Anda di halaman 1dari 7

DRAMA

LOST IN PESANTREN
“Tugas Drama Bahasa Indonesia”

Peran :

*Abdul latif : Kondektur

*Firdan : Pedagang asongan

*Ivan : Ustadz

*Yessi : Santri + pengurus keamanan

*Khoerunnisa : Santri + pengurus keamanan

*Maya : Santri nakal

*Naja : Santri nakal

SMA PESANTREN CINTAWANA


TASIKMALAYA
2018/2019
SANTRI NAKAL

Adegan 1:

Maya: “Naj, gue males banget nih dipesantren. Kesel banget setiap hari

selalu saja ada masalah yang datang, rasanya aku pengen kabur

dari pesantren ini”.

Naja: “Iya sama gue juga. Lah gue ngaji, tidur sedikit diomelin, aku gak

ngaji digibahin, sekalinya aku jujur aku dikatain bohong,

pengennya apa coba tuh ustadz?”.

Maya: “Iya benar naj! Gue juga kesel karena santri-santri lain yang selalu

ngatain kejelekan gue mulu”.

Naja: “Apalagi sama dua mudabbir itu tuh , kerjaannya Cuma nyari kesalahan

orang mulu, mereka berdua itu gak ngaca apa? Mereka berdua

juga kerjaannya gak jauh sama kita”.

Maya: “Iya tuh benar, mereka tuh Cuma punya pangkat saja, makannya

mereka gak pernah di hukum”.

Naja: “Sudahlah pokoknya gue sudah enggak tahan di sini, gue pengen

pulang”.

Adegan 2 :

Maya: “Naj, cepet ih jalannya”.

Naja: “Jangan cepet-cepet gue cape”.

Maya: “Cepet nanti keburu ada yang lihat”.

Naja: “Iya-iya..”

Maya: “Naj, jam segini jarang ada kendaraan umum yang lewat,mending

kita istirahat dulu dimesjid yuk?”.

Naja: “Iya boleh juga, lagian kaki gue pegel nih”.


Maya: “Ya sudah ayo”.

Adegan 3 :

Yessi: “Khoe, kemana yah Naja dan Maya gak kelihatan?”.

Khoerunisa: “Gak tahu Neng, paling mereka ketiduran di kobong”.

Yessi: “Takutnya Akang nanya sama kita”.

Khoerunisa: “Biarin saja, salah mereka yang gak tahu waktu”.

Adegan 4 :

Ivan: “Sebelum pengajian di mulai, mau tanya dulu kemana Naja dan

Maya gak kelihatan?”.

Yessi: “Ehmm...anu kang ....”.

Ivan: “Anu apa yes?”.

Khoerunisa: “Tidur paling juga !”.

Ivan: “Coba lihat dulu mereka dan sekalian bangunin”.

Yessi dan Khoerunisa: “Iya kang”.

Adegan 5 :

Ivan: “Gimana? Mereka ada kan ?”.

Yessi: “Mereka tidak ada kang”.

Khoerunisa: “Paling mereka kabur “.

Ivan: “Kabur?. Cepat cari dulu mereka sampai ketemu, pengajian hari ini
diliburkan dulu, yang penting mereka harus ketemu”.

Adegan 6 :

Khoerunisa: “Kita mau cari kemana Neng ?”.

Yessi: “Gak tahu nih, cari kemana ya?”.

Khoerunisa: “Gimana kalau kita carinya keluar kompleks saja , bisa jadi

mereka benar-benar kabur”.

Yessi: “Ya sudah kita cari yuk”.

Adegan 7 :
Yessi: “Khoe-khoe itu kaya Naja dan Maya deh”.

Khoerunisa: “Mana-mana?’.

Yessi: “Itu tadi mereka lewat di dekat bis”.

Kondektur: “Madinah 3x ayo Pak/Bu sekarang mau berangkat”.

Khoerunisa: “Pak maaf kita mau nanya boleh?”.

Kondektur: “Boleh mau tanya apa dek?”.

Khoerunisa: “Bapak tadi lihat dua orang perempuan lewat sini gak?.

Mereka berpakaian santri “.

Kondektur: “Kayanya tadi mereka masuk kedalam bis deh”.

Khoerunisa: “Oh, ya sudah terimakasih yah Pak”.

Khoerunisa: “Gimana dong kita gak bawa uang nih?”.

Yessi: “Gak tahu gimana nih “.

Khoerunisa: “Kalau kita turun mereka lolos, tapi kalau kita diam di sisni

nanti bayarnya pake apa?”.

Firdan: “Cangcimen 2x kacang, kuaci, peremen. Duduk-duduk de

ngalangin jalan saja “.(sambil mendorong mereka dan hampir

jatuh)

Khoerunisa: “Biasa aja kali gak usah pake dorong-dorong kita juga baru

masuk belum sempat duduk”.(sambil marah)

Firdan: “Ya sudah duduk”.(sambil nada tinggi)

Khoerunisa: “Iya-iya”.

Firdan: “Mau beli gak?”.

Yessi: “Gak Bang makasih”.

Firdan: “ Beli gak?”.

Yessi: “Gak Bang makasih”.

Firdan: “Cepet beli kalau gak beli gue bunuh nih”.

Yessi: “Kenapa jadi maksa? Kalau kita bilang gak beli ya gak beli Bang. Ini
pereman apa pedagang asongan sih galak amat”.

Yessi: “Khoe-khoe itu mereka didepan”.

Khoerunisa: “Mana-mana? (Ucap mereka sambil mengabaikan pedagang


asongan itu) “.

Yessi: “Eh ngapain kalian disini?”.

Naja: “Euhm....euhm”.

Yessi: “Maksud kalian apa kayak gini ngerepotin kita saja?”.

Maya: “Emang siapa suruh nyari kita”.

Khoerunisa: “Kita disuruh sama Pak Kyai, kalian juga kan masih

tanggung jawab pesantren".

Yessi: “Ya sudah ikut kita dulu kepesantren”.

Kondektur: “Minggir-minggir bayar mana uang ongkosnya?”.

Kondektur: “Cepet bayar ,malah pada bengong”

Yessi: “Gimana yah Bang kita gak bawa uang”.

Kondektur: “Kalau gak bawa uang ngapain naik?”.

Yessi: “Bentar yah Bang”.

Kalian bawa uang gak ?

Naja: “Bentar-bentar Kak cari dulu”.

Yesi: “Cepet ada gak?”.

Naja: “Gak ada Kak, dikamu ada gak May?”.

Maya: “Gue juga gak bawa duit Ja”.

Khoerunisa: ”Gimana donk? Gara-gara kalian sih kita jadi gak bisa bayar

ongkos”.

Firdan: “Ya sudah Bang biar saya bayarin mereka”.

Kondektur: “Ya sudah mana uangnya?”.

Firdan: “Berapa semuanya?”.

Kondektur: “Semuanya jadi 300.000”.


Firdan: “Haahh..? Ya sudah nih Bang”.

Khoerunisa: “Makasih Bang sudah bayarin kita semua”.

Firdan: “Ya sudah lain kali jangan maen kabur-kaburan lagi ya!”.

Khoerunisa: “Iya Bang makasih ya “.

Adegan 8 :

Khoerunisa: “Assalamualaikum?”.

Ivan: “Waalaikumsalam, gimana Naja dan Maya sudah ketemu belum?”.

Khoerunisa; “Alhamdulillah, ini mereka Kang”.

Yessi: “Ayo masuk-masuk”.

Ivan: “Astagfirullohhaladzim Naja Maya kalian dari mana saja?”.

Kalian sudah nyusahin semuanya, mau kalian apa? Sudahlah sekarang kalian
harus menerima ta`jiran atas perbuatan kalian ini.

Naja: “Ya Alloh May gue nyesel banget ngelakuin ini semua”.

Maya: “Iya gue juga nyesel, mana malu lagi diliatin banyak orang”.

Naja: “Iya gue juga malu, gue janji bakalan berubah gak akan kayak gini

lagi”.

Cerita ini diambil dari sebuah peribahasa “dimana bumi dipijak, disana langit dijunjung”

Anda mungkin juga menyukai