Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BAHASA INDONESIA

“ MEMBUAT NASKAH DRAMA “

OLEH :

KELOMPOK 2
XI IPA 2

SMAN 1 GOWA
TAHUN AJARAN 2016 / 2017
“ KISAH KASIH DI SEKOLAH “

Nuriah Qalbi : Pembaca naskah


Alfaridza Arianto : Milea
M. Mahmud Hijazy N : Reon
St. Shafwah Rafifah S : Aurin
Iswan Izzulhaq : Devon
M. Wahyu Apriansyah : Rey
Nugrah Pratama : Dimas
Siang itu terasa sangat terik. Matahari bersinar terang di atas bangunan megah “ Kirin
Senior High School”. Suara riuh terdengar jelas dari seluruh penjuru kelas, tak terkecuali
kelas XII IPA 2, tempat dimana sebuah kisah dimulai. Kisah klise tentang persahabatan dan
cinta. Tentang bahagia dan kesedihan bertahan atau melepaskan.

(Kelas XII IPA 2)

Rey : Mil..mil, bagi makanan dong!

Dimas : Berisik. Kenapa sih Rey minta makan mulu. Perasaan lo gak miskin-miskin amat
deh

Rey : (menjitak kepala Dimas) Ehh, apaan sih lo. Mulut lo tuh yang perlu disekolahin.
Enak aja ngatain gue miskin

Milea : Duhh. Kalian ini kenapa sih tiap hari kerjaannya berantem mulu. Udah-udah, lagian
hari ini aku bawa banyak kok ( Mengeluarkan kota bekal dari dalam tas ). Yang ini
buat Rey ( Memberikan kotak pertama pada Rey ) ”

Rey : Yeayyy. Makasih milmil ( Menerima kotak sambil nyengir lebar )

Milea : Yang ini buat Dimas.. ( Memberikan kotak kedua pada Dimas )

Dimas : Makasih mil ( Menerima kotak dengan senyum )

Milea : Yang ini buat Reon ( Memberikan kotak ketiga pada Reon )

Reon : Thanks ( Menerima kotak )

Milea : Dan yang ini buat si Tom and Jerry, Aurin sama Devon

Dimas : Loh. Kok punya Devon gede sendiri sih?

Milea : ( Menjawab dengan hanya mengangkat bahu )

Rey : Ya Allah dim, udah masih untung kita dikasih makan ( Menepuk pundak Dimas )

Milea : Ehhh. By the way mereka kemana sih? Kok gak kelihatan

Rey : Paling lagi pacaran ( Jawabnya cuek, sambil memakan bekal pemberian Milea )
Dimas : Pacaran pala lo peang. Aurin sama Devon itu kaya kucing ama tikus. Kagak pernah
akur. Gimana mau pacaran coba

Ray : Emang gitu kan biasanya. Dari berantem entar kangen-kangen

Dimas : Tuh mereka

( Rey, Milea Reon lantas menoleh ke arah yang ditunuk Dimas. Disana terlihat Devon yang
masih setia mangusik Aurin )

Aurin : ( Duduk ditempatnya dengan wajah cemberut dan bersidekap dada ) Kapan sih Von
lo berhenti jailin gue?

Milea : ( Memegang bahu Aurin ) Udah Rin gak usah ngambek entar cantiknya ilang lo
( Sambil memberikan kotak bekal pada Aurin )

Aurin : Makasih milmil ( Tersenyum )

Milea : ( Berbalik kearah Devon ) Dan ini buat Devon ( Memberikan kotak bekal terakhir )

Devon : Makasih Milea. Duh jadi makim sayang deh ( Balasnya dengan senyum lebar )

Rey : Yohoo.. Baper baper

Milea : Apaan sih Rey

Aurin : Eh . Gak nyangka ya minggu depan udah mau UN aja, perasaan baru kemarin deh
kita naik kelas 3, Eeeh udah mau lulus aja

Dimas : Iya ya. Duh gue jadi bingung mau milih masuk jurusan manya yahh TNI AD, AU,
atau AL?

Rey : Alah Dim laga lu sok-sokan mau jadi tentara. Pikirin dulu tuh nanti UN mau jawab
apa

Dimas : Yee biarin . Emang lo sendiri mau milih apa?

Rey : Kalau gue sih mau ngambil jurusan manajemen dan bisnis

Devon : Kalau Milea masih tetep mau jadi dokter?

Millea : Iya Kalau Devon mau lanjut kuliah dimana?

Devon : Belum tau. Eh Jerry lo mau ngambil jurusan apa?

Aurin : Gue punya nama kali. Emmm, gue mau ngambil jurusan psikolog

Devon : Kalau gitu gue mau ngambil psikolog juga biar bisa gangguin lo terus. Lagian kan
Jerry tanpa Tom gak seru

Aurin : Awas aja lo Von berani ngikutin gue ( Ancamnya )


Devon : Biarin ( Sambil menjulurkan lidah )

Aurin : Devoooonnnn !! (Berteriak )

( Sedari tadi Reon hanya diam memperhatikan pertengkaran kecil sahabatnya itu. Dia masih
setia dengan wajah dingin dan earphone yang tertaut ditelinganya )

Dimas : ( Menepuk bahu Reon ) Ehh yon, lo mau lanjut dimana?

Reon : ( Melepas Earphone ) Penerbangan

Rey : Masih aja yon mau jadi pilot. Hmm tapi apapun itu, apapun pilihan kalian kalau
nanti sukses jangan lupain gue ya

Aurin : Setuju. Pokoknya sesibuk apapun kita nanti harus sering-sering ngumpul kaya gini
ya

Devon : Udah ah bahas giniannya. Kantin yuk, pengen beli minum nih ( Ajaknya sambil
mengangkat kotak pemberian Milea )

Dimas : Oke ( Berdiri )

Milea : Aurin sama Reon gak ikut ?

Reon :Ga usah. Kalian aja

Aurin : Duluan aja. Entar nyusul, nanggung nih

Devon : Yaudah, yuk

( Devon, Milea, Rey dan Dimas berjalan bersama menuju kantin )

Aurin : Pfttt, Akhirnya. Ehhh yon beneran gaj mau ke kantin?

Reon : ( Menggeleng )

Aurin : Oh iya gue lupa ( Menepul jidat ) Kemarin gue nemuin ini di meja lo. Punya lo kan?
( Mengambil sebuah buku dari dalam tasnya dan memberikannya kepada Reon ) Gue
duluan ya

Reon : ( Mengambil buku tersebut lalu mengamatinya ) Milea? ( Alisnya bertaut kemudian
Reon membaca halaman pertama buku itu “

Dear diary

Hari ini aku menyadari, dia itu bagaikan seseorang yang berdiri dibalik dinding kaca. Aku
bisa melihatnya dari dekat, aku bisa merasakan kehadirannya dan aku merasakan bahwa dia
benar-benar ada. Tapi kembali ke kenyataannya, bahwa diantara kami masih ada dinding
kaca. Apa yang harus aku lakukan? Mengajncurkan dinding kaca itu dan membuat orang
lain terluka? Atau aku hanya harus tetap berdiri dan diam di balik dinding kaca itu dan
membiarkan diriku terluka?

Reon : Bodoh ( Bergumam lalu tersenyum )

Dua minggu telah berlalu. Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan di Kirin Senior High
School. Suara riuh dan haru terdengar jelas dari setiap penjuru sekolah.

( Kelas XII IPA 2 )

Rey. : Dimas ! Lulus kan? ( Memeluk pundak Dimas )

Dimas : Iya dong. Rey ( Menepuk dadanya ) Milea kenapa sih mondar mandir kaya setrikaan
aja ?

Rey : Milmil lagi panas dingin, degdegan pengen nembak Devon

Milea : Rey apaan ihh bahasanya, nembak. Gue cuman mau ngungkapin perasaan gue yang
sebenarnya ke Devon. Ga ada niat buat nembak

Dimas : Sama aja kali Mil

Milea : Ihhh Dimas .. Udah dehh diem aja

( Devon dan Aurin lalu masuk ke dalam kelas diikuti oleh Reon yang masih saja
menggunakan earphone ditelinganya )

Rey : Ehhh Devon, Devon sini. Ada yang mau ngomonhg nih

Devon : Wah pas banget pada ngumpul. Gue ada pengumuman penting nih

Dimas : Kenapa? Kucing lo buntinh lagi?

Devon : Becanda mulu lo Dim. Pengumumumannnya itu... gue sama Aurin ( Menautkan
Jemarinya ) Kita taken.

Milea : Apa ? ( Kaget )

Rey : Parah

Dimas : Gila !

Devon : Lohh. Kok reaksinya pada gitu sih yaa emang aneh sih tiba-tiba gue jadian ama
Aurin. Tapi ya gitu sama-sama suka terus jadian deh

Dimas : Tapi Milea kan... ( Menunjuk Milea )

Aurin : Milea kenapa?


Milea : Gak papa kok. By the way selamat ya Rin ( Memeluk Aurin ). Gue bilang juga apa,
suatu saat nanti Tom and Jerry bakal akur kan? Nih buktinya ( Senyum terpaksa)

( Tiba- Tiba Hp Rey bergetar )

Rey : Oh iya miss.. oke oke ( Menutup telepon ) Miss Nada nelfon, acara pelepasan kelas 3
udah mau dimulai. Suruh kesana sekarang katanya

Devon : Oh gitu. Aurin ayo

Aurin : Milea ayo! ( Menarik tangan Milea )

Milea : Duluan aja deh. Ntar gue nyusul

Devon : Ya udah cepetan Mil, Miss Nada udah nyariin

( Devon, Aurin, Rey dan Dimas meninggalkan kelas. Menyisahkan Mileas yang kembali
duduk ditempatnya, menelungsupkan wajahnya ke tangan diatas meja )

Reon : Pilihan yang bijak

Milea : Maksudnya apa? “

Reon : Milih buat tetep berdiri di belakang dinding kaca. Dan tetap ngebiarin hati lo hancur

Milea : Lo ngomong apa sih . Ngaco deh

Reon : (Mengeluarkan sesuatu di balik punggungnya) Ini !

Milea : Diary gue ! Lo baca? Sumpah Yon lo gak sopan ! ( Merebut diarynya dari tangan
Reon )

Reon : ( Duduk disamping Milea ) Lo tau apa yang lo rasain ke Devon itu, gue juga
ngerasain hal yang sama. Gue ngerasa kalo diantara kita juga ada dinding kaca Mil
( Jeda lalu Reon menghela nafas ) Tapi gua gak bisa Mil, gue gak bisa kaya lo.
Dinding itu Cuma kaca kan? Gampang kok ngancurin itu gue bisa lakuin dengan
mudah” ( lalu tersenyum )

Milea : Reon. Lo ...?

Reon : Gue akan berusaha untuk ngancurin dinding kaca diantara kita Mil ( Berdiri dari
duduknya ) Udah yuk, yang lain pasti nyariin

( Reon Lalu mengulurkan tangannya pada Milea yang lalu diterima dengan suka cita oleh
gadis itu )

Kisah ini belu berakhir. Namun baru dimulai.

Matahari kembali menjadi saksi. Sebuah kisah sederhana baru saja dimulai. Kisah klasik
seorang anak manusia yang berusaha menutup lembaran lama kisah cintanya dan memulai
dengan menuliskan kisah cinta baru dengan orang yang baru.

Anda mungkin juga menyukai