Anda di halaman 1dari 8

NASKAH FILM PENDEK X TKI 2

Penulis: Ejja wardini

Pagi itu di SMPN 9 CILEGON tampak cerah seperti biasanya. Burung-burung bersiul, embun pada bunga
tampak berjatuhan. Suara gema pak Aan menghitung mundur jam 07.00 atau jam dimana gerbang
ditutup belum terdengar saat itu, karena masih jam 06.15. hanya beberapa siswa yg sudah berada di
sekolah, jika bukan karena piket kelas, mungkin dia adalah seorang pengurus mpk osis atau mungkin
bisa jadi ia adalah orang yang terlalu rajin.

Adit: “sepi amat sekolah” (terdengar suara Adit yang baru saja sampai di gerbang sekolah menuju kelas.
Dia memang selalu datang pagi)

Jam menunjukan pukul 06.30 siswa kelas X TKI 2 sudah mulai berdatangan ke sekolah

Pagi Hari Gerbang Sekolah.

Fifi: “assalamualaikum bu” (fifi tersenyum kepada bu Lusi)

Ibu Lusi: “ waalaikumsalam fii” (jawab bu lusi sambil tersenyum ke arah Fifi)

Tak lama kemudian terdengar suara Aulia dan Sirin. Tampak nya mereka baru saja sampai di gerbang
sekolah

Aulia dan Sirin: “assalamu’alaikum pagi ibu”

Ibu Lusi: “waalaikumsalam, aulia sirin. Aul agenda kelas di kumpulkan ya nantisetelah pembiasaan”
(pinta bu lusi)

Aulia: “oke bu” (jawab aul seraya mengacungkan jempol dan pergi meninggalkan bu lusi)

Jam sudah menunjukan pukul 06.34 para siswa sudah mulai terlihat berlalu lalang di gerbang sekolah.
Begitupun adam dan asep

Asep: “dam, hari ini kita absen ke kesiswaan kan?”

Adam: “lah? Iyata sep? Emang hari apa inii?” (Adam terlihat kebingungan)

Asep: “aihh, ngelindur. Dah ayo buruan! Saya gamau kena point”

Dari kejauhan terlihat seorang siswi yang tergesa-gesa menuju gerbang, melihat antrean siswa siswi
yang ramai bersalaman di depan gerbang, siswi tersebut memilih langsung lanjut ke kelas karena sangat
memakan banyak waktu baginya

Ejja: “aduh udah jam 06.37, mana cukup buat absen ke kesiswaan. Ehh ibuu, ejja langsung ke kelas yaa
bu! Udah telat mau absen ke kesiswaan” (ucap ejja sambil berjalan cepat)

Ibu lusi: “aduh, kebiasaan. Ehh, ejja! Ical izin yaa!”

Ejja: “oke ibu, nnti ejja absen” (jawab nya tergesa-gesa)

Disisi lain, Fara dan Syifa pergi bersama ke sekolah mereka sedang menuju ke kelas
Fara: “Ehh, hari ini kita nagih uang kas ya?”

Syifa: “iya, ugh rada nyesel jadi bendahara” (keluh Syifa)

Fara: “belum nanti pulang sekolah beli bibit tanaman sama pot” (fara menambahkan)

Syifa: “uuh gausah di bahas far, masi pagi udah badmood aja saya nii” (Jawab syifa. Mereka pun
bergegas menuju ke kelas)

Sementara itu,

Fairly: “ibu hehe” (fairly, ical, dan rayhan menyapa bu lusi di gerbang)

Rayhan: “assalamu’alaikum gitu fer, kamu mah aiih”

Ibu lusi: “bener tuu fairly jangan dateng dateng cengengesan gtu, waalaikumsalam” (jawab bu lusi
sambil menyalami)

Fairly: “hehe, iya bu lain kali pake salam deh” (jawab nya sambil cengengesan)

Ibu lusi: “Ehh, ical katanya izin?” (tanya bu lusi kebingungan)

Ical: “ngga jadi hajatnya bu, Ical nya ngga ngerabeg yaudah sekolah aja” (jawab ical sambil cemberut ke
arah bu lusi)

Ibu lusi: “astagfirullah” (kata bu lusi sambil mengelus dada)

Begitulah kira-kira suasana pagi siswa kelas X TKI 2 di gerbang sekolah hampir seluruh siswa X TKI 2
sudah berdatangan, waktu sudah menunjukan pukul 06.57 gerbang sudah setengah di tutup. Tampak
seorang siswi tergesa-gesa menuju kelas

Ibu lusi: “Dilla, baru dateng? Segera ke kelas yaa sebentar lagi pembiasaan”

Dilla menggangguk tanpa sepatah kata lalu pergi menuju kelas.

Pembiasaan hari ini adalah apel pagi, saat Dilla sudah berada di kelas tampak nya teman teman sekelas
Dilla sudah siap menuju ke lapangan tanpa memperdulikan Dilla yang masih menaruh tasnya.

Apel telah selesai, siswa kelas x ki 2 sangat senang karena mendapat kan bendera hijau yaitu menjadi
salah satu kelas terbersih di smkn1 anyer

Nazwa: “hasil kerja keras saya ini” (ucap awa terharu)

Silvi: “heh! Terus kemaren yang ngobok ngobok got itu sapa? Saya yang paling banyak ni jasa nya, kamu
ngelap ngelap kaca doang kemaren” (ucap silvi tak terima)

Asna: “ya allah, masih pagi” (ucap asna, kepada Nazwa dan silvi)

Raina: “kamu kaya anak baru aja, emang kan tiap pagi begini (ucap Raina)

Kelas dan seisinya tampak sibuk dengan kesibukan masing-masing. Para siswi tampak mengobrol lalu
para siswa bermain game dan ada juga yg tidur. Di tengah riuh piuh kelas, Dilla duduk di kursi nya seraya
mencoret-coret buku belakang nya.
Shiren: “dil, sini napa gabung” (pinta shiren. Dilla hanya mengangguk dan kembali mencoret-coret buku
nya)

Terlihat anta1, shiren, mpit, dan anta2 melanjutkan obrolan mereka

Mpit: “eh Dilla ko diem trs ya?” (tanya mpit penasaran)

Anta1: “emang kan dia ma dari pas mpls juga udah gitu”

Shiren: “ga bosen apa sekolah diem aja gitu, ga berbaur”

Anta2: “sekalinya ngomong bau tu mulutnya”

“AHAHA” tawa mereka

Mpit: “Eh kenceng banget ngomongnya nya, kalo kedengeran gimana”

Anta1: “biarin lah”

Dilla hanya merenung dia dengar apa yang di lontarkan oleh teman teman sekelas nya itu tapi tetap
diam.

Juan: “Eyy malah ngegosip” (kata Juan sambil menggebrak meja)

Alfan: “auu nii masiih pagi uda ngegosip ajaa, jadi suram kan suasana kelas” (lanjut alfan)

Fara: “suram-suram, kamu tu suram! bayar uang kas sana, utang kamu uda gede!” (Fara tiba-tiba
menyambar)

Juan: “iihh apasi, ikut ikut an

Itep: “udah udah, ada bu guru tu” (tegur itep)

Jam pelajaran pertama kali adalah pelajaran ipas, suasana belajar mengajar sangat menyenangkan
sampai pada akhirnya Bu Lusi mengumumkan kelompok ipas

Ibu: “oke anak anak jadi itu kelompok kalian yaa, silahkan duduk sesuai dengan kelompok nya”

Anta1: “kenapa harus sekelompok sama Dilla sih, mager banget”(keluh nya sambil berjalan menuju meja
kelompok nya)

Anta1: “syif” (anta 1 memanggil anta2 sambil mengisyaratkan bau mulut)

Anta2: “astaghfirullah, wkwk”

Ibu guru menerangkan soal kepada para murid nya

Anta1: “catet noh! Malah bengong. Gmn si? Katanya pinter ko ngga cekatan. Waduhh gmn sii” (kata si
anta1 sambil mendorong pundak dilla)

Dilla segera mencatat tugas yg di berikan oleh bu guru, sambil menunduk

Riskar: “ada apa si ribut aja” (tanya riskar)

Ejja: “kekanak-kanakan banget si km ta, masalah nyatet doang ampe di ributin”


Fariss: “gatau nii, udah sini saya yang nyatet ni” (fariss merebut catatan dilla)

Dilla : “gausah saya aja”

Anta1: “tuhkan, orang dia yg mau ko! Kalian gaush sok sok ngebela deh” (kata anta1. Nyolot)

Jam istirahat di kelas.

anta1: “masa tadi sy di salah salahin sii gegara si dilla, bikin malu sy tau” (kata anta1 kesal)

anta2: “dilla tu emg caper, sok sok pendiem biar banyak yang empati kali ya dia “

anta3: “liatin ajaa ya ta, dia gatau lagi berurusan sma orang yang salah” (kata anta 3 menyeringai ke arah
anta1)

Esok nya, Dilla berjualan tapi karena menyiapkan jualan nya, Dilla jadi kesiangan datang ke sekolah
terpaksa dia harus menunggu di gerbang sampai bel jam pelajaran pertama

Anta1: “ehh, ngga ngeliat ngeliat dilla dari tadi”

Anta2: “ngga sekolah kali orang nya” (jawab anta 2 sambil memainkan kuku nya)

Anta3: “bagus deh, lagian males bngt liat muka nya”

Aulia: “eh, bu mae ngecht saya ni, katanya suru ke lab kimdas”

Zaky: “aduh lupa bawa jas lab lagi saya” (keluh Zaky)

Sirin: “klo ga bawa jas lab bukan nya ga boleh masuk kimdas ya?“ (tanya sirin)

Fifi: “iya, gabole”

Zaky: “duuhh” (keluh Zaky sambil memukul kepalanya sendiri)

Iyan: “diem aja bwang, ayo ke kimdas!” (ajak iyan karena bakti tak kunjung bangun)

Bakti: “ga bawa jas lab yan” (keluh bakti)

Iyan: “sy juga ngga, atu ke kimdas aja nnti masuk nya gantian pinjem.”

Bakti: “mager, mending nonton live nya freya” (bakti membuka HP)

Iyan: “ck, yuk man!” (ajak iyan kpd firman karena bakti tak mau ke kimdas)

Firman: “males, mau ikut ayang bakti aja. Nonton freya” (mendekat ke arah bakti)

Iyan: “dih, ywda sy juga (ikut menonton freya).

Saat ini, di kelas ada beberapa siswa yang tidak ke kimdas karena alasan tak bawa jas lab yaitu rasyid,
amri, alfin, zaky, fathir, rosyid, bakti, iyan, dan firman.

Rasyid, amri, alfin, Zaky, fathir dan rosyid sedang sibuk bermain ludo. Sedangkan bakti and the gang
masih sibuk dengan freya
Alfin: “uuh, dimakan lagi!” (keluh alfin)

Amri: “ahaha, maaf maaf. Atu kalo gamau di makan gaush main ludo lah”

Alfin: “udahan la sy ma” (mengambil ponsel miliknya)

Rasyid: “uuuh alfin, ga seru. Baperan!”

Fathir: “ke kimdas yuk! Gantian aja jas nya ama yang laen”

Rosyid: “yuk, bak ikut ga?” (ajak rosyid)

Bakti: “duluan aja cid”

Mereka pun segera meninggalkan kelas menuju kimdas.

Sementara itu, Dilla menuju ke kelas dengan ragu. Iya takut di hukum karena telat. Saat di perjalanan
ingin ke kelas, dilla tiba-tiba saja mimisan. Dilla tidak panik, dia mengelap darahnya dengan tissue
perlahan dan menuju ke kelas. Sesampai di kelas yang dia lihat hanya lah bakti iyan dan firman. Dilla
tidak berani bertanya setelah masuk. Dilla segera duduk di meja nya

Firman: “eh ada dilla, ke dilla yuk” mereka menghampiri dilla

Iyan: “ehh, jualan apa ni maniezz“ (goda iyan)

Firman: “mau tester dong hehe” (kata firman seraya nyomot jualan dilla)

Bakti: “berapaan nii kue”(sambil memegang kue nya)

Dilla: 5rb (sambil terus menunduk)

Bakti: “mahal banget mau cepet naik haji apa gmn”

Dilla: “emang harga nya segitu. Aku buat pake bahan bahan yang bagus makannya mahal” (jelas dilla)

Iyan: “mang eakk”

Firman: “ehh, tapi enak ko ini”

Bakti: “yauda 5rb 2 yaa. Makasii”(bakti mengambil 2 buah kue dan melempar uang 5rb ke muka dilla dan
mereka meninggalkan dilla)

Dilla: “eh, tolong jangan gini dong”

Bakti: udaa anggep utang aja (jawab bakti sambil terus berjalan keluar kelas)

Dilla merenung. Jika nenek nya tidak sakit mungkin dia tidak akan pernah mau berjualan di sekolah
karena dia memiliki trauma akan itu.

Beberapa saat kemudian para siswa siswi x tki 2 sudah mulai berdatangan ke kelas. Karena praktek di
kimdas telah selesai

Fifi: “dilla jualan apa?” (fifi melihat jualan dilla)


Ejja: “eh dilla, km sekolah? Sy tdi tulis alfa km lagian abis drmna?” ( ejja baru menyadari keberadaan
dilla)

Dilla: “sy kesiangan, tadi mlm abs bikin kue ampe tengah mlm”

Raina: “ya allahh, emg sampe jam brp?”

Dilla: “jam 2”

Aul: “buuh, mlm amatt”

Sirin: brp ini dil? (tanya sirin sambil memegang kue milik dilla)

Dilla: “5rb

anta1: “apa nii rame rame” (tiba-tiba datang menyerobot)

Aulia: uuh ga bisa taa santai

anta2: “gausah nyolot si!”

anta3: “berapaan nii?”

Dilla: “5k”

Anta1: “ehh, mahal bangett!”

Anta2: “ini klo di pasar paling 2k ni”

Anta3: “km mau jualan apa meres kita si?”

Anta1: “lagian malu maluin bngt di sekolah jualan!”

Anta2: “emg dia kan ga punya malu”

Dilla memegang kedua kepalanya kepalanya serasa ingin pecah. Kata kata itu. Dia jadi teringat masa
SMP nya.

POV: SMP

Dilla seorang siswi kelas 9e, mulanya adalah siswi yang rajin dan aktif di sekolahnya. Dia memiliki banyak
teman, tercukupi secara finansial. Apapun yang dilla mau, maka hal itu akan terjadi sesuai keinginannya.
Namun, pada suatu hari, dilla kehilangan orang tua nya karena kecelakaan. Semenjak itu lah segalanya
dalam diri dilla berubah. Dari perlakuan orang terhadapnya sampai finansial. Dilla harus berjualan untuk
memenuhi kebutuhan hidup ia dan neneknya. Dan dari situlah, segalanya bermula. Dilla di bully, karena
itu, dilla mengalami trauma, rasa percaya diri nya hilang dia juga takut untuk bersosialisasi.

pembully1: “sinii km! Km tu emg dari dulu nya begitu ya? G bisa sehari aja g caper? Km tu semua orang
di caperin! Pacar sy, guru bahkan kelas sebelah jg semua aja km caperin”

dilla: “caper gmn yaa, sy kan Cuma nawarin dagangan sy”

pembully2: “alesan”

pembully3: “lagian ngapain si jualan di sekolah malu kalian tau ngga!”


pembully1: “acak acak aja dagangan ny” (perintah nya)

Dilla: “ehh jangn jangannn!!!”

POV: SMK

Dilla: “AAAAA” (Dilla histeris, dan berlari keluar kelas)

Fifi: “eh dilla” Fifi dan beberapa siswi lainnya menghampiri Dilla.

Ejja : “eh ! Kalian tu keterlaluan tau ga!” (mendorong bahu pembully1)

Aulia : “laporin ke bk aja yuk ja” (ajak aul)

Ejja: “yuk”

anta2: “ehh jangn jaa, ul. Km ge gamau ikut ikutan sy ma”

anta1: “gitu doang takut, paling Cuma gertak doang”

anta3: “tapi tdi kita emg berlebihan” (sesal anta3)

jam istirahat ke 2.

Galang: “ehh, bakti, iyan, firman, sama anta anta di panggil bu lusi tu” (kata galang yg baru sepulang
solat)

anta3: “tuhkan iih” (keluhnya kepada anta1)

Diruangan bk.

Ibu lusi: “duduk kalian” (pinta ibu lusi dengan wajah masam, mereka pun menurut dan segera duduk)

Ibu lusi: “ada yang mau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi” (tanya bu lusi, namun tak ada
satupun yg menjawab)

Ibu lusi: “kalian sedang ada masalah? Masalah di rumah atau masalah di luar?” (mereka menggeleng)

Ibu lusi: “kalian tau? Dilla itu hidup hanya dengan nenek nya? Dia di besarkan tanpa kasih sayang
seorang ibu, tidak seperti kalian yg apa-apa tinggal minta ke orang tua, Dilla harus bekerja keras dlu jika
ingin sesuatu. Tidak seperti kalian yang setiap pagi sudah di siapkan bekal dan sarapan oleh orang tua
nya, Dilla harus memasak sendiri. Tidak seperti kalian yang datang dan pulang kesekolah di jemput, Dilla
harus berjalan kaki. Tolong di mengerti, kalian bukan anak kecil lagi.” (jelas bu lusi. Mereka hanya
menundukan kepala sambil mendengarkan wejangan dari bu lusi dan merasa bersalah)

Ibu lusi: “anta1, ibu tau km jga hidup tanpa sosok orang tua, harus nya km lebih paham perasaan Dilla”
(pinta bu lusi kepda anta1)

Ibu lusi: “anta2, firman.. ibu tau kalian tidak piket kn kemarin? Tidak ada yang piket selain Dilla kemarin.
Dia pulang sangat sore kemarin karena piket. Tapi saat di tanya tdi, Dilla mengaku kalian ikut piket.”
(kata bu lusi kepada anta2 dan firman)
Ibu lusi: “silahkan selesaikan masalah kalian dengan Dilla ya, kalian sudah dewasa. Jika memang kalian
tidak bisa menyelesaikan masalah kalian sendiri, ibu akan panggil orang tua kalian, silahkan keluar dari
ruangan ibu” (mereka pun bersalaman dan segera pamit)

Sesampainya di kelas, mereka tidak meminta maaf kepada Dilla, mereka gengsi untuk meminta maaf
terutama anta1

Di meja bundar.

anta2: “kita ga minta maaf ke Dilla?”

anta3: “sy ga enak ke Dilla, sy baru tau dia ga punya ortu.”

anta1: “malas banget, Kalian aja sono lagian salah sy apa? Orang dia tiba-tiba teriak, kalian kalo mau
minta maaf silahkan aja, sy gamau”

bel jam pelajaran terakhir berbunyi, siswa-siswi x tki 2 berbondong-bondong menuju kelas. Saat jam
pelajaran berlangsung, anta1 terus menerus memikirkan Dilla, dia ingin meminta maaf tapi ego nya
tinggi. Dia tidak sanggup melawan ego nya sendiri. Dia pun bertekad besok akan meminta maaf kepada
dilla.

Keesokan harinya saat anta 1 datang kesekolah, kelas sangat penuh dengan suasana yang tidak nyaman.
Semua orang tampak menunjukan ekspresi kesedihan. anta1 bertanya-tanya tentang apa yang terjadi

anta1: “ada apa ini” (tanya anta1 kepada anta3)

anta3: “Dilla meninggal” (jawab anta3 dengan suara lirih)

anta1 tercengang mendengar pernyataan itu, tanpa sadar ia menitihkan air mata.

anta3: “ternyata selama ini dia sakit keras, sakit liver” (kata anta3 menambahkan)

Hal ini akan menjadi penyesalan sepanjang hidup nya, hal ini benar-benar merubah hidup seorang
anta1.

akhir kisah, anta1 menuliskan pada diary nya.

“untukmu yang telah di syurga. maaf karena telah membuat hati mu terluka, aku tidak pernah tau
ternyata dibalik, kepribadian mu yang mandiri, pekerja keras, dan pintar ternyata tersimpan penyakit
yang sangat mematikan. Engkau, memberikan ku pelajaran hidup yang sangat berharga. Dunia ini terlalu
luas jika aku nikmati sendiri. Kadang kala, aku harus memikirkan perasaan orang lain dan tidak berlaku
seenaknya. Hal yang awalnya aku anggap sepele. Malah menjadi titik balik di hidupku. Jika saja kau tidak
memberi pelajaran hidup ini mungkin aku masih menjadi orang yang egois, semena-mena dan gengsi
tinggi. Terimakasih dan maaf.. Dilla” (anta1 sambil menetaskan airmata)

Anda mungkin juga menyukai