Disusun oleh :
Kelas : 4 STR-A
Dosen Pembimbing :
Jln. Hang Jebat III F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp.021-7397641, 7397643
Fax.021-7397769
Jakarta, 2020
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
i
BAB 1
PENDAHULUAN
Setiap tahun kalimantan Tengah Khususnya Kota Palangka Raya kebakaran hutan dan
lahan masyarakat yang mengakibatkan kerusakan, kerugian lingkungan baik
1
tumbuhtumbuhan, hewan bahkan manusia, masyarakat banyak yang sakit Ispa, bahkan
meninggal akibat asap, sekolah-sekolah di liburkan karena kabut asap
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3. Tindak Pidana
Bertitik tolak dari istilah yang digunakan dan dasar atau alasan yang dikemukakan
oleh para sarjana hukum yang menggunakan istilab" tindak pidana", maka dapat
diartikan sebagai suatu tindakan yang dengan kesalahan dilakukan atau tidak
dilakukan oleh seseorang yang mampu bertanggung jawab, bersifat melawan hukum,
dilarang atau diharuskan dan diancam oleh undang-undang, yang terjadi di tempat,
waktu dan dalam keadaan tertentu.
3
2.2 Pengertian Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan dibedakan dengan kebakaran lahan. Kebakaran hutan yaitu kebakaran
yang terjadi di dalam kawasan hutan, sedangkan kebakaran lahan adalah kebakaran yang
terjadi di luar kawasan hutan dan keduanya bisa terjadi baik disengaja maupun tanpa sengaja
(Hatta, 2008).
Kebakaran hutan ialah terbakarnya sesuatu yang menimbulkan bahaya atau
mendatangkan bencana. Kebakaran dapat terjadi karena pembakaran yang tidak dikendalikan,
karena proses spontan alami, atau karena kesengajaan. Proses alami sebagai contohnya kilat
yang menyambar pohon atau bangunan, letusan gunung api yang menebarkan bongkahan bara
api, dan gesekan antara ranting tumbuhan kering yang mengandung minyak karena goyangan
angin yang menimbulkan panas atau percikan api (Notohadinegoro, 2006). Kebakaran yang
terjadinya akibat kesengajaan manusia dikarenakan oleh beberapa kegiatan, seperti kegiatan
ladang, perkebunan (PIR), Hutan Tanaman Industri (HTI), penyiapan lahan untuk ternak sapi,
dan sebagainya (Hatta, 2008).
Menurut Darwiati dan Tuheteru (2010) di Indonesia, kebakaran hutan dan lahan hampir
99% diakibatkan oleh kegiatan manusia baik disengaja maupun tidak (unsur kelalaian).
Diantara angka persentase tersebut, kegiatan konversi lahan menyumbang 34%, peladangan
liar 25%, pertanian 17%, kecemburuan sosial 14%, proyek transmigrasi 8%; sedangkan hanya
1% yang disebabkan oleh alam. Faktor lain yang menjadi penyebab semakin hebatnya
kebakaran hutan dan lahan sehingga menjadi pemicu kebakaran adalah iklim yang ekstrim,
sumber energi berupa kayu, deposit batubara dan gambut.
5
BAB 3
HASIL PENYIDIKAN
6
pengendalian, dan sebagainya serta biaya yang terkait dengan kabut asap
seperti kesehatan, pariwisata, dan transportasi.
Pencemaran lingkungan, di antaranya:
a. Asap dari hasil pembakaran yang telah melintasi batas negara
b. Pencemaran udara dan meningkatnya gas rumah kaca yang disebabkan
oleh sisa pembakaran
Kesehatan
a. Terganggunya kesehatan masyarakat terutama gangguan saluran
pernafasan yang disebabkan oleh asap tebal dari kebakaran hutan
b. Iritasi mata karna asap yang berlebih
Transportasi
a. Asap tebal juga mengganggu transportasi, khususnya transportasi
udara, seperti banyak kasus penerbangan terpaksa ditunda atau
dibatalkan.
b. Pada transportasi darat, sungai, danau dan laut terjadi beberapa kasus
tabrakan atau kecelakaan yang menyebabkan hilangnya nyawa dan
harta benda.
Ekosistem
a. Kerusakan hutan setelah terjadi kebakaran dan hilangnya margasatwa.
b. Setelah hutan terbakar, sering muncul bencana banjir pada musim
hujan di berbagai daerah yang hutannya terbakar karena disebabkan
oleh hilangnya tumbuh-tumbuhan yang menyebabkan lahan terbuka
sehingga mudah tererosi.
Berdasarkan perhitungan kasar yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan
bahwa kebakaran hutan menimbulkan dampak yang cukup besar. Bagi
masyarakat sekitarnya, bahkan dampak sampai ke Negara tetangga.
7
gagasan yang sudah diketahui sebelumnya untuk mendapatkan informasi – informasi
suatu penyidikan.
4. Konfirmasi
Memastikan kebenaran terhadap kasus kebakaran hutan yang telah diamati pada
proses sebelumya.
5. Analisa
Usaha untuk mengamati secara detail kebakaran hutan yang terjadi dengan
menguraikan untuk dikaji lebih lanjut.
6. Pemeriksaan Bukti Tetulis (BAP)
Pembuktian dengan tulisan berupa percakapan/wawancara yang telah ditetapkan oleh
penyidik dengan bantuan narasumber (saksi/tersangka) yang dapat dijadikan barang
bukti di pengadilan.
7. Perbandingan
Membandingkan informasi yang diperoleh dengan bukti yang didapatkan dari
penyelidikan kasus kebakaran hutan
8. Perekonsiliasi
Meringkas rincian perbedaan antara bukti-bukti dan informasi yang telah didapatkan
dari penyeledikan sebelumnya
9. Penelusuran
Melakukan penjajakan secara keseluruhan agar mengetahui informasi lebih lengkap
dan valid
10. Perhitungan kembali kerugian – kerugian yang terjadi
Mengetahui secara jelas dan rinci kerugian yang ditimbulkan dari kasus kebakaran
hutan yang terjadi, untuk data pelengkap persidangan.
11. Penelaahan
Melakukan peninjauan proses penelusuran agar meminimalisir penyimpangan dan
memperkuat bukti – bukti penyidikan yang telah diperoleh
12. Review analisis
Menelusuri kembali usaha penyelidikan yang telah diuraikan secara menyeluruh agar
bukti-bukti yang telah terkumpul dapat dipertanggungjawabkan dengan baik di
pengadilan
8
- Pasal 78 ayat 3 berisi, pelaku pembakaran hutan dikenakan sanksi kurungan 5 tahun
dengan denda maksismal sebesar Rp 1,5 miliar
- Pasar 8 ayat 1 menyebutkan, seseorang yang sengaja membuka lahan dengan cara
dibakar, dikenakan sanksi kurungan 10 tahun dan denda maksimal Rp 10 miliar
2. Tujuan Audit Investigasi : Mengadakan temuan lebih lanjut atas temuan audit
sebelumnya, serta melaksanakan audit untuk membuktikan kebenaran berdasarkan
pengaduan atau informasi dari masyarakat.
3. Manfaat Audit Investigasi : Untuk membuktikan kebenaran berdasarkan pengaduan atau
informasi dari masyarakat
4. Ruang Lingkup Audit Investigasi : Membatasi ruang lingkup terhadap konsentrasi
masalah yang ada dan memfokuskan ke
5. Materi Temuan:
a. Jenis Penyimpangan : Pembakaran Hutan untuk Pembukaan lahan
b. Pengungkapan Fakta : Pembukaan hutan oleh pemegang HPH dan perusahaan
perkebunan untuk pengembangan tanaman industri dan perkebunan umumnya
mencakup areal yang cukup luas. Metode pembukaan lahan dengan cara tebang
habis dan pembakaran merupakan alternatif pembukaan lahan yang paling murah,
mudah dan cepat.
c. Proses Kejadian : Berawal dari suatu konflik antara para pemilik modal industri
perkayuan maupun pertambangan, dengan penduduk asli yang mersa kepemilikan
tradisional (adat) mereka atas lahan, hutan dan tanah dikuasai oleh para investor
yang diberi pengesahan melalui humum positif negara. Akibatnya kekesalan
masyarakat dilampiaskan dengan melakukan pembakaran demi mempertahankan
lahan yang telah mereka miliki secara turun temurun. Disini kemiskinan dan
ketikadilan menjadi pemicu kebakaran hutan dan masyarakat tidak akan mau
berpartisipasi untuk memandamkannya.
d. Proses Kejadian yang terlihat oleh saks: Pembakaran secara sengaja.
e. Penyebab :
- Sistem perladangan tradisional dari penduduk setempat yang berpindah-
pindah
- Pembukaan hutan oleh para pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH)
untuk indsutri kayu maupun perkebunan kelapa sawit
- Penyebab struktrural, yaitu kombinasi antara kemiskinan, kebijakan
pembangunan dan tata pemerintahan, sehingga menimbulkan konflik antara
humun adat dan hukum positif negara.
f. Dampak penyimpangan : Dampak yang sangat luas disamping kerugian material
kayu, non kayu dan hewan. Dampak negatif yang sampai menjadi isu global
adalah asap dari hasil pembakaran yang telah melintasi batas negara. Sisa
pembakaran menimbulkan kabut juga mencemari udra dan meningkatkan gas
9
rumah kaca. Sasap tebak dari kebakaran hutan berdampak negatif karena dapat
mengganggu kesehatan masyarakat terutama gangguan saluran pernapasan, selain
itu juga mengganggu transportasi khususnya transportasi udara disamping
transportasi darat sungai, danau dan laut.
6. Pihak-pihak yang diduga terlibat :
- HPH (Hak Pengusahaan Hutan)
- Pemilik Industri Perkayuan maupun Pertambangan
- Masyarakat yang terlibat dalam pembakaran hutan
7. Bukti-bukti yang diperoleh :
Didapati pelaku pembahakaran lahan secara sengaja oleh Satuan Polisi Pamongpraja
8. Saksi-saksi yang di BAP :
- Satuan Polisi Pamogpraja
- Pemilik Industri Perkayuan maupun pertambangan
- Masyarakat
10
BAB 4
12
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Paradigma pemikiran manusia dewasa ini yang menganggap bahwa alam dan lingkungan
hidup adalah harta berlimpah yang disediakan sebesar-besarnya untuk kepentingan
kemakmuran umat manusia, sehingga alam dengan seluruh isinya dieksplorasi dan ekploitasi
melampaui batas dan mengabaikan aspek keterpeliharaan dan keberlanjutan lingkungan dan
merusak sumber daya alam itu sendiri. Akibatnya terjadi berbagai kerusakan lingkungan yang
sudah sampai pada titik yang sangat mengkhawatirkan.
Belum ada perlindungan hukum bagi masyarakat akibat dari kebakaran hutan dan lahan
dan masih berkeliarannya para pembakar hutan dan lahan.
5.2 Saran
Adanya kerjasama pemerintah dengan masyarakat dalam penangulangan kebakaran hutan
dan lahan, tindakan pencegahan merupakan komponen terpenting dari seluruh system
penanggulangan bencana termasuk kebakaran. Bila pencegahan dilaksanakan dengan baik,
seluruh bencana kebakaran dapat diminimalkan atau bahkan dihindarkan. Pencegahan
kebakaran diarahkan untuk meminimalkan atau menghilangkan sumber api dilapangan.
Biaya yang besar untuk kegiatan penanggulangan kebakaran namun tidak efektif lebih
baik dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat yang terkena dampak kebakaran hutan dan
lahan, seperti pengobatan Ispa dan bantuan penenaman kembali kebun masyarakat yang
terbakar akibat oknum yang tidak bertanggung jawab.
13
LAMPIRAN
“PRO JUSTITIA”
(SAKSI)
Pada hari ini Selasa tanggal 20 bulan Agustus tahun 2000 sembilan belas pukul 10.00 WIB,
saya : FIKIH PRIHANTORO pangkat penata Penata (III/c) Nip 19823133 116006 6 006
selaku Penyidik Pegawai Negeri Sipil Lingkungan Hidup pada Kantor tersebut diatas
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor : Skep / 669 /
DDS / IX / 2019, tanggal 10 Agustus 2019, telah melakukan pemeriksaan terhadap seorang
perempuan yang mengaku bernama :
NUR HIDAYAH lahir tanggal, 06 Desember 1998 di Tangerang, umur 21 tahun, pekerjaan
Polisi Pamong Praja, Kalimantan Tengah, agama islam, Kewarganegaraan Indonesia, suku jawa,
pendidikan D4, alamat jl Cimamae Rt 04/05, Palangkaraya, Kalimantan Tengah , ia diperiksa
dan didengar keterangannya sebagai saksi ahli dalam perkara Tindak Pidana perusahaan Hak
pengusahaan hutan yang melakukan sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang no.32
tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
atas pertanyaan Penyidik yang memeriksa, yang diperiksa menjawab dan memberikan
keterangan sebagai berikut:
14
PERTANYAAN
2. Saudara diperiksa oleh penyidik pada hari ini untuk dimintai keterangannya sebagai saksi
dalam perkara tindak pidana pembakaran hutan oleh Perusahaan Hak Pengusahaan
Hutan, Apakah saudara bersedia diperiksa dan memberikan keterangan sebenar –
benarnya ?
ya, saya bersedia diperiksa dan akan memberikan keterangan dengan
Sebenar - benarnya
3. Apakah sudara kenal dengan saudara Metawin dan apa ada hubungan keluarga
dengannya?
saya kenal dengan tersangka Metawin, karena ia sebagai anak dari
Bos Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan, dan saya tidak ada hubungan keluarga dengan
tersangka
5. Sejak kapan pembukaan lahan dengan membakar hutan oleh Perusahaab HPH terjadi ?
sejak bulan Juli 2014 sampai dengan sekarang
6. Apakah perusahaan HPH itu memiliki izin usaha dari dinas terkait?
sudah ada izin Dinas lingkungan hidup sebagai otoritas kedaulatan atas sumber daya alam
7. Apakah Perusahaan HPH itu melakukan pembukaan lahan dengan cara dibakar ?
Berdasarkan hasil temuan kami bahwa kami menemukan pelaku pembakaran hutan yang
dengan sengaja membakar untun membuka lahan perkebunan yang mengakibatkan
kerusakan lingkungan berupa polusi udara yang terjadi sangat parah.
9. Apakah semua keterangan yang telah saudara berikan sekarang ini sudah yang
sebenarnya dan dapat dipertanggungjawabkan didepan sidang pengadilan?
15
ya, saya bersedia mempertanggung jawabkan semua keterangan yang saya berikan
dimuka pengadilan
10. Apakah didalam pemeriksaan saat ini saudara merasa dipaksa atau ditekan baik oleh
pemeriksa sendiri maupun orang lain dalam memberikan keterangan diatas?
dalam pemeriksaan ini saya tidak merasa dipaksa atau ditekan baik oleh pemeriksa
sendiri maupun orang lain
setelah selesai berita acara pemeriksaan ini dibuat kemudian dibacakan kembali kepada yang
diperiksa dan yang diperiksa membenarkan semua keterangannya dengan membubuhkan tanda
tangan dibawah ini
YANG DIPERIKSA
NUR HIDAYAH
Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat dengan sebenar – benarnya mengingat kekuatan
sumpah jabatan sekarang ini, kemudian ditutup dan ditandatangani pada hari dan tanggal tersebut
diatas.
PENYIDIK
FIKIH PRIHANTORO
Penyidik (III/c)
16
DAFTAR PUSTAKA
https://core.ac.uk/download/pdf/235300822.pdf
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran
Lingkungan Hidup yang berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan Lahan.
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-undang Ri Nomor 32 Tahun 2019 dan peraturan Menteri Lingkungan Hudup RI Tahun
2013 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan Undang-undang Nomor 18
Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan. Undang-undang Nomor
18 Tahun 2004 tentang Perkebunan.
https://media.neliti.com/media/publications/258605-perlindungan-hukum-masyarakat-kota-
palan-ff98f1cf.pdf
17