Anda di halaman 1dari 20

Naskah Drama

“ Kesombongan itu membunuhmun ”

Di susun :

O
L
E
H
Kelompok 1 :
1. Deril bintang
2. Gutnandar ismail
3. Jodrival orangi
4. Ziyad tanip
5. Amelia P saido
6. Fitrahayu rivai
7. Hariyati ladunta
8. Milda djafar
9. Yurlian lamato
Kelas : XI MIA 2

Tahun pelajaran
2019-2020

MAN.1 BOALEMO
Kesombongan Itu Membunuhmu

Pemeran :

Ziyad tanip (Revan )   Pintar, bijak, baik, mempunyai rasa ingin tau yang tinggi, mempunyai tekad
yang kuat
Milda djafar (Felly)  Pintar, sombong, tidak mau kalah, selalu menjaga image.
Hariyati ladunta  (Nigi)    Penurut, pendiam.
Amelia P. saido (Lavi)  Cuek, jutek, ceroboh.
Jodrival orangi (Raffa)  Cuek, benci sama Felly, cowo yang ‘dingin’.
Deril bintang (Raka) Sengak, troublemaker, berandal, genit.
Fitrahayu rivai (ibu ayu)   Baik, lemah lembut.
Yurlian lamato ( ibu ika ) Galak, tegas.
Gutnandar ismail ( Rendy ) Arogan,genit

Babak 1
(di koridor kelas)
Nigi : Fel, udah ngerjain PR belum?
Felly : Udahlah, Felly gitu. (menepuk dadanya) (menhampiri pintu kelas) yailah masih dikunci.
Nigi : Ajarin dong, Fel! (memasang muka pengen)
Felly : Enak aja! Kerjain aja sendiri! (duduk deket Teman Felly)
Nigi : Yaelah Fel, pelit amat. Yaudah deh ajarin gue dong. Gue nggak ngerti cara gunain rumusnya.
Felly : Males ah! Usaha sendiri aja gih! (membuka HP-nya cuek)
Nigi : (mendengus) Ampun dah Felly. Sama temen sendiri nggak mau berbagi ilmu.
Felly : Lo temen gue? (menatap polos temannya)
Nigi : Tau ah!
Felly : (bersikap cuek)
Nigi : Felly, ajarin dong. (mengatup kedua tangan)
Felly : Makanya jadi orang pinter biar bisa ngerjain PR! (tersenyum sinis)

Nigi : (cemberut) Jangan sombong, Fel. Kena karma nanti.

Felly : Bilang aja lo iri.

Nigi : Terserah lo lah, Fel. Yang penting, ajarin gue sekarang. Sebelum bel bunyi.

Felly : Lo tau kan, ini tuh PR. Perkerjaan Rumah. Jadi ngerjainnya ya dirumah. Kalo nggak bisa, ya
usaha. Nyari di buku atau internet kan bisa. Jaman udah canggih. Jangan kaya orang susah deh.

Nigi : (memotong pembicaraan Felly) Ini gue juga lagi usaha kok. Nanya sama lo.

Felly : Yaudah mana sini gue bantuin! (merampas buku Temannya)

Nigi : Ini gimana nih, gue bingung.

Felly : Ini kan udah ada rumusnya. Makanya kalo guru jelasin dengerin!

(Felly menjelaskan PR-nya)

Lavi : (berlari) Hai teman! (ngos-ngosan)

Nigi : Tumben Vi baru dateng?

Lavi : Hehehe gue telat bangun tadi. Eh kok pada di luar.

Nigi : Kebiasaan. Masih dikunci.

Felly : Nigi dengerin kenapa sih!

Nigi : (menyengir)

Lavi : Lagi ngapain sih? (mecondongkan tubuhnya ke arah pekerjaan Felly)

Felly : Bisa liat kan?

Lavi : Astaghfirullah! Gue lupa ada PR! (panik)

Nigi : (memutar kedua bola matanya)

Felly : (berdecak) Kalian niat sekolah nggak sih, PR udah dari minggu lalu.

Lavi : (masih sibuk menyalin jawaban dari buku Nigi) Niatlah, Fel. Kalo nggak niat, kita nggak sekolah
sekarang.
Nigi : (menyengir)

Felly : Susah punya temen kayak kalian. Dibilangin susah banget.

Lavi : Yaudahlah, Fel. Lo nggak akan rugi kok karena sifat gue. (Masih menyalin)

Nigi : (melotot mendengar perkataan Lavi)

Felly : (berdecak kesal)

Nigi : (wajah ketakutan) mmm, thanks, Fel. Udah ngajarin. Hehe..

Felly : (sambil memainkan HP-nya) hmm

Lavi : YES! Akhirnya selesai! (meregangkan tangan)

Felly : Bangga nyontek? (masih memainkan HP)

Lavi : Yaelah, yang penting PR kelar sebelum bel. Masalah dapet dari mana jawabannya mah bodo amat.
(merapikan bukunya) Thanks, Gi!

Nigi : Iya, Vi . (suara kecil)

Felly : Generasi bangsa ancur.

Lavi : (memutar bola mata kesal) (melangkah menuju mejanya)

Kriingg… ( Bel masuk )

Ibu ika : Assalamualaikum

Siswa : waalaikumussalam

Ibu ika : Bagaimana dengan tugas minggu lalu ? sudah selesai ?

Siswa : sudah Bu!

Ibu ika : Baiklah,semuanya tolong tinggalkan tugas yang saya berikan dimeja saya ,felly tolong kumpulin
semuanya ya

Felly : iya bu

Ibu ika : Sebelum kita menyudahi kelas hari ini,saya ingin mengingatkan kalian bahwa minggu depan
adalah ujian akhir,tolong persiapkan diri kalian dan belajar yang rajin akhir pekan ini.

Siswa : Siap Bu !

Ibu ayu : Assalamualaikum

Ibu ika / siswa : waalaikumussalam, ada apa Bu? ( Kata Bu ika )

Ibu ayu : Sedikit lagi akan diadakan rapat Bu,Ibu Ika di undang segera

Ibu ika : ohiyiya Bu ..

Ibu ika : Baiklah anak-anak ibu permisi dulu,Assalamualaikum

Siswa : Waalaikumussalam
(Di koridor kelas)

Ibu ayu : kira- kira rapat tentang apa ya Bu?

Ibu ika : mungkin ujian akhir minggu depan

Ibu ayu : oh …. Iya juga ya..

Babak 2

(Di kantin)
Revan : (menghampiri temannya) weitss bro! Berdua aja? Mana  si Raka? (duduk disebelah raffa)

Raffa : Lagi berurusan Pak Retno. (tetap sibuk sama makananya)

Revan : Pak Retno? Guru fisika yang killer itu?(memainkan gadgetnya)

Raffa : Yoi

Revan : Kok bisa?

Raffa : Bisalah. Orang kayak dia mah udah biasa berhadapan sama guru.

Revan : Hahaha... Eh, ternyata ini sekolah gede juga ya? (menatap kagum kesekitar)

Raffa : Ckck, norak banget deh. (memutar bola matanya)

Revan : Suka – sukalah. Eh si Raka lama banget dipanggilnya?

Raffa : Dengerin ceramah dulu paling.

Revan : eh ren,sibuk amat,ama makananya

Rendy : selagi masi ada makanan,ya dimakanlah

Revan : yayaya..

(Felly memasuki kantin)

Revan : Bro, itu siapa? (mengarahkan kepalanya ke arah Felly yang asik sama minumannya)

Raffa : Yang mana? (celingukan)

Revan : Itu yang lagi minum.

Rendy : Oh si Felly (langsung memalingkan muka)

Revan : Oh namanya Felly. (ngangguk – ngangguk) Cantik ya?

Rendy : Hah? Eng, cantik sih. Tapi belom tau aja lo sifatnya. (mendengus kesal)

Revan : Baik hati lah pastinya. (senyum – senyum)

Rendy : Sok tau. Samperin aja, nanti juga tau sifatnya. (bersikap cuek)

Revan : Hmm... oke deh. (bangun dari duduk, melangkah ke arah Felly)

Rendy : (Menghentikan langkah Revan) Mau kemana, Van?

Revan : Nyamperinlah. (meneruskan jalannya)

Rendy : (cengok, meneruskan makannya)

(Sesampainya di tempat Felly)


Revan : Hai (senyum)

Felly : (diam)

Revan : Boleh gue duduk di sini?

Felly : (masih diam)

Revan : Oke gue anggap diem lo itu iya. (duduk di dekat Felly)

Felly : (masih tetap diam)

Revan : Hmm... Nama lo siapa? Gue- (terpotong karena tepukan teman Revan)

Raffa : (menepuk pundak Revan) Hoi! Balik kekelas yok! (menarik Revan)

Revan : Eh, selow dong. (melepas tarikan temannya) Gue duluan ya!

Raffa : Ngapain sih deketin si sombong itu?

Revan : Dia baik.

Raffa : Terserah.

(Revan ,Rendy dan Raffa keluar kantin)

(lavi datang)

Lavi : Felly! (mengagetkan Felly)

Felly : Berisik!

Lavi : Yaelah, Fel. Kaget napa. (menyeruput minuman Felly)

Felly : Kayaknya nggak ada yang ngizinin situ minum itu deh. (sinis)

Lavi : Dikit doang, Fel. (memainkan gadgetnya)

Felly : (mendengus)

Lavi : Eh, tadi gue liat ada si Raffa ,Rendy sama Revan deh disini.

Felly : Ya emang. Eh Revan? Siapa tuh? (mengalihkan pandanganya ke arah temannya)

Lavi : Lo gak tau, Fel?

Felly : Nggak (muka polos)

Lavi : Peduli dikit dong sama lingkungan sekitar.

Felly : Penting? Udah deh tinggal bilang siapa dia?

Lavi : (tersenyum sinis) Dia anak baru.

Felly : Ooohh

Lavi : Lo harus hati – hati. (tersenyum miring)

Felly : Emang kenapa? Dia gigit orang gitu?(sinis)

Lavi : Dia itu...

Felly : Apa? Hah? Anak penjabat? (melengos malas)

Lavi : Dia pinter! (tersenyum penuh kemenangan)


Felly : Hahahaha... Lavi, kalo dia pinter, dia sekelas sama kita. Nyatanya? Dia Cuma di kelas biasa.

Lavi : Felly, yang di kelas reguler itu nggak bodoh, hanya saja mereka masih menyembunyikan
kemampuannya.

Felly : Yayaya

Lavi : Akhirnya keinginan gue bentar lagi tercapai.

Felly : Hah?

Lavi :  (tersenyum misteri)

Felly : nggak jelas.

Lavi : (cuek),eh Nigi kemana?

Felly : Lo temennyakan ? masa tanya ke gue

Lavi : biasa aja kali

Felly : (cuek)

Babak 3
(Di koridor kelas)

Revan : Apaan sih Raf?!  Pake narik – narik segala!

Raffa : Nggak usah deketin si Felly deh. Percuma.

Revan : (duduk dilantai) Kenapa? Cemburu? Hahaha...

Raffa : Ck, apaan sih!

Revan : Hahaha... eh si Raka belom selesai juga berhadapan sama pak Retno?

Rendy : Entah. (berdiri mau melangkah ke arah kamar mandi)

Revan : Lah, mau kemana Ren?

Rendy : Panggilan ‘alam’ nih. Hahaha

(Rendy keluar kelas)

Revan : Aneh dah tuh orang. sekarang kita ditinggal. (garuk – garuk kepala heran)

Raffa : Biasa.. Rendy mah,memang gitu orangnya

(Tak lama,Raka datang)

Raka : (lari – lari, ngos – ngos)

Revan : (menyeritkan dahi) Habis ngapain, Ka?

Raka : (ngos – ngosan) Gila! Guru nggak punya hati!

Revan : Kenapa ? (melempar minum ke arah temannya)

Raka : (minum) Disuruh bersihin toilet. (duduk dekat Revan)

Revan : Hahahaha... awalnya kenapa sih bisa dipanggil Pak Retno?

Raka : Ketiduran.

Revan : Oh, jadi ketauan tadi. Hahaha

Raka : (muka ditekuk –cemberut-)  Lagian tadi main kabur ke toilet.

Revan : Kebelet (nyengir)

Raka : (mendengus) Capek men!

Revan : Makanya jangan tidur mulu dikelas.

Raka : Yayaya

Raffa : gue pergi dulu ya ( sambil berdiri )

Revan : kemana?

Raffa : susulin si Rendy

Revan : oklah..

(Revan,Raffa dan Raka bersalam an dengan gaya geng mereka )

(Raffa pun pergi)

Revan : Eh,ngomong-ngomong kenal Felly nggak?


Raka : Felly?!

Revan : Yap!

Raka : Kenallah, siapa coba yang nggak kenal dia? (senyum – senyum) Apalagi cewek cantik kayak
Felly.

Revan : Wah, naksir ya bro?

Raka : Cuma orang buta yang nggak naksir dia. (tersenyum membayangkan Felly)

Revan : (memandang jijik temannya)

Raka : Eh, bentar, tau Felly darimana?

Revan : Tadi liat di kantin.

Raka : Ohh

Revan : Dia kaya gimana orangnya?

Raka : Dia siapa?

Revan : Felly lah. (berdecak kesal)

Raka : Hmm... cantik tapi yagitu.

Revan : Yagitu kenapa? (memutar bola mata, lelah mendengar jawaban temannya)

Raka : Nanti juga tau sendiri. (cuek)

Revan : (memainkan gadgetnya)

Raka : Si Rendy mana?

Revan : Toilet.

Raka : Oohh. Eh mending deketin si Felly aja, kalo mau tau gimana dia.

Revan : (berpikir) (tersenyum penuh misteri)

(Ibu ika datang)

ibu ika : kalian kenapa tidak masuk? Tidak dengar bel masuk?

Raka : ini sedikit lagi masuk kok Bu

Ibu ika : yasudah sana masuk ( sambil berjalan )

Raka : emang ya… lelaki itu selalu salah dimata wanita

Ibu ika : apa ? apa kamu bilang barusan ?( sambil membalikan badan )

Raka : nggak,nggak ada kok Bu

Ibu ika : saya nggak tuli ya,saya dengar kamu mengatakan sesuatu

Revan : nggak ada kok Bu,bener deh

Ibu ika : sudah ! sana masuk !


Babak 4

(Esoknya di koridor)
Nigi : Hoi! Vi! Tumben  udah dateng?

Lavi : Dikerjain kakak. (cemberut)

Nigi : Hahaha...  akur dikit napa sama kakak.

Lavi : Gimana bisa akur, liat mukanya bikin naik darah terus.

Nigi : Ngomong – ngomong Felly belom dateng ya?

Lavi : Keliatannya adanya ada nggak? (cuek)

Nigi : Nggak (muka polos)

(Revan melewati kelas Felly)

Lavi : Eh, gue pengen Felly berubah deh.

(Revan Berhenti, menguping pembicaraan teman Felly)

Nigi : Berubah? Emang bisa ya? Felly kan bukan power rangers. (garuk tengkuk bingung)

Lavi : Ish... bodoh banget sih! Maksud gue berubah sifatnya, bukan tubuhnya.

Nigi : Ooh, hehehe. Gimana caranya?

Lavi : Nah itu dia, gue nggak tau.

(Mereka berpikir)

(Revan tersenyum kemudian melanjutkan jalan kekelasnya)

Lavi : Felly itu harus dibikin jera biar sadar.

Nigi : betul betul. Gimana tuh?

Lavi : Ya bantu mikirlah! Gimana gimana mulu! (kesal)

Nigi : (cengar – cengir)

(berpikir)

Nigi : (berteriak tiba – tiba) AH! GUE TAU!

Lavi : (mengelus dada kaget) biasa aja kali. (mendesis pelan)

Nigi : hehehe... Gimana kalo kita geser Felly dari peringkat 1 paralel?

Lavi : Gi, meski kita dikelas bilingual, tapi otak kita nggak se jenius Felly.

Nigi : Bisa aja, kalo kita beli otak kayak punya Felly.

Lavi : (menoyor kepala Nigi) Cari orang yang setara kejeniusan sama Felly.

Nigi : Hmm... bisa tuh, tapi siapa? (muka polos)

Lavi : Ntah (menggidikan bahunya)

(saling pandang)

(tertawa)

Babak 5

(Di koridor)
Revan : (menghampiri ketiga temannya) Bro! Ada kabar baik! (duduk)

Raka : Kabar baik apa?

Revan : gue mau cari tau sifat aslinya dan bisa nyadarin si felly

Raka : gimana caranya ?

Revan : gue dengar ada lomba cerdas cermat

Raka : terus apa hubungannya dengan cerdas cermat?

Revan : di cerdas cermat itu gue mau tau gimana sifat felly sebenarnya

Rendy : kan gue udah bilang,dia sombong rev

Revan : gue liat dia baik

Rendy : terserah deh

Raka : jadi gimana dengan rencana lo?

Revan : gue minta bantuan sama kalian,bantuin gue untuk ikut lomba cerdas cermat itu

Raka : kalau gue si bisa aja,kita cari satu lagi,Raffa rendy kalian nggak mau?

Raffa : rendy aja

Rendy : kok gue?

Revan : Ren tolongin ya? ( memasang muka kasihan )

Rendy : tapikan gue nggak pinter-pinter amat

Revan : biasa aja kali,gue cuma mau tau sifat felly sebenarnya

Rendy : okelah

Revan : thanks ya bro..

( selesai acara cerdas cermat.felly,nigi dan lavi sedang berjalan di koridor kelas)

Lavi : nggak nyangka ya,kita yang menang

Felly : ya jelas menanglah,siapa juga yang bisa ngalahin gue?.nggak ada kali

Nigi : jangan sombong fel

Felly : siapa yang sombong? Kenyataan Gi

Nigi :iya deh iya

( Revan mendengar pembicaraan mereka )

Di kelas
Revan : Hai Broo..!

Raffa : kenapa lo? Kaya ada sesuatu gitu

Revan : Gue udah tau sifat Felly.

Raffa : Terus? Penting gitu?

Revan : (mendengus) Gue punya rencana.

Raka : Lo mau ‘nembak’ dia? (berbinar)

Revan : Nggaklah. (tersenyum misterius)

Raffa : Ada apa sih?

Revan : Gue mau buat taruhan.

Raka : Inget dosa.

Revan : Dengerin dulu. Jadi gue bakalan nge-geser Felly dari ranking 1 paralel.

Rendy : Sok bisa.

Revan : Kalo belajar mah bisa.

Raffa : (melengos) (masuk kelas)

Revan : Kenapa sih tuh orang?

Raka : Tau deh.

Revan : Kira – kira berhasil nggak ya? (memikirkan rencananya)

Raka : Hmm, pasti berhasil kalo pinter mah.

Revan : Ck. Do’a-in ya bro! (menepuk pundak sahabatnya)

Raka : Berani bayar berapa?

Revan : Ck. Kalo berhasil, pesen makanan di kantin sesuka lo.

Raka : Yoi.

(Ber-high five)

(Kedalam kelas)

Babak 6

(dikoridor saat istirahat,ibu ika sedang berjalan)


Rendy : bu!... ibu (sambil menghampiri ibu ayu )

Ibu ayu : iya rendy,ada apa?

Rendy : begini Bu,saya dapat amanah dari papi,katanya proposal pameran yang ibu ajukan sudah dibaca

Ibu ayu : oh… alhamdulillah,bagus kalau begitu

Rendy : tapi Bu..,kata papi proposalnya masih akan dibahas dirapat Bu

Ibu ayu : oh..iya.makasih ya ren

Rendy : iya Bu sama-sama

Ibu ayu : saya duluan dulu yaa…( sambil berjalan )

Rendy : ya Bu

( Di koridor kelas saat istrahat)

Revan : (berjalan bersenandung mendengar musik lewat earphone)

Felly : (memainkan hp sambil berjalan)

(bersenggolan)

Felly : aduh! (memegangi lengan atasnya)

Revan : sorry sorry ya Allah maaf, loh Felly?

Felly : liat - liat dong kalo jalan!

Revan : yee enak aja main salahin orang. Lo juga salah jalan kok nunduk.

Felly : lo yang salah. Sok kenal lagi.

Revan : Nggak nyangka ternyata gini sifat murid terpintar.

Felly : ck (liat Revan dari atas kebawah) oh situ anak baru? Nggak nyangka anak baru hobi nge-judge
orang.

Revan : tapi emang bener kan, Felly murid pintar tapi belagu.

Felly : heh?! tau apa lo tentang gue? Jangan main ambil kesimpulan!

Revan : well, baru begini aja udah kepancing emosinya

Felly : mau lo apa sih? Sok akrab!

Revan : (melirik Felly) Felly, murid terpintar yang selalu menempati ranking satu paralel. Asik juga kalo
bisa nge-geser lo. (tersenyum misterius)

Felly : (mengangkat dagunya sombong) (melipat kedua  tangan didepan dada) nggak usah sok pinter deh!

Revan : bukannya sok, tapi kenyataannnya emang begitu.

Felly : lo tuh cuma anak biasa yang beruntung masuk sekolah favorit. Jangan banyak gaya mas.

Revan : kita liat aja nanti pengumuman hasil UAS  1. (Tersenyum misterius)

Felly : jangan mimpi bisa dapetin posisi pertama. Karena anak sekelas gue aja susah geser gue

Revan : hmm.
Felly : ish terserah deh, males nanggepin orang nggak jelas. (Beranjak pergi dari tempat)

Revan : (berteriak) lo takut?

Felly : (memutar balik badan) Nggak!

Revan : (menghampiri Felly) kalo nggak takut, seharusnya  mau dong terima  tantangan gue.

Felly : apasih? Nggak jelas! (Membalikan badan)

Revan : penakut!

Felly : gue bukan penakut!

Revan : kalo gitu, bisalah terima  tantangan dari gue.

Felly : ck, apa?!

Revan : hmm, sebenernya sih gue mau ajak lo taruhan.-

Felly : (mendumel memotong omongan Revan) cih katanya anak baru itu alim ternyata tukang taruhan.

Revan : ini bukan sembarang taruhan-

Felly : banyak gaya lo . (memotong omongan lagi)

Revan : siapa yang bisa nempati ranking satu paralel dialah pemenang-

Felly : ck sok.

Revan : yang kalah harus menuhin 3 permintaan yang menang-

Felly :  lebay.

Revan : permintaan bebas. Dan harus sportif.

Felly: nggak penting banget sih!

Revan: bilang aja takut kalah.

Felly: Felly nggak pernah kalah!

Revan: ya terimalah tantangan gue (bersedekap)

Felly : apapun permintaannya?

Revan: Ya

Felly: (berpikir)

Revan : (tersenyum miring) jadi?

Felly : apa harus gue terima taruhan konyol lo? (mendengus)

Revan : tentu. Itupun kalo lo bukan penakut.

Felly : siapa takut?!

Revan : oke , deal? (mengulurkan jabat tangan)

Felly : deal. (bersalaman)

Ibu ika : (berdehem) ada apa ini? kenapa masih diluar?

Revan : eh ibu hehe nggak ada apa apa kok bu (cengengesan)

Felly : (tersenyum kikuk)


Ibu ika : cepat masuk! Bel masuk sudah berbunyi dari tadi.

Revan : iya bu, kalo gitu kami permisi masuk kekelas bu. Assalamualaikum.

Felly : Assalamualaikum bu.

(keduanya pergi ke kelas masing masing)

Ibu ika : waalaikumsalam. Dasar murid bandel. Pacaran mulu.

Babak 7

(Di koridor esoknya)


Revan : (lagi belajar)

Raffa : tumben lo jam kosong gini belajar?

Revan : Suka – sukalah.

Raffa : Lo masih nekat buat kalahin Felly?

Revan: hmm

Raffa : Ngapain sih berurusan ama dia?

Revan: Kenapa sih lo nggak suka gitu sama dia?

Raffa : Sok cantik. Sombong lagi.

Revan: Emang cantik kali. Hahah

Raffa : terserah.

Revan: Udah sono pergi, gue mau belajar.

(Rendy datang )

Rendy : halaah nggak bakal bisa lo nandingin Felly.

Revan : usaha keras nggak akan menghianati kok.

Rendy : sok bijak.

Revan : pergi sonoh ah! Ganggu aja.

Rendy : (mengangkat bahu, dan beranjak pergi)

Revan : berisik banget dah tu orang. (Ngedumel)

(tak lama kemudian Felly melewati koridor kelas Revan)

Felly : cie yang lagi belajar. (bersedekap)

Revan : ada masalah?

Felly : nggak sih. Cuma gue yakin lo belajar pun juga  percuma.

Revan : Liat aja nanti.

Felly : sok pinter.

Revan : jangan banyak omong.

Felly : uh takut hahahaha

Revan : gue yakin, gue bisa karena gue  berusaha.

Felly : duh jadi takut kalah hahahaha

Revan : satu hal yang harus lo tau, usaha keras tidak pernah berkhianat.

Felly : hmm te- (terpotong karena ada yang menyebut namanya)

Ibu ayu : Felly kenapa kamu ada disini?

Felly : habis dari toilet bu.

Ibu ayu : yaudah sekarang kamu kembali ke kelasmu segera.

Felly  : baik bu.


Ibu ayu : oiya ibu mau ambil daftar absen dulu. Kumpulkan pr di meja guru. Nanti ibu ke kelasmu.

Felly : siap bu.

(ibu ayu pun pergi ke ruang guru)

Revan : udah sono pergi. Berisik tau!

Felly : dih. Oke, semangat belajarnya . Hahaha

(Felly pun pergi ke kelasnya)

Revan : Felly Felly. (Geleng geleng kepala)

Raka : hoi! (menepuk pundak Revan)

Revan : astaghfirullah. (Mengusap dada)

Raka : Jangan mikirin Felly mulu makanya hahahah

Revan : ya Allah banyak banget si pengganggu. (Menjambak rambut kesal)

Raka : udah batalin aja taruhannya. Kalah tau rasa loh.

Revan : berisik! udah ah minggir. ( beranjak dari tempat)

Raka : lah dia pergi. Basketan ajalah. (Kelapangan)

Babak 8

(Di koridor)
(Ujian telah usai)

Nigi : Fel.

Felly: Ya? Ada apa sih? Kok daritadi orang-orang mandang gue aneh gitu?

Lavi : Sebenernya-

Nigi : Mending lo ke lobby deh. Kita ke kelas dulu ya. Dahh (sambil menarik temannya)

Felly: Apasih tuh anak, aneh banget. Ngapain juga harus ke lobby? Liat hasil UAS? Udah pasti gue juara
1, hahahaha.

(Revan sedang berjalan santai sambil bernyanyi kecil)

Revan: mana sih tuh orang? (celingukan) Nah tu dia!

(Menghampiri Felly)

Revan: Hai, Fel. (pura-pura memasang wajah sedih)

Felly: (menengok) Kenapa lo sedih? Kalah ya? ahahahhaa.

Revan: (bersedekap, bersender pada tembok) udah liat pengumuman?

Felly: Haahahahaha, tanpa di liat juga ketauan kali siapa pemenangnya. Ya gue lah.

Revan: Apa yang buat lo yakin kalau lo juara 1?

Felly: (Berdiri) Gue Felly, murid yang selalu menempati ranking 1 paralel. Nggak ada yang bisa
nyingkirin gue. Apalagi lo yang hanya dari kelas biasa.

Revan: (tersenyum misterius) ingat, di atas langit masih ada langit.

Felly: sok bijak. Ck..

Revan: (menyerahkan sebuah kertas)

Felly: Apaan tuh?

Revan: Liat aja sendiri

Felly: (mengambil kertas itu ragu-ragu, membukanya perlahan)

(Felly terdiam sejenak)

Felly: Nggak! Ini nggak mungkin!

Revan: Ingat perjanjian kita?

Felly: Ini nggak mungkin. Lo pasti bohongkan?!

Revan: Apa buktinya?

Felly: Nggak! Semuanya pasti bohong! Ini nggak mungkin!

Revan: Terima kekalahan Felly.

Felly: (terdiam menatap kosong kertas)

Revan: sportif, Fel

Felly: Ini nggak mungkin! (dengan muka sedih)


Revan: (panik)

Felly: Ini pasti mimpi.

Revan: (menghela napas berat) Gue nggak ada maksud buat lo sedih gini, gue cuma mau lo sadar.
Kesombongan lo membuat lo terlihat buruk dimata teman lo.

Felly:  emang gue sombong?

Revan: Ya, lo memang pintar hanya saja lo terlalu tinggi hati. Lo jarang mau bantu teman lo yang
kesusahan.

Felly: (merenung)

Revan: Siap terima 3 permintaan dari gue?

Felly: Apa?

Revan: pertama, jangan sombong. Hal yang lo miliki sekarang hanya sementara. Berbagi ilmu dengan
teman itu lebih baik.

Felly: Oke.

Revan: Kedua, mulai berteman dengan siapapun dan bersikap baik. Mencari teman tak semudah mencari
musuh.

Felly: Gue selalu bersikap baik.

Revan: tapi kenyataannya, lo cuma punya 2 teman setia lo itu, yang lain menghindari lo karena sikap lo
selalu meremehkan orang lain.

Felly: (menghela napas) oke.

Revan: dan yang terakhir, kita berteman sekarang.

Felly: Hah?

Revan: Ya selama inikan lo anggep gue musuh gitu. Jadi kita temenan sekarang. (tersenyum puas)

(terdiam sejenak)

Felly: Teman? (tersenyum)

Revan: teman. (tersenyum)

Tamat.

Anda mungkin juga menyukai