Anda di halaman 1dari 11

Angkatan Pemberontak

Angkatan ini adalah angkatan dimana tempatnya anak-anak pecinta kebebasan berkumpul di SMA
Garuda.

Dari berbagai macam latar belakang kehidupan sosial dan ekonomi, mereka membangun sebuah
pertahanan di sekolah ini.

Walaupun banyak cibiran dari angkatan-angkatan sebelumnya dan diberi cap sebagai "Angkatan
Pemberontak" tidak ada hal yang berarti bagi mereka, karena hal itu yang membuat kehidupan sekolah
mereka menjadi penuh dengan pembelajaran kehidupan dan kesenangan.

Bagaimana kehidupan mereka pada masa itu? Selamat menyaksikan drama kami yang berjudul
"Angkatan Pemberontak".

Suatu ketika anak-anak cinematografi Garuda sedang berkumpul bersama Guru pembimbing mereka,
dan tiba-tiba sang guru memberikan tugas.

Pak Djoko (Ade) : "coba dong anak cinematografi bikin film pendek tentang kehidupan remaja
yang berbeda.. udah lama ga bikin karya ni kalian sekalian buat lomba flsn provinsi"

Karina (Dzakiyyah) : "tentang anak remaja pak?"

Pak Djoko (Ade) : "iya, tapi harus bikin yang beda dari tema-tema yang sudah biasa diangkat menjadi film
pendek."

Karina (Dzakiyyah) : "wah sulit nih"

Karena Karina adalah salah satu content creator, Karina jadi gelisah sendiri memikirkan tentang ide untuk
isi videonya.

Di rumahnya, Karina sedang duduk di meja belajarnya sembari memikirkan ide untuk video.

Karina (Dzakiyyah) : "duh ilah tugas bikin film, wah gila gimana ini? Yang beda... bentar-bentar oh iya
angkatan 2019! Wait-wait, gua ada kontaknya kak Nadine! Telepon dulu dah"

Dengan sigap Karina mengambil telponnya dan mencari kontak seseorang yang dia cari.

Karina (Dzakiyyah) : "halo kak assalamualaikum"


Nadine: "halo eh? Siapa ya?"

Karina (Dzakiyyah) : "Karina kak, ade kelas kakak tahun 2025."

Nadien: "oh Karina.. iya dek ada apa?"

Karina (Dzakiyyah): "gini kak, aku butuh bantuan kakak. Bisa ketemu ga kak?"

Nadien: "wah bantu apa ni?"

Karina (Dzakiyyah) : "wawancara tentang anak2 angkatan kakak."

Nadien: "Maksudnya? Mau ngatain angkatan aku angkatan pemberontak juga?"

Karina (Dzakiyyah) : "Bukan kak, bukan. Aku ada tugas cinematografi untuk buat film pendek tentang
kehidupan anak SMA dan aku tertarik sama cerita angkatan kalian."

Nadien: "Gimana ya, aku ajak temen-temen gapapa?"

Karina (Dzakiyyah) : "Gapapa kak, malah bagus."

Nadien: "Oke kita ketemu sabtu ya jam 9 di kafe depan sekolah."

Karina (Dzakiyyah) : "oke kak, makasih ya."

Nadien: "oke."

Setelah menunggu beberapa hari, tibalah hari dimana Karina dan kakak alumninya, Nadine bertemu.
Disebuah kafe sederhana yang berada di depan sekolah, Karina datang lebih cepat untuk menunggu
kakak alumninya.

Tak lama menunggu, Nadien pun datang bersama teman-temannya.

Nadien: "Hai Karina!"

Karina (Dzakiyyah) : "hai kak Nadine, hehe makin cantik aja kak."

Nadien: "Bisa aja kamu, ini temen temen aku."

Karina (Dzakiyyah) : "Oh iya duduk kak."

Nadien, dan teman-temannya pun duduk dengan Formasi : Karina - Yahya bersebelahan dengan Hanin -
Nadien bersebelah dengan Mila.
Nadien: "Yang ini namanya Hanin, ini Yahya dan ini Mila."

Karina (Dzakiyyah) : "Karina kak"

Hanin: "iye tau"

Yahya: "gua Yahya, Na"

Mila: "Mila."

Karina (Dzakiyyah): "Langsung mulai aja ya kak?" Sambil menyalakan perekam suara (HP)

Nadien: "Boleh, mulai dari mana ya?"

Karina (Dzakiyyahll): "Dari awal aja kak, kayak apa sih yang menyebabkan kalian bisa jadi "pemberontak"
di Garuda?"

Mila: "waduh dah lama ye, inget ga lu Nin?" (Nyenggol Hanin)

Hanin: "Gara-gara razia dadakan ego, terus si Eveline tuh yang ngasut anak OSIS" (kata Hanin santai)

Yahya: "Nah iya tu bener" (sambil ngacungin jari telunjuknya)

Waktu awal kelas 10, semua murid masih bersikap malu-malu, mereka belum berani menunjukan siapa
diri mereka. Namun memasuki kelas 11, terkhusus kelas 11 MIA 2 ini yang tidak berubah anggota
kelasnya menjadi salah satu kelas yang "liar".

Suatu ketika di hari senin setelah upacara keadaan kelas 11 MIA 2 sedang tidak kondusif dikarenakan
guru yang seharusya mengajar telat datang, sehingga tidak diperbolehkan memasuki area sekolah.

Di kelas 11 MIA 2 ada yang lagi kejar-kejaran, ada yang lagi sibuk make up , aja yang lagi fokus baca
novel, ada yang main Suling, dan ada juga yang main kartu remi di belakang kelas, tentunya siswa laki-
laki.

Mila: "Woi hanin balikin HP gua!" (omel Mila yang HPnya di umpetin oleh Hanin)

Hanin: "Noh ambil di ventilasi" (sambil tetap fokus sama kartu reminya)

Mila: "Sialan!"

Eveline: "Eh Mila berisik ego lu berdua, kek apaan aja. Sini - sini gua ada liptint baru gilllssss enak parah
sini sini gua pakein." (panggil Eveline sambil nepuk-nepuk bangku di sampingnya yang kosong)

Eveline pun memakaikan liptint, sedangkan Fredie asik bermain suling dan mencari nada-nada.
Dibelakang kelas Hanin, Yahya dan Ade sedang bermain kartu remi dengan aturan yang kalah harus
jongkok.
Ada pula Nadien yang sibuk memakan bekalnya karena kelaparan setelah upacara.

Tanpa diduga-duga ketika keadaan kelas sangat tidak kondusif, salah satu guru yang dianggap paling
menyebalkan masuk bersama wakil ketua OSIS (Dzakiyyah)

Guru (Rucil): "HEH AYO KALIAN PADA NGAPAIN INI? GURUNYA MANA?!"

Sontak seluruh warga kelas 11 MIA 2 ini panik karena hal yang tidak mereka harapkan terjadi.

Hanin: "Woi cepet kantongin kartunya anjir tibatiba dateng si rese." (ucapnya sambil membereskan kartu
remi dan menyimpannya di kantong celana)

Eveline: "Heh liptint gua sini umpetin Mil, baru beli gila"

Eveline dan Hanin panik menyembunyikan bendanya masing - masing, sedangkan Nadien sibuk
membereskan bekalnya yang belum habis dimakan.

Guru (Rucil) : "Kalian tuh gini ya kalo ga ada guru jadi liar! HARI INI RAZIA DADAKAN! TARUH TAS KALIAN
DI ATAS MEJA"

Eveline: "dih apa apaan bu et dah" (keluhnya sambil mukul meja pelan)

Pernyataan gutu tersebut membuat murid-murid mengeluarkan sumpah serapah mereka

Guru (Rucil) : "Sudah tidak perlu berisik, taruh tasnya di atas meja!"

Akhirnya, mau tidak mau para muridpun meletakan tasnya diatas meja dan pasrah untuk digeledah.

Dzakiyyah sang wakil ketua OSIS ini menggeledah setiap tas para murid lainnya.

Guru (Rucil) : "Sekarang yang pake kaos kaki pendek, cepet copot sekarang atau saya tarik kakinya!"
Mila: "Elah bu ngaruhnya apaan si iiiih."

Namun lagi-lagi murid tidak bisa berkata apa-apa, mereka hanya menuruti kehendak guru mereka dan
melepaskan kaos kaki pendeknya.

Guru (Rucil) : "semua benda2 ini saya sita. Untuk pengambilan kembali, bawa orang tua kalian
menghadap BK, selamat siang."

Setelah itu Guru dan Dzakiyyah itu pun meninggalakan ruang kelas, sontak seluruh rakyat kelas langsung
ngedumel karena kesal barang-barang mereka diambil.

Selesai itu, di katin saat jam istirahat Eveline berniat untuk berbicara dengan Dzakiyya si wakil ketua
OSIS.

Eveline: "Woi jakiya!" (sambil melambaikan tangan)

Dzakiyyah: "Eh elu Lin, kenapa?" (Dzakiyyah menghampiri Eveline)

Eveline: "Tugas OSIS apaan dah?"

Dzakiyyah: "Menyampaikan aspirasi murid lah"

Eveline: "Nah elu kan waketos, gua mau bicara ni. Tadi lu rasain razia kan?"

Dzakiyyah : "Ih iya anjir skincare gua keambil mana baru"

Evelien: "Sama! Liptint gua diambil sama si gila noh, sebel banget gua. Heh lu bisa ga protes ke guru gitu
hah? Kesel bener gua lama lama."

Dzakiyyah: "Bisa si, nanti dirapat, mau gua bahas?"

Eveline: "Bahas lah gila, masa iya ngambil liptint bawa ortu gua."

Dzakiyyah: "Bener juga, iya ah protes gua nanti"

Eveline: "Nah bagus tuh haha biar bebas dikit lah kita, punya sekolah kolot gini ga enak."

Setelah perbincangan itu Dzakiyyah menyampaikan pendapatnya saat rapat OSIS


Guru: "Baik yang mau kita bahas kali ini apa?"

(Dzakiyyah angkat tangan)

Dzakiyyah: "Begini pak, menanggapi razia dadakan yang dilakukan pihak sekolah bahkan tanpa
pemberitahuan atau sepengetahuan osis itu menurut saya sangat mengganggu siswa pak."

Guru (Rucil): "Loh mengganggu apanya? Sekolah hanya ingin menertibkan mereka."

Dzakiyyah: "Sebagai tempat penyaluran aspirasi siswa, OSIS merasa bahwa tindakan itu tidak perlu
dilakukan pak, menyita make up, hp, kaos kaki itu bagi kami kurang masuk akal. Itu benda - benda milik
kami, yang kami beli dengan uang kami tanpa meminta bayaran kesekolah."

Guru (Rucil): "Murid ke sekolah untuk nyari ilmu bukan nyari pacar, ngapain pake make up?"

Dzakiyyah: "Memang mencari ilmu pak tapi apakan salah kami para murid ingin kelihatan tetap segar
dan good looking selama di sekolah? Kami berada di sekolah seharian dan masa iya kami mau terlihat
dekil sih pak? Ini SMA bukan SMK jurusan otomotif. Toh apakah make up ini mengganggu KBM?
menurut saya tidak pak, karena kami menggunakan make up ketika jam kosong atau ketika istirahat. "

Mendengar penjelasan Dzakiyyah Guru hanya bisa mengangguk-anggukan kepalanya.

Ketos (Fredie): "Benar pak, dan untuk anak laki - laki yang kemarin kena razia karena celananya ketat itu
juga bagi kami mengganggu, karena celana kami disobeki hingga paha dan jalan satu-satu nya kami harus
membeli celana baru. Coba bapak pikirkan, bagaimana dengan yang tidak memiliki uang? Haruskah dia
membolos karena celananya disobeki para guru? Dan celana ketat pun tak ada hubungannnya dengan
KBM."

Guru (Rucil) : "kami hanya melatih kalian menjadi rapih dan baik."

Dzakiyyah: "Melatih jadi rapih? Tapi yang guru-guru lakukan malah merusak penampilan kami, itu
gimana ya pak maksudnya?"

Merasa terpojokkan guru hanya bisa diam.

Ketos (Fredie) : "Benar pak, coba bapak mulai memandang dari berbagai sudut pandang disini. "

Sedangkan di sisi lain ada Eveline dan Mila yang sedang menguping rapat OSIS tersebut.

Mila: "Ih merinding gua."

Eveline: "Sama anjir, liat rapat osis kayak liat rapat kemerdekaan."

Mila: "Emang lu pernah liat?"


Eveline: "kaga."

Mila: "kampret!"

Mendengar cerita yang terlah disampaikan oleh Nadien, Karina merasa terkagum karena keberanian
para anggota OSIS dalam menyampaikan aspirasi siswa.

Nadien: "Nah mulai dari situ dek kami mulai berani memberontak ke sekolah kolot itu"

Karina (Dzakiyyah) : "Wah enak ya OSISnya berani gitu, nah terus akhir dari rapatnya gimana kak?"

Yahya: "Akhirnya sekolah mengembalikan semua benda yang tersita dan hapus aturan aturan gajelas."

Karina (Dzakiyyah): "Wah keren juga, terus ada kejadian lain ga kak yang wow juga?"

Nadien: "kalo bagi kami para cewe sih banyak, salah satunya gosipin guru haha."

Karina (Dzakiyyah) : "Gosipin gimana tuh kak?"

Waktu itu ada waktu senggang saat istirahat kedua, setelah siswa dan sizwi yang beragama muslim
menjalankan kewajibannya, mereka kembali ke kelas.

Dan di sinilah gerombolan para ciwi-ciwi penggosip yang paling update soal gosip di sekolah. Baik soal
guru maupun murid.

Nadien: "Eh eh lu tau ga si bu Ijah kegep jalan jalan ke Dufan sama pak fajar."

Mila: "Ah yang bener lu? Jangan fitnah ege."

Nadien: "Beneran sumpah si Caca yang ngegep"

Eveline: "emang si tu guru dua pernah beberapa kali kegep gajelas gitu di sekolah juga. Gila ya, muridnya
diomongin ga boleh pacaran di sekolah tapi gurunya merajut cinta di sekolah juga"

Dzakiyyah: "Bener tuh, oh iya soal bu Sandra, liat dah skill ngajar ga ada tapi bisa ya ngebodoh-bodoin
muridnya"

Mila: "Nah itu, itu yang bener-bener nyebelin. Padahal dia yang ga bisa ngajar, tapi nyalahin murid.
Masuk ngasih soal, jelasin sambil ngomong sama papan tulis abis itu tiba-tiba ulangan."

Eveline: "Tau ya guru, kan yang gagal di mapel dia banyak, buseh seangkatan kali gagal dimapel dia, kan
kalo gitu guru yang salah cara ngajarnya bukan muridnya."

Nadien: "Beh setuju gua, ayok tos lin!"

Eveline: "Yok"

(Nadien & Eveline tosan)


Mencengar cerita Nadien, Karina terkikik geli sendirian karena cibiran para murid kepada guru yang
masih berlanjut sampai sekarang.

Karina (Dzakiyyah): "Wah seseru itu yah.."

Yahya: "Beh lu ga tau aja gua maen gitar pas jam pelajaran."

Karina (Dzakiyyah): "Hah gimana tuh kak?"

Yahya: gini..

Kali ini jam pelajaran bahasa Indonesia, pelajaran paling membosankan bagi Yahya, pelajaran yang
sangat biasa saja namun ketika ulangan tetap saja Yahya remedial. Karena kebosanannya itu Yahya pun
bermain gitar di belakang kelas tanpa memperdulikan guru yang sedang mengajar.

Guru (Mila): "Heh itu yang dibelakang?! Kamu ngapain main gitar hah? Ini jam pelajaran saya! Kamu
berani2 nya mainin gitar."

Yahya: "Saya bosen bu, penjelasan ibu membosankan."

Guru (Mila): "Maksud kamu apa bicara seperti itu? Mulai besok tidak ada lagi murid yang membawa alat
musik kesekolah!"

Melihat bagaimana Yahya memperagakan ekspresi sang Guru, Karina tertawa puas.

Karina (Dzakiyyah): "Hahaha kakak berani ya."

Yahya: "Yoi lah.."

Karina (Dzakiyyah): "Terus kak, ada ga kejadian paling klimaks? "

Nadine: "Ya ada lah, kejadian dimana kami si angkatan pemberontak ini kembali menjadi jinak"

Karina (Dzakiyyah): "Oh iya? Apa tuh kak"

Nadine: "Nin, cerita nin!"

Hanin: "Jadi waktu itu gua dipanggil ke ruang kepsek karena ketauan jadi dalang tauran sekolah... "

Karena tauran antar pelajar semakin merajalela, maka sang ketua atau bisa dibilang "pentolan" nya
sekolah soal hal seperti ini dipanggil ke ruang Kepala Sekolah untuk di introgasi.
(Hanin mengetuk pintu)

Kepsek (Ade): "Masuk, tidak dikunci."

Hanin: "Assalamualaikum pak"

Kepsek (Ade) : "oh kamu Hanin, duduk sini!)

(Hanin duduk di depan meja kepsek)

Kepsek (Ade): "Kamu tau kenapa saya panggil kamu kesini?"

Hanin: "Atuh bapak belum ngasih tau gimana saya tau.."

Kepsek (Ade): "Hah kamu ini dasar, sebentar saya panggil guru BK angkatanmu dulu"

(Kepsek keluar ruangan)

Karena lama menunggu kehadiran Kepala Sekolah yang sedang pergi untuk memanggil guru BK, hanin
merasa bosan setelah melihat-lihat setiap pajangan yang ada di ruangan itu.

Hanin: "Ni banyak buku, buku apaan yak buset ga bakal dibaca juga ini mah"

Hanin: "Ah anjir lama dah, asem lagi nih mulut... coba periksa keadaan dulu dah"

(Hanin memeriksa keadaan sekitar, apa ada orang atau engga, ada cctv atau engga)

Hanin: "ah aman..."

(Hanin mengambil rokok di sakunya dan mulai merokok)

(Tiba-tiba kepsek masuk berserta guru bk)

Guru BK (Rucil): "Astagfirullah Hanin?!"

Hanin: "wwweh anjir mampus gua"

Kepsek (Ade): kamu ini udah kelewatan Hanin! Kamu saya skors 2 bulan!

Kaget mendengar cerita Hanin, Karina sempat merasa agak takut dengan si pentolan ini.

Karina (Dzakiyyah): "Wah kak gawat juga itu, beneran diskors 2 bulan?"

Hanin: "ya beneran lah, masuk-masuk langsung bego gua ga paham apa apa"

Karina (Dzakiyyah): "Itu dilakukan pas kelas berapa kak?"

Hanin: "Kelas 12 semester 1 awal, jadi yang lain libur 2 minggu kalo gua 2 bulan haha"
Karina (Dzakiyyah): "Terus gimana tuh kak?"

Hanin: "Banyak yang jenguk ke rumah, apa lagi antek-antek gua, dan gua diancam sama kepsek."

Karina (Dzakiyyah): "Wah diancam apaan tuh kak?"

Hanin: "Kalau gua atau antek-antek gua dan angkatan ini buat ulah lagi, gua yang ditendang dari
sekolah."

Karina (Dzakiyyah): "Wah serem amat kak."

Hanin: "Nah iya emang, gua aja ketakutan, akhirnya gua ngomong sama temen-temen minta tolong
selamatin gua gitu."

Di tempat tongkrongan anak-anak Garuda dulu, di luar dekat parkiran belakang sekolah ada sebuah
warung yang mereka namai SS atau Sudut Sekolah. Sedang yang lain baru pada pulang sekolah dan
Hanin yang masih di skors sedang berkumpul, nongkrong-nongkrong biasa, tiba-tiba Hanin
memfokuskan obrolan mereka.

Hanin: "Cuy, ada yang mau gua omongin nih, rada serius."

Yahya: "Sok serius lu!"

Hanin: "Diem aja lu kampret, jadi gini ya gua kan emang diskors ni. Tapi hukuman gua bukan cuma di
skors, tapi gua diancam sama kepsek."

Ade: "Dih diancem apaan lu sama dia?"

Hanin: "Dia bilang kalau angkatan kita buat ulah satu kali lagi aja, gua di keluarin."

Fredie: "Lah kok elu sih yang nanggung."

Hanin: "Itu dia, makanya ni gua minta tolong bener sama lu semua biar ngomong sama bocah-bocah
jangan buat ulah lagi, kasian atuh guanya masa kudu pindah sekolah, katanya masuk bareng keluar
bareng"

Eveline: "Lagian lu gila si, ngapain sebat di ruang kepsek"

Hanin: "Asem anjir mulut gua, asli dah lama lagi dianya."

Eveline: "Muka lu tuh asem!"

Dzakiyyah: "Susah juga sih ya nin ngomongin anak seangkatan, wataknya kan beda-beda."

Hanin: "Semuanya kan kenal gua jek"


Rucil: "Bangor si!"

Hanin: "Yeeee mang napa bos."

Mendengar hal itu Karina cukup kagum sekaligus tidak habis pikir sama angkatan ini.

Karina: "Terus anak-anak angkatan kakak berubah tuh?"

Nadien: "Iyap, berubah banget, liarnya ilang. Gara-gara ya itu, si Hanin di ancam"

Karina: "Angkatan kakak beda banget ya, banyak ceritanya dan penuh warna."

Nadien: "Iya, justru yang bangor-bangor ini yang bikin kangen masa-masa SMA."

Hanin: "Untung aja angkatan gua bisa dibilang solidnya kentel banget, coba kaga mah... ga paham dah
gua kek gimana sekarang."

Karina (Dzakiyyah) : "Iya ya kak, keliatan banget si kalian solidnya."

Yahya: "yoi"

Karina (Dzakiyyah) : "Ah yaudah kak, ih makasih banget yah udah luangin waktunya buat ngombrol sama
aku."

Nadien: "Ah santai aja dek."

Hanin: "Santuy"

Karina (Dzakiyyah) : "Oke deh kak, aku mau langsung pergi lagi, kalian stay di sini?"

Mila: "iya kita stay di sini mau ketemuan sama anak alumni juga."

Karina (Dzakiyyah) : "Oh gitu ya kak, oke deh aku duluan ya?"

Nadien: "Oke, hati hati."

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai