Anda di halaman 1dari 9

KEKERASAN MENJADI SEBUAH PERPINDAHAN

Babak I

Pada suatu hari terdapat sebuah Sekolah Menengah Pertama yang sangat megah. Sebut saja
SMP Nusa Bangsa. Sekolah ini merupakan sekolah elit, yang rata-rata tempati oleh anak-anak para
pejabat dan pengusaha. Oleh karena itu murid-murid di sana mayoritas bersaing antara satu dengan
yang lain. Ada sekelompok geng yang terkenal jahat yang suka mengganggu orang lain mereka adalah
Fio, Meisi, Dava, dan Dhani. Mereka senang memalak, memarahi, dan membully orang lain.

Meisi: "Eh guys. Gua denger hari ini ada anak pindahan di kelas kita!" (sambil memegang tangan fio)

Fio: "Trus apa masalahnya ama gua?" (memegang pundak sendiri)

Meisi:"Ya enggak, gua kan cuma ngasih tau lu! Kali aja lu tertarik gitu!"

Dava:" Iya gua denger juga, katanya sih namanya Prita dan Widya" (menunjukkan jari telunjuk ke
teman-temannya)

Fio:" Hah, siapa Prita dan Widya? Hahaha,

Dhani: ”iya. Emang lue kenal?” (ekspresi penasaran)

Fio: ”nggak!!!” (menggelengkan kepala)

Meisi: ”begok lue ngapa ketawa?” (memukul kepala fio)

Fio: ”oke untuk hari ini kita bakal ngasih dia pelajaran berharga buat dia biar nggak bisa macem
macem ama kita kedepannya." (sambil memetik jari)

Kemudian Meissi dan temannya pun menyusun rencananya untuk memberikan pelajaran
tersebut kepada anak baru itu.

Babak II

Ring... Ring...

Bel tanda masuk pun dimulai, semua anak sudah masuk ke dalam kelas kecuali para anggota geng
terkenal itu.
Brakkk...

Terdengar suara pintu terbanting, semua murid melihat ke asal suara.

Ya! Tak lain adalah Fio, Meisi, Dava, dan Dhani. Mereka dengan santainya memasuki kelas, dan
bagaikan tak menghiraukan tatapan murid kelasnya. Sofi dan Erva yang merasa kesal bangkit dari
duduknya dan menghampiri mereka.

Sofi: ”Hei! Fio,Meisi, Dava,Dhani udah aku peringatin beberapa kali bukan. Kalo buka pintu tuh biasa
aja, gak usah dibanting segala. Kalo pintunya rusak mau gantiin?" (menatap mereka dengan penuh
amarah)

Erva:"Lha iya kalian emangnya mau gantiin?" (ekspresi kesal)

Fio:"Oh, tentang properti sekolah yaa.. Maaf...maaf gua nggak akan ngulangin kejadian banting pintu
lagi deh" (sambil tertawa)

Sofi: ”Terserah deh aku ngasih tau serius, bukan bercanda!”

Dava:"Emang masalah buat loe?” (mendorong shofi hingga jatuh)

Erva: ”Jangan main kasar sama cewek dong!” ( berdiri di depan dava)

Dava: ”Ah....cerewet loe” (meninggalkan mereka berdua)

Erva: ” kamu ngak papa?” (sambil menolong untuk berdiri)

Setelah itu guru pun masuk yang dibelakangnya terdapat dua orang murid.

Guru Mtk/ Novi:" Assalamualaikum wr. wb.”

Para murid menjawab: ”Walikumsalam wr. wb.”

Novi: ”Siapa yang hari ini tidak masuk?” ( memandang para murid)

Para murid: ”masuk semua bu...”

Novi: ”Alhamdulilah...Anak-anak seperti yang sudah kalian ketahui bahwa kalian akan memiliki dua
teman baru! Tolong perhatiannya saat ia memperkenalkan diri ya. Silahkan anak-anak
memperkenalkan diri kepada teman-temannya."

Prita:" Assalamualaikum wr.wb.”

Para murid: ”Walikumsalam wr. wb.”


Prita: ” Hai...perkenalkan nama saya Prita pindahan dari SMPN 1 Jiken. Mohon bantuannya agar saya
bisa menyesuaikan diri di lingkungan sekolah ini ya."

Dava: oke cantik, tenang aja nanti bakal abang bantu. (semua satu kelas tertawa)

Widya: Assalamualaikum wr.wb.

Para murid: ”Walikumsalam wr. wb.”

Widya: ”Perkenalkan nama saya Widya saya juga pindahan dari SMPN 1 Jiken. Mohon bantuannya
juga agar saya bisa menyesuaikan diri di lingkungan sekolah ini.

Fio: ”tenang aja guys, nanti bakal aku bantu kalian tour gratis di sekolah ini.” (fio and the geng
tertawa keras)

Novi: ”silahkan Prita dan Widya duduk di bangku yang kosong itu” (jari telunjuk menunjukkan bangku
kosong)

Novi: ”baiklah anak-anak kita lanjutkan pelajaran selanjutnya ya!” (memegang buku)

Setelah pelajaran selesai, bel istirahat pertamapun berbunyi, membuat semua murid keluar
dari kelas. Bel istirahat adalah suatu bel yang di tunggu-tunggu oleh semua murid. Para siswa merasa
bebas dari pelajaran dan beban tugas dari Bapak Ibu guru. Ia bebas untuk membeli makan dan
minum di kantin bersama teman-temannya. Tak lama kemudian keluarlah geng tersebut.

Fio: ” ke kantin yuk...” (menatap Meisi)

Meisi: ”ngapain loe capek-capek jalan ke kantin, suruh aja si kacung buat beli jajan.” (sambil
menunjuk Alif dan Tama)

Dhani: ”Heh...loe berdua sini...”

Tama: ”iya Dhan” (menundukkan kepala)

Dhani: ”Dhan...Dhan....panggil boss!” (memukul kepala tama)

Alif: ”iya boss ada apa?” (menunduk)

Dhani: “Belikan gue jajan ke kantin sekarrang, gak pakai lama, oke!” (menatap alif dan tama penuh
marah)

Alif: ”Baik boss. Uangnya mana?” (mengulurkan tangan kanan)


Meisi: ”Ya pakai uang lue lah” (nyolot)

Tama: ”tapi kami gak punya uang bos” (menatap meisi)

Dava: ”pokoknya kita gak mau tau, yang penting kalian bawa jajan ke sini!”

Alif: ”tapi boss...”

Fio: ”Ssstttttt....gak usah pakai tapi-tapian pokoknya sekarang berangkat!”

Dhani: ”aku hitung dalam 5 menit pokonya udah ada makanan dan minuman di sini. Mengerti?”

Alif dan Tama: ”baik boss”

Merekapun bergegas pergi ke kantin tanpa berfikir panjang.

Tama: ”Permisi...Yud aku boleh beli duluan nggak?” (dengan tatapan penuh penderitaan)

Yudha: ”nggak bisa dong kamu harus antri. Kan datengmu duluan aku.” (muka kesal)

Alif: ”boleh lah Yud, aku sama tama ini mau beliin si Boss di suruh cepet-cepet.”

Yudha: ”Si boss Dhani maksudmu?”

Tama: ”Iya...”

Yudha: ”Ya udah deh, km duluan aja”

Alif: ”pak aku mau beli kripik bawang 2, basreng 2, choki-choki 4, sama roti 4 pak”

Chelo: ”sudah?”

Tama: ”sama tambah teh rio 4 pak”

Chelo: ”ada lagi?”

Alif: ”udah pak. Totalnya jadi berapa?”

Chelo: ”totalnya jadi Rp. 20.000,-”

Tama: ”Aduh..maaf pak, uang kami kurang, boleh ngutang dulu nggak pak?” (garuk-garuk kepala)

Alif: ”iya pak, uang kami kurang Rp. 5.000,- besok aku bayar deh pak...” (muka melas)

Chelo: ”Iya boleh, beneran ya besok di bayar! Namamu siapa dari kelas berapa?

Alif: ”saya alif pak dan ini Tama. Iya pak, janji besok saya bayar” (suwer)
Tama: “makasih pak…”

Tama dan Alif bergegas lari menuju ke kelas...

Alif: ”Ini Boss jajannya” (menyerahkan jajan-jajan tersebut ke depan Dhani)

Dhani: ”Ok anak pintar.(mengelus rambut) Besok lagi jangan lelet..” (menjambak rambut)

Alif dan Tama: ”baik boss” (ketakutan)

Dhani: ”dah sana pergi”

Mereka berduapun pergi meninggalkan kelas.

Fio: ”oke juga ide loe...”

Meisi: ”siapa dulu dong gue...” (tertawa bersama-sama)

Tidak lama kemudian bel masukpun berbunyi dan para siswa berbondong-bondong masuk
ke dalam kelas. Para siswa mengikuti pembelajaran seperti biasanya. Dan waktupun telah berlalu bel
isitrahat kedua telah berbunyi.

Ring...ring...ring...

Meisi: "Mau ke kantin nggak?" (menepuk bahu)

Fio: ”nggak ah, nggak nafsu makan gua.” (lesu)

Dhani: ”Mendingan kita gangguin anak baru itu.” (semangat menggebu-gebu)

Dava: ”lets go guys!!!” (berjalan menghampiri prita dan widya)

Fio:"Hei, bagi duit dong!” (merangkul Prita)

Prita: ”nggak...gua nggak punya uang (sambil menundukkan kepalanya)

Meisis: ”mana uang loe.” (merangkul widya)

Widya: ”uangku udah habis! (menundukkan kepala)

Meisi:”Mana mungkin Loe nggk punya duit!” (melototi muka Widya)

Fio: ”cepat serahin duit Lo kampungan!” (mendorong Prita dengan kasar)


Sofi dan Erva yang melihat Prita didorong Fio, langsung pergi menghampiri mereka berenam.

Sofi:”eh ada apa ini?”

Erva: ”Hei, jangan dorong-dorong gitu dong!” (muka kesal)

Meisi: ”Bukan masalah Loe ya! Jadi diem!” (nada tinggi)

Sofi: ”tapi kalian nggak bisa gitu dong. Ngebentak dia seenaknya.” (kesal)

Erva: ”walaupun masih anak baru, tp kan dia temen kita juga.” (nada datar)

Fio: ”iya iya gua tau, udah nggak usah lanjutin ceramahnya! Gue udah capek dengerin loe ceramah
mulu. (kesal)

Erva: ”jangan nyolot gitu dong, kita berdua kan cuma ngingetin aja.” (marah)

Sofi: ”itu benar kita cuma ngingetin aja”

Meisi: ”diam aja deh jangan banyak ngemeng.” (kesal)

Dava: loe...loe....diem! (nunjuk erva dan sofi)

Kemudian geng Fio pun meninggalkan mereka dan menuju ke kantin.

Sofi: ”kamu nggak apa-apakan Prit?” (sambil membantu berdiri)

Prita: ”iya. aku nggak apa-apa kok.” (menggelengkan kepala)

Sofi: ”mereka berempat itu memang keterlaluan.” (kesal)

Erva: ”kita Laporkan saja ke guru BK sof?”

Sofi: ”iya deh, kita harus laporin ke guru BK!”

Erva dan Sofi pun berjalan menuju ke ruang BK.

Erva: ”Assalamualaikum wr.wb.”

Gayuh: ”walikumsalam wr. wb.”

Erva: ”permisi pak, maaf menganggu. Saya mau melaporkan pak, bahwa tadi siang telah terjadi
pemalakan pak saya dan Sofi melihat ada empat orang yang memalak 2 anak baru itu.”
Sofi: ”Iya pak” (menganggukkan kepala)

Gayuh: ”dimana kejadiannya?” (nada tinggi)

Sofi: ”di depan kelas pak.”

Guru BK/ Gayuh: ”siapa empat siswa itu?”

Sofi: ”Mereka adalah Fio, Meisi, Dava, dan Dhani pak.”

Gayuh: ”mereka itu gak ada capek-capeknya ya bikin masalah” (kesal) ”Saya minta tolong panggilkan
mereka berempat ya!”

Sofi: ”Iya pak”

Erva dan Sofi mencari empat siswa itu. Tidak lama kemudian ia menemukan mereka.

Sofi: Heyy, kalian dipanggil guru BK di ruang BK.

Fio: Pasti ini kalian berdua kan yang melaporkan kita.

Erva: Iya emangnya kenapa? Kan tindakan seperti tadi harus dilaporkan. karena itu adalah tindakan
yang melanggar tata tertib sekolah dan mengganggu siswa lain.

Sofi: udah....sana ke ruang BK kalian!

Meisii: ”awas ya loe nanti gue beri pelajaran” (menjambak kerudung)

Fio, Meisi, Dava, dan Dhani berjalan menuju ke ruang BK.

Fio: ”Assalamualaikum wr.wb. selamat siang pak.”

Guru BK/Gayuh: ”siang, sini kalian berempat duduk!”

Fio, Meisi, Dava, dan Dhani: ”Iya pak”

Guru BK/Gayuh: ”saya mau nanya.... Apa kalian yang mengganggu dua siswa baru itu?"

Fio, Meisi, Dava, dan Dhani: ”I Iya pak”

Guru BK/ Gayuh: ”Knp kalian menggangu mereka berdua? Salah mereka apa?”
Fio: ”ya nggk papa pak. Biar mereka tidak berani macam2 sama kita”

Gayuh: ”klian ini sekolah apa mau jadi preman?”

Meisi: ”sekolah pak..”

Gayuh: ”lha iya kenapa kalian melakukan itu? Itu sama saja tindakan kriminal. Kalian bisa saja di
penjara. Mau jadi apa kalian nanti kalau sudah besar.”

Dava: ”jadi orang Pak”

Dhani, meisi dan fio: ”Hahaha...” (tertawa sambil di tahan)

Gayuh: ”bapak sudah tau kalau jadi orang. Lha emang bisa jadi monyet!” (nada marah)

”kalau kalian mengulangi perbuatan itu lagi bapak akan memanggil ortu kalian!”

Fio, Meisi, Dava, dan Dhani: i iya Pak......

Guru BK/Gayuh: ”ingat kata bapak tadi ya. Yaudah kalian sekarang boleh keluar dari ruangan”

Fio, Meisi, Dava, dan Dhani: ”terimakasih pak.... Assalamu'alaikum”

Guru BK/Gayuh: ”waalaikumsalam”

Mereka pun keluar dari ruang bk

Fio = kita harus memberi pelajaran sama dipengaduh itu

Fio, Meisi, Dava, dan Dhani: Iya..... Kita setuju

Fio dan teman temannya mencari mereka berdua untuk memberi pelajaran.. Dan mereka pun
ketemu

Meissi: ”heee maksud lo apa ngaduin kita”

Sofi: ”kamu nanya, kamu bertanya-tanya...”

Fio: ”halah basi lho!”


Erva: ”biar kalian tidak bisa melanjutkan tindakan kriminal”

Dhani: ”kalian pikir dengan ngelaporin ke guru bk kita takut gitu

Dava= setuju itu

Meisi dan geng nya pun pergi meninggalkan erva dan sofi

Dava

Anda mungkin juga menyukai