Anda di halaman 1dari 2

Muhammad Ridwan

20191333016

1. Agroekosistem : Beberapa komponen natural dalam agroekosistem antara lain meliputi faktor-
faktor biofisik seperti tanah, air, iklim, tumbuhan, hewan dan lain sebagainya yang satu sama
lain berinteraksi dalam suatu mekanisme tertentu sehingga perubahan pada komponen yang
satu akan berpengaruh pada keberadaan komponen yang lain.
contoh dari agroekosistem adalah sawah, hutan produksi, tambak ikan.

Ekosistem alami : adalah ekosistem yang terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia.
Adapun ekosistem itu sendiri adalah adalah suatu kesatuan komunitas beserta lingkungannya
yang membentuk hubungan timbal balik di antara setiap komponen.
Komponen-komponen yang ada di suatu ekosistem mencakup makhluk hidup dan makhluk tidak
hidup. Nah, pembagian ekosistem berdasarkan proses terbentuknya, selain ekosistem alami
dikenal juga ekosistem buatan. Ekosistem buatan adalah ekosistem yang dibentuk secara
sengaja oleh manusia.

Adapun menurut buku Ekosistem Perairan karya S. Wulandari, ekosistem terbagi menjadi tiga
berdasarkan sejarahnya, yaitu ekosistem alami, ekosistem buatan, dan ekosistem suksesi.
Ekosistem suksesi adalah ekosistem yang terbentuk karena hasil suksesi lingkungan yang
dulunya pernah terjadi kerusakan.

2. Permasalahan sungai yang tercemar : Untuk mengatasi permasalahan ini, tentu saja dibutuhkan
kerja sama antara pihak pemerintah, masyarakat, serta pelaku-pelaku industri. Pihak
pemerintah wajib untuk memberlakukan aturan bentuk penyimpangan sosial baik bagi industri
atau masyarakat agar jangan sampai membuang limbah di sungai. Masyarakat pun harus sadar
mengenai pentingnya air sungai untuk kehidupan. Selain itu, pihak pemerintah juga perlu
mengatur pembuangan yang baik agar limbah-limbah industri tak mengalir ke sungai-sungai
setempat.

Kerusakan hutan : Masalah lainnya yang cukup besar adalah mengenai kerusakan hutan. Mulai
dari penebangan liar, penggundulan hutan, hingga baru-baru ini terjadi yaitu pembakaran hutan
menjadi penyebab dari kerusakan hutan yang ada. Tentu saja jika hal ini dibiarkan terus
menerus, akan menyebabkan berkurangnya kawasan hutan di Indonesia yang berakibat pada
ketidakstabilan ekosistem.

Banjir : Fenomena ini sudah sering terjadi, bahkan di kota-kota besar sendiri pun sudah menjadi
aktivitas rutin yang harus dihadapi. Bahkan tak hanya pada musim hujan, pada musim kemarau
sekalipun banjir bisa saja terjadi beberapa wilayah. Hal ini dikarenakan perkembangan wilayah
Indonesia yang menyebabkan sistem pembuangan air yang salah dan tidak adanya penjagaan
pada daerah aliran sungai. Untuk mengatasi ini, pentingnya peran pemerintah yang mengelola
pembuangan air agar tak menjadi masalah di kemudian harinya. Selain itu, peran aktif dan
kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan sangat dibutuhkan.
Muhammad Ridwan
20191333016

3. Bercocok tanam dengan bijak : Bercocok tanam dengan bijak dapat meningkatkan hasil panen.
Untuk memberantas hama tanaman, kita dapat menggunakan musuh alami sebagai upaya
untuk mengurangi penggunaan pestisida yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya. Kita
juga dapat merotasi tanaman sebagai upaya menjaga keseimbangan ekosistem.

Menjaga flora dan fauna langka : Dengan menjaga kelestarian hutan dan tidak melakukan
perburuan liar, kita sudah turut menjaga flora dan fauna langka. Dengan begitu, keseimbangan
ekosistem tetap terjaga.

Menjaga kelestarian hutan : Hutan memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan karena
menjadi paru-paru dunia yang dapat menghasilkan oksigen dan menyerap karbondioksida,
daerah resapan air terbesar sehingga dapat mencegah banjir bandang, erosi, dan tanah longsor,
serta tempat tinggal aneka flora dan fauna.

Sebagai upaya menjaga kelestarian hutan, kita dapat menanam sejuta pohon, tidak membuka
lahan dengan membakar hutan, tidak melakukan penebangan pohon secara liar, dan
melaporkan pada pihak berwajib jika mengetahui adanya praktik illegal logging.

4. Beberapa alat yang umum digunakan sebagai pengendali pencemaran udara tersebut, antara
lain:

• Filter Udara
• Pengendap Siklon
• Filter Basah
• Pengendap Sistem Gravitasi
• Pengendap Elektrostatik

Penggunaan alat-alat pengendali pencemaran udara ini tentunya akan berdasarkan pada
karakteristik sumber pencemaran dari emisi yang dilepaskan oleh setiap industri. Jadi, sebelum
menentukan alat apa yang akan digunakan untuk mengendalikan pencemaran udara, diperlukan
identifikasi sumber pencemaran udara dan karakteristik yang dimiliki oleh sumber pencemaran
tersebut.

Dalam melakukan pengendalian pencemaran udara di sebuah perusahaan atau industri,


dibutuhkan seorang Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Udara (PPPU) yang akan
mengemban tugas dan tanggung jawab mulai dari identifikasi sumber pencemaran udara hingga
melakukan Tindakan perbaikan K3 terhadap bahaya dalam pengendalian pencemaran udara.

5. Kegiatan pertambangan batubara secara langsung memberikan dampak negatif terhadap


kelestarian alam dan lingkungan karena merubah bentuk topografi, terbentuknya lubang besar,
gangguan hidrologi, penurunan mutu udara dan hilangnya ekosistem alami.

Anda mungkin juga menyukai