0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan4 halaman
Tugas ini membahas aspek hukum dalam pengelolaan tata ruang dan konservasi sumber daya alam. Hukum digunakan untuk mengatur pengelolaan lahan agar tidak merusak lingkungan dan sumber daya habis. Pembukaan lahan harus mengikuti peraturan pemerintah untuk mencegah degradasi lahan dan kerusakan ekosistem. Metode konservasi tanah dan air seperti agroforestri diperlukan untuk menjaga keberlanjutan sumber daya
Deskripsi Asli:
Judul Asli
22_SITI NUR KHADIJAH M._185040201111193_TUGAS TKSDL ASPEK HUKUM 1
Tugas ini membahas aspek hukum dalam pengelolaan tata ruang dan konservasi sumber daya alam. Hukum digunakan untuk mengatur pengelolaan lahan agar tidak merusak lingkungan dan sumber daya habis. Pembukaan lahan harus mengikuti peraturan pemerintah untuk mencegah degradasi lahan dan kerusakan ekosistem. Metode konservasi tanah dan air seperti agroforestri diperlukan untuk menjaga keberlanjutan sumber daya
Tugas ini membahas aspek hukum dalam pengelolaan tata ruang dan konservasi sumber daya alam. Hukum digunakan untuk mengatur pengelolaan lahan agar tidak merusak lingkungan dan sumber daya habis. Pembukaan lahan harus mengikuti peraturan pemerintah untuk mencegah degradasi lahan dan kerusakan ekosistem. Metode konservasi tanah dan air seperti agroforestri diperlukan untuk menjaga keberlanjutan sumber daya
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2020 Ilmu hukum merupakan ilmu yang dapat digunakan sebagai alat yang menjamin kehidupan di dunia ini sehingga manusia tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak maupun merugikan orang lain. Dengan menggunakan ilmu hukum harus berjalan dengan kaidah-kaidah Keadilan dan tidak menggunakan unsur etis, sosiologis dan politis sebagai kepentingan diri sendiri sesuai pendapat John Stuart Mill bahwa ketentuan hukum terkait dengan faktor keadilan, kegunaan, dan kepentingan individu serta masyarakat umum.keberradaan tujuan atau ide hukum sebagaimana pendapat Gustaf Radbruch nahwa cita hukum terkait dengan nilai keadilan, kepastian hukum dan manfaat bagi masyarakat, yang diikuti dengan keberadaan metode dengan mencapai tujuan masyarakat, berbangsa dan bernegara, karena hkum tersebut bersifat rasional, integratif dan legitimasi yang ditunjang dengan mekanisme sanksi sehingga hukum dapat berjalan dengan baik dan dengan adanya sanksi masyarakat ataupin semua manusia yang berada dibumu tidak melakukan hal-hal merusak dan merugikan. Dengan kaitan hukum dan kebijakan hukum dapat membawa pengelolaan tata ruang dan pembukaan lahan hutan sebagai sarana produksi, pemukiman, perikanan, jalanan dan sebagai tambang emas, minyak dll tidak bertentangan dengan hukum maupun merusak alam dan lingkungan. Tata ruang merupakan pengelolaan sumberdaya yang berada dibumu sehingga digunakan sebagai tempat sesuai keinginan manusia dimana harus melalui kebijakan pemerintah dengan menggunakan pembentukan perundang-undangan, peraturan undang- undang dan kebijakan penegankan hukum apabila manusia mengelola lahan secara ilegal seperti membuka minyak jelatah dengan mengambul minyak bumi, pembukaan tambang ilegal dan lain-lain. Sehingga harus melalui penyelesaian hukum administrasi, pidana dan perdata. Oleh karena itu hukum dapat bermanfaat sebagai pengelolaan konservasi sumberdaya lahan karena apabila undang-undang tidak ada maka manusia akan mengelola sumber daya sampai habis sehingga lahan tersebut tidak berkelanjutan. Seperti studi kasus kalimantan yang merupakan paru-paru dunia dan diakui oleh negara lain Sebagai penyimpan O2 di seluruh dunia karena keberadaan dan letak yang strategi namun, semakin meningkatnya populasi manusia dan kebutuhkan akan pangan dan produksi maupun tempat tinggal sehingga manusia mnegelolaa lahan secara tragis sehingga menyebabkan kerusakan ekosistem dan lingkungan dimaan waktu itu bukan hanya indonesia yang merasakan dampak tersebut namun, seluruh wilayah indonesia seperti malaysia, singapur, thailand dll. Sehingga diperlukan undang-udang yang kuat dalam melindugi kekayaan alam seperti undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945 atau UUD NRI tahun 1945 dan pasal 1 undang- undang nomor 5 tahun 1960 tentang peraturan dasar pokok-pokok agraria atau UU tentan peraturan dasar pokok agraria. Selanjutnya pasal 1 angka 2, angka 5, dan angka 6 Undang- Undang Nomor 26 tahun 1927 tentang penataan ruang atau UU penataan Ruang untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang dengan proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang ketentuan 3 UU petataan Ruang untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman produktif dan berkenjutan berlandasan wawasan Nusantara dan ketahanan Nasional. Keberadaan peran pemerintah pusat, pemerintah daerah (provinsi, kabupaten dan kota) terkait dengan penataan ruang, sebagaiman ketentuan hukum danlam UU penataan Ruang serta ketentuan hukum dalam perundang undangan seperti hukum agraris, pengairan, perlindungan serta pengelolaan lingkungan hidup, konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem kaitan pertanian, perkebunan, kehutanan: pemukiman dan perumahan, pertambangan dan perindustrian. Sehingga diperlukan peren pemerintah yang memiliki sifat tanggung jawab, teguh, dan jujur. Penerapan konservasi sumberdaya dengan strategi konservasi tanah dan air harus memperhatikan kondisi lingkungan dan ekosistem sehingga konservasi tersebut tidak langsung diterapkan dilahan. Seperti daerah pengunungan yang memiliki kondisi lahan yang curam dan apabila dilakukan konservasi tanah dengan menggunakan teknologi, maka dapat merusak keanegaraman pada lahan tersebut. konservasi tanah dan air merupakan kondisi yang berjalan bersamaan seperti studi kasus pada wilayah bali dimana terkenal dengan pengelolaan yang sangat mengikuti tradisi nenek moyang mereka dengan sumberdaya yang melimbah, pada daerah tersebut sangat jauh dengan mata air namun petani dapat menemukan air yang sangat mudah dan sudah menerapkan konservasi air seperti irigasi yang sudah berpuluh-puluh tahun. namun, seiring waktu berubah dengan banyaknya lahan pertanian digantikan oleh perumaahan, penginapan dll.dengan pembukaan lahan tersebut membuat tanah tidak dapat berfungsi dan yang dahulunya air yang melimpah kini daerah tersebut kekurangan air sehingga melakukan penimbungan air, dan mengambil air didalam tanah. dengan studi kasus tersebut Hukum dan aturan undang-undang dalam pengelolaan tata ruang belum terbilang kuat sehingga diperlukan Stekeholder yang dapat memperkuat sumberdaya tersebut. Pembukaan lahan tanpa memperhatian tata ruang dapat meningkatkan lahan kritis dan lahan degrdasi sehingga sebagian lahan tidak dapat ditanami, dan masalah tersebut terjadi di indonesi karena sebagian wilayah indonesia sudah mengalami degradasi lahan seperti lahan jawa timur tepatnya di batu dimana batu merupakan lahan hutan dan pengunungan namun sekarang berubah menjadi lahan pertanian intensif yang dapat merusak ekosistem baik tanah dan air. Dengan adanya konservasi lahan tanah dan air dapat memperkecil masalah terjadinya bencana alam seperti lonsor, banjir bagian hilir dan terjadinya erosi yang dapat menimbung bahan organik dan menimbulkan longsor selain itu dapat memanfaatkan air hujan sebagai pencegahan waktu musim kemarau dengan itu mengurangi debit air yang terjatuh ditanah. Kegiatan manusia untuk pertanian pada lahan pengunungan harus memperhatikan kegiatan pengelolaan karena sumber daya alam terbanyak berada dilahan pengunungan dan hutan. Memperhatikan ketentuan Menteri Pertanian Nomor 47/PERMENTAN/OT.140/10/2006 tentang pedoman umum budidaya pertanian pada lahan pengunungan atau PERMENTAN 2006 tentang pedomen umum budidaya pertanian pada lahan pengunungan meliputi kepekaan tanah terhadap erosi dan longsor, pengendalian lonsor, teknologi budidaya pada sistem usaha tani,pengelompokan jenis tanaman dimana jenis tanaman menentuakan jenis konservasi yang digunakan. Metode yang digunakan menggunakan konservasi mekanis (teknik sipil) seperti menggunan alat teknologi, perhitungan statistik, dan dll, secara kimia, dan terakhir secara vegetatif dengan penerapan agroforestry, tutupan lahan menggunakan tanaman legume dan lain-lain. Daftar Pustaka Arsyad, Sitanala, 1989, Konservasi Tanah dan Air, Institut Pertanian Bogor Press, Bogor, hlm. 41-60 Geria I, M. Sumardjo, Surjono H. S., Widiatmaka., Rachman K. 2019. Subak Sebagai Benteng Konservasi Peradaban Bali. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Arkeologi. Intitut Pertanian Bogor. Vol 37 No 1.