Anda di halaman 1dari 43

“Peranan Balai Pengamanan Dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup

Dan Kehutanan Wilayah Sulawesi Dalam Penegakan Hukum Pidana Illegal


Logging Di Kawasan Hutan Sulawesi Selatan”

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar

Sarjana Hukum Jurusan Ilmu Hukum

Pada Fakultas Syariah Dan Hukum

UIN Alauddin Makassar

Oleh :

ANDI LUQMANUL MUDJHIED FATTAH


NIM.10400115043

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2021
Daftar Isi

.......................................................................................................................................ii

BAB I...................................................................................................................................1

PENDAHULUAN................................................................................................................1

A. Latar belakang..............................................................................................................1

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus.........................................................................2

C. Rumusan Masalah........................................................................................................6

D. Kajian Pustaka..............................................................................................................7

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian.................................................................................8

BAB II................................................................................................................................10

TINJAUAN TEORITIS...................................................................................................10

A. Pengakan Hukum Pidana Khusus...............................................................................10

B. Lingukan Hidup Dan Kehutanan................................................................................18

C. Lingkungan Hidup Dalam Islam................................................................................22

BAB III..............................................................................................................................27

METODE PENELITIAN................................................................................................27

A. Jenis Dan Lokasi Penelitian........................................................................................27

B. Pendekatan Penelitian.................................................................................................27

C. Sumber Data...............................................................................................................28

D. Metode Pengumpulan Data........................................................................................30


E. Instrument Penelitian..................................................................................................31

F. Tehnik Pengelolaan Dan Analisi Data.......................................................................32

Daftar Pustaka..................................................................................................................34
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar belakang

Lingkungan hidup adalah anugerah yang diberikan oleh tuhan yang maha

kuasa oranga yang berkomitmen untuk tinggal dan mengembangkan

keterampilinnya sehinggah mereka bisa bertahan untuktinggal dan menjadi

sumber penopang bagi kehidupan masyarakat indonesia dan mahluk hidup yang

menemempatinya terutama di wilayahhutan yang menjadi tempat tinggal banyak

mahluk hidup didalamnya dan menyumbang oxygen yang menjadi sumber

keberlajutan hidup bagimahluk hidup juga meningkatkan taraf hidup.

Kerusakan hutan yang saat ini semakin meluas dan masif terjadi di mana

mana. Pengerusakan terjadi kebanyakan dihutan produksi saja tapi juga sudah

masuk kehutan lingdung. Pengerusakan hutan telah tumbuh menjadi sebuah

tindak pidana kejahatan yang berakibat sangat luar biasa masif, dan teroganisir.

Oleh karena itu, penanganan pengerusakanhutan harus dilakukan secara masif

juga dan melakukan sistem penanganan yang luar biasa.

Dari beberapa faktor pengerusakan lingkungan hidup khususnya

dikawasan hutan terjadi karena masih banyak sekali celah untuk perseorangan

atau korporasi untuk melakukan pengerusakn lingkungan hidup dikawasan hutan

secara besar – besaran dan masif, hal ini berbanding lurus dengan penegakan

hukum yang masih kurang kuat dantegas dibanding pelaku pidana lingkungan

hidup dan kehutanan yang terus melakukan pengerusakan lingkungan hidup di

kawasan hutan.
1
Perubahan lingkungan sangat ditentukan oleh sikap, perilaku dan

2
perlindungan lingkungan. Alam dan lingkungan fisik dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan manusia yang lebih baik dan lebih sehat. Di sisi lain, alam dan

lingkungan juga dapat menjadi buruk dan sehat akibat penggunaan yang

berlebihan. Ekosistem dapat menjadi sangat tercemar dan terkontaminasi, dan

sistem kehidupan menjadi tidak seimbang. Hal ini disebabkan pembuangan

sampah yang sembarangan, limbah industri, penebangan liar, pembakaran hutan,

pengeboran minyak dan gas yang tidak sesuai dengan ketentuan, serta pencemaran

udara, air dan tanah. Hutan adalah salah satu ruang lingkup lingkungan hidup yang

menjadi wadah bagi semua mahluk hidup di dunia untuk menjalankan ekosistem

yang sudah terjadi dari zaman sekarang sampai dengan sekarang. Akan tetapi

wadah untuk mahluk hidup untuk menjalankan ekosistemnya banyak yang di

rusak secara brutal dan melanggar aturan aturan yang telah diterapkan pemerintah

untuk menjaga jalannya ekosistem dengan baik.

Kehutanan merupakan salah satu dari unsur lingkungan hidup, Kehutanan

sebagai sistem pengelolaan yang berkaitan dengan masalah hutan, kawasan hutan,

dan hasil hutan yang diatur secara terstruktur untuk mewujudkan kehidupan di

dalam hutan secara lestari. Sehingga terdapat perbedaan antara hutan dan

kehutanan, dimana hutan merupakan tempat dimana berbagai jenis pohon

ditumbuhi di suatu wilayah yang luas dengan unsur biotik dan anbiotik yang

berbeda, sebagai habitat alami bagi hewan dan tumbuhan serta salah satu aspek

penting dalam kehidupan lingkungan Hidup. Sedangkan kehutanan merupakan

ilmu yang membahas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan hutan, baik itu

pembangunan hutan, pengelolaan hutan, pelestarian alam, dan perlindungan hutan

agar dapat dimanfaatkan secara lestari.

3
Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,

tercantum dalam Pasal 1 angka 2 yang berbunyi: “Hutan adalah satu kesatuan

sistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi

pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang

lainnya tidak dapat dipisahkan”.1

Pengerusakan kawasan hutan akan merusak keseimbangan lingkungan.

Lingkungan yang tidak seimbang harus kembali berfungsi dan dimanfaatkan

sebagai sumber kehidupan masyarakat serta bermanfaat bagi masyarakat dan

generasi penerus. Peluang untuk memulihkan melalui peningkatan perlindungan

dan penegakan peraturan lingkungan yang luar biasa karena kerusakan lingkungan

selama periode ini luar biasa.

Jelas sekali bahwa lingkungan saat ini memang menjadi masalah yang

paling sering muncul. Terkadang masalah lingkungan sering terjadi dan hampir

sama, namun belum ada solusi yang tepat untuk mengatasinya seperti itu

Kerusakan alam dan lingkungan terus terjadi. Karena lingkungan merupakan hal

penting dalam siklus hidup manusia.

Dari beberapa faktor pengerusakan lingkungan hidup di kawasan hutan

terjadi karena masih banyak sekali celah untuk perseorangan atau koprorarsi

untuk melakukan pengerusakan lingkungan hidup kawasan hutan secara besar

besaran dan masif hal ini berbanding lurus dengan penegakan hukum yang masih

kurang kuat di banding pelaku tindak pidana lingkungan hidup dan kehutanan

yang terus melakukan pengerusakan kawasan hutan.

1
Supriyadi Bambang Eko, 2013, Hukum Agraria Kehutanan: Aspek Hukum Pertanahan Dalam
Pengelolaan Hutan Negara, Jakarta: Rajawali Pers, hal 68-69

4
Setidaknya ada empat dimensi yang dapat mempengaruhi kualitas

penegakan hukum lingkungan, yaitu keberadaan hukum lingkungan yang nyata,

pelakunya sendiri, korban (masyarakat) dan aparat penegak hukum, dimana

keempat dimensi tersebut saling mempengaruhi dan mengambil tindakan.

menempatkan dalam satu politik, struktur sosial, Ekonomi dan budaya dalam

keadaan tertentu.

Penegakan hukum lingkungan sangat erat kaitannya dengan kemampuan

aparat dan kepatuhan masyarakat terhadap regulasi yang berlaku, yang meliputi

tiga bidang hukum, yaitu administrasi, pidana dan perdata. Oleh karena itu,

penegakan hukum lingkungan merupakan upaya untuk mencapai kepatuhan

terhadap aturan dan persyaratan ketentuan hukum yang berlaku secara umum dan

individual melalui pengawasan dan penerapan (atau ancaman) dari cara-cara

administratif, pidana dan perdata.

Penegakan hukum merupakan isu yang menarik untuk ditelitikarena

berkaitan dengan implementasi peraturan perundangundangan yang berlaku,

penegakan hukum lingkungan sangatberkaitan dengan semua aspek kehidupan

manusia karena lingkunganmerupakan penyangga kehidupan mahluk hidup di

bumi ini. Secarakonstitisonal terdapat dalam Pasal 28 huruf h ayat (1) yang

berbunyi “setiap orang hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan

mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat sertamemperoleh pelayanan

kesehatan” dan Pasal 33 ayat (3) yangberbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam

yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk

sebesarbesar kemakmuran rakyat” pada pasal 28 dikatakan setiap warganegara

berhak akan lingkungan yang baik dan sehat, penegakanhukum lingkungan

merupakan
5
instrumen untuk menciptakan lingkungan yang baik dan sehat.2

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini akan dilakuakan sesuai deskripsi fokus yang penulis

buat dengan deskripsi yaitu “ Penegakan Hukum Pidana Khusus LingkuganHidup

danKehutakan Oleh Peranan Balai Pengamananan dan Penegakan Hukum

Lingkungan Hidup Dan Kehutanan WilayahSulawesi Dalam Penegakan Hukum

Pidana Khusu Illegal Logging Di Kawasan Hutan Sulawesi Selatan”. Kemudian

akan dilaksanakan penelitian di kantor Balai Pengamanan Dan Penegakan Hukum

LingkunganHidup Dan Kehutanan Wilayah Sulawesi. Penelitian ini dilakuakan

guna mencaritahu problematikan dan Sistem Penegakan Hukum Pidana Khusus

illegal Logging Di Kawasan Hutan Sulawesi Selatan oleh Balai pengamanan

DanPenegakan Hukum LingkunganHidup Dan Kehutanan Wilayah Sulawesi

dalam pencegahan pengerusakan lingkungan hidup khususnya diwilayah hutan

sulawesi barat dan sulawesi selatan dan terfokus pada pengerusakan hutan illegal

logging, dan pengalih fungsi lahan secaraillegal.

2. Deskripsi Fokus

Judul skripsi ini adalah :” “Peranan Balai Pengamanan Dan Penegakan

Hukum Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Wilayah Sulawesi Dalam Penegakan

Hukum Pidana Khusus Illegal Logging Di Kawasan Hutan Sulawesi Selatan”.

Untuk menghinari kebingungan dalama definisi dam pemehaman dari penelitian

2
Suwari Akhmaddhian, 2013, “Peran Pemerintah Daerah dalam Mewujudkan HutanKonservasi
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan

6
ini, penulis dapat menggambarkan dan menjelaskan makna yang diperoleh dari

beberapa variabel yang di anggap penting.

a. Defenisi Penegakan hukum: Definisi Penegakan Hukum: Penegakan hukum

adalah suatu usaha untuk menanggulangi kejahatan secara rasional, memenuhi

rasa keadilan dan berdayaguna. Dalam rangka menanggulangi kejahatan terhadap

berbagai sarana sebagai reaksi yang dapat diberikan kepada pelaku kejahatan,

berupa saran pidana manapun nonhukum, yang dapat integritas satu dengan yang

lainnya, apabila sarana pidanan dipanggiluntukk mengulangi kejahatan, berarti

akan dilaksanakan politik hukum pidana, yakni mengadakan pemilihan untuk

mencapai hasil perundang – undangan pidana yang sesuai politik hukum pidana.

Yakni mengadakan pemilihan untik mencapai hasil peundang – undangan pidana

yang sesuai dengan keadaan dan situasi pada suatu waktu dan untuk masa – masa

yangakan datang.3

a. Defenisi Hukum Pidana Khusus: Ahli pidana sering disebut sebagai ahli

hukum pidana utama karena beberapa ahli mengkategorikan hukum pidana

kedalam dua kategori utama yaitu pidana berat dan pidana khusus serta

membedakannya dengan delik pidana. Selain itu, tindak pidana yang ditentukan

oleh undang-undang selain hukum pidana berada di luar hukum pidana dan

disebut sebagai tindak pidana berat. Belakangan ini, perbedaan antara penyiksaan

dibuat hanya untuk umum dan kelompok lain. Jika merupakan kelompok terbesar,

maka disebut pelaku yang sama. Untuk beberapa kelompok, mereka menyebut

mereka pelanggar khusus. Jan Remelikkemudian menyusun undang-undang

3
Barda Nawawi Arief, Kebijakan Hukum Pidana.
http://www.paraahli.net/2020/09/penegakan-hukum.html (Diakses pada 25 Februari 2021)

6
khusus tentang kriminal, singkatnya

6
Arti undang-undang tersebut. Kejahatan yang dilakukan dengan profesional

dan kualifikasi lain.4

b. Defenisi Illegal Logging Dan Kehutanan:

1) Defenisi Illegal Logging

Illegal logging kegiatan di bidang kehutanan atau yang

merupakan rangkaian kegiatan yang mencakup penebangan, pengangkutan,

pengolahan hingga kegiatan jual beli (termasuk ekspor-impor) kayu yang tidak sah

atau bertentangan dengan aturan hukum yang berlaku, atau perbuatan yang dapat

menimbulkan kerusakan hutan. Illegal logging dapat menyebabkan pencemaran

dan perusakan pada lingkungan hidup, sehingga ekosistem didalamnya dapat

punah.

2) Defenisi Kehutanan

Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebatoleh pepohonan

dan tumbbuhan lainnya. Kawasan – kawasansemacam ini terdapat di wilayah –

wilayah yang luas di dunia danberfungsi sebagai penampung karbon diaksida,

habitat hewan modulator arus hidrologika serta pelestarian tanah, dan merupakan

salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting.daerah tropis maupun beriklim

dingin di dataran rendah maupun dipegunungan, dipulau kecil maupun dibenua

besar. Hutan merupakan suatu kumpulan tetumbuhan, terutama pepohonan atau

tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas.5

4
Zainal Arifin Mochtar, dalam harian Satria, op.cit., hal vii. (Buku Hukum Pidana Khusus:
DelikDelik Di Luar KHUP, Dr Ruslan Renggong, SH., M.H. hal 28).
5
Zainal Arifin Mochtar, dalam harian Satria, op.cit., hal vii. (Buku Hukum Pidana
Khusus: DelikDelik Di Luar KHUP, Dr Ruslan Renggong, SH., M.H. hal 28).

7
C. Rumusan Masalah

Bagian ini memuat pokok masalah yang ditegaskan secara konkretdan di

formulasikan dalam bentuk kalimat tanya yang memerlukan jawaban. Untuk

kedalaman pembahasan, permasalahan yang akan dikaji seharusnya dijabarkan

hanya kedalam satu pokok masalah saja. Pokok masalah inilah yang harus

dianalisis secara logis kedalam beberapa sub masalah. Jika pokok masalah

tersebut ternyata mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, maka harus dibatasi

dengan cara mengidentifikasi,memilih dan menjelaskan aspek yang lebih khusus

dari masalah yang akandi telilti.6

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka permasalahan pokok dari

penelitian ini adalah “Peranan Balai Pengamanan Dan Penegakan Hukum

Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Wilayah Sulawesi Dalam Penegakan Hukum

Pidana Khusus Illegal Logging Di Kawasan Hutan Sulawesi Selatan” topik

tersebut dijelaskan dalam beberapa subbagian masalah, yaitu:

1. Bagaimanakah peranan balai dalam melakuakan penegakan hukum pidana

illegal logging di Kawasan hutan Sulawesi Selatan?

2. Bagaimanakah problematika yang dialami balai dalam melakukanpenegakan

hukum pidana illegal logging di kawasan hutan Sulawesi Selatan?

D. Kajian Pustaka

6
Universitas Islam Negeri Makassar, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah: Makalah,
Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Laporan Penelitian (Makassar:alauddin Pers, 2013), hal 12

8
Secara umum kajian pustaka atau penelitian sebelumnya merupakan

9
momentum bagi calom peneliti untuk menerapkan bacaan pustaka yang ekstensif

terkait dengan materi pelajaran yang hendak penulis teliti. Pada bagian ini

pembahasan konsep dan teori yang digunakan didasarkan literatur yang sudah ada

sebelumnya. Dalma rangkaian penulisan skripsi ini penulis dapat

mempersentasekan beberapa referensi yang dijadikan acuan dalam mempelajari

fokus masalah yang berkaitan dengan judul penelitian, diantaranya:

1. Ruslan Renggong dalam Hukum Pidana Khusus: Delik – Delik DiluatKUHP,

yang menjelaskan tentang pengertian, karakteristik, dan sifat –sifat

hukumpidana khusus, juga menjelaskan tindakpidana dalam Undang – undang

lingkungan hidup dan Undang – undang kehutanan

2. Rodliyah dan SalimHS dalam bukunya Hukum PidanaKhusus: Unsurdan

Sanksi Pidananya, yang menjelaskan tentang konsep – konsep teoritis

penggolongan tindakpidana khusus serta konsep teoritis sanksipidana.

3. Muhammad Erwin dalam bukunya Hukum Lingkungan, yang menjelaskan

tentang filsafat yang berkaitan dengan lingkunganhidup, pengertian

llingkunganhidup, perkembangan hukum lingkungan hidup, sistem lingkunganhidup,

tindak pidana lingkunganhidup, pertanggung jawaban pidananya dan penegakan

hukum lingkungan hidup.

4. Winarno Budyatmojo dalam bukunya Tindak Pidana Illegal Logging yang

menjelaskan tentang illegal logging serta unsur unsurnya, juga menjelaskan

tentang kausa, penanggulangan, dan ketentuan tindak pidana illegal logging.

5. Nurdjana, Teguh Prasetyo, dan Sukardi dalam bukunnya Korupsi Dan Illegal

Logging Dalam Siste Desentralisasi yang memnjelaskan tentang definisi illegal

10
logging dan eksistensi praktik illegal logging dalam penjelasannya juga

menjelaskan faktor faktor apa yang mempengaruhi illegal logging dan modus

modus operasi illegal logging. Dalam buku ini juga menjeleskan ketentuan

ketentuan pidanan illegal logging

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskrisikan:

a. Kedudukan dan peranan aparatur penegakan hukum di Balai Pengamana Dan

Penegakan Hukum LingkunganHidup DanKehutanan Wilayah Sulawesi dalam

menegekkan hukum lingkungan hidup dan kehutanan di wilayah kawasan

hutan

b. Mendeskripsikan apasaja problematika yang dihadapi para aparatur penegakan

hukum diBalai Pengamana DanPenegakan Hukum LingkunganHidup Dan

Kehutanan WilayahSulawesi.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Diharapkan menjadi rujukan mahasiswa dalam melakukan penelitian

kedudukan dan peranan Balai Penegakan Dan Penegakan Hukum

LingkunganHidup Dan Kuhutanan WilayahSulawesi. Selain itu, penelitain ini

diharapakan dapat membantu memperbanyak referensi dalam penelitian

selanjutnyasebagai bahan bacaan di perpustakaan Fakultas Syari’ah

danHukum.

b. Kegunanaan Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pedoman mahasiswa dan para

11
penegak hukum khususnya penegak hukum yang berkecimpung di penegakan

12
hukum lingkungan hidup dan kehutanan untuk mengatasi problematika yang

terjadi di kawasanhutan dan juga dapat digunakan sebagai persyaratan untuk

mendapatkan gelar sarjana (S.H)

13
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengakan Hukum Pidana Khusus

1. Defenisi Hukum

Hukum adalah sebuah sistem aturan yang didalamnya terdapatnorma dan

saksi yang bermaksud untuk meregulasi dan mengendalikan perilaku manusia,

menjaga ketertiban dan keadilan di tengah masyarakat, serta mencegah terjadinya

kekacauan di dalam kelompok kehidupan masyarakat.

Diciptakannya hukum bertujun untuk manaungi dan memproteksi individu

dari penyalah gunaan kekuasaan dan meluruskan keadilan ditengah masyarakat.

Dengang adanya hukum disuatau negara, setiap masyarakat di negara tersebut

mempunyai hak atas keadilan dan pembelaan dari hukum yang diberlakukan di

negaratersebut.

Untuk dapat mengenali hukum dari karakteristiknya yaitu:

a. Adanya perintah atau larangan yaitu hal – hal yang boleh dan tidakboleh di

perbuat oleh seseorang di kelompok sosial masyarakat.

b. Cirinya memaksa yang artinya setiap individu diharuskan mengikuti suatu

hukum yang yang di berlakukan tanpa ada pengecualian.

c. Adanya saksi yaitu hukuman yang di layangkan kepada seseorangatau

kelompok yang melanggar hukum yang berlaku.

14
Pada dasarnya, tujuan hukum dibuat bersifat umum yaitu terlaksananya

ketentraman, ketertiban, kesejahteraan, kedamaian, dan kebahagian dalam

kehidupan bermasyarakat. Dengan dibuatnya hukumm, maka semua persoalan

dapat di proses lewat peradilan yangsesuai dengan ketentuan – ketentuan hukum

yang diberlakuakan di suatu kelompok masyarakat. Pada dasarnya, tujuan hukum

ini bersifat universal yaitu terwujudnya ketertiban, ketentraman, kedamaian,

kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupan.

Secara luas, berikut ini beberapa tujuan hukum itu dibuat:

a. Mengatur interaksi manusia di tengah masyarakat

b. Memberikan jaminan keamanan, kebahagiaan, dan kenyamananuntuk setiap

masyarakat.

c. Memperjuangkan keadilan dan kemakmuran untuk semuamasyarakat tanpa

terkecuali.

d. Melaksanakan dan mewujudkan keadilan sosial untuk semuamasyarakat

e. Mewujudkan petunjuk dalam bersosialisasi bagi semua anggotamasyarakat.

2. Defenisi Penegakan Hukum

Penegakan hukum dalam bahasa belanda disebut dengan rechtstoepassing

atau rechtshandhaving dan dalam bahasa inggris law enforcement, meliputi

pengertian yagn bersifat makro dan mikro. Bersifat makro mencakup seluruh

aspek kehidupan masyarakat

15
berbangsa dan bernegara, sedangkan dalam pengertian mikro terbatasdalam proses

pemeriksaan di pengadilan termasuk proses penyedikan, penentuan, hingga

pelaksanaan putusan pidana yang telah mempunyaikekuatan hukum tetap.7

Penegakan hukum menggambarkan usaha untuk mewujudkan ide dan

konsep hukum yang diharapakan masyarakat menjadi nyata. Penegakan hukum

merupakan proses yang melibatkan banyak sekali hal.

Menurut Satjipto Raharjo: “penegakan hukum pada hakikatnyamerupakan

penegakan ide – ide atau konsep – konsep tentang keadilan,kebenaran,

kemamfaatan sosial dan sebagainya. Jadi penegakan hukumm merupakan usaha

untuk mewujudkan ide – ide dan konsep –konsep menjadi kenyataan.8

Ada dua jenis penegakan hukum:

a. Subjeknya

Dalam arti yang luas, mekanisme penegakan hukum melibatkan seluruh subjek

hukum dalam tiap – tiap hubungan hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan

normatif atau melaksanakan sesuatu maupun tidak melakukan sesuatu dengan

medasari diri pada normaaturan hukum. Dalam arti yang sempit, penegakan

hukum hanya didefinisikan sebagai upaya para aparatur penegak hukum tertenntu

untuk memastikan dan menjamin bahwa sauatu aturan hukum bergerak

sebagaimana yang seharusnya.

7
Chaeruddi, Syaiful Ahmad Dinar, Syaif Fadilah, Strategi Pencegahan Dan Penegakan
Hukum Tindak Pidana Korupsi, Refika Editama, Bandung, 2008, Hal 87
8
Satjipto Raharjo, Masalah Penegakan Hukum (Suatu Tinjauan Sosiologis), Sinar Baru

16
b. Objeknya

Dalam arti yang paling luas, penegakan hukum mencakup nilai – nilai keadilan,

termasuk suara aturan – aturan yang formal dan nilai

– nilai keadilan yang ada didalam masyarakat. Didalamm yang lebih sempit,

penegakan hukum hanya berdampak pada penegakan peraturan – peraturan

formal yang tertulis.

3. Unsur Unsur Penegakan Hukum

Dalam penegakan hukum ada beberapa unsur yang wajib diterapkan oleh para

penegak hukum dalam melakukan penegakan hukum, yaitu:

a. Kepastian Hukum (Rechtssicherheit)

Kepastian hukum adalah perihal (keadaan) yang pasti, ketentuan atau

ketetapan. Hukum secara hakiki harus pasti dan adilsebagai pedoman kelakuan

dan adil karena pedoman kelakuan itu harus menunjang suatu tatanan yang dinilai

wajar. Hanya karena bersifat adil dan dilakukan dengan pasti dapat menjalankan

fungsinya. Kepastian hukum merupakan pernyataan yang hanya bisa dijawab

secara normatif.9

Menurut Kalsen hukum adalah sebuah sistem norma. Norma adalah

pernyataan yang menekankan aspek “seharusnya” atau dassoolen, dengan

menyertakan beberapa pengaturan tentang apa yang harus dilakukan. Norma –

norma adalah produk dan aksimanusia yang deliberatif. Undang – undang yang

berisi aturan aturan yang bersifat umum menjadi pedoman bagi individu

9
Dominikus Rati, Filsafat Hukum: Mencari Dan Memahami Hukum, Laksbang Pressindo,
Yogyakarta, 2010, hal 59

17
bertingkahlaku dalam bermsyarakat, baik dalam hubungannya denga masyarakat.

Aturan – aturan itu menjadi batasan bagi masyarakat dalam membebani atau

melakukan tindakan terhadap individu. Adanya aturan itu dan pelaksanaan aturan

tersebut menimbulklan kepastian hukum10

Kepastian hukum secara normatif adalah apabila suatu aturan dibentuk

dan diundangkan secara nyata karena meregulasi sejarah yang jelas dan logis

diterima nalar berfikir manusia. Jelas dalam artian tidak menghasilkan kembiguan

dalam tafsirnya dan masuk akal. Dalam artian ini menjadi suatu struktur sistem

norma dengan norma lainnya sehinggah tidak dapat bersinggungan ataupun

menimulkan konlfik nrma. Kepastian hukum merujuk kepadan pemberlakuan

hukum yang jelas tetap, kensekuen dan konsisten yang penerapannya tidak bisa di

pengaruhi dari situasi –situasi yang sifatnya subjektif. Kepastian dan keadilan

bukan cumamenjadi tuntutan moral manusia, melainkan secara faktual

mendeskrisikan hukum. Hukum tidak pasto dan tidak mau adilbukan Cuma

hukum yang buruk.

b. Keadilan (gerechtigkeit)

Keadilan adalah sikap dimana seseorang yang memihak pada kebenaran dan

dapat melakukan keadilan siapapun sesuai dengan haknya atau kondisi kebenaran

moral. Dan jangan memehak karena adanya hubungan persahabatan, persamaan

ras,kebangsaan, atau agama (kepercayaan).

c. Kemanfaatan (zweckmassigkeit)

Kemanfaataan yaitu rasa mamfaat yang diberikan untuk semua pihak yang

10
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kenjana Jakarta, 2008, Hal 158

18
sedang bersengketa.

Kepastian hukum adalah perlindungan yang dibenarkanterhadap tindakan

sewenang – wenang. Dengan adanya kepastianhukum, masyarakat akan lebih

tertib agar penegakan hukum lebih menjaga keadilan dalam penerapan kepastian

hukum. Penegakan hukum wajib dimonitoring keadialan, tetapi keadilan tidak

selamanya sama dengan keadilan yang dirasakan setiap orang, karena hukum itu

bersifat universal dan setiap individu terkait dengan hukum. Dalam penegakan

hukum, masyarakat menginginkan manfaat, bukan penegakan hukum

memumculkan kerasahan di tengah masyarakat. Unsur – unsur diatas harus

menemukan perhatian yang proposional dari penegak hukum yang menjalankan

tugasnya dalam penegakan hukum itu sendiri, tentu saja hal tersebut itu tidak

mudah untuk dilaksanakan, akan ada unsur yang mempengaruhi para

penegakhukum dalam menjalakan pengegakan hukum.

4. Defenisi Hukum Pidana Khusus

a. Pengertian Hukum Pidana Khusus

Hukum pidana khusus yang berlaku di Indonesia di bedakanmenjadi dua

bagian, yaitu hukum pidana yang di kenal dala Kitap Undang – Undang Hukum

Pidana (KUHP) dan Hukum Pidana Khusus. Biasanya hukum pidana yang dikenal

dalam KUHP disebut dengan hukum pidana umum, sedangkan yang tersebar

diluar KUHP, disebut dengan hukum pidana khusus.10

Pengertian hukum pidana khusus, yang dalam bahasa inggris disebut

dengan special criminal law, sedangkan dalam bahasa belanda, disebut dengan

speciaal crimineel recht.

b. Hubungan Hukum Pidana Khusus dengan Hukum Pidana

19
Hukum pidana khusus berkaitan erat dengan hukum pidana yang dikenal

secara umum di KUHP karena hukum pidanamerupakan hukum umum atau

undang

– undang umum, sedangkanhukum pidana khusus adalah ketentuan khusus. Jadi

ada asas yangdisebut asas lex specialis lex generale. Ini berarti bahwa hukum

tertentu mengesampingkan hukum umum yang berlaku.

c. Ruang Lingkup Hukum Pidana Khusus

Ruang lingkup hukum pidana khusus meliputi undang – undang dengan

ketentuan khusus termasuk tindak pidana undang – undang kehutanan dan

lingkungan hidup yang dimana kedua undang – undang tersebut menjadi fokus

penelitian dalam ini. Tidak hanya undang – undang kehutana dan lingkungan

hidup yang masuk ruang lingkup hukum pidana khusus tapi masih banyak lagi

undang – undang yang masuk dalam ruang lingkup hukum pidana khusus, berikut

undang undang yang termasuk dalam ruang lingkup hukum pidana khusus:11

i. Tindak pidana UU korupsi

ii. Tindak pidana UU pencucian uang

iii. Tindak pidana UU terorisme

iv. Tindak pidana UU pengedilan hak asasi manusia

v. Tindak pidana UU psikotropika

vi. Tindak pidana UU konservasi sumber daya alam hayati danekosistemnya

vii. Tindak pidana UU perikanan

viii. Tindak pidana UU penataan ruang

ix. Tindak pidana UU kemigrasian

11
Rodliyah dan Salim, Hukum Pidana Khusus: Unsur Dan Sanksi Pidananya, Hal 1
20
x. Tindak pidana UU kesehatan

xi. Tindak pidana UU praktik kedokteran

xii. Tindak pidana UU pendidikan nasional

xiii. Tindak pidana UU pornogarfi

xiv. Tindak pidana UU transaksi elektroni

B. Illegal Logging Dan Kehutanan

1. Illegal Logging

a. Defenisi Illegal Logging

Pengertian illegal logging dalam peraturan perundang undangan yang ada

tidak secara eksplisit didefinisikan dengan tegas. Namun secara terminology dapat

dilihat dari pengertian secara harfiah illegal logging berarti menebang pohon lalu

membawa ketempat pengelolaan kayu yang bertentangan dengan hukum atau

tidak sah dimata hukum.12

Dalam Inpres RI no.5 tahun 2001 tentang pemberantasan penebangan

Secara umum illegal logging mengandung makna kegiatan di bidang

kehutanan atau yang merupakan rangkaian kegiatan yang mencakup penebangan,

pengangkutan, pengolahan hingga kegiatan jual beli (termasuk ekspor-impor)kayu

yang tidak sah atau bertentangan dengan aturan hukum yang berlaku, atau

perbuatan yang dapat menimbulkan kerusakan hutan.

Essensi yang penting dalam praktek penebangan liar (illegal logging) ini

adalah perusakan hutan yang akan berdampak pada kerugian baik dari aspek

12
Nurdhana, Teguh prasetyo, dan sukardi, Korupsi Dan Illegal Logging Dalam Sistem
Desentralisasi, Hal 13

19
ekonomi, ekologi, maupun sosial budaya dan lingkungan. Hal ini merupakan

konsekuensi logis dari fungsi hutan yang pada hakekatnya adalah sebuah

ekosistem yang di dalamnya mengandung tiga fungsi dasar, yaitu fungsi produksi

(ekonomi), fungsi lingkungan (ekologi) serta fungsi sosial.13

b. Unsur – Unsur Illegal Logging

Unsur-unsur illegal logging dijelaskanberbeda dari setiap ahli, mengingat

tidakada definisi resmi saat ini tentang illegallogging itu sendiri. Namun, dengan

melihatarti baik secara harafiah maupun pengertian dari beberapa sumber di atas

tentang illega llogging, dapat dirumuskan secara garisbesar unsur-unsur yang

terdapat dalam kejahatan penebangan liar (illegal logging), yaitu : adanya suatu

kegiatan, penebangan kayu, pengangkutan kayu, pengolahan kayu,pejualan kayu,

dan atau pembelian kayu, dapat merusak hutan, ada aturan hukum yang melarang

dan bertentangan dengan aturan hukum yang berlaku.

Unsur yang mencolok dalam praktek penebangan liar (illegal logging) ini

adalah perusakan hutan yang akan berdampak pada kerugian baik dari aspek

ekonomi, ekologi, maupun sosial budaya. Oleh karena kegiatan itu tidak melalui

proses perencanaan secara komprehensif, maka illegal logging berpotensi merusak

hutan yang kemudian berdampak pada kerusakan lingkungan.

Lebih jauh, yang dimaksud dengan kerusakan hutan adalah terjadinya

perubahan fisik, sifat fisik atau hayatin ya, yang menyebabkan hutan tersebut

terganggu atau tidak dapat berperan sesuai dengan fungsinya (penjelasan Pasal 50

ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004).mSedangkan perusakan

13
Fransiska Novita Eleanora., Tindak Pidana Illegal Logging Menurut Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

20
lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung

terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup

tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan (Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup).

2. Defenisi Kehutanan

Defenisi hutan dapat diliat dari faktor – faktor berikut: bentuk biosfer

kawasan dan tumbuhan, peran ekologi, kepentingan tindakan pengelolaan atau

perbuatan tertentu lainnya, dan statu hukum kawasan hutan. Banyaknya defenisi

hutan di buatsedemikian rupa biasanya memberikan pendalaman yang khusus

pada aspek – aspek ini, selaras dengan tujuan penggunaan deri pengeritian hutan

yang dengan tujuan pengguanaa dari defenisi hutan yang diperlukkan. Namu

secara luas defenisi tersebut membuat karakteristik tersendiri dari aspekk tersebut.

Pengertian hutan dalam pasal 1 ayat (1) Undang – undangnomor 18

tahun 2013 tentang pencegahan dan pemberantasanperusakan kehutanan “ hutan

adalah suatu proses ekosistem berrupa hamparan lahan berisi sumber daya alam

hayati yang didominasi pepohonan komunitas alam lingkungannya yang tidak

dapat dipisahkan antara yang satu dan yang lainnya.14

Kehutanan atau pengelolaan hutan adalah aplikasi tehnikpengusahaan

dan prisnsip – prinsip tehnik kehutanan untuk mengoperasikan sifat – sifat hutan.

Kehutanan dapat didefinisikan secara lebih luas sebagai pengelolaan dan

pemamfaatan sumber daya alam yang tersedia untuk kepentingan manusia, yang

14
Pasal 1 Undang – undang republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2013 TentangPencegahan
Dan Pemberantasan Perusakan Hutan, hal 3

21
terdapat dalam dan berasosiasi dengan kawasan hutan dan kawasan lain yang

dikelola scara keseluruhan atas sebagian untuk tujuan serupa.15

a. Pengertian Hukum Kehutanan

Hukum kehutanan merupakan salah satu bidang hukum yang sudah

berumur 137 tahun, yaitu sejak diundangkannya reglemen hutan 1865.40. hukum

kehutanan memang inging memegang hegemoni dalam urusan pelestarian hutan.

Namun status dan posisi demikian itu tidak pernah dicapai olehnya, oleh karena

itu di separuh indonesia kehutanan gaagal mendirikan kelestarian.16

Hukum kehutanan terdiri dari serangkaian peraturan – peraturan kehutanan

baik tertulis maupun tidak tertulih yang memberlakukan pelanggaran sanksi dan

mengatur relasi dan korelasi hukum antara mengelola hutan, menggunakan hutan

dan hasil hutan serta aset yang dikandung di dalam hutan, dengan tetapmenjaga

kelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistem didalam hutan.

b. Ruang Lingkup Hukum Kehutanan

Ruang lingkup hukum kehutanan di atur dalam Pasal 4 Undang – undang

nomor 18 tahun 2013 tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Perusakan Hutan,

berbunyi:

“Ruang lingkup pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan meliputi:”

i. pencegahan perusakan hutan;

ii. pemberantasan perusakan hutan;

iii. kelembagaan;

15
Hasanu Simon, Hutan Jati Dan Kemakmuran, Yogyakarta:pustaka Pelajar, 2006, Hal
19
16
Joni, Hutan Lingkungan Kehutanan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015, hal 17

22
iv. peran serta masyarakat;

v. kerja sama internasional;

vi. pelindungan saksi, pelapor, dan informan;

vii. pembiayaan; dan

viii. sanksi.

C. Illegal Logging Dan kehutanan Dalam Islam

Islam telah melarang segala bentuk kerusakan lingkungan, baik secara

terang – terangan maupun tidak. Kaum musliin wajib berada di garda yang

terdepan dalam melindungi dan melestarikan lingkungan hidup. Oleh karena itu,

setiap muslimin harus memehami prinsip – prinsip dalam melaksanakan

perlidungan lingkungan hidup. Karena melaksanakan perlindungan lingkungan

hidup adalah tanggung jawab seluruh umat manusia sebagai pemegang amanah

untuk menempati bumiAllah SWT.

Allah SWTT telah melarang segala perbuatan yang merusak lingkungan

hidup karena bisa membehayakan kehidupan manusia di mukabumi. Karena bumi

yang kita tempati ini adalah milik Allah SWT dan kitahanya diamanahkan untuk

menempatinya sampai pada batas waktu yan telah Allah SWT tetapkan. Oleh

karena itu, manusia tidak boleh semana –mena mengeksplorasi alam tanpa

memikirkan akibatnya.17

Islam sangat memperhatikan kelestarian alam. Umat islam tidak

17
Abu Ihsan al-Atsari, Islam dan Lingkungan Hidup, https://almanhaj.or.id/3456-
islam-dan-lingkungan-hidup.html (diakses pada 28 Februari 2021)

23
diperbolehkan membakar atau menebang pohon tanpa alasan yang jelas dan tanpa

kebutuhan. Pengerusakan alam dan lingkungan yang kita alamisaat ini adalah

imbas dari ulah manusia itu sendiri. Allah SWT menyebutkan firmannya:

Artinya:

“ Telah nampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan

manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)

perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” Ar – Rum ayat 41

Lingkungan hidup ialah sebuah satu kesatuan ruang dengan segalabenda,

kekuatan, kondisi dan mahluk hidup yang ditinggal didalamnya, termasuk

manusia dan seluruh perilakunya, yang mempengaruhi kesinambungan hidup,

kesejahteraan manusia dan mahluk hidup lainnya selain firman dalam alquran

surah Al – Baqarah ayat 164:

Artinya:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergatiannya malam dan

siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia,

dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia

hidupkan bumi sesudah mati (kering) nya dan dia sebarkan di bui itu segalajenis

hewan dan

24
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh

terdapat tanda – tanda (keesaandan kebesaran Allah bagi kaum yang memikirkan”.

Illegal logging atau penebangan hutan secara liar merupakan perbuatan

yang tidak baik dan tidak mendidik bagi seluruh umat manusia didunia, perbuatan

ini jelas dilarang oleh agama islam, karen adampak dari perbuatan penebangan

hutan akan mengakibatkan bencana alam, tidak seimbangnya ekosistem di dunia.

Untuk lebih jelasnya mengenai larangan-larang penebangan hutan di dalam

agama islam maka pemakalah mejelaskannya melalui hadits tentang larangan

illegal loging dan beberapa aspek-aspek tarbawi yang terkandung didalam hadits

tersebut.

Dari Abdullah bin Hubsyiy r.a: Telah bersabda Rasulullah s.a.w: “barang

siapa yang memotong pohon bidara, Allah jatuhkan kepalanya ke neraka.” Dari

hadits tersebut Abu Daud mengartikan bahwa hadits itu termasuk hadits

mukhtashor yakni : Barang siapa menebang pohon di padang tandus (yang lapang)

dan menggantinya (pohon tersebut) orang yang berjalan dan menyembunyikan

atau membuat kelucuan (bermain-main) dan menganiayayanya tanpa

menggunakan kebenaran, sesungguhnya disitu terdapat kerendahan (orang

tersebut) di mata Allah, dan kelak kepalanya akan di masukan ke dalam neraka.”

penebangan liar atau illegal loging yang mana perbuatan tersebut akan

mendapat kehinaan dengan kepala seseorang yang menebang pohon tanpa

25
mempedulikan kelestarian pohon itu akan di masukan ke dalam neraka. Adapun

pohon yang dimaksud adalah pohon bidara sebuah pohon yang meneduhkan di

daerah padang pasir sehingga orang yang menebangnya baik untuk lahan bermain

dan yang lainnya akan di masukan ke dalam neraka kepalanya.

Lingkungan melambangkan penunjang sumber kehidupan dan smber

kesejahteraan, tidak hanya bagi manusia saja yang mendapatkannya, akan tetapi

juga bagi mahluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Karena semua

kandungan lingkungan hidup di tujukan untuk kesinambungan hidup dan

kesejahteraan manusia, oleh karena itu tumbuhan dan hewan yang dapat

menopang kedua hal tersebut harus dilestarikan dalam fungsinnya sebagai

penunjang kehidupan. Karanalingkungan memilik banyak ikatan erat dengan

penghuninya, maka besarnya interaksi korelasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan

penelitian yang cermat untuk mempereloleh pemahaman yang utuh tentang

kompleksitas yang terdapat pada lingkungan sehinggah yang utuh

tentangkompelksitas yang terapat pada lingkungan sehinggah pengelolaan

lingkungan dapat dilakukan seakurat mungkin. Dapat menjaga produktifitas,

menghindari kerusakan, menjaga keberlajutan bagi generasipenerus pewaris dan

berbagai sumbernya.

Pengelolaan lingkungan adalah memanfaatkan dan meningkatkkan

kualitas lingkungan yang di tanggungkan oleh manusia, karena Allah menciptakan

manusia dari tanah (darat) dan menjadikan manusia sejahtera di bumi. Perintah

Allah yang memerintahkan kepada manusia, adalah untuk menyediakan bumi

dengan segalah kesejahteraan yang ada disemua bidang, untuk membangun umat

manusia yang baik danuntuk mempromosikan peradabanmanusia yang

26
komprehensif yang mencakup

27
seluruh aspek kehidupan, untuk keadilan hukum kehutanan di bumi ini. Disafari

tanpa adanya paksaan dan tindak kekerasan, tetapi dengan pembelajaran dan

kesadaran kita sendiri.

Mengetahui bahwa manusia diciptakan dan terbentuk bagian – bagiannya

dari tanah dan karena itu juga bertanggungjawab untuk membangun, memelihara,

dan mensejahterakan tanah. Karena pembangunan itu sendiri merupakan bagian

penting dari pengelolaanlingkungan dan mempengaruhi aspek lingkungan hidup

di wilayah kehutanan, prioritas pembangungan perlu dipilih yang secara strategis

dapat menangani sebanyak mungkin aspek kehidupan.

28
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis untuk melaksanakan penelitian

adalah field research, field research ialah jenis penelitian yang dilakukan

dilapangan dengan metode – metode penelitan lapangan seperti wawancara,

dokumentasi, dan observasi sertamenggambarkan fakta yang terjadi dilapanga.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di lakukan di kantor Balai Pengamanan DanPenegakan

Hukum Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Wilayah Sulawesi, Jalan Perintis

Kemerdekaan KM 17,Sudiang – Makassar, Sulawesi Selatan. Penentuan lokasi ini

diperhitungkan melalui hasil dari prapenelitan yang dilakukan penulis yang

menentukan bahwa lokasi penelitian ini sesuai dengan judul karya dan dapat

membantu penulis dalam menjawab rumusan masalah yang diankat penulis.

B. Pendekatan Penelitian
Metode pendekatan yang dipergunakan dalam penyusunan tesis ini adalah
penelitian yuridis normatif (metode penelitian hukum normatif). Pendekatan
yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan hukum
utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep - konsep, asas-asas hukum serta
peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian ini.
Pendekatan ini dikenal pula dengan pendekatan kepustakaan, yakni dengan
mempelajari buku- buku, peraturan perundang-undangan dan dokumen lain yang
berhubungan dengan penelitian ini.

29
C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitain adalah subjek data yang dapat diperoleh,

jenis dan sumber data penulis gunakan dalam penelitian ini terbagi atas dua

bagian, yakni:

1. Sumber Data Primer

Data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan penulis secara

langsung dengan cara wawancara dari lokasi penelitian atau objek yang diteliti

berdasarkan data – data dan informasi terkait dengan fokus penelitan yang

diperoleh dari informan Balai Pengamanan Dan Penegakan Hukum Lingkungan

Hidup Dan Kehutanan Wilayah Sulawesi. Secara teknis informan adalah orang

yang dapat memberikan penjelasan yang lebih detil dan konferhesif mengenai apa,

siapaa, dimana, kapan, bagaimana, dan mengapa.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder merupakan jenis data yang mendukung data primer dan

dapat diperoleh dari luar objek penelitian. Sumber data sekunder terdiri dari:

a. Sumber sekunder yang paling diutamakan (primer) yaitu peraturanperundang

undangan, dan peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan (LKH).

b. Sumber sekundr yang diutamakan kedua (sekunder) yaitu literaturhukum yang

bersifat ilmiah dan relevan dengan permasalahan yangdibahas.

c. Tersier yaitu sumber sekunder yang diutaman ketiga yaitu sumberyang bersifat

melengkapi sumber sekunder yang paling diutamakan dan sumber utama yang

kedua.

D. Metode Pengumpulan Data

30
Bagian ini mencakup penjelasan tentang metode yang digunakan dalam

pengumpulan data, seperti observasi, wawancara, dokumentasi, tes,dan/atau kartu

data.

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara mengaja dan

sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala – gejala psikisyang kemudian

dilakukan pencatatan oleh peneliti.18 Observasi atau pengamatan yang dilakukan

oleh peneliti dalam penelitian ini ialah “penegakan Hukum Pidana Khusus

Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Oleh Balai Pengamana Dan Penegakan

Hukum Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Wilayah Sulawesi”.

2. Wawancara

Wawancara merupakan proses tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dalam dua orang atau lebih dengan carabertatap muka

mendengarkan secara langsung informasi – informasi atau keterangan.

Wawancara atau interview merupakan metode pengumpulan data untuk

mendapatkan keterangan lisan melalui tanya jawab dan berhadapan langsung

kepada orang yang dapat memberiakn keterangan. Teknik ini memberikan data

sekunder dan data primer yang akan mendukung penelitian. Sehubung dengan hal

ini penulis melakukan wawancara berdasarkan daftar pertanyaan yangtelah

disiapkan dengan pihak terkait yang telah disebutkan di atas, kemudian

berkembang saat melakukan wawancara untuk memperolehjawaban – jawaban

yang relevan dengan masalah

18
J. Supranto, Metode Riset, Aplikasinya Dalam Pemasaran (Jakarta: Lembaga Penerbit
FE-UI, 1998), hal 47

31
penelitian.19

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi

biasa berbentuk tulisan, gambar, atau karya – karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan,

cerita biografi, peraturan kebijakan, sedangkan yang dokumen yang berbentuk

gambar misalnyafoto, gambar hidup, sketsa dan lain – lain. Dengan demikian

dokumentasi merupakan hal yang penting dalam melakukan penelitian.20

E. Instrument Penelitian

Bagian ini menjelaskan tentang alat pengumpulan data yang disesuaikan

dengan jenis penelitian yang dilakukan dengan merujuk padametodologi

penelitian.

Instrumen penelitian adalah suatu alat pengumpulan data. Instrument

penelitain atau alat penelitian adalah peliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti

sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap

melakukan penelitian yang selanjutnya terjun kelapangan. Adapun alat – alat yang

harus disiapkan oleh peneliti untuk meneliti adalah sebagai berikut:

1. Pedoman wawancara adalah alat yang digunakan dalam melakukan wawancara

yang dijadikan dasar untuk memperoleh informasi dari informan yang berupa

daftar pernyataan.

2. Buku catatan dan alat tulis, berfungsi untuk mencatat semua percakapan

dengan sumber data.

19
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek (Jakarta: Raneka Cipta,
1991), hal 63
20
Rosady ruslan, Metode Penelitian Public Relation Dan Komunikasi,

32
3. Kamera, berfungsi untuk memotret jika peneliti sedang melakukan

pembicaraan dengan informan.21

F. Tehnik Pengelolaan Dan Analisi Data

1. Tehnik Pengolaan Data

Reduksi data adalah proses transformasi data menjad pola, fokus, kategori,

atau masalah utama yang dihadapi dalam penegakan hukum pidana khusus

lingkungan hidup dan kehutana oleh BalaiPengamanan Dan Penegakan Hukum

Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Wilayah Sulawesi untuk mencapai kesimpulan

yang dapatdiambil, ditarik, dan diperiksa.

a. Penyajian data adalah data yang ditampilkan dengan memasukkan data dan

bentuk yang diinginkan seperti penjelasan dan analisis.

b. Pengambilan kesimpulan adalah mencari kesimpulan tentang datayang

direduksi dan disajikan.

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif yaitu tehnik

pengolaan data kualitaif (kata – kata) yang dilakukan dalam rangka

mendeskripsikan/membahas hasil – hasil penelitian dengan pendekatan analisis

konseptual dan teoritik.

21
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah,
Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Laporan Penelitian, Hal 17

33
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Arief, B. N. (n.d.)Kebijakan Hukum Pidana.

arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Chaeruddi, S. A. (2008). Strategi Pencegahan Dan Penegakan Hukum Tindak Pidana

Korupsi. Bandung: Refika Editama.

Danusaputro Munajat, 1981, Hukum Lingkungan, Buku I, Banicipta, Bandung, Hal 108

Ruslan Renggong. Hukum Pidana Khusus: Delik Delik Di Luar KHUP.

Indra Perwira. Pengertian Lingkungan Hidup.

Eko, S. B. (2013). Hukum Agraria Kehutanan : Aspek Hukum Pertanahan Dalam

Pengelolaan Hutan Negara. Jakarta: rajawali Pers.

Joni. (2015). Hutan Lingkungan Kehutanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

KrieR, R. S. ( 1978). Enviromental Law and Policy. Indianapolis: New York The Bobbs

Merril co.inc.

Marzuki, P. M. (2008). Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Kenjana Jakarta.Rodliyah. Hukum

Pidana Khusus: Unsur Dan Sanksi Pidananya.

34
Raharjo, S. ( 2010). Masalah Penegakan Hukum (Vol. Suatu Tinjauan Sosiologis).

Bandung: Sinar Baru.

Rati, D. ( 2010). Filsafat Hukum: Mencari Dan Memahami Hukum. Yogyakarta: Laksbang

Pressindo.

ruslan, R. (2008). Metode Penelitian Public Relation Dan Komunikasi. jakarta:

Rajagrafindo Persada.

Simon, H. (2006). Hutan Jati Dan Kemakmuran. Yogyakarta: pustaka Pelajar.

Subagyo, J. (1991). Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta: Raneka Cipta.

Supranto, J. (1998). Metode Riset, Aplikasinya Dalam Pemasaran. Jakarta: Lembaga

Penerbit FE-UI.

INTERNET

http://almanhaj.or.id/3456-islam-dan-lingkungan-hidup.html. (n.d.).

http://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-hutan/. (n.d.).

http://www.paraahli.net/2020/09/penegakan-hukum.html.

UNDANG-UNDANG

Undang – undang Nomor 18 Tahun 2013 . (2013). Pencegahan Dan Pemberantasan

Perusakan Hutan.

Undang – undang No. 23 Tahun 1997. (1997). Undang – undang No. 23 Tahun 1997.

35
Jakarta.

Universitas Islam Negeri Makassar,. (2013). Pedoman Penulisan

Karya Tulis Ilmiah: .

Anda mungkin juga menyukai