Anda di halaman 1dari 19

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

PENGELOLAAN LIMBAH DI PERUSAHAAN PULP PT. TOBA PULP


LESTARI,TBK KABUPATEN TOBA SAMOSIR SUMATERA UTARA
MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Agnes Grace Aritonang*, Untung Sri Hardjanto, Amiek Soemarmi


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : agnesgrace16@gmail.com

Abstrak

Pengelolaan limbah pulp Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Non B3 yang
dilakukan oleh PT. Toba Pulp Lestari,Tbk menjadi isu penting yang dihadapi masyarakat sekitar
karena dianggap menjadi penyebab pencemaran lingkungan hidup. Adapun tujuan penulis ingin
mengetahui bagaimana proses pengelolaan limbah pulp serta hambatan-hambatan yang dialami
oleh perusahaan, dengan menggunakan metode yuridis empiris diperkuat data sekunder berupa
wawancara, hasil penelitian diperoleh bahwa pengelolaan limbah B3 dan Non B3 sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
serta factor alam lingkungan di beberapa lokasi konsensi Hutan Tanaman Industri (HTI) dan ijin
pemanfaatan, pengelolaan limbah dan lahan menjadi hambatan yang dialami perusahaan.

Kata Kunci : Hambatan, Limbah B3, Pengelolaan Limbah

Abstract

Pulp waste management Hazardous and Toxic ( B3 ) and Non B3 conducted by PT .


Toba Pulp Lestari , Tbk become an important issue facing the surrounding community because it
is considered to be the cause of environmental pollution . The purpose of the writer wanted to
know how the process of waste management pulp and the obstacles faced by the company , using
empirical juridical reinforced secondary data in the form of interviews , the results showed that
the management of B3 waste and non-B3 in accordance with Law No. 32 Year 2009 on
environmental protection and management as well as natural factors environment across multiple
locations concessions Industrial plantation Forest ( HTI ) to permit utilization , waste
management and land into the barriers experienced by the company .

Keywords : obstacle, hazardous and toxic waste, waste management

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

I. PENDAHULUAN alam secara tidak terkendali. Era


globalisasi membuat manusia
Setiap warga Negara semakin tidak sadar bahwa
Indonesia dari sejak lahir sudah kemajuan teknologi membawa
memiliki hak asasi atas perubahan-perubahan terhadap
lingkungan yang baik dan sehat. lingkungan hidup.
Oleh sebab itu, lingkungan Tumbuh kembangnya
hidup sebagai media hubungan perindustrian ini memberikan
timbal balik antara makhluk dampak positif terhadap manusia
hidup hakekatnya harus dalam memenuhi kebutuhan vital
dilindungi dan dipertahankan hidup. Akan tetapi seiring
kelestariannya secara sungguh- berkembangnya pembangunan
sungguh dan konsisten seperti sektor industri, manusia juga
yang diamanatkan dalam Pasal tidak sadar akan bahaya
28H ayat (1) Undang-Undang pencemaran terhadap lingkungan
Dasar Negara Republik yang dihasilkan dari
Indonesia yang berbunyi 1 : perindustrian tersebut.
“ setiap orang berhak untuk Pencemaran yang kini dirasakan
hidup sejahtera lahir dan batin, berbarengan erat dengan
bertempat tinggal dan teknologi mekanisme,
mendapatkan lingkungan hidup industrialisasi dan pola hidup
yang baik dan sehat serta berhak yang mewah dan konsumtif.3
memperoleh pelayanan kesehatan Sadar atau tidak sadar bahwa
“ manusia tinggal dikellilingi oleh
Manusia mempengaruhi senyawa kimia yang konon
lingkungan hidup dan sebaliknya paling banyak berasal dari
manusia dipengaruhi lingkungan industri. Penggunaan bahan-
hidup. Demikian pula, manusia bahan kimia tersebutlah yang
membentuk lingkungan hidupnya mengakibatkan tingginya jumlah
dan manusia dibentuk oleh peningkatan limbah kimia yang
lingkungan hidupnya. menyusup jika pengelolaannya
Ketergantungan manusia dilakukan dengan tidak benar.
terhadap kondisi alam Merosotnya perkembangan
menimbulkan sikap hidup yang lingkungan hidup di Indonesia
bertumpu pada pandangan bahwa juga seakan menandakan bahwa
manusia adalah sekedar salah tidak adanya keseimbangan
satu unsur lingkungan hidup.2 penegakan hukum yang
Namun, kenyataannya dalam memadai, meskipun berbagai
praktek kehidupan , manusia peraturan telah dibentuk dimulai
telah melakukan pemanfaatan dari Undang-Undang Dasar yang
menjamin hak atas lingkungan
1 Hukum lingkungan tidak
Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia hanya mengatur tentang
2
Niniek Suparni,
Pelestarian,Pengelolaan,dan Penegakan 3N.H.T, Siahaan, Hukum Lingkungan dan
Hukum Lingkungan, (Jakarta: Sinar Grafika, Ekologi Pembangunan, (Jakarta:
1994), hlm.15 Erlangga,2004), hlm.29

2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

pemanfaatan, tetapi juga pengolahan pulp, berlokasi di


mengatur bagaimana Desa Sosor Ladang,
mempertahankan keberadaannya Pangombusan Porsea,
supaya senantiasa berkelanjutan Kecamatan Parmaksian,
dengan kondisi yang baik, Kabupaten Toba Samosir,
mencegah terjadinya pencemaran Sumatera Utara. Nama
lingkungan yang dapat berakibat perusahaan ini sebelumnya
terhadap kerusakan, serta sebagai adalah PT. Inti Indorayon
sarana penindakan hukum bagi Utama,Tbk yang memproduksi
perbuatan-perbuatan yang rayon dan bubur kertas (pulp).
merusak atau mencemari Namun, sejak tanggal 5 April
lingkungan hidup serta sumber 2011, perusahaan tersebut
daya alam didalamnya. berubaha nama menjadi PT.
Dalam rangka memberikan Toba Pulp Lestari,Tbk yang kini
jaminan kepastian hukum dan hanya memproduksi bubur kertas
memberikan perlindungan hak (pulp).
terhadap setiap individu untuk Badan Lingkungan Hidup
memperoleh lingkungan hidup Daerah (BLHD ) Provinsi
yang baik dan sehat serta Sumatera Utara, dalam hasil
perlindungan hukum terhadap laporan teknisnya menyatakan
seluruh ekosistem, maka bahwa PT. Toba Pulp
dibentuklah Undang-Undang Lestari,Tbk menjadi sorotan
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang utama pemerintah, dikarenakan
Perlindungan dan Pengelolaan banyaknya ditemukan
Lingkungan Hidup sebagaimana kejanggalan dalam laporan ihwal
yang telah diperbaharui dari produksi zat toksik yang
Undang-Undang Nomor 23 dihasilkan oleh industri tersebut.
Tahun 1997. Laporan tersebut juga
Salah satu kota terbesar di semakin diperkuat dengan
Indonesia yaitu Provinsi meningkatnya keluhan
Sumatera Utara dikenal sebagai masyarakat akan aroma busuk
kota yang memiliki industri- dari limbah, punahnya kebun
industri besar. Perusahaan- hutan benzoin dan yang paling
perusahaan tersebut diantaranya utama adalah rusaknya ekosistem
adalah : PT Indonesia Asahan perairan danau Toba serta
Alumunium (INALUM), tercemarnya sungai Deli Asahan
PT.Toba Pulp Lestari,Tbk (Pulp Kegiatan industri ini
dan Kertas), PT. Agincourt disinyalir menghasilkan limbah
Resources (Tambang Emas cair, padat, maupun gas yang
Martabe) dan sebagainya. 4 tergolong limbah B3 (Bahan
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Berbahaya dan Beracun). Limbah
yang bergerak di bidang industri industri tersebut melepaskan zat-
zat beracun yang meresap dan
mengendap di dalam tanah.
4 http://sumut.bps.go.id/frontend/ Sebagian besar zat beracun
diakses pada 4 Desember 2015 pukul timbul ke permukaan dan
1.23AM

3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

meracuni pemukiman daerah dan Regulasi ini diterapkan untuk


daerah pertanian.5 menguji apakah industri pulp PT.
Jika pemerintah daerah Toba Pulp Lestari,Tbk ini sudah
setempat tidak segera memenuhi peraturan ataupun
menindaklanjuti akibat dari ketentuan perundang-undangan
kerusakan dan pencemaran yang berlaku dalam hal
lingkungan tersebut, maka tidak pengelolaan limbah. Hal ini
akan menutup kemungkinan ditujukan juga untuk
menimbulkan konflik antara menghindari terjadinya sengketa
pengusaha industri dengan lingkungan hidup antara pihak
pemerintah daerah maupun pengusaha industri dengan
masyarakat sekitar. pemerintah maupun masyarakat
Undang-Undang Nomor 32 Sebagai salah satu isu penting
Tahun 2009 Pasal 1 ayat (2) yang dihadapi Kabupaten Porsea,
tentang perlindungan dan Provinsi Sumatera Utara
pengelolaan lingkungan hidup khususnya dalam hal upaya
mengatur adanya perlindungan pengelolaan limbah pulp
dan pengelolaan lingkungan PT.Toba Pulp Lestari,Tbk yang
hidup sebagai upaya sistematis memiliki dampak pencemaran
dan terpadu yang dilakukan lingkungan terhadap potensi
untuk melestarikan fungsi alam daerah setempat, maka
lingkungan hidup dan mencegah penulis tertarik untuk meneliti
terjadinya pencemaran dan/atau dan menganalisis permasalahan
kerusakan lingkungan hidup tersebut secara mendalam, yang
yang meliputi perencanaan, kemudian dituangkan dalam
pemanfaatan, pengendalian, bentuk skripsi dengan
pemeliharaan, pengawasan, dan mengangkat judul
penegakan hukum.6 “PENGELOLAAN LIMBAH DI
Dalam UU Nomor 32 Tahun PERUSAHAAN PULP PT.
2009 Pasal 20 Ayat (1) TOBA PULP LESTARI,TBK
dikemukakan bahwa : KABUPATEN TOBA
“Penentuan terjadinya SAMOSIR SUMATERA
pencemaran lingkungan hidup UTARA MENURUT
diukur melalui baku mutu UNDANG-UNDANG NOMOR
lingkungan hidup.”7 32 TAHUN 2009”
Berdasarkan uraian dan
5
latar belakang permasalahan
tersebut, maka penulis
https://tobapulp.wordpress.com/2003 merumuskan beberapa
/09/15/bau-busuk-toba-pulp-lestari/ masalah sebagai berikut :
diakses pada 25 November 2015 pukul
21.00PM 1. Bagaimana proses
6 Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor pengelolaan limbah
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan perusahaan pulp PT. Toba
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pulp Lestari,Tbk ?
7 Pasal 20 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 2. Hambatan-hambatan apa
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan yang dialami PT. Toba
Pengelolaan Lingkungan Hidup

4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Pulp Lestari, Tbk dalam research) adalah penelitian


proses pengelolaan hukum mengenai pemberlakuan
limbah ? atau implementasi ketentuan
hukum normatif (kodifikasi,
II. METODE undang-undang, kontrak) secara
Dalam pembuatan sebuah in action pada setiap peristiwa
penulisan hukum diperlukan hukum yang terjadi di
adanya penelitian guna masyarakat yang kemudian
membantu memperoleh data- dianalisis secara normatif
data yang akurat sebagai maupun sosial (socio legal)8
pemecahan permasalahan atau Pendekatan Yuridis
jawaban atas pertanyaan yang mengandung arti pendekatan
dirumuskan. yang dilihat dari segi aspek
Penelitian ini dilaksanakan hukumnya, dalam hal ini
untuk memperoleh jawaban atas Undang-Undang Nomor 32
pokok-pokok permasalahan yang Tahun 2009 tentang
dirumuskan dalam bab Perlindungan dan Pengelolaan
pendahuluan. Dengan metode Lingkungan Hidup. Sedangkan
penelitian, maka dalam Pendekatan Empiris digunakan
penyusunan penulisan hukum ini untuk menganilisis mengenai
dapat dilakukan lebih rinci, pemberlakuan hukum yang
terarah dan sistematis, sehingga dilihat sebagai perilaku
data yang diperoleh dari masyarakat yang berpola dalam
penelitian ini dapat kehidupan masyarakat yang
dipertanggungjawabkan secara selalu berinteraksi dan
ilmiah dan tidak menyimpang berhubungan dalam aspek
dari pokok-pokok permasalahan kemasyarakatan.9
yang dirumuskan dalam bab
pendahuluan. Oleh karena itu B. Spesifikasi Penelitian
guna mengarahnya kegiatan Spesifikasi penelitian
penelitian mengenai “ yang digunakan dalam penulisan
Pengelolaan Limbah di ini bersifat deskriptif-analitis.
Perusahaan Pulp PT. Toba Pulp Spesifikasi deskriptif-analitis
Lestari,Tbk Kabupaten Toba digunakan penulis karena dalam
Samosir Sumatera Utara Menurut pemecahan masalah yang diteliti
Undang-Undang Nomor 32 menggunakan sifat-sifat hukum
Tahun 2009 ini, maka digunakan yang berkembang di dalam
metode penelitian sebagai masyarakat serta penggambaran
berikut: keaadaan langsung objek
penelitian. Dengan demikian,
A. Metode Pendekatan penulis mengharapkan akan
Metode pendekatan yang
dipakai dalam penelitian ini
adalah yuridis- empiris, yang 8Ibid, hlm. 134
dimana penelitian hukum secara 9Bambang Sunggono, Metodologi
yuridis empiris (applied law Penelitian Hukum, (Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada, 2003), hlm. 43

5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

menemukan suatu kesimpulan Perlindungan dan


akan penyebab dari Pengelolaan Lingkungan
permasalahan yang berkaitan Hidup sebagaimana telah
dengan perlindungan dan diubah dengan Undang-
pengelolaan lingkungan hidup Undang Nomor 32
khususnya dalam hal pengelolaan Tahun 2009 Tentang
limbah Perlindungan dan
Spesifikasi deskriptif- Pengelolaan Lingkungan
analitis digunakan penulis karena Hidup
dalam pemecahan masalah yang c. Undang-Undang Nomor
diteliti menggunakan sifat-sifat 32 Tahun 2009 Tentang
hukum yang berkembang di Perlindungan dan
dalam masyarakat serta Pengelolaan Lingkungan
penggambaran keaadaan Hidup
langsung objek penelitian. d. Peraturan Pemerintah
Dengan demikian, penulis Nomor 18 Tahun 1999
mengharapkan akan menemukan Tentang Pengelolaan
suatu kesimpulan akan penyebab Limbah Bahan
dari permasalahan yang berkaitan Berbahaya dan Beracun
dengan perlindungan dan e. Peraturan Pemerintah
pengelolaan lingkungan hidup Republik Indonesia
khususnya dalam hal pengelolaan Nomor 74 Tahun 2001
limbah. Tentang Pengelolaan
C. Metode Pengumpulan Data Limbah Bahan
Penelitian hukum ini Berbahaya dan Beracun
dilakukan dengan cara atas perubahan dari
mengumpulkan data-data serta Peraturan Pemerintah
bahan-bahan yang tersedia. Nomor 18 Tahun 1999
Proses pengumpulan data f. Peraturan Pemerintah
dikelompokkan ke dalam dua Nomor 82 Tahun 2001
jenis, yaitu :10 data primer yaitu Tentang Pengelolaan
melalui wawancara (depth Kualitas Air dan
interview, participatory Pengendalian
observation) di lapangan PT. Pencemaran Air
Toba Pulp Lestari, Tbk) dan data g. Keputusan Mentri
sekunder. Sumber-sumber data Lingkungan Hidup
yang digunakan terdiri atas : Nomor 37 Tahun 2003
1. Bahan Hukum Primer yang Metode Analisis Kualitas
terdiri atas : Air Permukaan
a. Undang-Undang Dasar h. Keputusan Badan
Negara Republik Pengendalian
Indonesia Tahun 1945 Lingkungan No
b. Undang-Undang Nomor 01/BAPEDAL/09/1995
23 Tahun 1997 Tentang tentang Tata Cara dan
Persyaratan Teknis
Penyimpanan dan
10 Loc.cit, hlm. 52

6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Pengumpulan Limbah lingkungan dan


B3 pemantauan lingkungan
i. Keputusan Badan PT. Toba Pulp
Pengendalian Lestari,Tbk mengenai
Lingkungan No hal-hal yang berkaitan
02/BAPEDAL/09/1995 dengan penelitian
tentang Dokumen d. Data valid dari Badan
Limbah B3 Lingkungan Hidup
j. Keputusan Badan Daerah Sumatera Utara
Pengendalian mengenai hal-hal yang
Lingkungan No berkaitan dengan
03/BAPEDAL/09/1995 penelitian
tentang Persyaratan 3. Bahan Hukum Tersier yang
Teknis Penyimpanan dan terdiri atas :
Pengumpulan Limbah a. Kamus Hukum
B3 b. Artikel majalah atau
k. Keputusan Badan koran
Pengendalian c. Internet
Lingkungan No
02/BAPEDAL/01/1998 D. Metode Analisis Data
tentang Tata Laksana
Pengawasan Pengelolaan Data yang telah
Limbah B3 dikumpulkan baik yang berupa
l. Keputusan Badan data dokumenter dan informasi
Pengendalian wawancara kemudian akan
Lingkungan No dikompilasikan dan divalidasi,
03/BAPEDAL/01/1998 sera disusun secara sistematis
tentang Program Kendali sesuai karakteristikmya dan
B3 dianalisis menggunakan metode
m. Keputusan Badan deskriptif- analitis sehingga
Pengendalian dapat memperoleh gambaran
Lingkungan Daerah secara utuh mengenai fakta yang
Sumatera Utara No berkenaan dengan proses
691/BPDL- pengolahan limbah di perusahaan
SU/BTL/2006 pulp dan kertas PT. Toba Pulp
2. Bahan Hukum Sekunder, Lestari, Tbk
yang diperoleh dari berbagai
sumber antara lain : E. Metode Penyajian Data
a. Perpustakaan Universitas
Diponegoro (Widya Keseluruhan hasil data
Puraya) Semarang yang diperoleh akan disajikan
b. Perpustakaan Fakultas secara deskriptif yakni dengan
Hukum Universitas menuturkan ke dalam bentuk
Diponegoro Semarang uraian yang jelas dan sistematis
c. Data valid laporan melalui proses editing,
pelaksanaan pengelolaan interpretasi, dan pengambilan

7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

kesimpulan akhir sebagai Toba Pulp Lestari,Tbk yang


jawaban atas permasalahan serta dimana perusahaan tersebut
menggambarkan apa adanya hingga sekarang hanya
sesuai dengan fakta dari memproduksi bubur kertas (pulp)
pemasalahan yang diteliti dalam dan hasil produksi perusahaan
penulisan hukum (skripsi). dipasarkan di dalam dan di luar
negeri (eksport).
III. HASIL DAN Gambar.1. Peta Lokasi Kegiatan
PEMBAHASAN PT. Toba Pulp Lestari, Tbk

A. Gambaran Umum
Perusahaan Pulp Pt Toba
Pulp Lestari,Tbk

PT Toba Pulp Lestari,


Tbk (Perusahaan) merupakan
salah satu dari beberapa pabrik
pulp di Indonesia berteknologi
tinggi yang mulai beroperasi Visi perusahaan ini adalah
tahun 2003 dengan kapasitas menjadi salah satu pabrik Pulp
produksi 750 ton/hari. Eucalyptus yang dikelola dengan
Bermodalkan areal Hutan terbaik, menjadi supplier yang
Tanaman Industri (HTI) sebesar disukai oleh pelanggan kami dan
198.000 Ha yang ditanami pemilik perusahaan yang disukai
dengan tanaman jenis Eucalyptus para karyawan. Sedangkan, misi
Grandis sebagai bahan baku perusahaan ini adalah sebagai
proses pembuatan pulp PT. Toba berikut :
Pulp lestari,Tbk. a. Menghasilkan pertumbuhan
Perusahaan berdomisili di yang berkesinambungan.
Medan, Sumatera Utara, dengan b. Produser dengan biaya yang
pabrik berlokasi di Desa Sosor efektif.
Ladang, Pangombusan, c. Memaksimalkan keuntungan
Kecamatan Parmaksian, untuk pemangku kepentingan
Kabupaten Toba Samosir, dan memberikan kontribusi
Sumatera Utara. Sedangkan, kepada pengembangan sosial
kantor terdaftar perusahaan ekonomi masyarakat sekitar
beralamat di Uniplaza, East dan regional.
Tower, Lantai 7, Jl. Letjen. d. Menciptakan nilai melalui
Haryono MT No. A-1, Medan. teknologi modern,
Jarak kedua lokasi ini sekitar pengetahuan industri dan
220km. sumber daya manusia.
Nama perusahaan
sebelumnya adalah PT. Inti B. Proses Produksi Bubur
Indorayon Utama,Tbk yang Kertas (Pulp) PT. Toba
kemudian pada tanggal 5 April Pulp Lestari, Tbk
2003 berubah nama menjadi PT.

8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

1. Proses Produksi Pulp masuk ke dalam chipper. Air


Proses produksi pulp di cucian kayu masuk ke dalam
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk sumpit yang selanjutnya
dibagi menjadi empat bagian dipompakan ke Unit
yakni proses pembuatan Pengolahan Limbah Cair
pulp, proses pemulihan (IPAL). Kayu yang telah
bahan produksi pulp bersih dari kulit kemudian
(chemical recovery), proses dimasukkan ke dalam
produksi bahan pemutih chipper sehingga berubah
(chemical plant) dan unit menjadi serpihan kayu (chip)
penyediaan utilitas. Bahan dan selanjutnya diayak di
baku utama (kayu berasal dalam chip screening.
dari konsensi HTI (Hutan
Tanaman Industri) PT. Toba b. Pemasakan Chip
Pulp Lestari, Tbk. (Serpihan Kayu)
Proses utama pebuatan Serpihan kayu (chips)
pulp terdiri dari lima tahap, dikirim ke digester untuk
yaitu penyediaan bahan dilakukan proses pemasakan
baku, pemasakan chips dengan menggunakan cairan
(serpihan kayu), pencucian pemasak white liquor
pulp dan pembentukan (kandungan utama NaOH,
lembaran pulp. Proses Na2S dan Na2CO3).
pendukung terdiri dari Pemasakan dilakukan dalam
beberapa unit antara lain : batch digester berkapasitas
Recovery Boiler, 20m3, dengan temperatur
Evaporator, Multi Fuel operasi 165-170oC, tekanan
Boiler, Chemical Plant, 6,5 – 7,5 kg/cm2 dan
Recaustizing dan Lime Kiln, lamanya proses pemasakan
Incinerator, dan Turbine yang dimulai dari pengisian
Generator, chips sampai selesainya
pemasakan berlangsung
a. Persiapan Bahan Baku sekitar 4-6 jam. NaOH dan
Bahan baku kayu Na2S berfungsi untuk
Eucalyptus Grandis dikirim menguraikan selulosa dan
dari lokasi konsesi dalam melepaskan lignin yang
bentuk gelondongan yang terdapat dalam kayu/chips.
kemudian dilakukan proses Chips yang sudah
pengulitan kulit kayu di masak berubah menjadi pulp
dalam Debarking Drum berwarna coklat dan cairan
berbentuk silinder. Kulit pemasak berubah menjadi
kayu yang telah terpisah black liquor. Setelah proses
digunakan sebagai bahan pemasakan selesai, bubur
bakar dalam Multi Fuel pulp dari digester yang masih
Boiler (MFB), sementara bercampur dengan black
kayu yang terpisah dari kulit liquor masuk ke dalam blow
dicuci dahulu sebelum tank sekaligus berfungsi

9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

sebagai tangki penyimpanan E/OP : Ekstraksi lignin dan


sementara. Campuran pulp zat warna kayu dari bubur
dan black liquor tersebut pulp dengan NaOH dan
kemudian dimasukkan ke delignification lebih lanjut
dalam knotter guna dengan O2 dan H2O2
memisahkan mata kayu D1 : Pemutihan dengan
(knot) yang belum masak, menggunakan ClO2
dan selanjutnya dimasukkan D2 : Pemutihan dengan
ke digester bersama dengan menggunakan ClO2
serpihan kayu (chip) baru EP2 : Pemutihan lanjutan
untuk proses pemasakan dengan H2O2 pada pH alkali
kembali. Pulp yang telah
diputihkan kemudian
c. Proses Pencucian ditampung di dalam tangki
(Washing) penyimpanan (bleached pulp
Pada tahap pencucian storage tank) dan proses
ini dilakukan empat tahapan selanjutnya adalah tahap
di dalam vacuum drum filter. pembentukan lembaran pulp.
Aliran air pencuci
berlawanan dengan aliran e. Pembentukan Lembaran
pup (counter current). Black Pulp
liquor yang sudah Bubur kertas (pulp)
dipisahkan dari pulp dikirim yang ditampung di dalam
ke unit evaporator untuk bleached pulp storage tank
dipekatkan, selanjutnya diubah menjadi lembaran
dibakar di recovery boiler , pulp di pulp machine yang
sedangkan pulp yang sudah terdiri dari lima bagian yaitu:
lolos proses pencucian 1) Wire Part yaitu untuk
sampai tahap akhir memisahkan air dari pulp
ditampung di tangki dengan cara penyaringan
penyimpanan pulp dan dihasilkan lembaran
(unbleached storage tank), pulp basah
kondisi pulp masih berwarna 2) Press Part yaitu untuk
kecoklatan. mengeluarkan air dari
lembaran pulp basah
d. Proses Pemutihan Pulp dengan cara pengepresan.
Proses pemutihan Bagian ini dilakukan
(bleaching) pulp yang masih pembersihan terus
berwarna kecoklatan ini menerus secara vacuum
dilakukan dalam empat tahap dan high pressure shower
yaitu Do-E/OP-D1-D2 atau secara periodik, dibantu
Do-E/OP-D1-EP2, yang dengan bahan pembersih,
dimana : felt cleaner.
DO : Pemutihan 3) Dry Part yaitu untuk
dengan menggunakan Klor mengeringkan lebih lanjut
Dioksida (ClO2) lembaran-lembaran

10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dengan cara menguapkan a. Pemekatan Lindi Hitam


sisa-sisa air yang maish (Black Liquor)
terdapat dalam lembaran b. Pembakaran Lindi Hitam
pulp. Pemanasan dilakuan (Black Liquor) dalam
dengan cara memanaskan Recovery Boiler
udara kering yang c. Rekostisasi
bersirkulasi sehingga
panas ke dalam Flakt
Dryer.
4) Cutter yaitu untuk
memotong lembaran pulp
yang sudah kering menjadi
lembaran-lembaran
berukuran panjang 80cm
dan lebar 60cm, tebal
lembaran 1,5 mm diatur di
head box.
5) Baling, yaitu untuk
pengikatan dan Gambar.3. Alur Proses Produksi
pengepakan lembaran- Pulp di di Perusahaan Pulp PT.
lembaran pulp dan siap Toba Pulp Lestari,Tbk
untuk dikirim ke gudang
bahan jadi (pulp)
C. Proses Pengelolaan Limbah
2. Pemulihan Bahan Produksi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
Pulp
Proses pemulihan ini 1. Jenis dan Karakteristik
bertujuan untuk memperoleh Limbah PT. Toba Pulp
kembali bahan NaOH dan Lestari,Tbk
Na2S yang merupakan cairan a. Limbah Padat Non B3
pemasak dan untuk yang dikelola adalah :
mengurangi polutan.  Sampah domestik dari
lokasi perumahan,
kantor dan pabrik,
rumah penduduk sekitar
lokasi pabrik yang
berada di ruas jalan
mulai dari pos
timbangan sampai
dengan simpang empat.
 Sampah kantor berupa
kertas, kardus, plastik
Gambar.2. Tahapan Proses
Pemulihan Bahan Produksi b. Limbah Cair yang
Pemulihan bahan produksi dikelola antara lain :
berlangusng melalui tahap : Limbah dari hasil

11
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

laboratorium berupa zat- Jenis limbah B3


zat kimia, limbah hasil meliputi antara lain (Metcal
produksi pulp, limbah dan Eddy,1991) :
dari fasilitas perusahaan a) Limbah B3 dari sumber
seperti toilet dan kantin tidak spesifik (bukan
berasal dari proses
c. Limbah Gas/ Udara/ utama)
Kebisingan yang b) Limbah B3 dari sumber
dikelola adalah : spesifik (berasal dari
 Pergerakan proses utama)
kendaraan bermotor c) Limbah B3 dari bahan
(mobil dan sepeda kimia kadaluarsa,
motor) di area divisi tumbuhan sisa kemasan
Mill (pabrik) dan hasil buangan
 Genset area divisi produk yang tidak
Mill (pabrik) memenuhi spesifikasi.
 Emisi udara dari Selain berdasarkan
cerobong/stack sumbernya, suatu limbah
Recovery Boiler, dapat diidentifikasikan
Multi Fuel Boiler, sebagai limbah B3 dengan
Lime Kiln, Slaker, kategori : mudah meledak,
Bleaching Scrubber mudah terbakar, bersifat
dan Incinerator reaktif, bersifat beracun, dan
 Emisi udara dari bersifat korosif.
operasi Turbine Di dalam Perusahan
Generator dan PT. Toba Pulp Lestari,Tbk
Diesel Generator sendiri, limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun)
d. Limbah Bahan yang dikelola antara lain :
Berbahaya dan Beracun limbah golongan B3 sisa dari
Limbah berbahan hasil produksi pulp dan
berbahaya dan beracun limbah dari hasil
merupakan limbah yang maintanance pabrik berupa :
mengandung bahan besi, pipa, kawat berupa
berbahaya dan/atau beracun lempengan besi, pipa, kawat
yang karena sifat dan/atau drum bekas oli, lampu
konsentrasinya dan/atau mercury bekas, baterai bekas,
jumlahnya, baik secara saringan oli, toner bekas
langsung maupun tidak mesin printer, majun/ kain
langsung dapat merusak lap terkontaminasi lainnya,
dan/atau mencemarkan COD Vial, Pestisida, bahan-
lingkungan hidup dan/atau bahan kimia kadaluarsa dari
dapat membahayakan klinik seperti jarum suntik,
kesehatan manusia obat-obatan serta bahan
lainnya.

12
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

2. Pengelolaan Limbah Non B3 Pengelolaan limbah


dan B3 B3 (Bahan Berbahaya gas yang dilakukan meliputi
dan Beracun) pengukuran kualitas udara,
pengukuran kebisingan, dan
a. Pengelolaan Air Limbah pengukuran tingkat kebauan.
Berdasarkan dampak Kegiatan yang dilakukan
penting yang ditimbulkan berupa :
tersebut maka dilakukanlah a) optimasi efisiensi
pengelolaan yang meliputi : penangkapan debu oleh
a) Optimasi sistem IPAL di Electronics Precipitator
Primary Clarifier, Cooling (ESP), Cyclone dan Lime
Tower, Deep Tank, Kiln dengan melakukan
Secondary Clarifier, Thickner maintenance secara
Clarifier dan Sludge Press. berkala
Misalnya untuk limbah dari b) Mengoperasikan
dregs/grits dikelola dan pengendalian emisi
menghasilkan ash/debu yang dengan menjadikan
digunakan untuk Hutan indikasi dari alat CEM
Tanaman Industri dengan sebagai pedoan untuk
tujuan menstabilisasikan pH melakukan kalibrasi alat
tanah (karena berasal dari CEM
kelapa sawit). Sedangkan c) Pemasangan silencer
untuk ash yang murni pada relief valve
dimanfaatkan untuk membuat pengaturan tekanan sistem
batako yang nantinya bertekanan rendah dan
disumbangkan untuk kegiatan menengah
sosial seperti pembangunan d) Untuk melindungi
sekolah dan tempat ibadah tenaga kerja dari
(masjid dan gereja). kebisingan, maka
b) Melakukan upaya dibagikan ear plug atau
pemanfaatan air limbah ear muff dan rutin
antara lain condensate, warm melakukan rotasi kerja
wate, dan hot water untuk mengurangi timgkat
c) Membuat kolam ikan mas, kebisingan di lokasi kerja,
pemeliharaan hewan ternak sehingga aman bagi para
(sapi, bebek), pemeliharaan pekerja
burung, dan kebun/ pertanian e) Dilakukan pembakaran
(buncis, cabai, sawi, kol) gas NCG di incinerator
sebagai indikator alami dan untuk mengurangi tingkat
telah terbukti berhasil positif. kebauan di sekitar pabrik.
d) Membuat sistem sand trap Pada saat incinerator tidak
untuk memisahkan minyak dapat berfungsi, maka
atau oli bekas NCG tersebut dikirim ke
lime kiln untuk melalui
b. Pengelolaan Limbah Gas/ proses pembakaran
Partikulat

13
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

f) Menetapkan satu prosedur dan melakukan proses


penanganan emisi udara pengomposan untuk sampah-
berkaitan dengan sumber sampah organik.
bau, sehingga jikalau ada
laporan terjadinya sumber d. Pengelolaan Limbah B3
bau di suatu lokasi, maka Maintanance
tindakan yang akan Limbah B3 lainnya
dilakukan dapat yang dikelola adalah limbah
terkoodinir dengan yang dikategorikan sebagai
baikdan masalah dapat limbah B3 (Bahan Berbahaya
ditangani sesegera dan Beracun) campuran
mungkin. antara lain : oli, drum bekas
oli, bekas lampu mercury,
c. Pengelolaan Limbah Padat baterai bekas, majun/ kain lap
Pengelolaan yang yang telah terkontaminasi,
dilakukan terhadap limbah padat saringan oli, toner bekas
adalah : mesin printer, bahan-bahan
1) Memanfaatkan limbah kimia kadaluarsa, serta bahan
padat yang dihasilkan seperti kimia lainnya yang berasal
screen reject, knots, sludge dari limbah klinik (jarum
IPAL, kulit kayu, abu boiler, suntik, perban, obat-obatan).
pasir boiler, dreg/grits dan Limbah B3 campuran ini
slag. dregs/grits dan slag untuk sementara disimpan
dimanfaatkan sebagai didalam sebuah TPS (Tempat
stabilisasi slab untuk Penyimpanan Sementara),
menghasilkan pupuk yang sebelum dikirim ke pengelola
nantinya akan digunakan atau pengumpul resmi yang
terhadap Hutan Tanaman telah mendapat izin
Industri pengelolaan dari
2) Pembuatan paving Kementerian Negara
block/conblock. Paving Lingkungan Hidup maupun
block/conblock akan instansi-instansi terkait. Izin
dimanfatkan sebagai akses TPS untuk Limbah B3
pejalan kaki, pembuatan campuran yang dimaksud
dinding tempat pembibitan dikeluarkan oleh Bupati Toba
eucalyptus, dan untuk Samosir No. 03 Tahun 2010.
sumbangsih kegiatan sosial Limbah B3 (Bahan
(pembangunan rumah ibadah Berbahaya dan Beracun)
dan sekolah) yang disimpan di Tempat
3) Menyediakan wadah Penyimpanan Sementara
sampah (srapyard) sesuai (TPS) kemudian dikirim
dengan jenisnya dan kepada pengelola maksimal
mengirim ke lokasi sekali enam (6) bulan atau
pengelolaan seratus delapan puluh hari
4) Menyediakan sarana (180) hari sesuai dengan izin
pemilahan sampah domestik yang ada. Dalam hal ini,

14
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

perusahaan PT. Toba Pulp hutan yang berkelanjutan dan


Lestari,Tbk mengirim limbah penggunaan teknologi yang
tersebut pada setiap enam (6) ramah lingkungan
bulan sekali yaitu tepat pada Namun hal-hal tersebut
bulan Februari dan Agustus. tidak berarti bahwa perusahaan
Pihak pengangkut yang pulp ini bebas dari berbagai
dimaksud adalah PT. Indostar macam kendala/hambatan baik
Cargo dan pihak pengelola hukum maupun non-hukum
adalah PT. Wastec dalam pelaksanaan produksi
International dan PT. perusahaan.
Andhika Makmur Persada. a. Hambatan Hukum
Sedangkan untuk limbah PT. Toba Pulp
klinik B3 dikelola oleh PT. Lestari, Tbk mengalami
Mergie . berbagai macam penolakan
yang menyebabkan
D. Pengelolaan Tambahan terhambatnya pelaksanaan
Pihak perusahaan pulp produksi perusahaan, antara
PT.Toba Pulp Lestari,Tbk juga lain :
membuat program pengelolaan
tambahan dengan tujuan a) Penolakan Izin Untuk
meningkatkan efisiensi produksi Landfill
dalam tabel berikut. Landfill yang diketahui
sebagai tempat penyimpanan
limbah padat sementara
sudah mengalami
penumpukan dan
membutuhkan lahan
tambahan. Pihak PT. Toba
Pulp Lestari,Tbk mengajukan
pemanfaatan izin lahan
tambahan, namun pemerintah
Sumatera Utara menolaknya.
Kembali diajukan
E. Hambatan-Hambatan PT. kelengkapan dokumen
Toba Pulp Lestari, Tbk landfill ke Kementerian
Dalam Proses Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Mei
Limbah 2015, namun ditolak kembali.
PT. Toba Pulp Dengan alasan ada hambatan
Lestari,Tbk sebagai perusahaan dikarenakan faktor
penghasil pulp terbesar di penggabungan antara
Sumatera Utara berkomitmen lingkungan hidup dengan
untuk pembangunan hutan. Penambahan lahan
berkelanjutan yang selalu sama dengan perusakan
bertanggung jawab di lokasi kembali lahan lingkungan.
operasional dengan menerapkan Akibatnya, volume
prinsip pengelolaan sumber daya limbah di landfill bertambah

15
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

menjadi 80Giga dikarenakan dan kebun percontohan.


masuknya limbah 550-560 Tidak hanya pemerintah
Ton/bulan. Diperkirakan Sumatera Utara, pihak Badan
lahan hanya dapat bertahan Lingkungan Hidup Sumatera
kurang dari 12 bulan ke Utara juga tidak mendukung
depan. Untuk menghindari pengajuan izin tersebut.
hal tersebut, untuk sementara
waktu pihak PT. Toba Pulp c) Penolakan Izin Kadar
Lestari,Tbk melakukan Limbah Cair
pemanfaatan dengan sistem Pemerintah Sumatera
stabilizasi slap (penumpukan Utara menyatakan bahwa
lahan yang rusak). kadar limbah cair dari proses
produksi pulp tidak
b) Penolakan Izin memenuhi syarat dan
Pemanfaatan Limbah (Padat ketentuan yang telah
dan Cair) ditetapkan. Pemerintah
Selama kurang lebih menyatakan hal tersebut
empat (4) tahun terakhir, dikarenakan buangan limbah
belum ada ijin kembali produksi pulp (cair) yang
(license) dari pemerintah dialirkan ke Sungai Asahan
Sumatera Utara dalam hal masih menghasilkan bau
penggunaan limbah untuk menyengat di lingkungan
kembali ke Hutan Tanaman sekitar. Selain menghasilkan
Industri (HTI). Penggunaan bau menyengat, limbah cair
limbah kembali yang tersebut juga dianggap telah
dimaksud adalah chemical mencemari ekosistem Danau
cycle. Chemical cyle Toba. Sedangkan yang
merupakan pengelolaan ulang diketahui, jarak antara
limbah cair dengan industri PT.Toba Pulp
menggabungkan kotoran Lestari,Tbk dengan Danau
hewan ternak (sapi) menjadi Toba ± 15KM (lima belas
pupuk organik. Chemical cyle kilometer) dan berada di
tersebut dilakukan dengan daerah up stream.
proses cading (pendinginan) Pemerintah
dengan tujuan untuk menetapkan kadar Cl02 ≤
menurunkan temperatur dan 125mg/Nm3. Sedangkan
kemudian diolah di deep tank fakta di lapangan, PT. Toba
untuk proses pencampuran Pulp Lestari,Tbk sudah
dengan bakteri. mengurangi kadar ClO2
Hasil pupuk organik menjadi 50% atau ClO2 =
tersebut sudah dibuktikan 72,5mg/Nm3 (mengalami
oleh PT. Toba Pulp penurunan = 50mg/Nm3).
Lestari,Tbk yaitu dalam Selain itu, sebelum limbah
pembuatan indikator alami ( dialirkan ke Sungai Asahan,
pemeliharaan ikan, hewan sebelumnya dilakukan
ternak, pemeliharaan burung pemeriksaan temperatur dan

16
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

penyesuaian kadar pH = 7 Lestari,Tbk berusaha


dengan sistem automatic. intensif untuk
PT. Toba Pulp melestarikan alam
Lestari,Tbk juga merupakan Hutan Tanaman
industri yang termasuk Industri.
kedalam kategori industri
golongan C, sedangkan IV. KESIMPULAN
Sungai Asahan masuk ke Berdasarkan hasil
dalam golongan A. Hal ini penelitian yang telah
yang membuat pihak dilaksanakan tentang proses
PT.Toba Pulp Lestari,Tbk Pengelolaan Limbah Pulp
masih mengalami kendala ke PT.Toba Pulp Lestari,Tbk
Pemerintah Sumatera Utara penulis menarik kesimpulan
dalam hal pembuangan bahwa
limbah. 1. PT. Toba Pulp Lestari,Tbk
telah melakukan proses produksi
hingga pengelolaan limbahsesuai
dan berdasarkan hukum serta
a. Hambatan Non Hukum peraturan-peraturan yang berlaku
Dalam proses di Indonesia khususnya Undang-
kegiatan produksi suatu Undang Nomor 32 Tahun 2009
industri tentunya tidak akan Tentang Perlindungan dan
lepas dari berbagai Pengelolaan Lingkungan Hidup
kendala/hambatan. Selain dan Peraturan Pemerintah Nomor
memiliki kendala hukum, 18 Tahun 2009 Tentang
PT.Toba Pulp Lestari,Tbk Pengelolaan Limbah Bahan
juga tentunya memiliki Berbahaya dan Beracun.
kendala lain non-hukum, Perusahaan berkomitmen dengan
yaitu : menerapkan prinsip pengelolaan
a) Kondisi dari lokasi sumber daya hutan yang
pabrik dengan lokasi berkelanjutan dan penggunaan
konsesi (Hutan teknologi yang ramah
Tanaman Industri lingkungan.
memiliki jarak yang
sangat jauh sehingga 2. Kurangnya penegasan hukum
mengakibatkan yang kuat, jelas dan terarah dari
tingginya cost material pihak Pemerintah Sumatera
dan membutuhkan Utara yang berwenang atas
waktu tempuh yang regulasi izin pengelolaan
lama. pengelolaan limbah industri,
b) Kondisi alam sekitar pemanfaatan izin lahan landfill,
HTI (Hutan Tanaman izin kadar limbah cair dan usaha
Industri) di beberapa kembali ke Hutan Tanaman
lokasi yang kurang Industri yang berbasis pelestarian
mendukung. Oleh sebab lingkungan dengan melakukan
itu, pihak PT.Toba Pulp pemanfaatan limbah

17
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

3. Kondisi jarak lokasi antara Soekanto, Soerjono, Pengantar


hutan konsensi dengan pabrik Penelitian Hukum,
yang cukup jauh dan kondisi Jakarta: UI Press,
alam sekitar di beberapa Hutan 1986
Tanaman Industri kurang Subagyo, Joko, Hukum
mendukung yang mengakibatkan Lingkungan
perusahaan sedikit mengalami Masalah dan
kendala dalam menjalankan Penanggulang
produksi pulp. annya,
Jakarta:
V. DAFTAR PUSTAKA Rineka Cipta,
2003
Buku Suparni, Niniek,
Baramuli,dkk, Kearifan Pelestarian,Pengelol
Tradisional aan,dan Penegakan
Dalam Upaya Hukum Lingkungan,
Pemeliharaan Jakarta: Sinar
Lingkungan Grafika, 1994
Hidup Timor-
Tmor, Dili: Perundang-Undangan
Perum Undang-Undang Dasar Negara
Percetakan Republik Indonesia Tahun
Negara RI 1945
Depdikbud, Undang-Undang Nomor 23
1996/1997 Tahun 1997 Tentang
Perlindungan dan
Rahmadi, Takdir, Hukum Pengelolaan Lingkungan
Lingkungan Hidup sebagaimana telah
Di Indonesia, diubah dengan
Jakarta: Raja Undang-Undang Nomor 32
Grafindo Tahun 2009 Tentang
Persada, 2011 Perlindungan dan
Siahaan, N, Hukum Lingkungan Pengelolaan Lingkungan
dan Ekologi Hidup
Pembangunan Peraturan Pemerintah Nomor 18
, Jakarta: Tahun 1999 Tentang
Erlangga,2004 Pengelolaan Limbah
Silalahi Daud,, Hukum Bahan Berbahaya dan
Lingkungan Beracun
dalam Sistem Keputusan Badan Pengendalian
Penegakan Lingkungan Daerah
Hukum Sumatera Utara No
Lingkungan 691/BPDL-SU/BTL/2006
Indonesia,
Bandung:
Alumni,2001

18
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Internet Seksi Environment


www.tobapulp.com PT. Toba Pulp
Lestari,Tbk

Jurnal/ Laporan
Laporan Pelaksanaan
Pengelolaan dan
Pemantauan
Lingkungan PT. Toba
Pulp Lestari,Tbk
(April-Juni 2015)

Wawancara
Wawancara dengan Bapak
Osner Mangaliat
Silaen selaku Kepala

19

Anda mungkin juga menyukai