Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PENGETAUHAN LINGKUNGAN

(KERUSAKAN HUTAN)

KELOMPOK 2

WISMI JUBLINA SALEAN (2101040016)

ODILIA OLINDA MANA (2101040045)

MARIA RIKA TUFAN (2101040076)

OFNI YUNESRA TSE (2101040079)

OKTAVANI JEPA (21010

OKTAVIANI YASTRINI (2101040047)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS NUSA CENDNA

2021/2022
A. Judul : KERUSAKAN HUTAN

B. Tujuan:
Penulisan laporan ini bertujuan untuk seluruh lapisan masyarakat utamanya penulis
sendiri yang menyadari arti penting dari eksistensi hutan didunia, dan menerapkan
berbagai cara penanggulangan kerusakan hutan.

C. Manfaat:
Agar Seluruh masyarakat dapat mengetahui cara penanggulangan kerusakan hutan
dan menjaganya untuk tetap lestari

D. Pembahasan:
1. Hakikat Hutan
Pada eksistensinya hutan merupakan subekosistem global yang menempati
posisi penting sebagai paru-paru dunia. Senada dengan itu, Radon
menjelaskan hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan pepohonan
dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini tetrdapat di wilayah-
wilayah yang luas di dunia dan bekerja sebagai penampung karbon dioksida,
habitat hewan, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfera
Bumi yang paling penting. Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa hutan
merupakan bentuk kehidupan yang tersebar diseluruh dunia. Kita dapat
menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah dingin, di dataran
rendah maupun dipegunungan, dipulau kecil maupun di benua besar. Orang
awam mungkin memandang hutan sebagai pohon kehijauan dengan berbagai
jenis satwa dan tumbuhan pembohong yang terkesan gelap, tak beraturan, dan
jauh dari pusat peradaban dan menganggapnya sebagai sesuatu yang
menakutkan. Namun, jika kita mengikuti pengertian hutan secara
konsepsional yuridis dirumuskan dalam Pasal 1 Ayat (1) Undang-undang
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Menurut Undang-undang tersebut,
hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa bentang lahan berisi sumber
daya alam yang didominasi dalam alam lingkungan, yang satu dengan yang
lainnya tidak dapat dipisahkan. Selain itu, jika ditinjau dari sisi ilmu
kehutanan, hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan, terutama pepohonan
atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas. Pohon
sendiri adalah tumbuhan yang cukup tinggi dengan masa hidup bertahun-
tahun. Jadi, tentu berbeda dengan sayur-sayuran atau padi-padian yang hidup
semusim saja. Pohon juga berbeda karena secara mencolok memiliki sebatang
pokok tegak berkayu yang cukup panjang dan bentuk tajuk (mahkota daun)
yang jelas. Suatu kumpulan menganggap hutan jika mampu menciptakan
iklim dan kondisi lingkungan yang khas setempat, yang berbeda dari daerah
diluarnya.
2. Peran Hutan Terhadap Lingkungan.
Hutan merupakan warisan nenek moyang, yang harus dilestarikan. Jika
terjadi bencana, maka dipastikan, biaya pemulihan‟ yang jauh lebih
sebaliknya besar melakukan pencegahan secara dini. Begitu pentingnya fungsi
hutan sehingga pada 21 Januari 2004 Presiden Megawati merasa perlu
mencanangkan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL)
yaitu gerakan moral yang melibatkan semua komponen masyarakat bangsa
untuk perbaiki kondisi hutan dan lahan kritis. Dengan harapan, agar lahan
kritis itu dapat bekerja secara optimal, yang juga bermanfaat bagi masyarakat
sendiri. Tujuan melibatkan komponen masyarakat, tentu saja, agar mereka
menyadari bahwa hutan dan lingkungan itu sangat penting untuk dijaga
kelestariannya. Hutan memiliki fungsi yang pentingbagi kehidupan manusia
diantaranya sebagaiberikut:
1. Nutfah Plasma PelestarianKacang plasma merupakan bahan baku yang
penting untuk pembangunan di masadepan, terutama di bidang pangan,
sandang, papan, obat-obatan dan industri.Penguasaannya merupakan
keuntungan komparatif yang besar bagi Indonesia dimasa depan. Oleh
karena itu, plasma nutfah perlu terus dilestarikan dandikembangkan
bersama untuk mempertahankan keanekaragaman hayati.
2. Penahan dan Peny aring Partikel Padat dari udara udara alami yang bersih
sering dikotori oleh debu, baik yang dihasilkan oleh kegiatan alam
maupun kegiatan manusia. Dengan adanya hutan, partikel padat yang
tersuspensi pada lapisan biosfer bumi akan dapat dibersihkan oleh tajuk
pohon melalui proses jerapan dan serapan. Partikel yang melayang-layang
di permukaan bumi sebagian akan terjerap pada permukaan daun,
khususnya daun yang adminstratif dan yang memiliki permukaan yang
kasar dan sebagian lagi terserap masuk kedalam ruang stomata daun. Ada
juga partikel yang menempel pada kulit pohon cabang dan mengomel.
Dengan demikian hutan menyaring udara menjadi lebih bersihdan sehat.
3. Penyerap Partikel Timbal dan Debu Semen Kendaraan merupakan sumber
utama timbal balik yang udara didaerah perkotaan Diperkirakan sekitar
60-70 % dari partikel timbal di udara perkotaan berasal dari kendaraan
bermotor. Hutan dengan kanekararagaman tumbuhan yang ada di
dalamnya dapat menurunkan kandungan timbal dari udara.Debu semen
merupakan debu yang sangat berbahaya bagi kesehatan, karena dapat
mengakibatkan penyakit sementosis. Oleh karena itu debu semen yang
terdapat di udara bebas harus diturunkan kadarnya.
4. Peredam Kebisingan Pohon dapat dianggap sebagai suara dan
pengambilan sampai 95% dengan cara mengabsorpsi gelombang suara
oleh daun, cabang dan mengomel. Jenis tumbuhan yang paling efektif
untuk dianggap sebagai suara yang memiliki tajuk yang tebal dengan daun
yang rindang. Berbagai jenis tanaman dengan berbagai strata yang cukup
rapat dan tinggi akan dapat mengurangi, khususnya dari yang sumbernya
berasal dari bawah. Mengurangi Bahaya Hujan Asam Pohon dapat
membantu dalam mengatasi dampak negatif hujan asam melalui proses
fisiologis tanaman yang disebut proses gutasi. Proses gutasi akan
memberikan beberapa hal antara lain: Ca, Na, Mg, K dan bahan
organikseperti glumatin dan gula.
3. Penyebab Kerusakan Hutan
a) Kebakaran hutan
Penyebab kebakaran hutan sampai saat ini masih menjadi topic
perdebatan, apakah karena alami atau karena kegiatan manusia. Namun
berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab
utama kebakaran hutan adalah faktor manusia yang berawal dari kegiatan
atau permasalahan sebagai berikut:

➢ Sistem perladangan tradisional dari penduduk setempat yang


berpindah pindah.
➢ Pembukaan hutan oleh para pemegang Hak Pengusahaan Hutan
(HPH) untuk insdustri kayu maupun perkebunan kelapa sawit.
➢ Penyebab struktural, yaitu kombinasi antara kemiskinan,
kebijakan pembangunan dan tata pemerintahan, sehingga
menimbulkan konflik antar hukum adat dan hukum positif
negara.

Perladangan berpindah merupakan upaya pertanian tradisional


dikawasan hutan dimana pembukaan lahannya selalu dilakukan dengan
cara pembakaran karena cepat, murah dan praktis. Namun pembukaan
lahan untuk perladangan tersebut umumnya sangat terbatas dan terkendali
karena telah mengikuti aturan turun temurun. Kebakaran liar mungkin
terjadi karena kegiatan perladangan hanya sebagai kamuflasa dari
penebangliar yang memanfaatkan jalan HPH dan berada di kawasan
HPH. Pembukaan hutan oleh pemegang HPH dan perusahaan perkebunan
untuk pengembangan tanaman industri dan perkebunan umumnya
mencakup areal yang cukup luas. Metoda pembukaan lahan dengan cara
tebang habis dan pembakaran merupakan alternatif pembukaan lahan
yang paling murah, mudah dan cepat. Namun metoda ini sering berakibat
kebakaran tidak hanya terbatas pada areal yang disiapkan untuk
pengembangan tanaman industry atau perkebunan, tetapi meluas ke hutan
lindung, hutan produksi dan lahan lainnya. Sedangkan penyebab
struktural, umumnya berawal dari suatu konflik antara para pemilik
modal industri perkayuan maupun pertambangan, dengan penduduk asli
yang merasa kepemilikan tradisional (adat) mereka atas lahan,hutan dan
tanah dikuasai oleh para investor yang diberi pengesahan melalui hukum
positif negara. Akibatnya kekesalan masyarakat dilampiaskan dengan
melakukan pembakaran demi mempertahankan lahan yang telah mereka
miliki secara turun temurun. Disini kemiskinan dan ketidak adilan
menjadipemicu kebakaran hutan dan masyarakat tidak akan mau
berpartisipasi untuk memadamkannya.
b) Penebangan hutan secara sembarangan menebang hutan sembarangan
akan menyebabkan hutan menjadi gundul. Ditambah lagi akhir-akhir ini
penebangan hutan liar semakin marak terjadi.
c) Penegakan Hukum yang Lemah Menteri Kehutanan Republik Indonesia
M.S.Kaban SE.MSi menyebutkan bahwa lemahnya penegakan hukum di
Indonesia telah turut memperparah kerusakan hutan Indonesia. Menurut
Kaban penegakan hukum barulah menjangkau para pelaku di lapangan
saja. Biasanya merekahanya orang-orang upahan yang bekerja untuk
mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-harinya. Mereka hanyalah
suruhan dan bukan orang yang paling bertanggung jawab. Orang yang
menyuruh mereka dan paling bertanggung jawab sering belum disentuh
hukum. Mereka biasanya mempunyai modal yang besar dan memiliki
jaringan kepada penguasa. Kejahatan seperti ini sering juga melibatkan
aparat pemerintahan yang berwenang dan seharusnya menjadi benteng
pertahanan untuk menjaga kelestarian hutan seperti polisi kehutanan dan
dinas kehutanan. Keadaan ini sering menimbulkan tidak adanya
koordinasi yang maksimal baik diantara kepolisian, kejaksaan dan
pengadilan sehingga banyak kasusyang tidak dapat diungkap dan
penegakan hukum menjadi sangat lemah.
d) Mentalitas Manusia. Manusia sering memposisikan dirinya sebagai pihak
yang memilikin otonomi untuk menyusun blue print dalam perencanaan
dan pengelolaan hutan, baik untuk kepentingan generasi sekarang maupun
untuk anak cucunya Hal ini kemungkinan disebabkan karena manusia
sering menganggap dirinya sebagai ciptaan yang lebih sempurna dari
yang lainnya. Pemikiran antrhroposentris seperti ini menjadikan manusia
sebagai pusat. posisi seperti ini bahkan sering memberi kesempatan
kepada manusia untuk “menguasai” hutan. Karena manusia
memposisikan dirinya sebagai pihak yang dominan, maka keputusan dan
tindakan yang dilaksanakanpunsering lebih banyak di dominasi untuk
kepentingan manusia dan seringhanya melihat kepentingan sekarang
daripada masa yang akan datang. Akhirnya hutan pun dianggap hanya
sebagai sumber penghasilan yang dapat dimanfaatkan dengan sepenuh
hati. Masyarakat biasa melakukan pembukaan hutan dengan berpindah-
pindah dengan alasan akan dijadikan sebagai lahan pertanian. Kalangan
pengusaha menjadikan hutan sebagai lahanperkebunan atau penambangan
dengan alasan untuk pembangunan serta tenaga kerja yang akan
mengurangi jumlah pengangguran.Tetapi semua itu dilaksanakan dengan
cara pengelolaan yang eksploitatif yang akhirnya menimbulkan kerusakan
hutan. Dalam struktur pemerintahan mentalitas demikian juga seolah-
akantelah membuat aparat tidak serius untuk kesempurnaan hukum dalam
mengatasi kerusakan hutan yang terlibat di dalamnya.

4. Akibat Kerusakan Hutan.


Kerusakan hutan akan menimbulkan beberapa dampak negatif yang besar
dibumi:
➢ Efek Rumah Kaca (Efek rumah kaca). Hutan merupakan paru-paru bumi
yang memiliki fungsi mengabsorsi gas Co2. Berkurangnya hutan dan
pemakaian energi fosil (minyak, batu bara dll) akan menyebabkan
kenaikan gas Co2 diatmosfer yang menyelebungi bumi. Gas ini makin
lama akan semakin banyak, yang akhirnya membentuk satu lapisan yang
memiliki sifat seperti kaca yang mampu memantau pancaran sinar
matahari yang berupa energi cahaya ke permukaan bumi, tetapi tidak
dapat dilewati oleh pancaran energi panas dari permukaan bumi.
menghasilkan energi panasakan dipantulkan kembali kepermukaan bumi
oleh lapisan Co2 tersebut,sehingga terjadi pemanasan di permukaan bumi.
Inilah yang disebut efekrumah kaca. Keadaan ini menimbulkan kenaikan
suhu atau perubahan iklim bumi pada umumnya. Kalau ini berlangsung
terus makasuhu bumi akan semakin meningkat, sehingga jumlah esdi
kutub utaradan selatan akan mencair. Hal ini akhirnya akan berakibat
naiknya permukaan air laut, sehingga beberapa kota dan wilayah di
pinggir pantaiakan terbenamnya udara, sementara daerah yang kering
karena kenaikan suhu akan menjadi semakin kering.
➢ kerusakan Lapisan Ozon. Lapisan Ozon (O3) yang dinding bumi bekerja
menahan radiasi sinar ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan di bumi.
Di tengah-tengah kerusakan hutan, wisata zat-zat kimia di bumi akan
dapat menimbulkan kerusakan lapisan ozon. kerusakan itu akan
menimbulkan lubang-lubang pada lapisan ozon yang makin lama dapat
meningkat bertambah besar. Melalui lubang-lubang itu sinar ultraviolet
akan menembus sampai ke bumi, sehingga dapat menyebabkan kanker
kulit dan kerusakan pada tanaman-tanaman di bumi.
➢ Spesies Kepunahan hutan di Indonesia dikenal dengan keanekaragaman
hayati di dalamnya. Dengan rusaknya hutan sudah pasti keanekaragaman
ini tidak lagi dapat dipertahankan bahkan akan mengalami kepunahan.
➢ Merugikan Keuangan Negara. Sebenarnya bila pemerintah mau mengelola
hutan dengan lebih baik, jujur dan adil pendapatan dari sektor kehutanan
sangat besar,tetapi yang terjadi adalah sebaliknya.
➢ Banjir. Dalam peristiwa banjir yang sering melanda Indonesia akhir-akhir
ini, disebutkan bahwa salah satu akar penyebabnya adalah karena
rusaknya hutan yang berfungsi sebagai daerah resapan dan tangkapan air
(daerah tangkapan air). Hutan yang berfungsi untuk mengendalikan banjir
dimusim hujan dan menjamin ketersediaan air di waktu musim kemarau,
akibat kerusakan hutan semakin hari semakin berkurang luasnya. Tempat
untuk meresapnya air hujan (infiltrasi) sangat berkurang, sehingga air
hujan yang mengalir di permukaan tanah semakin meningkat besar dan
mengerosi daerah yang dilaluinya. Limpahannya akan menuju ke tempat
yang lebih rendah sehingga menyebabkan banjir. Bencana banjir akan
semakin bertambah dan akan berulang apabila hutan semakin mengalami
kerusakan yang parah. Tidak hanya akan menimbulkan kerugian materi,
tetapi nyawa manusia akan menjadi taruhannya.

5. Penanggulangan Kerusakan Hutan Secara Umum.


Langkah pertama yang harus dilakukan oleh pemerintah sebagai penentu
kebijakan harus segera melakukan pemulihan terhadap kerusakan hutan harus
untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah. Untuk
melaksanakan pemulihan terhadap kerusakan hutan yang telah terjadi,
pemerintah dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, dari kalangan
individu, kelompok maupun organisasi secara serentak mengadakan reboisasi
hutan dalam rangka penghijauan hutan kembali sehingga pada 10 – 15 tahun
ke depan kondisi hutan Indonesia dapat kembali seperti sedia kala.
Pelaksanaan penghijauan tersebut harus mengaktifkan masyarakat local
(masyarakat yang berada di sekitar hutan) untuk secara sadar dan spontan
turut menjaga kelestarian hutan tersebut. Langkah kedua, pemerintah harus
menerapkan cara-cara baru dalam penanganan kerusakan hutan. Pemerintah
mengikut sertakan peran serta masyarakat terutama peningkatan pelestarian
dan pemanfaatan hutan alam. Upaya pengembangan ilmu pengetahuan berupa
teknologi, pendidikan dan latihan serta rekayasa kehutanan. Langkah ketiga
adalah pencegahan dan peringanan. Pencegahan di sini dimaksud kegiatan
penyuluhan / penerangan kepada masyarakat lokal akan penting menjaga
fungsi dan manfaat hutan agar dapat membantu dalam menjaga kelestarian
hutan dan penegakan hukum yang tegas oleh aparat penegak hukum, POLRI
yang dibantu oleh POL HUT dalam melaksanakan penyelidikan terhadap para
oknum pemerintahan daerah atau desa yang menyalahgunakan berwenang
untuk memperdagangkan kayu pada hutan lindung serta menangkap dan
melakukan penyelidikan secara menyeluruh terhadap para cukong - cukong
kayu. Peringanan yang dimaksud di sini adalah pemerintah harus
melaksanakan pelaksanaan terhadap peraturan tersebut di dalam masyarakat.
Bila hal - hal yang tidak cocok untuk masyarakat sebaiknya pemerintah
mengadakan revisi terhadap undang-undang tersebut sepanjang tujuan awal
pembuatan undang - undang itu tidak dilanggar. Langkah terkahir adalah
adanya kesiap siagaan yang berlangsung selama 24 jam terhadap penjagaan
terhadap kelestarian hutan ini. Pemerintah harus melaksanakan pengawasan
dan pengendalian secara rutin dan situasional terhadap segala hal yang
berkaitan dengan adanya informasi kerusakan hutan yang didapatkan melalui
media massa cetak maupun elektronik ataupun informasi yang berasal dari
masyarakat itu sendiri. Pemerintah harus melakukannya secara kontinyu dan
terus - menerus sehingga kalaupun ada kerusakan hutan yang dilakukan oleh
oknum tertentu dapat segera diambil langkah yang tepat sertadapat
mengurangi akibat bencana/ disaster yang akan ditimbulkan kemudian.

E. Kesimpulan dan Saran:


a) Kesimpulan.
Dengan kerusakan hutan Indonesia, kita akan kehilangan banyak
hewan dan tumbuhan yang selama ini menjadi kebanggaan bangsa
Indonesia. Sementara itu, hutan Indonesia selama ini merupakan
sumber kehidupan bagi sebagian rakyat Indonesia. Hutan merupakan
tempat penyedia makanan, penyedia obat-obatan serta menjadi tempat
hidup bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Dengan hutan di
Indonesia, menyebabkan mereka kehilangan sumber makanan dan
obat-obatan Seiring dengan kerusakan hutan Indonesia, menunjukkan
tingkat kemiskinan rakyat Indonesia dan sebagian masyarakat miskin
di Indonesia hidup dengan hutan. Oleh karenanya mulai saat ini
marilah kita menjaga hutan kita, untuk masa depan yang lebih baik.

b) Saran.
Peranan pemerintah untuk menjaga kelestarian dan pemanfaatan hutan
dengan baik sangat penting. Pemerintah harus memiliki sikap mental
yang positif terhadap kelestarian hutan, bukan untuk kepentingan
pribadi atau golongan. Berdisiplin ya ng tinggi dan memiliki dedikasi
yang tinggi terhadap tugas yang dibebankan kepadanya. Selain
pemerintah masyarakat juga harus ikut berpartisipasi menjaga
keletarian dan pemanfaatan hutan dengan cara mendukung dan
melaksanakan berbagai kebijakan pemerintah untuk kelestarian hutan.

Anda mungkin juga menyukai