Anda di halaman 1dari 7

DAMPAK PENEBANGAN HUTAN SECARA LIAR

(ILLEGAL LOGGING)

Disusun Oleh :
1. Adinda Hemadya Nawrah
2. Andika Rahman
3. Alya
4. Chiara Azifa Darmawan
5. Navila Purba

SMA NEGERI 1 PANGKALAN KERINCI

T.A 2022/1443

1
DAMPAK PENEBANGAN HUTAN SECARA LIAR (ILLEGAL LOGGING)
1
Adinda 2Andika 3Alya 4Chiara 5Dedi 6Navila
Email: adindahemadya01@gmail.com

X.4 SMA Negeri 1 Pangkalan Kerinci


Jl. Maharaja Indra, Pangkalan Kerinci Kota, Kec. Pangkalan Kerinci
Kabupaten Pelalawan, Riau 28654

Abstrak

Setiap pembangunan akan membawa dampak terhadap perubahan lingkungan terutama eksploitasi sumber daya
hutan dalam rangka pengelolaan dan pemanfaatan hasil hutan jelas akan menimbulkan efek dari perubahan.
Perusakan hutan yang berdampak negatif salah satunya adalah kejahatan pembalakan liar (illegal loging) yang
merupakan kegiatan unpredictable terhadap kondisi hutan setelah penebangan. Dalam melakukan
pemberantasan atau menangani pembalakan liar ini pemerintah telah membentuk beberapa kebijakan termasuk
beberapa kebijakan atau ketentuan perundang-undangan yang berkaitan dengan peran serta masyarakat. Dengan
semakin meraknya pembalakan liar atau illegal logging yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab sehingga menimbulkan kerugian baik terhadap Negara maupun terhadap masyarakat maka
sejauh mana pemerintah terutama masyarakat dapat berperan serta dalam menanggulangi atau memberantas
pembalakan liar atau illegal logging. Merusak hutan yang berdampak pada kerusakan lingkungan adalah
merupakan suatu kejahatan sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 108 BAB XV UU No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.Dalam hal pengelolaan hutan saat ini harus diarahkan pada
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai dengan jiwa Pasal 33 Ayat (3) UUD 1945, dimana Negara
menguasai sumber daya alam termasuk hutan yang dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat. Mengenai peran
serta masyarakat dalam pemberantasan pembalakan liar atau penebangan liar atau penebangan liar (illegal
logging) diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan. Kesadaran hukum masyarakat sangat
diutamakan guna menunjang atau ikut berpartisipasi dalam pemberantasan pembalakan liar dan upaya
mendorong tercapainya hutan lestari.

Kata kunci : Upaya Masyarakat, Pencegahan, Pembalakan Liar

Abstract

All development brings impacts to the environmental changes in particular the exploitation of forestry natural
resources within the scope of forestry products management and utilization will clearly demonstrate the effects
of such changes. Forest destruction that brings negative impacts is a result of one of the crimes in forestry
industry, the illegal logging, the effects of which are unpredictable to the forest conditions following the crime.
In eradicating or mitigating the illegal logging the government has issued some policies including policies and
laws and regulations related to the active roles of the communities. The fluorishing practices of illegal logging
by irresponsible persons have caused damages to the country and also to the people, therefore to what extent
the country and the people can play their roles in mitigating or fighting the illegal logging will be important
issues. Forest destruction that brings negative impact to the environment is an act of crime as defined in article
108 Chapter XV of the Law No. 32 of 2009 regarding Biological Environment Protection and Management.
With regard to the management, the forest must be utilized, in the most possible manner, for the people’s
prosperity as mandated by article 33 clause (3) of 1945’ Constitution, under which the State should control the
natural resources including the forest and take advantages of the same for the people’s well-being. While the
active roles of the communities in eradicating the illegal logging are regulated in some laws and regulations.
Legal awareness of the people should be put on top priority in order to support or induce the participation of
the people in illegal logging eradication and the efforts to preserve the forests.

Keywords: People’s efforts, Prevention, Illegal logging

2
PENDAHULUAN dan hasil hutan, serta mengatur perbuatan
Hutan adalah anugerah Tuhan Yang hukum mengenai kehutanan, selanjutnya
Maha Esa, yang dianugerahkan kepada pemerintah mempunyai wewenang untuk
bangsa Indonesia sebagai sebuah karunia memberi izin dan hak kepada pihak lain
kekayaan alam yang tak ternilai harganya untuk melakukan kegiatan di bidang
wajib disyukuri, karenanya hutan harus kehutanan.
diurus dan dimanfaatkan dengan akhlak
Akhir-akhir ini marak sekali kasus
mulia dalam rangka beribadah, sebagai
penebangan liar (illegal logging) yang
perwujudan rasa syukur kepada Tuhan
tentunya sangat merusak ekosistem hutan.
Yang Maha Esa. Sejalan dengan ketentuan
Negara tentunya dirugikan karena hal ini.
Pasal 33 UUD 1945 yang merupakan
Tidak hanya itu, dengan adanya hal ini
landasan konstitusional yang mewajibkan
hutan juga akan menjadi berkurang
agar bumi, air dan kekayaan alam yang
fungsinya sebagai paru-paru dunia, dan
terkandung di dalamnya dikuasai oleh
sebagai habitat fauna yang hidup di
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-
dalamnya. Oleh karena itu hutan di
besar kemakmuran rakyat, maka
Indonesia harus dipelihara dan dijaga
penyelenggaraan kehutanan senantiasa
kelestariannya.
mengandung jiwa dan semangat
kerakyatan, berkeadilan dan berkelanjutan. Pembalakan liar atau penebangan liar
(illegal logging) adalah tindak
Dari ketentuan tersebut, nampak bahwa
kejahatan terhadap hutan yang merugikan
Negara menguasai sumber-sumber
negara, tidak hanya secara ekonomi, tetapi
kekayaan alam yang terkandung di bumi
juga secara sosial, dan lingkungan. Potensi
Indonesia, dan hutan merupakan di antara
kerugian yang ditanggung negara akibat
sumber kekayaan alam yang dikuasai oleh
pembalakan liar mencapai Rp 83 miliar
Negara. Dalam hal penguasaan hutan oleh
per hari atau Rp 30,3 triliun per tahun.
Negara bahwa Negara bukan merupakan
Ironisnya, praktik pembalakan liar telah
pemilik dalam arti mutlak, tetapi Negara
memusnahkan hampir tiga perempat hutan
memberi wewenang kepada pemerintah
alam di Indonesia. Luas area hutan
untuk mengatur dan mengurus segala
Indonesia yang hilang dalam setahun
sesuatu yang berkaitan dengan hutan,
setara dengan luas negara Swiss, yakni
kawasan hutan dan hasil hutan, mengatur
41.400 kilometer persegi.
dan menetapkan hubungan hutan, antara
orang dengan hutan atau kawasan hutan

3
Dari segi sosial dapat dilihat munculnya Kata hutan dalam bahasa inggris
sikap kurang bertanggung jawab yang disebut forest, sementara untuk hutan
dikarenakan adanya perubahan nilai rimba disebut jungle. Dalam bahasa
dimana masyarakat pada umumnya sulit Indonesia dikenal berbagai sebutan
untuk membedakan antara yang benar dan terhadap hutan, misalnya hutan belukar,
salah, serta antara baik dan buruk. Hal hutan perawan, dan lain-lain.Tetapi pada
tersebut disebabkan telah lamanya hukum umumnya persepsi umum tentang hutan
tidak ditegakkan ataupun kalau ditegakkan, adalah penuh pohon-pohonan yang tumbuh
sering hanya menyentuh sasaran yang tak beraturan.
salah. Perubahan nilai ini bukanlah sesuatu Menurut pendapat Haryadi
yang mudah untuk dikembalikan tanpa Kartodiharjo, Illegal logging merupakan
pengorbanan yang besar. penebangan kayu secara tidak sah dan
melanggar peraturan perundang-undangan,
Upaya pemberantasan illegal logging
yaitu berupa pencurian kayu didalam
ini telah dilakukan sejak lama, namun
kawasan hutan Negara atau hutan hak
belum memberikan dampak jera terhadap
(milik) dan atau pemegang ijin melakukan
para pelakunya karena instrumen hukum
penebangan lebih dari jatah yang telah
positif yang tersedia di Indonesia sampai
ditetapkan dalam perizinan. Unsur Unsur
dengan hari ini belum mampu secara
Kejahatan illegal Logging yaitu adanya
maksimal menjerat mereka. Illegal
suatu kegiatan, menebang kayu,
logging masih marak terjadi secara hampir
mengangkut kayu, pengolahan kayu,
merata di seluruh Indonesia.
penjualan kayu, pembelian kayu, dapat
METODE PENELITIAN merusak hutan, ada aturan hukum yang
Jenis penelitian yang digunakan melarang dan bertentangan dengan aturan
dalam penelitian ini adalah penelitian hukum yang berlaku.
deskriptif kualitatif. Teknik untuk Perbuatan illegal logging merupakan
menggumpulkan data dalam penelitian ini suatu kejahatan yang menimbulkan
adalah studi literatur dengan menggunakan dampak sangat luas mencakup aspek
jurnal atau artikel penelitian yang sudah ekonomi, lingkungan dan sosial budaya.
dilakukan sebelumnya yang signifikan Kejahatan ini merupakan ancaman bagi
dengan apa yang akan diteliti. ketertiban sosial dan dapat menimbulkan
ketegangan serta konflik-konflik dalam
PEMBAHASAN
berbagai dimensi, sehingga perbuatan
illegal logging secara faktual menyimpang
4
dari norma-norma yang mendasari menjadi lebih kering. Kedua, mata air
kehidupan atau keteraturan sosial. menurun karena hilangnya akar tanaman
Dampak illegal Logging menurut yang salah satu fungsinya menjaga
Departemen Kehutanan tahun 2003 yaitu penyerapan air di dalam tanah. Jika ini
terjadi kerusakan hutan yang mencapai 43 terjadi dalam waktu yang panjang, maka
juta hektar dari total 120,35 juta hektar akan mengurangi jumlah sumber air di
dengan laju degradasinya dalam tiga tahun dalam tanah. Ketiga, kepunahan tumbuhan
terakhir mencapai 2,1 juta hektar atau hewan. Sebagian besar spesies hewan
pertahunnya. Sejumlah laporan bahkan dan tumbuhan hidup di hutan tropis. Data
menyebutkan antara 1,6 sampai dengan 2,4 menunjukkan bahwa illegal logging
juta hektar hutan Indonesia hilang setiap menurunkan populasi hewan dan
tahunnya. Data terbaru dari departemen tumbuhan. Jika illegal logging tidak
kehutanan menyebutkan bahwa laju terkontrol, maka memicu kepunahan total
kerusakan hutan di Indonesia telah spesies-spesies tersebut. Keempat,
mencapai angka 3,8 juta hektar per menyebabkan banjir. Hal ini berkaitan
tahunnya dan negara telah kehilangan 83 dengan dampak kedua. Hilangnya akar
miliar per hari akibat illegal logging. dari tanah membuat tanah kehilangan
Dampak illegal logging tidak hanya kemampuannya menyerap dan menahan
dialami oleh negara saja, dampak illegal air. Jika terdapat air hujan atau sumber air
logging juga dapat menyebabkan lainnya, air akan lanjut turun terus ke
pemanasan global di bumi, karena hutan dataran yang lebih rendah. Hal ini akan
merupakan alat penyeimbang terhadap meningkatkan risiko banjir.
pemanasan global. Jika hutan mengalami
Aksi penebangan liar ini harus
kerusakan secara terus menerus, maka
ditangani dengan pencegahan dan
kestabilan dibumi juga akan terganggu
perbaikan. Adapun yang bisa dilakukan
Sekian pembahasan mengenai pengertian
untuk mengatasi penebangan liar adalah
illegal logging, semoga tulisan saya
sebagai berikut; Pertama, melakukan
mengenai pengertian illegal logging dapat
penyuluhan kepada masyarakat. Sangat
bermanfaat.
penting untuk melakukan sosialisasi
Menurut Pusat Krisis Kementerian
kepada masyarakat. Penyuluhan yang
Kesehatan, dampak illegal logging adalah
membahas tentang bahayanya penebangan
sebagai berikut: pertama, kesuburan tanah
liar harus dilakukan lebih gencar. Kedua,
menurun karena tanah terpapar terlalu
melakukan reboisasi atau penanaman
banyak cahaya Matahari, sehingga tanah
5
kembali. Setelah dilakukan penyuluhan memberikan efek jera. Sanksi yang
tentang bahayanya penebangan liar, diberikan bisa berupa peringatan,
masyarakat harus diberikan pemahaman ancaman, dan hukuman kurungan penjara.
untuk melakukan perbaikan hutan. Dengan begitu, penebangan liar akan lebih
Masyarakat ataupun institusi yang telah mudah untuk diberantas.
melakukan penebangan liar harus
KESIMPULAN
bertanggung jawab terhadap kerusakan
hutan yang telah dilakukan. Untuk Dapat disimpulkan bahwa kerusakan

melakukan perbaikan bisa dilakukan hutan diebabkan banyaknya penebangan

dengan tindakan seperti reboisasi atau liar yang sudah banyak dilakukan oleh

penanaman kembali di wilayah hutan masyarakat yang tidak bertanggung jawab.

rakyat, tidak membuang sampah penebangan liar dan pencurian kayu sudah

sembarangan, memanfaatkan sumber daya sejak lama menjadi perhatian pemerintah,

alam selain kayu, dan lainnya. Ketiga, dan belum pernah ada indikasi bahwa

perketat pengawasan dan pengendalian. pencurian kayu dari hutan-hutan di

Peran aktif masyarakat juga diperlukan Indonesia akan dapat dieliminir. Sudah

untuk mengatasi penebangan liar ini. menjadi semacam penyakit yang kronis.

Masyarakat diharapkan berperan dalam Penebangan hutan secara liar dan

pengawasan dan pengendalian bersama pencurian kayu sangat pantas menjadi

dengan pemerintah setempat. Semua pihak keprihatinan kita semua. Perilaku tersebut

harus berperan aktif dalam hal ini. Karena bisa diibaratkan seperti merampok hak

jika hanya dilakukan oleh satu pihak, tidak anak cucu kita. Ini sekali lagi merupakan

menutup kemungkinan penebangan liar contoh bahwa sangat banyak orang yang

akan terjadi lagi. Keempat, mempertegas hanya bisa melihat dampak jangka pendek,

peraturan perundang-undangan. Untuk mengabaikan dampak jangka panjang. Ini

mencegah terjadinya penebangan liar juga mencerminkan lemahnya rasa

diperlukan undang-undang yang tegas. tanggung jawab sosial pada diri banyak

Undang-undang tersebut harus bisa warga negara Indonesia.

mengatur pembatasan jumlah penebangan SARAN


hutan, perencanaan penebangan hutan, dan Penulis menyadari tentunya artikel ini
kewajiban melakukan penanaman kembali. jauh dari sempurna, karena kesempurnaan
Kelima, memberikan sanksi kepada hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu
pelaku. Menindak tegas pelaku penulis mengharapkan saran dan kritikan
penebangan liar perlu dilakukan untuk
6
yang bersifat membangun dari bapak/ibu Kemenkes RI. Pedoman Manajemen
guru serta para pembaca agar dapat Sumber Daya Manusia (SDM)
kedepannya menjadi lebih baik lagi. Kesehatan Dalam Penanggulangan
Penulis juga mengharapkan bimbingan dan Bencana. Jakarta: Pusat Krisis
pengajaran yang lebih mendalam dari Kesehatan Kementerian Kesehatan
bapak/ibu guru. Mudah-mudahan artikel RI; 2016.
ini bemanfaat, bisa menambah ilmu dan Leden Marpaung, 1995. Tindak Pidana
wawasan kita. Terhadap Hutan, dan Satwa. PT
Gelora Aksara Pratama : Jakarta.
DAFTAR ISI
Hlm 11.
Dephut. 2013. Surat Keputusan Menteri
Salim HS. 1997. Dasar-Dasar Hukum
Kehutanan No.163/Kpts-II/2003
Kehutanan. Jakarta. Penerbit: Sinar
tanggal 26 Mei 2003 tentang
Grafika.
pengelompokan jenis kayu sebagai
Siahaan. 2004. Hukum Lingkungan dan
dasar pengenaan iuran kehutanan.
Ekologi pembangunan. Edisi kedua.
Dodik Ridho Nurrocmat. 2005. Strategi
Penerbit: PT Gelora Aksara Pratama.
Pengelolaan Hutan. Penerbit :
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
IGM. Nurdjana, DKK, 2008. Korupsi dan
illegal Logging Dalam Sistem
Desentralisasi. Penerbit : Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai