Anda di halaman 1dari 17

Illegal Loging

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Lingkungan

Dosen Pengampu: Dr. Sodikin S.H., M.H

Oleh:

Fauzan Maulana Malik 11180480000051

Kelas: Hukum Lingkungan (B)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021 M/1443 H
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, banyak nikmat yang Allah Subhanahu wa ta’ala berikan,


tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya untuk Allah atas segala berkat, rahmat
yang sangat besar, penyusunan makalah ini dapat saya selesaikan.

Dalam penyusunannya, saya mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen yang


telah memberikan bimbingan, dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Semoga
penyusunan makalah ini memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang
lebih baik lagi.

Meskipun saya berharap isi dari penyusunan makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun kesempurnaan itu sepertinya hal yang mustahil. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas makalah ini dapat lebih baik
lagi.

Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga hasil penyusunan makalah ini
bermanfaat.

Ciputat, 16 Maret 2020

Fauzan Maulana Malik

1
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................4
C. TUJUAN MASALAH...............................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Pengertian Illegal Loging...........................................................................................................5
B. Faktor-Faktor Penyebab Illegal Logging...................................................................................7
C. Dampak dari Illegal Logging.....................................................................................................9
D. Illegal Logging dalam Prespektif Islam...................................................................................11
E. Penanganan Illegal Logging....................................................................................................12
BAB III................................................................................................................................................15
PENUTUP...........................................................................................................................................15
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................15
B. SARAN...................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya
yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber
daya alam yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. Tanah merupakan
tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat diperlukan oleh
manusia sebagai komponen terbesar dari tubuh manusia. Untuk menjaga
keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak dan memiliki
kualitas yang baik. Selain itu, udara merupakan sumber oksigen yang alami bagi
pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akanterwujud apabila manusia dan
lingkungannya dalam kondisi yang baik.

Lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani dikarenakan adanya beberapa


faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya masalah mengenai
keadaan lingkungan hidup seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi di berbagai
daerah. Secara garis besar komponen lingkungan dapat dibagi menjadi tiga kelompok,
yaitu kelompok biotik (flora darat dan air, fauna darat dan air), kelompok abiotik
( sawah, air dan udara) dan kelompok kultur (ekonomi, sosial, budaya serta kesehatan
masyarakat). Ancamam pemanasan global menjadi salah satu akibat stubborn (keras
kepala)nya manusia. Padahal pemanasan global ini telah menjadi isu internasional,
namun penghancuran lingkungan khususnya di Indonesia terus terjadi. Perambahan
hutan dan perusakan ekosistem pesisir terus berlanjut, sementara reboisasi yang
dilakukan berjalan sangat lambat, kalau tidak dikatakan hampir tidak ada.

Cuma butuh waktu kurang dari satu jam untuk menebang kayu-kayu besar di
rimba, tapi butuh ratusan tahun untuk membesarkan kayu-kayu itu kembali. Demikian
juga dalam hal pelestarian hutan. Hutan dapat dihanguskan dan dirusak dalam
hitungan jam, baik dengan satu biji korek api atau pembalakan liar yang dilakukan

3
dengan menggunakan teknologi modern dan lain-lain, tapi butuh waktu puluhan,
bahkan ratusan tahun untuk mengembalikannya ke kondisi semula.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan illegal logging ?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab dari illegal logging ?
3. Apa dampak dari illegal logging ?
4. Bagaimana menurut perspektif hukum islam ?
5. Bagaimana cara mengatasi illegal logging ?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui lebih jelas tentang illegal logging
2. Untuk lebih memahami apa dampak dari illegal logging.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Illegal Loging

Pembalakan liar (Illegal Logging) adalah kegiatan penebangan, pengangkutan,


dan penjualan kayu yang tidak sah atau tidak memiliki izin dari otoritas setempat.
1
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Illegal logging merupakan sebuah
tindak melanggar hukum. Praktek illegal logging di Indonesia bukanlah isu baru, ia
telah berlangsung sejak masa Orde Baru. Penggundulan hutan dari waktu ke waktu
menjunjukkan trend yang terus meningkat dan mengakibatkan hutan-hutan di pulau-
pulau besar Indonesia, seperti Pulau Kalimantan, Sumatra, Irian Jaya, Jawa, dan
Sulawesi, mengalami proses deforestasi yang sangat cepat.

Menurut data olahan Tempo (22 Juli 2007), sejak tahun 2001 hingga 2006 jumlah
penebangan illegal berkisar antara 19 hingga 27 juta meter kubik per tahun, atau rata-
rata 23 juta meter kubik per tahun dalam 5 tahun terakhir. Angka tersebut jika
dianalogikan dengan luas hutan yang ditebang mencapai 27 kilometer persegi setiap
tahunnya, setara dengan 40 kali luas Jakarta. Epidemi llegal logging tidak hanya
merambah kawasan hutan produksi negeri ini, tetapi juga kawasan hutan konservasi
dan taman-taman nasional yang dilindungi demi menjaga kekayaan dan kelestarian
keanekaragaman hayati. Laporan PBB tersebut menemukan bahwa praktek illegal
logging terjadi di 37 dari 41 taman nasional di Indonesia, seperti Taman Nasional
Tanjung Putting dan Taman Nasional Gunung Leuser. Jenis-jenis kayu yang menjadi
objek aksi Illegal logging di Indonesia adalah kayu-kayu yang laku di pasaran
internasional, seperti kayu ramin dan jelatung.

Para aktor intelektual di balik praktek Illegal logging di Indonesia merupakan


penjahat berkerah putih yang sepertinya tidak pernah terjerat oleh hukum. Mereka
terdiri dari para pengusaha kayu (cukong kayu) dibantu oleh aparat militer dan polisi,
pejabat pemerintah dan politisi yang korup, mafia peradilan, sampai sidikat
penyelundupan internasional yang melakukan segala upaya untuk mengeksploitasi

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembalakan_liar

5
seluruh sumber daya hutan yang ada di Indonesia. Mereka sangat sukar untuk diadili
karena mereka mampu membeli peradilan dengan uang hasil dari Illegal logging.

Negara sudah sangat dirugikan oleh praktek Illegal logging. Departemen


Kehutanan memprediksi kerugian ekonomi akibat praktek Illegal logging mencapai
30-40 triliun rupiah per tahun. Belum lagi kerugian ekologis dan sosial akibat
pengrusakan hutan. Illegal logging dapat disebut sebagai biang keladi dari
serangkaian bencana ekologis, seperti banjir, tanah longsor, dan yang baru-baru ini
muncul ke permukaan, isu pemanasan global, serta menjadi ancaman terhadap habitat
spesies-spesies yang terancam punah. Dalam konteks kehidupan sosial manusia,
praktek Illegal logging harus dibayar mahal—berupa hilangnya penghidupan
tradisional masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan. Semestinya,
masyarakat sekitar hutan bisa menikmati hasil hutan dan menjadikannya sebagai
sumber penghidupan, tetapi kebanyakan hasil hutan dinikmati kalangan tertentu

6
B. Faktor-Faktor Penyebab Illegal Logging

Banyak faktor yang menyebabkan tumbuh dan berkembangnya Illegal logging di


Indonesia, baik faktor yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Akar dari semua faktor
tersebut adalah praktek korupsi yang sudah terstruktur dalam birokrasi-birokrasi pemerintah.
Faktor-faktor tersebut diantaranya:

1. Kegagalan Pasar Hasil Hutan

Faktor ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap munculnya praktek Illegal
logging di Indonesia. Pasar gagal dalam menyediakan kayu legal untuk kebutuhan
industri sehingga timbulah pasar kayu ilegal, baik di dalam maupun di luar negeri.

2. Praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

Korupsi, kolusi, dan nepotisme yang mendarah daging dalam struktur birokrasi
pemerintah ataupun institusi hukum dan peradilan menjadi faktor utama tumbuh dan
berkembangnya praktek Illegal logging di Indonesia. Aksi suap-menyuap dalam
pelaksanaan praktek Illegal logging telah menjadi hal biasa untuk memperlancar praktek
tersebut. Praktek suap-menyuap tersebut berkembang mulai dari pemerintah, baik pusat
maupun daerah, dan juga aparat hukum dan keadilan.

3. Kebijakan Pemerintah tentang Kehutanan

Pemerintah, baik lokal atau pusat, telah mengeluarkan peraturan-peraturan yang


secara tidak langsung mendukung tumbuh dan berkembangnya praktek Illegal logging.
Kebijakan tersebut biasanya dibuat berdasarkan agenda-agenda tersembunyi anggota
dewan.

4. Ketidakpastian dan Keringanan Hukum

Sanksi hukum yang dikenakkan kepada para cukong kayu Illegal logging terlalu
ringan sehingga mereka tidak terdisinsentif untuk tidak melakukan praktek tersebut. Dan

7
juga Undang-Undang yang melandasi hukum tersebut terkdang tidak jelas dan masih
dimungkinkan adanya bias sehingga para cukong kayu ilegal masih mempunyai celah
untuk lolos dari hukum.

5. Kurangnya Koordinasi antara Departemen-Departemen Pemerintah

Koordianasi antar departemen-depertmen pemerintah dan juga aparat hukum dan


peradilan kurang sehingga menimbulkan celah untuk melakukan perbuatan suap-menyuap
untuk memperlancar dalam lingkungan departemen tertentu.

6. Integritas dan Transparansi antara Aparat Hukum Rendah

Integritas penegak hukum (Polisi hutan, Polri, Jaksa, TNI, hakim) yang sangat rendah
yang berpotensi melahirkan kompromi-kompromi dalam proses penegakan hukum.
Transparansi pelaksanaan hukum yang rendah juga memungkinkan terjadinya praktek
korupsi dan kolusi mendukung Illegal logging menjadi lebih mudah2

.
2
https://lbhss.or.id/2018/05/26/penebangan-liar-iilegal-logging/

8
C. Dampak dari Illegal Logging

1. Banjir dan Tanah Longsor

Banjir dan tanah longsor di Indonesia telah memakan korban harta dan jiwa yang
sangat besar. Kerusakan lingkungan yang paling terlihat yaitu di daerah Sumatera yang
baru saja dilanda banjir badang dan tanah longsong sangat parah. Bahkan tidak sedikit
masyarakat yang kehilangan harta benda, rumah, dan sanak saudara mereka akibat banjir
dan tanah longsor. Bahkan menurut Kompas, di Indonesia terdapat 19 propinsi yang
lahan sawahnya terendam banjir dan 263.071 hektar sawah terendam dan gagal panen.

Banjir dan tanah longsor ini terjadi akibat dari Illegal Logging di Indonesia. Hutan
yang tersisa sudah tidak mampu lagi menyerap air hujan yang turun dalam curah yang
besar, dan pada akhirnya banjir menyerang pemukiman penduduk. Para pembalak liar
hidup di tempat yang mewah, sedangkan masyarakat yang hidup di daerah dekat hutan
dan tidak melakukan Illegal Logging hidup miskin dan menjadi korban atas perbuatan
biadap para pembalak liar. Hal ini merupakan ketidakadilan sosial yang sangat
menyakitkan masyarakat.

2. Berkurangnya Sumber Mata Air di Daerah Perhutanan.

Pohon-pohon di hutan yang biasanya menjadi penyerap air untuk menyediakan


sumber mata air untuk kepentingan masyarakat setempat, sekarang habis dilalap para
pembalak liar. Hal ini mengakibatkan masyarakat di daerah sekitar hutan kekurangan air
bersih dan air untuk irigasi. Menurut kompas, pada tahun 2007 ini tercatat 78 kejadian
kekeringan yang tersebar di 11 propinsi dan 36 kabupaten.

3. Berkurangnya Lapisan Tanah yang Subur

Lapisan tanah yang subur sering terbawa arus banjir yang melanda Indonesia.
Akibatnya tanah yang subur semakin berkurang. Jadi secara tidak langsung Illegal
Logging juga menyebabkan hilangnya lapisan tanah yang subur di daerah pegunungan
dan daerah sekitar hutan.

9
4. Global Warming

Global warming membawa dampak seringnya terjadi bencana alam di Indonesia,


seperti angin puyuh, seringnya terjadi ombak yang tinggi, dan sulitnya memprediksi
cuaca yang mengakibatkan para petani yang merupakan mayoritas penduduk di
Indonesia sering mengalami gagal panen. Global warming juga mengakibatkan semakin
tingginya suhu dunia, sehingga es di kutub mencair yang mengakibatkan pulau-pulau di
dunia akan semakin hilang terendan air laut yang semakin tinggi volumenya. Global
warming terjadi oleh efek rumah kaca dan kurangnya daerah resapan CO2 seperi hutan.
Hutan di Indonesia yang menjadi paru-paru dunia telah hancur oleh ulah para pembalak
liar, maka untuk itu kita harus bersama-sama membangun hutan kita kembali dan
memusnahkan para pembalak liar yang berupaya menghancurkan dunia.

10
D. Illegal Logging dalam Prespektif Islam

Firman Allah SWT surat Al-A’rof ayat 56 :

‫ض بَ ْع َد ِإصْ اَل ِحهَا َوا ْدعُوهُ خَ وْ فًا َوطَ َمعًا ۚ ِإ َّن َرحْ َمتَ هَّللا ِ قَ ِريبٌ ِمنَ ْال ُمحْ ِسنِين‬
ِ ْ‫َواَل تُ ْف ِسدُوا فِي اَأْلر‬

Artinya : Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima)
dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada
orang-orang yang berbuat baik.

Karena itu. Ayat ini melanjutkan tutunan ayat yang lalu dengan menyatakan :
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah perbaikannya yang
dilakukan kamu oleh Allah SWT dan atau siapapun dan berdoalah serta beribadah
kepada-Nya dalam keadaan takut sehingga kamu lebih mentataati-Nya dalam keadaan
penuh harapan dan anugrah-Nya, termasuk pengabulan do’a kamu. Sesungguhnya
rahmat Allah amat dekat kepada al-muhsinin, yakni orang-orang yang berbuat baik.
Menurut kajian Ushul fiqh, ketika kita dilarang melakukan sesuatu berarti kita
diperintahkan untuk melakuakan kebalikannya. Misalnya, kita dilarang merusak alam
berarti kita diperintah untuk melestarikan alam. Adapun status perintah tersebut
tergantung status larangannya. Contoh, status larangan merusak alam adalah haram,
itu menunjukan perintah melestarikan alam hukumnya wajib3.

Sementara itu, Fakhruddin Al-Raziy dalam menanggapi ayat di atas,


berkomentar bahwa, ayat di atas mengindikasikan larangan membuat madharat. 4 Pada
dasarnya, setiap perbuatan yang menimbulkan madharat itu dilarang agama. Al-
Qurtubi menyebutkan dalam tafsirnya bahwa, penebangan pohon juga merupakan
tindakan pengerusakan yang mengakibatkan adanya madharat.5 Beliau juga
menyebutkan bahwa mencemari air juga masuk dalam bagian pengrusakan. Alam
raya telah diciptakan Allah swt dalam keadaan yang sangat harmonis, serasi, dan
memenuhi kebutuhan makhluk. Allah telah menjadikannya baik, bahkan
memerintahkan hamba-hambanya untuk memperbaikinya. Salah satu bentuk
perbaikan yang dilakukan Allah, adalah dengan mengutus para Nabi untuk
meluruskan dan memperbaiki kehidupan yang kacau dalam masyarakat. Siapa yang
3
Tafsor Jam’ul Jawami’, I.390
4
Tafsir Al-Kabir,IV, 108-109
5
Tafsir Al-Qurtubi,VII,226

11
tidak menyambut kedatangan rasul, atau menghambat misi mereka, maka dia telah
melakukan salah satu bentuk pengerusakan di bumi.

E. Penanganan Illegal Logging

Penanggulangan illegal logging tetap harus diupayakan hingga kegiatan illegal


logging berhenti sama sekali sebelum habisnya sumber daya hutan dimana terdapat suatu
kawasan hutan tetapi tidak terdapat pohon-pohon di dalamnya. Penanggulangan illegal
logging dapat dilakukan melalui kombinasi dari upaya-upaya pencegahan (preventif),
penanggulangan (represif) dan upaya monitoring (deteksi).

5. Tindak prefentif untuk mencegah terjadinya illegal logging

Tindakan preventif merupakan tindakan yang berorientasi ke depan yang sifatnya


strategis dan merupakan rencana aksi jangka menengah dan jangka panjang, namun harus
dipandang sebagai tindakan yang mendesak untuk segera dilaksanakan. Kegiatan
preventif dapat dilakukan melalui :

a. Pembangunan kelembagaan (Capacity Building) yang menyangkut perangkat


lunak, perngkat keras dan SDM termasuk pemberian reward and punishment
b. Pemberdayaan masyarakat seperti pemberian akses terhadap pemanfaatan sumber
daya hutan agar masyarakat dapat ikut menjaga hutan dan merasa memiliki,
termasuk pendekatan kepada pemerintah daerah untuk lebih bertanggung jawab
terhadap kelestarian hutan
c. Pengembangan sosial ekonomi masyarakat seperti menciptakan pekerjaan dengan
tingkat upah/ pendapatan yang melebihi upah menebang kayu liar : misalnya upah
bekerja di kebun kelapa sawit diusahakan lebih tinggi/sama dengan menebang
kayu liar, pemberian saham dan sebagainya
d. Peningkatan dukungan sarana dan prasarana untuk menunjang profesionalisme
SDM
e. Pemberian insentif bagi masyarakat yang dapat memberikan informasi yang
menjadikan pelaku dapat ditangkap
f. Pengembangan program pemberdayaan masyarakat

12
g. Melakukan seleksi yang lebih ketat dalam pengangkatan pejabat (fit and proper
test)
h. Evaluasi dan review peraturan dan perundang-undangan
i. Perbaikan mekanisme pelelangan kayu hasil tangkapan datau temuan
j. Relokasi fungsi kawasan hutan dengan lebih rasional
k. Penegasan Penataan batas kawasan hutan
l. Restrukturisasi industri pengolahan kayu, termasuk penghentian HPHH dan ijin
HPH skala kecil

6. Tindakan supresi (represif)

Tindakan represif merupakan tindakan penegakan hukum mulai dari penyelidikan,


penyidikan sampai ke pengadilan. Untuk itu harus ada kesamaan persepsi antara masing-
masing unsur penegak hukum yaitu penyidik (Polri dan PPNS), jaksa penuntut dan
hakim. Karena besarnya permasalahan ilegal logging, tindakan represif.

7. Deteksi terhadap adanya kegiatan penebangan liar

Kegiatan-kegiatan deteksi mungkin saat ini telah dilakukan, namun walaupun


diketahui atau ada dugaan terjadi kegiatan illegal logging tindak lanjutnya tidak nyata.
Meski demikian aksi untuk mendeteksi adanya illegal logging tetap harus terus
dilakukan, namun harus ada komitmen untuk menindaklanjuti dengan proses penegakan
hukum yang tegas dan nyata di lapangan. Kegiatan deteksi dapat dilakukan melalaui
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Deteksi secara makro, misalnya melalui potret udara sehingga


diketahui adanya indikator penebangan liar seperti jalur logging, base
camp, dsb.
b. Ground checking dan patroli
c. Inspeksi di tempat-tempat yang diduga terjadi penebangan liar
d. Deteksi di sepanjang jalur-jalur pengangkutan
e. Inspeksi di log pond IPKH
f. Inspeksi di lokasi Industri

13
g. Melakukan timber tracking
h. Menerima dan menindaklanjuti adanya informasi yang datang dari
masyarakat

Pemeriksaan dokumen (ijin, angkutan dan laporan) perlu lebih intensif, terutama
dokumen laporan dengan meneliti lebih seksama laporan-laporan yang mengandung
kejanggalan-kejanggalan.

14
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Alam merupakan anugrah dari Yang Maha Kuasa. Sudah menjadi suatu kewajiban
bagi umat manusia untuk menjaga dan melestarikan alam. Mulai dari kutub utara
hingga kutub selatan, dari dasar laut hingga puncak gunung tertinggi, dari padang
pasir hingga padang rumput yang subur. Semua perlu dijaga kelestarian agar tercipta
ekosistem yang seimbang. Hutan salah satu bagian penting di muka bumi. Hutan
memiliki kekayaan alam yang begitu banyak yang dapat memakmurkan hidup
manusia. Tapi sifat buruk manusia, yakni keserakahan telah membuat kerugian besar
bagi kehidupan manusia. Penebangan hutan secara illegal atau yang lebih dikenal
dengan “Illegal Logging” telah menimbulkan beragam masalah yang kompleks. Tidak
hanya manusia yang dirugikan,tetapi juga telah merusak aneka ragam tumbuhan dan
hewan yang hidup didalamnya.

Kerugian negara yang mencapai triliunan rupiah tiap tahunnya akan terus
berlangsung apabila tidak ada solusi serta langkah konkret dalam menyelesaikan
kasus ini. Akan semakin berkurang jumlah hutan,maka semakin berkuranglah jumlah
oksigen di bumi ini. Para satwa yang tinggal di hutan akan semakin terusik hingga
akan semakin banyak terjadi kasus hewan liar yang menyerang pemukiman warga.

Maka dari itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa illegal logging dalam Islam
hukumnya adalah “haram”.

B. SARAN
Berdasarkan simpulan yang sudah diuraikan tersebut, kita harus mengajak semua
pihak untuk lebih memperhatikan lingkungan dan menjaga kelestarian alam serta
mensosialisasikan produk undang-undang yang dikeluarkan pemerintah untuk
mempertahankan hutan dan lingkungan hidup.

15
DAFTAR PUSTAKA

harrisfadilah.wordpress.com

https://id.wikipedia.org

Tafsor Jam’ul Jawami’, I.390

Tafsir Al-Kabir,IV, 108-109

Tafsir Al-Qurtubi,VII,226

https://www.researchgate.net/

16

Anda mungkin juga menyukai