Anda di halaman 1dari 19

“KEWAJIBAN DAN KEWENANGAN PERAWAT

HOME CARE”

OLEH
KELOMPOK IV

Milda Djafar 2121006


Priskawati S.Tanua 2121019
Flavianus Albert 2121021
Delfita Gego 2121023

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
Patofisiologi,Farmakologi Dan Terapi Diet Sistem Mukuloskeletal Dan
Sistem Integumen. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Pembangunan
Kesehatan di Indonesia ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Makassar,26 Februari 2024

PENULIS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................
DAFTAR ISI.....................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................
A. Latar Belakang.........................................
B. Rumusan Masalah....................................
C. Tujuan..............................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................
A. Kewajiban Perawat Dalam Kewenangan
Atau Tanggung Jawab Dalam
Memberi Keperawatan..............................
B. Bentuk-Bentuk Layanan Home Care.........
C. Pada Penderita Apa Saja
Dilakukan Home Care..............................
D. Jenis-Jenis Layanan Home Care...............
E. Peran Perawat Di Komunitas.................
BAB III PENUTUP.............................................
A. Kesimpulan.............................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini
disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat cepat sehingga informasi dengan cepat dapat diakses oleh semua
orang sehingga informasi dengan cepat diketahui oleh masyarakat.
Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di Indonesia
harus menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di negara yang
telah berkembang, sosial ekonomi masyarakat semakin meningkat sehingga
masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, tapi di
lain pihak bagi masyarakat ekonomi lemah mereka ingin pelayanan
kesehatan yang murah dan terjangkau. Sehingga memerlukan perawatan
lebih lama di rumah sakit.
Lama perawatan di rumah sakit telah menurun secara dramatis
dalam era peningkatan biaya keperawatan kesehatan, potongan anggaran
yang besar, managed care, perkembangan teknologi yang cepat, dan
pemberian pelayanan yang maju, karena penyebab langsung, atau efek
langsung dari variabel ini, industri perawatan di rumah menjadi alat untuk
menurunkan biaya dan lama perawatan. Akibatnya, industri perawatan di
rumah berkembang menjadi masalah yang kompleks dan harus diatasi
dengan perhatian yang besar bila salah satu tujuannya adalah memberi hasil
yang terbaik bagi setiap individu.
Home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien,
individu dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan, oleh
pemberi pelayanan, yang diorganisir untuk memberi pelayanani rumah
melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja atau kontrak
(Warola, 1980 Dalam Perkembangan Modal Praktek Mandiri Keperawatan
Di Rumah Yang Disusun Oleh PPNI dan DEPKES).
B. Rumusan Masalah
 Apa kewajiban perawat dalam kewenangan atau tanggung jawab
dalam memberi keperawatan?
 Bagaimana bentuk-bentuk layanan home care?
 Pada penderita apa saja dilakukan home care?
 Apa saja jenis-jenis layanan home care?
 Tuliskan peran perawat di komunitas?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui kewajiban perawat dalam kewenangan atau tanggung
jawab dalam memberi keperawatan
2. Mengenal bentuk-bentuk layanan home care
3. Meninjau pada penderita apa saja dilakukan home care
4. Mengetahui jenis-jenis layanan home care
5. Mengetahui peran perawat di komunitas
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kewajiban Perawat Dalam Kewenangan Atau


Tanggung Jawab Dalam Memberi Keperawatan

 Kewajiban Perawat
a. Perawat wajib mematuhi semua peraturan institusi yang
bersangkutan.
b. Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan
keperawatan sesuai dengan standar profesi dan batas-batas
kegunaannya
c. Perawat wajib menghormati hak-hak pasien.
d. Perawat wajib merujuk pasien klien kepada perawat atau
tenaga kesehatan lain yang lebih baik, bila yang
bersangkutan tidak dapat mengatasinya sendiri.
e. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien/klien
untuk berhubungan dengan keluarganya, sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan atau standar profesi yang
ada.
f. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada
pasien/klien untuk menjalankan ibadahnya sesuati dengan
agama dan kepercayaan masing-masing
g. Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau
tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan pelayanan
kesehatan dan keperawatan kepada pasien/klien.
h. Perawat wajib memberikan informasi yang akurat tentang
tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien klien.
dan keluarganya sesuai dengan batas kemampuannya.
i. Perawat wajib meningkatkan mutu pelayanan
keperawatannya sesuai dengan standar profesi
keperawatan demi kepuasan pasien/klien.
j. Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatan
secara akurat dan berkesinambungan.
k. Perawat wajib mengikuti perkembangan IPTEK
keperawatan atau kesehatan secara terus-menerus.
l. Perawat wajib melakukan pelayanan darurat sebagai rugas
kemanusiaan sesuai dengan batas-batas kewenangan.
m. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya tentang klien/pasien, kecuali jika dimintai
keterangan oleh pihak yang berwenang
n. Perawat wajib memenuhi hal-hal yang terlah disepakati
atau perjanjian yang telah dibuat sebelumnya terhadap
institusi tempat bekerja.

 Tanggung Jawab perawat menurut undang-undang


Kewajiban perawat sebagaimana dalam undang-undang
tentang keperawatan dinyatakan bahwa seorang perawat harus
Menggunakan dan menerapkan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip ilmu perilaku, sosial budaya, ilmu biomedik dalam
melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka memenuhi
KDM, dan Menilai tingkat pencapaian tujuan Mengevaluasi data
permasalahan keperawatan.
B. Bentuk – Bentuk Layanan Home Care
 Berdasarkan fokus masalah kesehatan
Berdasarkan jenis malasah kesehatan yang dialami oleh klien,
pelayanan keperawatan di rumah (home care) di bagi tiga kategori
yaitu :
a. Layanan perawatan klien sakit
Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan
jenis yang paling banyak dilaksanakan pada pelayanan
keperawatan di rumah sesuai dengan alasan kenapa perlu di
rawat di rumah. Individu yang sakit memerlukan asuhan
keperawatan untuk meningkatkan kesehatannya dan
mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu di rawat
di rumah sakit.
b. Layanan berbasis promotif dan preventif
Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang
fokusnya pada promosi dan prevensi. Pelayanannya
mencakup mempersiapkan seorang ibu bagaimana merawat
bayinya setelah melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh
kembang anak, mengajarkan lansia beradaptasi terhadap
proses menua, serta tentag diet mereka.
c. Pelayanan atau asuhan spesialistik
Yang mencakup pelayanan pada penyakit-penyakit
terminal misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti
diabetes, stroke, hipertensi, masalah-masalah kejiwaan dan
asuhan paa anak.

a. Berdasarkan institusi penyelenggara


Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan
layanan Home Care (HC), antara lain:
a. Institusi Pemerintah
Di Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah
lama berlangsung dilakukan adalah dalam bentuk perawatan
kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita maupun
lansia) yang akan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan
puskesmas (digaji oleh pemerintah). Klien yang dilayani
oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke
bawah. Di Amerika hal ini dilakukan oleh Visiting
Nurse (VN)
b. Institusi Sosial
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home
Care (HC) dengan sukarela dan tidak memungut biaya.
Biasanya di lakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan
dengan penyandang dananya dari donatur, misalnya Bala
Keselamatan yang melakukan kunjungan rumah kepada
keluarga yang membutuhkan sebagai wujud pangabdian
kepadan Tuhan.
c. Institusi Swasta
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home
Care (HC) dalam bentuk praktik mandiri baik perorangan
maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan HC
dengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari
klien maupun pembayaran melalui pihak ke tiga (asuransi).
Sebagaimana layaknya layanan kesehatan swasta, tentu
tidak berorientasi “not for profit service”
d. Home Care (HC) Berbasis Rumah Sakit (Hospital Home
Care)
Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah
dirawat dirumah sakit, karena masih memerlukan bantuan
layanan keperawatan, maka dilanjutkan dirumah. Alasan
munculnya jenis program ini selain apa yang telah
dikemukakan dalam alasan Home Care (HC) diatas, adalah:
- Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat,
sehingga kesempatan untuk melakukan pendidikan
kesehatan sangat kurang (misalnya ibu post partum
normal hanya dirawat 1-3 hari, sehingga untuk
mengajarkan bagaimana cara menyusui yang baik, cara
merawat tali pusat bayi, memandikan bayi, merawat
luka perineum ibu, senam post partum, dll) belum
dilaksanakan secara optimum sehingga kemandirian ibu
masih kurang.
- Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat
terjadi pada klien yang dirawat dirumah sakit.
- Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di
RS tentu memerlukan biaya yang besar
- Perlunya kesinambungan perawatan klien dari rumah
sakit ke rumah, sehingga akan meningkatkan kepuasan
klien maupun perawat. Hasil penelitian dari
“Suharyati” staf dosen keperawatan komunitas PSIK
Univ. Padjajaran Bandung di RSHS Bandung
menunjukkan bahwa konsumen RSHS cenderung
menerima program HHC (Hospital Home Care) dengan
alasan ; lebih nyaman, tidak merepotkan, menghemat
waktu & biaya serta lebih mempercepat tali
kekeluargaan (Suharyati, 1998)

b. Berdasarkan Pemberi Layanan


a. Dokter
Pemberian Home Care harus berada di bawah perawatan
dokter. Dokter harus sudah menyetujui rencana perawatan
sebelum perawatan diberikan kepada pasien. Rencana
perawatan meliputi: diagnosa, status mental, tipe pelayanan
dan peralatan yang dibutuhkan, frekuensi kunjungan,
prognosis, kemungkinan untuk rehabilitasi, pembatasan
fungsional, aktivitas yang diperbolehkan, kebutuhan nutrisi,
pengobatan, dan perawatan.
b. Perawat
Bidang keperawatan dalam home care, mencakup fungsi
langsung dan tidak langsung. Direct care yaitu aspek fisik
actual dari perawatan, semua yang membutuhkan kontak fisik
dan interaksi face to face. Aktivitas yang termasuk dalam
direct care mencakup pemeriksaan fisik, perawatan luka,
injeksi, pemasangan dan penggantian kateter, dan terapi
intravena. Direct care juga mencakup tindakan mengajarkan
pada pasien dan keluarga bagaimana menjalankan suatu
prosedur dengan benar. Indirect care terjadi ketika pasien
tidak perlu mengadakan kontak personal dengan perawat.
Tipe perawatan ini terlihat saat perawat home care berperan
sebagai konsultan untuk personil kesehatan yang lain atau
bahkan pada penyedia perawatan di rumah sakit.
c. Physical therapist
Menyediakan perawatan pemeliharaan, pencegahan, dan
penyembuhan pada pasien di rumah. Perawatan yang
diberikan meliputi perawatan langsung dan tidak langsung.
Perawatan langsung meliputi: penguatan otot, pemulihan
mobilitas, mengontrol spastisitas, latihan berjalan, dan
mengajarkan latihan gerak pasif dan aktif. Perawatan tidak
langsung meliputi konsultasi dengan petugas home care lain
dan berkontribusi dalam konferensi perawatan pasien.
d. Speech pathologist
Tujuan dari speech theraphy adalah untuk membantu pasien
mengembangkan dan memelihara kemampuan berbicara dan
berbahasa. Speech pathologist juga bertugas memberi
konsultasi kepada keluarga agar dapat berkomunikasi dengan
pasien, serta mengatasi masalah gangguan menelan dan
makan yang dialami pasien.
e. Social wolker (pekerja social)
Pekerja social membantu pasien dan keluarga untuk
menyesuaikan diri dengan faktor sosial, emosional, dan
lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan mereka.
f. Homemaker/home health aide
Tugas dari home health aide adalah untuk membantu pasien
mencapai level kemandirian dengan cara sementara waktu
memberikan personal hygiene. Tugas tambahan meliputi
pencahayaan rumah dan keterampilan rumah tangga lain
(Bukit, 2008).

C. Pada Penderita Apa Saja Dilakukan Home Care


Menurut Rice R (2001) jenis kasus yang dapat dilayani pada
perawatan kesehatan di rumah meliputi kasus-kasus yang umum pasca
perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus khusus yang di jumpai di
komunitas,seperti :

 Klien dengan penyakit obstruktif paru kronis


 Klien dengan penyakit gagal jantung
 Klien dengan gangguan oksigenasi
 Klien dengan perlukaan kronis
 Klien dengan diabetes
 Klien dengan gangguan fungsi perkemihan
 Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan atau
rehabilitasi
 Klien dengan terapi cairan infus di rumah,
 Klien dengan gangguan fungsi persyarafan
 Klien dengan HIV/AIDS.
D. Jenis-Jenis Layanan Home Care
1) Layanan Perawatan Lansia
Bagi orang-orang yang sibuk dengan pekerjaan sehingga
tidak memiliki banyak waktu untuk merawat orang tua, maka
menghubungi home care adalah langkah yang tepat.Perawat
akan membantu Anda mengawasi sekaligus merawat lansia di
rumah. Terlebih lagi jika terdapat lansia yang sedang dalam
kondisi sakit atau membutuhkan perawatan.
2) Layanan Perawatan Luka
Layanan ini biasanya banyak digunakan oleh pasien
pengidap diabetes yang memiliki luka. Mengingat, luka akibat
diabetes membutuhkan perawatan khusus serta telaten,
sehingga akan lebih baik jika dilakukan secara langsung oleh
tenaga medis.Namun, tidak hanya pengidap diabetes, layanan
ini juga disarankan untuk pasien yang mengalami luka bakar,
terlebih jika kondisinya cukup serius.
3) Layanan Perawatan untuk Pendamping
Bagi Anda yang memiliki event kesehatan seperti vaksinasi
massal, maka dapat memanfaatkan layanan home care
pendamping. Layanan ini juga bisa digunakan dalam acara-
acara besar lainnya seperti konser.
4) Layanan Perawatan Pascaoperasi
Bagi pasien yang baru saja menjalani operasi dan diharuskan
rawat jalan, maka home care adalah layanan yang dapat Anda
manfaatkan, dibandingkan harus kontrol ke rumah sakit
berulang kali.Layanan pascaoperasi biasanya digunakan oleh
pasien pengidap stroke, kanker, infeksi, gangguan mental yang
membutuhkan perhatian khusus dan perawatan dalam jangka
panjang.
5) Layanan Perawatan untuk Bayi
Layanan home care juga dapat digunakan untuk Anda yang
baru saja melahirkan. Mulai dari perawatan untuk ibu hingga
bayi, salah satunya seperti paket Ibu dan Anak

E. Peran Perawat Dikomunitas


1. Peran perawat
Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan
oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dam
unit social (Robbins, 2002). Peran dipengaruhi oleh keadaan
social baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil.
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan
masyarakat oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya
adalah (Widyanto, 2014):

a. Pemberi Asuhan Keperawatan (Care provider)


Peran perawat sebagai care provider ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat berupa asuhan
keperawatan masyarakat yang utuh (holistic) serta
berkesinambungan (komprehensif). Asuhan keperawatan
dapat diberikan secara langsung maupun secara tidak
langsung pada berbagai tatanan kesehatan meliputi
puskesmas, ruang rawat inap puskesmas, puskesmas
pembantu, puskesmas keliling sekolah, panti, posyandu, dan
keluarga.

b. Peran Sebagai Pendidik (Educator)


Peran sebagi pendidik (educator) menuntut perawat untuk
memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat baik di rumah, puskesmas dan di
masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan
perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti
yang optimal. Perawat bertindak sebagai pendidik kesehatan
harus mampu mengkaji kebutuhan klien yaitu kepada
individu, keluarga, kelompok masyarakat, pemulihan
kesehatan dari suatu penyakit, menyusun program
penyuluhan atau pendidikan kesehatan baik sehat maupun
sakit. Misalnya penyuluhan tentang nutrisi, senam lansia,
manajemen stress, terapi relaksasi, gaya hidup bahkan
penyuluhan mengenai proses terjadinya suatu penyakit.

c. Peran sebagai konselor (Counselor)


Peran sebagai konselor melakukan konseling keperawatan
sebagai usaha memecahkan masalah secara efektif.
Pemberian konseling dapat dilakukan dengan individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.

d. Peran sebagai panutan (Role Mode)


Peran kesehatan masyarakat harus dapat member contoh
yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tatacara hidup
sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

e. Peran sebagai pembela (Advocate)


Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau
tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat
menjalankan fungsinya melalui pelayanan social yang ada
pada masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari
hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan
apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi dan melindungi hak-hak klien.
f. Peran sebagai manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola
berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan
masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab
yang dibebankan kepadanya.

g. Peran sebagai kolaborator


Peran sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerja sama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter,
ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitannya
membantu mempercepat proses penyembuhan klien.
Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses
pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses
keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan.

h. Peran sebagai penemu kasus (Case Finder)


Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan
dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadapat
status kesehatan melalui kunjugan rumah, pertemuan-
pertemuan observasi dan pengumpulan data. (Widyanto,
2014).
1) Peran Pada Invidu Atau Keluarga
2) Sebagai pelaksana kesehatan
3) Sebagai pendidik
4) Sebagai konselor
5) Sebagai peneliti
i. Perawat kesehatan masyarakat sekolah
Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan
pada anak ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan
anak dengan mengikut sertakan keluarga maupun masyarakat
sekolah dalam perencanaan pelayanan (Logan, BB, 1986).
Fokus utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan
lingkungannya dan sasaran penunjang adalah guru dan kader.

j. Peran dalam bidang kesehatan kerja


Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip
keperawatan dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga
kerja dalam segala bidang pekerjaan. Perawat kesehatan kerja
mengaplikasikan praktik keperawatan dalam upaya
memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan
masyarakat ditatanan industry, pabrik, tempat kerja, tempat
konstruksi, universitas dan lain-lain.

k. Perawatan kesehatan di rumah


Perawatan kesehatan dirumah adalah bagian dari rangkaian
perawatan kesehatan umum yang disediakan pada individu
dan keluarga untuk meningkatkan, memelihara dan
memulihkan kesehatan guna memaksimalkan kesehatan dan
meminimalkan penyakit.(Ilmi, 2011).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kewajiban perawat sebagaimana dalam undang-undang tentang
keperawatan dinyatakan bahwa seorang perawat harus Menggunakan
dan menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu perilaku,
sosial budaya, ilmu biomedik dalam melaksanakan asuhan
keperawatan dalam rangka memenuhi KDM, dan Menilai tingkat
pencapaian tujuan Mengevaluasi data permasalahan keperawatan.
Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dam unit social
(Robbins, 2002). Peran dipengaruhi oleh keadaan social baik dari
dalam maupun dari luar dan bersifat stabil.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. RI. 2002. Pengembangan Model Praktik Pelayanan Mandiri Keperawatan .


Pusgunakes, Jakarta
Depkes, R.I. (2002). Pedoman Penerapan Home Care. Jakarta : Dirjen Pelayanan
Medik.
Rice, R. (2000), Home Health Nursing Practice, Concept and Application. California
Addison-Wesley Pub Co.

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40379/4/Chapter%20II.pdf (diakses pada 3


Oktober 2016, 01:30)

Anda mungkin juga menyukai