Anda di halaman 1dari 12

SENGKETA INTERNASIONAL

Hukum internasional mengatur sengketa internasional dengan


tujuan agar sengketa dapat diselesaikan sedini mungkin dan
dengan cara yang jujur dan adil.

Pengaturan penyelesaian sengketa dalam hukum


internasional : hukum kebiasaan internasional, Konvensi Den
Haag tahun 1899 dan 1907 tentang penyelesaian sengketa
secara damai dan Piagam PBB.

Pasal 33 Piagam PBB: para pihak dalam suatu persengketaan


yang tampaknya sengketa tersebut akan membahayakan
perdamaian dan keamanan internasional, harus pertama-tama
mencari penyelesaian dengan cara negosiasi, penyelidikan,
mediasi, konsiliasi, arbitrase, pengadilan, menyerahkannya
kepada organisasi-organisasi atau badan-badan regional, atau
penyelesaian damai lainnya yang mereka pilih .
CARA PENYELESAIAN SENGKETA
INTERNASIONAL
a) Penyelesaian Sengketa Secara Damai
) Penyelesaian secara politik, yaitu di
luar jalur pengadilan
) Penyelesaian secara hukum, yaitu
melalui jalur pengadilan
b) Penyelesaian Sengketa dengan Paksaan
atau Kekerasan
Penyelesaian Sengketa di Luar Jalur
Pengadilan

1. Negosiasi;
2. Mediasi;
3. Jasa Baik;
4. Konsiliasi;
5. Panitia penyelidikan.
NEGOSIASI
Merupakan perundingan antar pihak-pihak yang
bersengketa.
Negosiasi dilakukan dengan pertukaran perwakilan
diplomatik terlebih dahulu, dan dapat dilangsungkan
melalui saluran diplomatik pada konferensi
internasional atau dalam suatu lembaga atau
organisasi internasional.
Bahkan, apabila para pihak telah menyerahkan
sengketanya kepada suatu badan peradilan tertentu,
proses penyelesaian sengketa melalui negosiasi ini
masih dimungkinkan untuk dilaksanakan.
Kelemahan negosiasi: manakala kedudukan para pihak
tidak seimbang, proses berlangsungnya negosiasi yang
acapkali lambat dan lama, manakala suatu pihak
terlalu keras dengan pendiriannya.
MEDIASI
Adalah penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak
ketiga yang netral dan tidak memihak yang bisa
diterima oleh kedua pihak yang bersengketa.
Pada prinsipnya, pihak ketiga dalam mediasi adalah
berperan aktif, yaitu tidak hanya mempertemukan
pihak yang bersengketa, namun juga ikut serta dalam
perundingan dan mengusahakan agar tercapai
penyelesaian secara damai dengan mengajukan
saran-saran, meskipun saran tersebut tidak mengikat.
Mediator dapat menggunakan asas ex aeque et bono
(kepatutan dan kelayakan), yaitu dalam menerapkan
hukum tidak dibatasi pada hukum yang ada.
JASA BAIK
Adalah penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak
ketiga yang netral dan tidak memihak yang bisa diterima
oleh kedua pihak yang bersengketa.
Peran pihak ketiga dalam jasa baik adalah membantu
mempertemukan pihak yang bersengketa, menyarankan
pembuatan kesepakatan penyelesaian sengketa tetapi
tidak melibatkan diri dalam perundingan.
Prosedur jasa baik dapat diminta oleh salah satu dari
kedua negara yang bersengketa, atau oleh keduanya,
maupun penawaran dari pihak ketiga untuk melakukan
jasa baik. Namun, tidak ada kewajiban dari suatu negara
untuk menerima permintaan maupun penawaran
tersebut.
KONSILIASI
Adalah cara penyelesaian sengketa dengan bantuan
pihak ketiga yang tidak memihak yaitu oleh suatu komisi
yang dibentuk oleh para pihak.

Proses konsiliasi adalah melalui dua tahap, yaitu tahap


tertulis dan tahap lisan. Sengketa (yang diuraikan secara
tertulis) diserahkan kepada komisi konsiliasi. Kemudian
komisi konsiliasi akan mendengarkan keterangan lisan
dari para pihak. Berdasarkan fakta-fakta yang
diperolehnya, konsiliator akan menyerahkan laporannya
kepada para pihak disertai dengan kesimpulan, dan
usulan penyelesaian sengketa. Namun, usulan tersebut
tidaklah bersifat mengikat.
PANITIA PENYELIDIKAN
Alternatif penyelesaian sengketa dengan
bantuan panitia yang bertugas untuk
menyelidiki kepastian peristiwa-peristiwa dalam
sengketa dan menyiapkan penyelesaian yang
disepakati.
Tujuan dari panitia penyelidikan adalah mencari
fakta yang sebenarnya untuk membentuk suatu
dasar bagi penyelesaian sengketa, memastikan
suatu kewajiban internasional terlaksana
dengan baik, memberikan informasi guna
membuat keputusan di tingkat internasional.
Penyelesaian Sengketa Melalui Jalur
Pengadilan
A . PERADILAN ARBITRASE

Adalah suatu cara penyelesaian sengketa dengan mengajukan sengketa


kepada orang-orang tertentu (arbitrator), yang dipilih secara bebas oleh
para pihak yang bersengketa untuk memutuskan sengketa tersebut tanpa
harus memperhatikan ketentuan hukum secara ketat. Keputusan arbitrasi
dapat didasarkan pada asas kepantasan dan kebaikan (ex aeque et bono).

Pengaturan arbitrasi internasional ditetapkan dalam Konvensi Den Haag 1899


yang meletakkan dasar Mahkamah Arbitrasi internasional berkedudukan di Den
Haag, dan Konvensi den Haag tahun 1907 melengkapi Konvensi Den Haag 1899.

Penyerahan penyelesaian sengketa melalui arbitrasi, dilakukan dengan


menetapkannya dalam perjanjian internasional antar negara yang bersengketa.
Perjanjian tersebut mengatur pokok sengketa, penunjukan tribunal arbitrasi, batas
wewenang dan prosedur arbitrasi, serta ketentuan yang dijadikan dasar
pembuatan keputusan arbitrasi.
B. PERADILAN INTERNASIONAL

. Adalah penyelesaian sengketa internasional dengan menerapkan


ketentuan hukum oleh badan peradilan internasional. Peradilan
internasional merupakan pengadilan yang memiliki yurisdiksi atas
berbagai macam persoalan internasional.

. Mahkamah Internasional kini merupakan satu-satunya badan


peradilan internasional tetap yang dapat digunakandalam
masyarakat internasional.

. Anggota PBB merupakan pihak Statuta Mahkamah Internasional dan


oleh karena itu mereka dapat berperkara di hadapan Mahkamah.
Untuk negara bukan anggota PBB, pada kasus tertentu dapat
berperkara di hadapan Mahkamah Internasional setelah memenuhi
persyaratan yang ditetapkan Majelis Umum dan atas rekomendasi
Dewan keamanan.

. MI terdiri atas 15 orang hakim yang berkebangsaan berbeda dan


dipilih oleh Majelis Umum dan Dewan keamanan.
PENYELESAIAN SENGKETA DENGAN
KEKERASAN
1.Pertikaian Bersenjata adalah pertentangan yang disertai penggunaan
kekerasan angkatan bersenjata masing-masing negara dengan tujuan
menundukkan lawan dan menetapkan persyaratan perdamaian
secara sepihak.

2.Retorsi adalah pembalasan yang dilakukan oleh suatu negara


terhadap tindakan yang tidak pantas dari negara lain, ex: pengetatan
hubungan diplomatik,penghapusan hak istimewa diplomasi, dan
penarikan kembali konsesi pajak atau tarif.

3.Reprisal adalah pembalasan yang dilakukan oleh suatu negara


terhadap tindakan yang melanggar hukum dari negara lawan dalam
suatu sengketa, ex: pemboikotan barang, embargo, demonstrasi
angkatan laut.

4.Blokade masa damai adalah suatu pengepungan wilayah untuk


memutuskan hubungan wilayah itu dengan pihak luar.
PENYELESAIAN SENGKETA DI BAWAH
PENGAWASAN PBB
1. Peranan PBB dalam penyelesaian sengketa secara
damai dapat dilakukan melalui penyelesaian secara
politik ataupun secara hukum.
2. Penyelesaian secara politik dilakukan oleh Majelis
Umum dan Dewan Keamanan PBB. Penyelesaian
secara hukum dilakukan oleh Mahkamah
Internasional.
3. Peranan Majelis Umum dalam penyelesaian sengketa
dilakukan dengan memberikan rekomendasi
tindakan-tindakan yang perlu untuk penyelesaian
secara damai keadaan yang mengganggu
kesejahteraan umum atau persahabatan antar
negara.
4. Dewan Keamanan menangani penyelesaian sengketa
yang membahayakan perdamaian dan keamanan

Anda mungkin juga menyukai