْك ِّف الْ ُق ْرأ ٓ ّن الْ َع ّظ ْ ّْي‪َ ،‬ونَفَ َع ّ ِْن َوا َّٰي ُ ُْك ّب َما ّف ْي ّه ّم َن ْاألٓ َٰي ّت َوا َّّٰل ْك ّر الْ َح ّك ْ ّْي‪ .‬أَقُ ْو ُل‬‫ِب َركَ ُ‬
‫هللا ّ ِْل َولَ ُ ْك َو ّل َسائّ ّر الْ ُمِ ْس ّل ّم ْ َْي ّم ْن ُ ّ ٰ‬
‫َّك َذنْ ٍب‪ ،‬فَ ْاس تَ ْغ ّف ُر ْو ُه ان َّ ُه ُه َو‬ ‫َما ت َ ْس َم ُع ْو َن َوأَ ْس تَ ْغ ّف ُر َ‬
‫ِ‬
‫ْالغَ ُف ْو ُر َّالر ّح ْ ُْي‬

‫‪Khutbah I‬‬
‫َالْ َح ْمدُ ّلل َوكَفَى‪َ ،‬وأُ َص ّ ٰ ِْل َوأُ َس ّ ٰ َُّل عَ ََل َس ّ ٰي ّدَنَ ُم َح َّم ٍد الْ ُم ْص َطفَى‪َ ،‬وعَ ََل أ ّ ِّل َوأَ ْْصَا ّب ّه‬
‫شيْ َك َِلُ‪َ ،‬وأَ ْشهَدُ أَ َّن َس ّ ٰيدَ َنَ ُم َح َّمدً ا َع ْبدُ ُه‬ ‫هللا َو ْحدَ ُه ََل َ ّ‬ ‫أَهْلّ الْ َوفَا‪ .‬أَ ْشهَدُ أَ ْن ََّل ا َِل ا ََّل ُ‬
‫ِ ِ‬
‫َو َر ُس ْو ُِلُ‪.‬‬
‫أَ َّما ب َ ْعدُ ‪……..،‬‬
‫هللا أَ َم َرُ ُْك‬ ‫هللا الْ َع ّ ّ ِٰل الْ َع ّظ ْ ّْي َواعْلَ ُم ْوا أَ َّن َ‬
‫ِس ّبتَ ْق َوى ّ‬ ‫فَ َيا أَُّيُّ َا الْ ُم ْس ّل ُم ْو َن‪ ،‬أُ ْو ّص ْي ُ ْك َون َ ْف ّ ْ‬
‫ون عَ ََل‬ ‫الِل َو َم ََلئّكَتَ ُه يُ َصل ُّ َ‬ ‫الس ََل ّم عَ ََل ن َ ّب ّ ٰي ّه الْكَ ّر ْ ّْي فَقَا َل‪ :‬ا َّن َّ َ‬ ‫َّ‬ ‫ّبأَ ْم ٍر َع ّظ ْ ٍْي‪ ،‬أَ َم َرُ ُْك ِّب َّلص ََل ّة َو‬
‫ِ‬
‫النَّ ّ ّ ٰب‪َٰ ،‬ي أَُّيُّ َا َّ ّاَّل َين أ ٓ َمنُوا َصلُّوا عَلَ ْي ّه َو َس ّل ٰ ُموا ت َ ْس ّلميًا‪َ ،‬ال هل ٰهُ َّم َص ّ ٰل عَ ََل َس ّ ٰي ّدَنَ ُم َح َّم ٍد َوعَ ََل ألّ‬
‫َس ّ ٰي ّدَنَ ُم َح َّم ٍد َ َمَك َصل َّ ْي َت عَ ََل َس ّ ٰي ّدَنَ ابْ َرا ّه ْ َْي َوعَ ََل ألّ َس ّ ٰي ّدَنَ ابْ َرا ّه ْ َْي َو َِب ّركْ عَ ََل َس ّ ٰي ّدَنَ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُم َح َّم ٍد َوعَ ََل ألّ َس ّ ٰي ّدَنَ ُم َح َّم ٍد َ َمَك َِب َر ْك َت عَ ََل َس ّ ٰي ّدَنَ ابْ َرا ّه ْ َْي َوعَ ََل ألّ َس ّ ٰي ّدَنَ ابْ َرا ّه ْ َْي‪ِْ ،‬فّ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫الْ َعالَ ّم ْ َْي ان ََّك َ َّح ْي ٌد َمجّ ْي ٌد‪.‬‬
‫ِ‬
‫ات ْ َاأل ْح َيا ّء ّمْنْ ُ ْم َو ْ َاأل ْم َو ّات‪،‬‬ ‫ات والْ ُم ْؤ ّمنّ ْ َْي َوالْ ُم ْؤ ّمنَ ّ‬ ‫َال هل ٰهُ َّم اغْ ّف ْر لّلْ ُم ْس ّل ّم ْ َْي َوالْ ُم ْس ّل َم ّ‬
‫اللهم ا ْدفَ ْع َعنَّا الْ َب ََل َء َوالْغ َََل َء َوالْ َو َِب َء َوالْفَ ْحشَ َاء َوالْ ُم ْنكَ َر َوالْ َبغ َْي َوا ُّلس ُي ْو َف الْ ُم ْخ َت ّلفَ َة‬
‫َوالشَّ دَ ائّدَ َوالْ ّم َح َن‪َ ،‬ما َظهَ َر ّمْنْ َا َو َما ب َ َط َن‪ّ ،‬م ْن ب َ َ َّلَنَ ه ََذا خ ََّاص ًة َو ّم ْن بُ ْ ََل ّان الْ ُم ْس ّل ّم ْ َْي‬
‫هللا يَأْ ُم ُر ِّبلْ َعدْ لّ َو ْاَل ْح َس ّان َوايْ َتا ّء ّذي‬ ‫هللا‪ ،‬ا َّن َ‬ ‫َش ٍء قَ ّد ْي ٌر ّع َبا َد ّ‬ ‫َّك َ ْ‬ ‫عَا َّم ًة‪ ،‬ان ََّك عَ ََل ُ ّ ٰ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫الْ ُق ْر َب ويَْنْ َىى َع ّن الفَ ْحشَ ا ّء َوالْ ُم ْنكَ ّر َوال َب ْغ ّي‪ ،‬ي َ ّع ُظ ُ ْك لَ َعل َّ ُ ْك ت ََذكَّ ُر ْو َن‪ .‬فَاذ ُك ُروا َ‬
‫هللا الْ َع ّظ ْ َْي‬
‫ي َ ْذ ُك ْرُ ُْك َو َ َّّل ْك ُر ّ‬
‫هللا َأ ْك َ ُُب‬

Anda mungkin juga menyukai