Anda di halaman 1dari 5

Menyimpulkan isi teks tanggapan cerpen

Hal utama yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi informasi penting dalam teks adalah dengan
membaca secara intensif. Setelah mendapatkan informasi dalam teks tanggapan, kalian dapat
menyimpulkan teks tersebut secara keseluruhan dengan memahami gagasan pokok setiap paragraph.

Berikut ini adalah cara/langkah menyimpulkan isi teks tanggapan.

1. Membaca seluruh teks dengan saksama.


2. Menentukan kalimat utama/pokoknpembicaraan setiap paragraph.
3. Membuat simpulan yang berisi hal-hal pokok setiap paragraph menjadi satu paragraph.

Bacalah dengan cermat synopsis cerpen “Sri Sumarah dan Bawuk” berikut
SRI SUMARAH
Sri Sumarah merupakan nama asli dari Bu Martokusumo, sebelum menikah dengan seorang Mantri guru
bernama Martokusumo. Sri seorang keturunan priyayi meskipun bukan priyayi kaya. Orangtuanya
meninggal sejak ia masih kecil, kemudian ia diasuh oleh embahnya sampai dewasa. Embahnya mendidik
dan memelihara Sri dengan baik. Sri disekolahkan hingga tingkat Sekolah Kepandaian Putri (SKP), setelah
lulus ia dinikahkan.

Sebelumnya, ia dibekali embahnya ilmu kesempurnaan berumah tangga dan memberi wejangan supaya
membiasakan diri mengkonsumsi kencur dan kunyit mentah serta jamu supaya kesegaran tubuhnya
tetap terjaga. Pernikahan Sri dengan Martokusumo dikaruniai satu putri bernama Tun. Beberapa tahun
kemudian, saat Tun berumur 4 tahun suami Sri meninggal karena kecapekan mengurusi penderita eltor
di desanya. Sejak itulah Sri mulai hidup mandiri, memenuhi kebutuhan keluarga sendiri. Ia berusaha
menjadi ibu yang baik dengan tetap mendidik, memelihara, dan berusaha memberikan putrinya yang
terbaik. Sri bekerja sebagai tukang jahit, menerima pesanan pisang goreng, dan terakhir menjadi tukang
pijit. Pekerjaan-pekerjaan itulah yang menjadi sumber penghasilan Sri dalam menjalani kehidupan. Sri
menikahkan Tun, putri tunggalnya dengan Yos, laki-laki yang telah menghamili Tun sebelum menikah.
Keduanya dikarunia satu putri bernama Ginuk.

Kebahagiaan Sri menjadi lengkap karena ia bisa memangku cucu seperti harapannya dulu. Namun,
setelah beberapa lama kebahagiaan itu berkurang setelah Sri mengetahui bahwa menantu dan putrinya
terlibat dalam pemberontakan PKI. Yos akhirnya terbunuh dan Tun menyerahkan diri kepada negara
untuk mendapatkan hukuman yang setimpal yaitu penjara. Sejak itulah Sri menjadi orangtua bagi Ginuk,
cucunya semata wayang. Ia merawat Ginuk dengan baik. Untuk memenuhi kebutuhan Ginuk, Sri bekerja
101 menjadi tukang pijit panggilan, langganannya semakin banyak. Dalam menjalankan pekerjaannya
tersebut Sri banyak mengalami godaan dari laki-laki yang dipijitnya. Namun, Sri mencoba untuk tegar
dalam menghadapi nasib yang dialaminya. Ia sangat berharap Tun segera bebas dari penjara dan bisa
berkumpul dengan putrinya.

BAWUK
Bawuk adalah putri bungsu onder Karangrandu bernama Tuan Suryo. Ia seorang gadis yang cerdas,
mandiri, dan penuh keceriaan. Selain itu, Bawuk sejak kecil suka bercanda, periang, dan baik hati
sehingga membuat orangtua, saudara, dan orang-orang yang ada di sekitarnya menaruh simpati. Bawuk
menikah dengan Hassan, seorang gembong PKI. Mereka hidup bahagia dengan dikarunia dua anak
bernama Wowok dan Ninuk. Namun kebahagiaan itu seakan luntur oleh aktivitas Hassan dalam
organisasi PKI yang menyebabkan ia harus berpisah dengan istri dan anaknya.

Sejak saat itulah hubungan kekeluargaan mereka menjadi renggang. Situasi saat itu penuh ketegangan
karena adanya perseteruan antara pemberontak PKI dengan tentara nasional. Dewan Jendral
menangkap dan membunuh setiap anggota PKI yang tertangkap. Untuk itulah, Hassan tidak boleh
menampakkan diri menemui keluarganya, hal tersebut dapat membahayakan keselamatan dirinya.
Bawuk dan keluarganya hidup dalam pengejaran dan kegelisahan.

Bawuk tidak tinggal diam dengan keadaan seperti itu, ia memutuskan untuk menitipkan kedua anaknya
kepada Nyonya Suryo, ibunya. Setelah itu, ia akan kembali mencari Hassan sampai ia menemukannya. Ia
berpikir bahwa anakanaknya harus mendapatkan kehidupan yang layak dan kembali sekolah untuk
perkembangan jiwa mereka. Saat mengantar mereka ke rumah neneknya, Bawuk bertemu dengan
saudara-saudaranya yang telah menunggu kedatangan Bawuk di rumah ibu. Waktu yang singkat
perjumpaannya dengan saudara-saudara, digunakan untuk membicarakan keadaan, status dan
hubungan Bawuk dengan 102 komunis saat ini. Bawuk tidak sanggup mengatakan statusnya saat ini,
karena mereka tidak akan mempercayainya. Namun, Bawuk berusaha mengungkapkannya dalam hati,
dibenaknya ia merasa telah menjelaskan tentang statusnya dengan bijaksana kepada kakak-kakaknya.

Setelah semalaman berbincang-bincang, Bawuk segera berkemas untuk pergi mencari suaminya
tercinta. Nyonya Suryo mengasuh dan mendidik kedua cucunya dengan baik dan penuh kasih sayang. Ia
mencarikan guru mengaji untuk mereka supaya guru tersebut dapat memberi pemahaman kepada
kedua cucunya tentang agama, serta mengajari mereka mengaji dan beribadah. Beberapa waktu setelah
kepergian Bawuk, Nyonya Suryo membaca koran dan mengetahui tentang kematian salah satu gembong
PKI yang tak lain adalah Hassan. Nyonya Suryo sangat sedih mengetahui kenyataan tersebut. Ia
memikirkan dan mengkhawatirkan keadaan Bawuk saat ini, yang tidak diketahui keberadaan dan
kabarnya sekarang.

Umar Kayam, pengarang yang berasal dari Jawa telah berhasil menggambarkan “cara” Jawa dalam
karyanya sebagaimana dikehendaki cerita. Pengarang telah berhasil menampilkan kehadiran warna local
yang menunjukkan karakter budaya Jawa. Karya Umar Kaya mini dapat dijadikan sebagai referensi
sosiokultural dan budaya yang menjadi latar social. Karya ini berhasil membentuk karakter tokoh utama
Sri Sumarah. Dalam cerpen ini, Umar Kayam menunjukkan dominasi pria dalam masyarakat local Jawa.
Wanita Jawa sebagai seorang ibu harus bersedia mengorbankan diri dan menderita bagi anak-anaknya.
Hal tersebut menjadi cerminan tokoh Sembadra dan Kunti dalam pewayangan.

Dalam cerpen ini, penggunaan istilah Jawa terlalu banyak. Ini dapat berakibat cerpen kurang komunikatif
terhadap seluruh lapisan pembaca, teutama untuk pembac non-Jawa. Untuk dapat menikmati cerpen
“Sri Sumarah”, pembaca bukan penutur bahasa Jawa akan menghadapi masalah penggunaan istilah dan
ungkapan Bahasa Jawa. Selain itu, latar belakang social budaya berupa peranan nama bagi orang Jawa,
filsafat Jawa tentang sikap mensyukuri segala keadaan, sikap menahan emosi, pendidikan anak
perempuan, sikap seorang istri dan ibu, dan tirakat menjadi hal-hal yang dapat menyulitkan pembaca
untuk memahami cerita.
Cerpen “Sri Sumarah” merupakan pedoman atas karakteristik perempuan local Jawa. Pembaca
berlatarbelakang Jawa atau paling tidak mempunyai pengalaman istilah Jawa akan lebih mudah
memahami alur cerita, terutama alur tokoh dan penokohannya. Umar Kayam telah berhasil melukiskan
nuansa local dalam kehidupan Jawa. Umar Kayam adalah pengarang yang telah berhasil
memperkenalkan kearifan local yang pada saat ini belum banyak ditulis orang. Maka kehadiran nuansa
local tertentu dalam sebuah karya sastra merupakan salah satu upaya seorang pengarang
memperkenalkan ragam budayanya kepada pembaca.

Tugas:
Bacalah teks tanggapan cerpen “Sri Sumarah dan Bawuk” di buku cetak Bahasa Indonesia
kelas 9 halaman 155 – 157 kemudian jawablah pertanyaan berikut!

Kegiatan 2
a. Menyimpulkan.
1. Bacalah teks di atas dengan cermat.
2. Menyimpulkan isi teks tanggapan sangat mudah dilakukan jika kita mengetahui cara dan
langkahnya.
3. Berikut adalah cara/Langkah menyimpulkan isi teks tanggapan.
a. Membaca paragraph
Sebaiknya kita mengerti isi teks tersebut terlebih dahulu. Caranya adalah membaca seluruh
teks dengan saksama dan cermat.
b. Menentukan kalimat utama tiap paragraph
c. Membuat simpulan
Setelah menentukan inti paragraph, susunlah kalimat dengan baik agar dapat menjadi sebuah
simpulan yang benar. Simpulan merupakan hasil analisis tiap paragraph dan menggambarkan
keseluruhan isi paragraph.
Buatlah kesimpulan berdasarkan teks tanggapan Perempuan Jawa dalam “Sri Sumarah dan
Bawuk” karya Umar Kayam pada tabel berikut.

Soal Jawaban
Simpulan teks tanggapan Perempuan Jawa
dalam “Sri Sumarah dan Bawuk” karya Umar
Kayam!

d. Menelaah struktur teks tanggapan.

https://youtu.be/lN99YAuTBxk

1. Lihatlah video di atas dengan cermat dan saksama.


2. Pahami struktur teks yang terdapat pada tayangan video tersebut.
3. Berdasarkan video di atas bacalah cerpen Sri Sumarah dengan cermat dan saksama kemudian
tentukan struktur teks tanggapan dengan memberikan bukti tekstualnya dengan dengan jelas
dan lengkap.

Kegiatan 3
No Struktur teks tanggapan “Sri Bukti tekstual
Sumarah dan Bawuk” karya
Umar Kayam.

1 Konteks / resume

2 Kelebihan dan kekurangan

3 Penilaian keseluruhan
/kesimpulan

Kegiatan 4
e. Ciri kebahasaan teks tanggapan

1. Bacalah teks tanggapan “Sri Sumarah dan Bawuk” karya Umar Kayam di atas dengan cermat dan
saksama.

2. Identifikasilah ciri kebahaan dari teks tanggapan “Sri Sumarah dan Bawuk” karya Umar Kayam.

3. Tuliskan ciri kebahasaan dan bukti tekstualnya pada kolom berikut.

N Ciri Kebahasaan Bukti tekstual


o

1 Kalimat kompleks Bawuk adalah putri bungsu onder Karangrandu bernama


Tuan Suryo. ,.

2 Kalimat majemuk

3 Penggunaan preposisi

4 Penggunaan konjungsi

5 Penggunaan kalimat berisi


pujian
6 Penggunaan kalimat saran

6 Penggunaan kalimat berisi


kritik

7 Penggunaan istilah

8 Kalimat deskripsi

Anda mungkin juga menyukai