Anda di halaman 1dari 63

Nama : Sasa

Nim : 1603409024
Kelas : 6A
Prodi : Biologi
Pencemaran Limbah di TPA dan Sungai Desa Meli
Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara

Limbah B3 merupakan suatu buangan atau limbah yang sifat dan


konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya sehingga secara
langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu
kesehatan dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainnya.
Salah satu contoh kasus pencemaran limbah B3 yang ada dilingkungan
sekitar tempat tinggal saya tepatnya di Desa Meli, Kecamatan Baebunta,
Kabupaten Luwu Utara yaitu terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Sampah yang dihasilkan berasal dari warga yang ada di Masamba baik itu bersifat
sampah plastik maupun limbah rumah tangga warga sekitar yang dibuang di TPA
Desa Meli. Sampah yang dihasilkan perhari mencapai 8 ton dan selama sebulan
sebanyak 240 ton. TPA Desa Meli ini letaknya cukup jauh dari pemukiman warga
sekitar yaitu berada dilahan kelapa sawit, dimana lahan tempat pembuangan ini
seperti lembah akan tetapi banyak kelapa sawit yang ditanam. Lebih tepatnya lagi
sampah yang dibuang di TPA hanya ditumpuk tanpa ada pengolahan lebih lanjut
baik dari masyarakat maupun pemerintah sekitar. Hanya ada beberapa pemulung
saja yang mengambil sampah yang bisa dibuang untuk dijual. Ketika kita pergi ke
lahan kelapa sawit di Desa Meli yang berjarak sekitar 2-5 km dari pemukiman
warga Desa Meli yang merupakan TPA, kita akan melihat banyaknya sampah
yang bertumpuk yang sudah mencemari lingkungan dimana sampah ini
menimbulkan bau busuk yang sangat tajam. Sehingga mengakibatkan pemulung
yang ada di TPA menderita gatal-gatal, penyakit kulit, bisul, sakit kepala, dan
asam urat. Begitupun dengan lingkungan sekitar baik yang ada pada tumbuhan
dan hewan serta organisme lainnya. TPA yang berada di Desa Meli berbeda
dengan TPA di daerah lain contohnya di TPA Mancani. TPA Mancani mampu
mengelolah sampah yang berasal dari wilayah Kota Palopo dan sekitarnya,
dimana sampah ditimbun menggunakan tanah agar mengurangi pencemaran
sekitar dan mengurangi bau busuk serta adanya pengelolaan air yang tercemar
serta ada staf yang bekerja mengontrol TPA Mancani. Diharapkan kedepannya
agar TPA Desa Meli lebih baik lagi dan tidak hanya menumpuk sampah sekitar
tapi mampu mengolah dan memanfaatkannya serta mencegah terjadinya
pencemaran sekitar. Permasalahan yang kedua yang ada didesaku yaitu
pembuangan sisa detergen dan sampah lainnya ke sungai yang biasa dilakukan
warga sekitar, meskipun dampak yang ditimbulkan belum terlalu muncul, hanya
saja beberapa binatang yang ada disungai contohnya ikan kecil dan insekta
lainnya mengalami penurunan jumlah. Air sungai yang mengalir merupakan salah
satu kebutuhan warga sekitar dimana sungai ini digunakan untuk keperluan seperti
mandi, mecuci dan lain-lain, meskipun sungai Meli ini masih bersih namun kita
dapat melihat secara langsung sampah-sampah yang bertumpuk disekitaran sungai
akibat ulah warga sekitar sendiri. Kurangnya pemahaman sebagian warga tentang
dampak yang akan ditimbulkan akibat membuang sampah disungai, sehingga
kebiasaan ini belum dapat hilang.
NAMA : EVA RAHMADANI
NIM :1603409005
PRODI : BIOLOGI

PENCEMARAN LIMBAH CAIR OLEH PT. DONG WOO


ENVIROMENTAL INDONESIA DI KAMPUNG SEMPU, DESA PASIR
GOBONG, KEC. CIKARANG UTARA, KAB. BEKASI

PT. Dongwoo Environmental Indonesia merupakan perusahaan yang


bergerak di bidang jasa daur ulang Limbah Cair Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) yang beroperasi sejak tahun 2001. PT. Dongwoo Environmental merupakan
badan hukum yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Nilda No.1 tanggal 20
Oktober 1999 tentang PT. Dongwoo Environmental Indonesia dan telah
mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
PT. Dongwoo Environmental Indonesia telah tumbuh menjadi produsen
pengolahan Limbah Cair Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang bertempat di
Kampung Sempu, Desa Pasir Gombong, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten
Bekasi. Pemegang izin penelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang
dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) Republik Indonesia,
namun PT. Dongwoo Environmental Indonesia pada bulan Oktober 2005 sampai
dengan tahun 2006 telah melakukan pencemaran lingkungan atau perusakan
lingkungan hidup. Pada tanggal 11 Juni 2006 di Kampung Sempu, Desa Pasir
Gombong, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi telah terjadi peristiwa
atau kejadian timbulnya gejala sakit pada masyarakat di sekitar PT. Dongwoo
Environmental Indonesia seperti mual, pusing dan pingsan.
Sebanyak 144 orang warga Kampung Kramat RT 003/03, Desa Pasir
Gombong, Kecamatan Cikarang Bekasi yang terdiri dari anak-anak dibawah usia
lima tahun hingga orang dewasa dilarikan ke RS Medika Cikarang, RS Medirosa
akibat menderita keracunan dan gangguan infeksi saluran pernapasan atas, batuk-
batuk, kepala pusing, serta muntah muntah akibat dari pembuangan limbah B3 (
Bahan Berhaya Beracun ). Limbah B3 tersebut diduga dari perusahaan pengolah
limbah B3 PT Dong Woo Environmental Indonesia.
Selanjutnya pada tanggal 12 Juni 2006, Kepolisian Resort Kabupaten
Bekasi yang bekerjasama dengan Tim Kantor Lingkungan Hidup (KLH)
Kabupaten Bekasi. melakukan penyelidikan atas peristiwa keracunan yang
dialami oleh warga tersebut untuk mencari tahu penyebab terjadinya keracunan
dan pelakunya. Sehingga pada tanggal 13 Juni 2006 Tim KLH telah berhasil
mengumpulkan data teknis di lapangan dan di perusahaan PT Dong Woo
Environmental Indonesia, dimana terdapat 9 (sembilan) titik tempat pembuangan
limbah B3 di atas lahan seluas 1,5 Hektar milik PT Dong Woo Environmental
Indonesia, serta secara visual ditemukan dengan jelas timbunan limbah B3 dan
limbah cair lainnya pada areal lahan kosong. Berdasarkan penyelidikan tersebut,
maka pada tanggal 23 Juni 2007 polisi telah menetapkan PT Dong Woo
Environmental Indonesia sebagai tersangka kasus pembuangan cairan limbah B3
yang dijerat dengan pelanggaran Undang Undang Lingkungan Hidup, kemudian
pada tanggal 23 Maret 2008 kasus pencemaran lingkungan oleh PT Dong Woo
tersebut mulai disidangkan di Pengadilan Negeri Bekasi. Proses persidangan
kasus pencemaran lingkungan tersebut telah berlangsung sebanyak 27 kali.
Selanjuntnya pada tanggal 16 Desember 2008 Pengadilan Negeri Bekasi telah
menvonis 6 orang pihak perusahaan PT DongWoo Environmental Indonesia
lantaran terlibat dalam pembuangan limbah di sekitar perusahaan atau ke lokasi
warga sekitar.
Usaha yang dilakukan oleh PT Dongwoo tersebut sebenarnya sangat positif
karena mengolah sampah B3 dari logam berat, organik dan eletronik, yang
diperoleh dari berbagai industri Jabotabek dan dari luar Jabotabek. Namun perlu
ada upaya pengelolaan limbah yang tersisa secara baik dan tidak mencemari
lingkungan, yang saat ini belum dilakukan oleh PT Dongwoo sehingga
mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Dampak yang ditimbulkan akibat percemaran lingkungan tersebut adalah antara
lain :
1. Dampak Lingkungan
Terdapat 9 titik pembuangan limbah B3 di lahan 1,5 Hektar yang
menyebabkan kualitas tanah berubah (tekstur mengeras, menghitam, berbau) dan
air berwarna hitam dan berbau.
2. Dampak Kesehatan Dan Sosial
Ditemukan korban sebanyak 144 warga yang dirawat inap dan rawat jalan di
RS. Medika, RS. Medirosa, dengan gejala sakit mual, pusing dan bahkan ada yang
pingsan.

3. Dampak bagi Satwa Sekitar


Banyak hewan yang tidak dapat hidup di wilayah pencemaran tersebut,
karena tidak adanya sumber air dan makanan bahkan ada hewan penduduk yang
mengalami kematian.
Kerugian yang ditimbulkan dari peristiwa terjadinya pencemaran lingkugan
adalah sebagai berikut :
1. Kerugian Materil
Kerugian atas kerusakan tanah milik warga yang tidak lagi dapat digunakan
oleh warga masyarakat dan biaya pengobatan rumah sakit harus ditanggung
sendiri oleh warga.
2. Kerugian Immateril
Menurut Hasil Visum Et Repertum RS. Medika Cikarang korban
mengalami nyeri ulu hati, gangguan pernafasan atas dan gangguan pencernaan.
Pelanggaran Perusahaan terhadap UU Lingkungan terdiri dari:
1. Pelanggaran UU Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 76 yang berakibat dikenai
sanksi administratif kepada penanggung jawab usaha.
2. Pelanggaran UU Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 82 yang berakibat pemaksaan
terhadap penanggung jawab usaha untuk melakukan pemulihan lingkungan
hidup.
3. Pelanggaran UU Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 146 ayat 1
yang berakibat dapat dibubarkannya Perseroan atas permohonan kejaksaan
berdasarkan alasan Perseroan melanggar kepentingan umum atau melakukan
perbuatan melanggar peraturan UU.
4. Pelanggaran UU Nomor 32 tahun 2009 Pasal 87 ayat (1) yang berakibat
penanggung jawab usaha wajib membayar ganti rugi atas tindakannya.
5. Pelanggaran UU Pengelolaan Lingkungan Hidup Nomor 32 Tahun 2009 yang
menetapkan sanksi maksimum dan hal terebut tercantum dalam Pasal 98 ayat
(1) sehingga akibat tindakan perusakan lingkungan hidup, pihak perusahaan
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 10
tahun dan denda paling sedikit Rp. 3.000.000.000 dan paling banyak Rp.
10.000.000.000”, dan ayat (2) sehingga akibat tindakan yang mengakibatkan
orang luka dan/atau bahaya kesehatan manusia, dipidana penjara paling
singkat 4 tahun dan paling lama 12 tahun dan denda paling sedikit Rp.
4.000.000.000 dan paling banyak Rp. 12.000.000.000.
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
7. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dalam PP No 27 tahun 1999.
Perusahaan belum melaksanakan peraturan AMDAL sebagaimana mestinya.
Nama: Yuni audiani

Nim: 1603409041
Pencemaran limbah B3 Cair oleh PT. Nagamas Palmoil Lestari
di Kota Dumai

PT. Nagamas Palmoil Lestari adalah perusahaan yang bergerak di bidang


pengelohan minyak kelapa sawit. Perusahaan ini telah melakukan pencemaran
lingkungan dengan membuang limbah cair langsung ke laut Dumai tanpa
pengelolahan. Perusahaan PT Nagamas sebelumnya juga ketahuan melubernya
minyak kelaut Dumai dan kebakaran pabrik industri Refenery hingga memakan
korban luka.
Pembuangan limbah oleh perusahaan PT. Nagamas telah melanggar UU No.
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Dampak yang diakibakan oleh perusahaan ini yaitu:
1. Dampak lingkungan
Dari pencemaran ini dapat mengakibatkan terganggunya keseimbangan
ekosistem, mengurangi baku mutu udara, baku mutu air, dan baku mutu air
laut.
2. Dampak bagi manusia
Mengakibatkan adanya wabah penyakit yang menyebar pada masyarakat
sekitar bahkan dapat mengakibatkan kematian.
3. Dampak bagi satwa
Akibat pembuagan limbah di laut banyak satwa laut seperti ikan
mengalami kematian.

Dalam pasal 4 UU Perikanan Republik Indonesia salah satu butirnya


mengatakan bahwa dalam melaksanakan pengelolaan sumber daya ikan Menteri
menetapkan ketentuan-keteentuan mengenai antara lain pencegahan kerusaskan
rehabilitasi, dan peningkatan sumberdaya ikan serta lingkungannya. Pasal 7 juga
mengatakan bahwa setiap organisasi atau Badan Hukum dilarang melakukan
perbuatan yang mengakibatkan kerusakan sumber daya ikan dan lingkungannya,"
katanya.
Jelas disebutkan ketentuan pidana dalam pasal 22 UU Perikanan RI,
“Barang siapa di dalam wilayah perikanan RI sebagaimana dimaksud dalam pasal
2 huruf a dan b melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat
(1) dan pasal 7 dengan pidana penjara selama-lamanya 10 ahun dan atau denda
sebanyak-banyaknya Rp.100.000.000, (seratus juta rupiah).
Nama :Ahyar Aminuddin
Nim :1703409008
Pencemaran Limbah Pertambangan PT.Vale Indonesia Tbk. Sorowako
Kabupaten Luwu Timur

Eksploitasi sumber daya alam seperti industri pertambangan merupakan


salah satu industri yang secara finansial sangat menguntungkan untuk
perekonomian negara karena memiliki daya jual yang tinggi di pasaran global.
Namun tidak selamanya industri tersebut memiliki hal-hal yang baik, ada kalanya
industri tersebut juga menimbulkan dampak yang buruk seperti pada kasus
lingkungan. Seperti yang kita ketahui, lokasi bahan tambang umumnya berada di
lapisan bumi bawah (bawah tanah) sehingga diperlukan pengeboran untuk
mengeksploitasi barang tambang tersebut setiap eksploitasi sumber daya alam ini
dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik secara fisik maupun sosial
Salah satu pertambangan yang berada di soroako kabupaten luwu timur, sulawesi
selatan merupakan salah satu pertambangan nikel yang terbesar di sulawesi, ini
berarti limbah yang akan dihasilkan akan banyak, sehingga dapat mencemari
lingkungan sekitar tambang. Dan yang paling sering menimbulkan kerugian bagi
lingkungan ialah jenis pertambangan yang terbuka. Karena setelah bahan tambang
yang ingin diambil habis, maka para pelaku industri pertambangan sangat sering
meninggalkan lokasi tambang terbengkalai, lahan hasil pertambangan yang
ditinggalkan sudah tidak bisa ditanami oleh tetumbuhan lain karena sumberdaya
tanah tersebut juga sudah tidak ada lagi, alias lahan tersebut juga akan semakin
gundul, tentu ini akan berdampak pada kelangsungan hidup hewan-hewan yang
hidup didaerah tersebut yang akan kehilangan habitatnya.
Selain meninggalkan lokasi tambang yang sudah tidak terpakai lagi
perusahaan pertambangn ini juga menghasilkan limbah udara, polutan udara dapat
menjadi sumber penyakit virus, bakteri, dan beberapa jenis cacing. Pada
umumnya, sumber utama dari limbah udara tersebut adalah akses pertambangan
yang tak diaspal, aktivitas penggalian, pembuangan, serta pembukaan lahan
pertambangan. Limbah udara dari pertambangn nikel tersebut dihasilkan sebagai
emisi atmosferik dari industri tersebut. Jenis komponen yang termasuk ke dalam
emisi tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Debu/partikulat
b. Gas yang diproduksi oleh proses pembakaran, seperti CO, CO2, SO2
Udara yang tercemar oleh SO2 membuat efek yang tidak baik pada
manusia seperti gangguan pernapasan dan iritasi pada bagian tubuh yang terkena,
gas SO2 yang bersifat korosif, tidak hanya merusak makhluk hidup tapi dapat
juga merusak benda-benda lain menjadi karat dan permukaannya menjadi kusam.
Hasil-hasil limbah lain yang dihasilkan pertambangan yaitu logam-logam
berat dalam kadar yang cukup mengkhawatirkan yang dapat merusak lingkungan.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanaman dan hewan yang
hidup disekitar lingkungan tambang. Lingkungan sekitar pertambangan dapat
menjadi penyebaran utama dari logam berat, hal ini dapat menyebabkan
menurunnya kualitas tanah, air dan rumput. kemungkinan terjadi akumulasi logam
berat pada tanah, air, dan rumput yang dapat berdampak akumulasi logam berat
pada daging dan organ hewan yang diternakan disekitar tambang. Salah satu jalur
masuknya logam berat yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan pada manusia melalui asupan subtansi tokasik yang bersumber dari
makan yang dikonsumsinya, logam berat masuk ke dalam tubuh makhluk hidup
melalui rantai makanan, pernapasan atau penetrasi melalui kulit.
Nama : Andini Suci Lestari
Nim : 1603409009
Pengelolaan Limbah B3 yang Terdapat di Sungai Ponjalae Kota Palopo

1. Lokasi Limbah Rumah Tangga

Gambar 1. Lokasi Kelurahan Ponjalae

Ponjalae adalah salah satu Kelurahan yang ada di Kecamatan Wara Timur
Kota Palopo, dimana Ponjale terdapat sungai yang melewati pemukiman padat
penduduk yang diduga menjadi tempat masuknya berbagai macam limbah
berbahaya yang dibuang langsung ke dalam sungai. Aktivitas sehari-hari yang kita
lakukan seperti mandi, mencuci dan berbagai aktifitas lain yang kita anggap
sepele namun menghasilkan sisa buangan ternyata dapat membahayakan bagi
manusia dan lingkungan. Dari sekian banyak aktifitas manusia ternyata yang
paling berbahaya adalah limbah rumah tangga. Di antara berbagai jenis limbah ini
ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Limbah B 3 yang berada dalam rumah
tangga adalah merupakan hasil aktif kegiatan keseharian dari manusia sehingga
dapat memberikan dampak negatif yang sangat berbahaya dalam jangka pendek
maupun jangka panjang untuk manusia, hewan, tanaman dan lingkungan.
2. Sumber Limbah Rumah Tangga
Adapun sumber – sumber limbah yang dapat membahayakan bagi
manusia, satwa dan lingkungan diantaranya meliputi limbah cair maupun limbah
padat: (misalnya kotoran hewan dan manusia seperti tinja (feaces) bepungsi
mengandung mikroba potogen, air seni (urine) umumnya mengandung Nitrogen
dan Posfor) kertas, kardus, karet, karton, air cucian, minyak goreng bekas, sisa
obat, baterai bekas, air aki dan lain-lain. Limbah tersebut ada yang mempunyai
daya racun yang tinggi.

Gambar 2. Pemukiman Warga


Berdasarkan gambar 2, diatas dapat kita lihat penempatan dapur sekaligus
ruang kamar mandi tepat di atas aliran sungai, sehingga menjadi suatu buah
pemikiran buangan limbah yang ada ,akan langsung jatuh ke aliran sungai
dibawahnya yang mana limbah itu berasal dari berbagai asal limbah seperti:
a. Dapur : Pembersih saluran air, soda kostik, semir, gas elpiji, minyak tanah,
asam cuka,kaporit/desinfektan, spiritus/alcohol dan cairan pencuci piring.
b. Kamar Mandi / Tempat cuci baju : cairan setelah mencukur rambut, obat
kumur, shampoo, sabun mandi, pembersih kamar mandi/toilet, desinfektan, sabun
cuci baju (deterjen)
c. Kamar tidur : Parfum, kosmetyik, kamper, obat-obatan, hairspray, airfreshener,
pembasmi nyamuk.
d. Dan masih banyak lagi.
3. Dampak Limbah Rumah tangga
Adapun bahaya limbah rumah antara lain sebagai berikut:
3.1 Terhadap manusia
Air sungai tidak dapat di gunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, keperluan
pertanian, maupun kegiatan perikanan hal ini dikarenakan airnya sudah tercemar
dan tidak dapat di gunakan lagi sebagai penunjang kehidupan manusia, akan
menimbulkan dampak sosial yang sangat luas dan akan memakan waktu lama
untuk memulihkannya, padahal air yang di butuhkan untuk keperluan rumah
tangga sangat banyak, dan apabila air yang telah tercemar oleh berbagai macam
jenis limbah rumah tangga yang masuk kedalam sungai lalu dimanfaatkan untuk
keperluan seperti mandi, minum, dan lainya akan sangat beresiko dan dapat
menyebabkan berbagai macam jenis penyebab penyakit, baik itu bakteri, maupun
virus berbahaya.
3.2 Terhadap Satwa

Gambar 3. Anak kecil sedang memancing.


Setiap aliran sungai akan bermuarah ke laut, dan di sungai juga terdapat
berbagai jenis hewan maupun tumbuhan, apabila kondisi badan air atau sungai
yang telah tercemar oleh buangan limbah yang berbahaya, tentunya akan
membawa dampak buruk bagi organisme yang terdapat didalamnya seperti
berkurangya populasi hidup ikan maupun tumbuhan air akibat adanya pengaruh
limbah berbahaya yang dapat menyebabkan kematian.
3.3 Terhadap Lingkungan

Gambar 4. Kondisi Sungai Yang Tercemar Limbah Rumah Tangga.


Berdasarkan Gambar 4 diatas, Dampak dari pembungan limbah yang
berasal dari kegiatan rumah tangga, ditandai dengan banyaknya sampah plastik
yang hanyut, warna perairan cenderung gelap dikarenakan banyaknya masukan
limbah yang didegradasi oleh mikroorganisme yang kemudian akan menimbulkan
bau yang tidak sedap (busuk) akibat penguraian limbah tersebut menjadi yang
lebih kecil yang di sertai dengan pelepasan gas yang berbau tidak sedap. Dampak
dari hal tersebut tentu akan mempengaruhi lingkungan, sehingga menjadi
penyebab penyakit dalam kehidupan kita sehari-hari, potensi bahaya kesehatan
yang dapat di timbulkan adalah diantaranya seperti penyakit diare dan masih
banyak lagi.
4. Pelaksanaan pengelolaan
Cara pelaksanaan pengelolaan limbah rumah tangga yang efektif supaya
tidak merusak pada lingkungan dan menjadikan lingkungan tetap bersih dan
terhindar dari bibit penyakit yakni dengan cara sebagai berikut:
4.1 Di daur ulang
Dijual pada tukang rongsokan yang bisa lewat di depan rumah-rumah.
Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa
sehingga bisa menjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang. Dapat
juga di jual kepada tetangga kita yang menjadi tukang loak atau pemulung.
Barang-barang yang dapat di jual antara lain kertas-kertas bekas, Koran bekas,
majalah bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan sepeda yang using.
4.2 Dengan cara pembakaran
Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk di lakukan karena tidak
membutuhkan usaha yang keras. Cara ini bisa di lakukan dengan cara membakar
limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah
lalu di nyalakan apinya.
4.3 Dengan cara pengomposan
Merupakan proses biokimia, yaitu zat organik dalam limbah di pecah,
menghasilkan humas yang bermanfaat untuk memperbaiki strutur tanah.
4.4 Pemisahan
Yaitu dengan cara pengambilan bahan tertentu kemudian diperoses lagi
sehingga mempunyai nilai ekonomis.
4.5 Dengan cara pembusukan
Limbah tersebut untuk mendapatkan kompos, pada proses ini, akan ada
energi organik yang terbuang dalam bentuk panas dan gas polusi yang terjadi
mencakup udara, tanah, dan air yang terjadi dari proses pembusuksn bahan
organik, karena aktivitas dari mikroorganisme potogen yang berbahaya bagi
hewan dan manusia. Pencemaran secara kimia terjadi karena pelapisan ion negatif
dari pembusukan yang membuat gas-gasdan senyawa beracun.Penumpukan
sampah dengan ketebalan-ketebalan tertentu kemudian diurug dengan tanah yang
bisa disebut land fillsystem. Metode ini merupakan cara yang paling diunggulkan
sampai saat ini, sekalipun hanya dapat mengurai bau dari 40%. Dan masalah ini
tidak akan pernah tuntas mengingat bau adalah gas yang bersifat ringan dan
segera mengisi ruangan.
NAMA : RAHMAT
NIM : 1603409032
Pencemaran limbah oleh PT. Putra Restu Ibu Abadi (PRIA)
PT. Putra Restu Ibu Abadi (PRIA) adalah perusahaan yang bergerak di
bidang jasa pengangkutan, pengolahan dan pemanfaatan limbah B3 yang memiliki
ijin resmi dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KLH-RI).
PT. PRIA menangani limbah B3 dengan baik, benar dan profesional serta
ditunjang fasilitas yang memadai sesuai dengan hukum dan peraturan yang
berlaku di Indonesia.
Namun akhir-akhir ini, perusahaan tersebut membuat resah warga karna
perusahaan tersebut sudah menjadi kepercayaan masyarakat dalam menangani
sampah. Hal tersebut dikarenakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa
pengangkutan, pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan limbah B3 ini,
diindikasikan melakukan pencemaran lingkungan di Desa Lakardowo, Kecamatan
Jetis, Mojokerto.
PT. PRIA mengumpulkan, mengolah, dan memanfaatkan beragam jenis
limbah B3. Sebut saja, fly ash dan bottom ash, steel slag, iron slag, paint sludge
dan sludge IPAL, tinta dan toner bekas, sand faundry dust, grinding dust casting
furnace, slag scrap,spent oil coolant, minyak kotor solvent, serta larutan kain
majun bekas.
Perusahaan ini diduga melakukan pencemaran limbah B3 sejak 2010 yang
dampaknya sangat merugikan, terutama kesehatan masyarakat di sekitar
perusahaan. Warga ada yang batuk, sesak nafas, gatal-gatal, dan panas tinggi,
selain polusi suara yang berlangsung tiap malam.
PT. PRIA satu-satunya perusahaan pengolah limbah B3 yang ada di
Indonesia timur, dan seribu industri di Jawa Timur yang menghasilkan limbah B3
semua dikirim ke PT. PRIA
Indikasi pelanggaran izin pengolahan dan pemanfaatan limbah B3 ini,
didasari beberapa hal. Misal, menimbun limbah B3 rumah sakit yang dicampur
dengan limbah padat B3 lainnya dalam lubang yang kemudian dibangun jalan dan
perluasan gudang. Ada juga penampungan limbah cair B3 tanpa pelapis kedap air,
serta mempekerjakan masyarakat yang memilah limbah tanpa alat pelindung.
NAMA : BELLA TRIANA
NIM : 1603409035
MATA KULIAH : PENGOLAHAN LIMBAH B3

JUDUL : PENCEMARAN LIMBAH B3 PT MARIMAS CEMARI SUNGAI


Puluhan warga kampung pelampisan, kelurahan purwoyoso, kecematan
ngalian, kota semarang, jawa tengah, menggeruduk pabrik PT marimas karena
diduga mencemaril lingkungan. Menurut warga, pencemaran di aliran sungai
pelampiasan akibat limbah PT marimas sudah terjadi dua tatu tiga tahun lalu.
Pencemaran semakin parah, karena saluran pembuangan air jebol sehingga limbah
pabrik mauk ke lahan warga. Akibatnya, bau menyengat tak terhindarkan.
Sebagian warga mengeluh sakit setelah menghirulimbah cair. Kesal dengan
dampak pencemaran itu, warga mendatangi pabrik PT marimas di kawasan
industri gatot subroto.” Anak-anak lebih parah, mereka sampai muntah-muntah
ketika bau limbah sampai di rumah, biasanya pas hujan atau setelah hujan. Sakit
kepala sudah sering dirasakan oleh kami, kalau sampai sakitnya parah dan harus
dirawat apa pabrikmau menanggung biayanya?” kesal murti (50, warga RW 04.
Selain mencemari lingkungan, kini warga juga kesuliatan mendapatakan air bersih
karena limbah telah tercampur dengan air sumur. Padahal sumur-sumur tersebut
merupakan sumber air bersih bagi warga setempat.” Kami sudah tidak tahan
dengan baunya kini limbah sudah masuk ke areal sumur. Air sumur tidak layak
pakai dan sudah tidak berguna lagi karena airnya tercemar” geramnya . ketua RW
04 suyono (47), mengatakan pada 2012 sudah ada pertemuan antara-warga yang
didampingi pihak kelurahan dan PT marimas untuk mencari solusi permasalah
tersebut. Setelah setahun pertemuan dilakukan, pencemaran masih saja terjadi.”
Kami sudah mengadu ke pihak pabrik yang berujung pada pertemuan. Janjinya
akan membenahi pengolahan limbah pabrik, jika tidak segera menangulangi
pencemaran itu.” Kami beri waktu dua hari sampai empat pekan, kalau masih
sama saja akan kami tutup saluran air dari pabrik yang mengarah ke sungai
pelampisan. Kami akan cek lagi nanti,” tegas suyono. Sementara itu, direktur PT
marimas, hariyanto, yang datang menemui warga, menyampaikan
kesanggupannya untuk memenuhi tuntutan hukum mereka. Dia akan melakukan
pengecekan ke lokasi yang di cemari, karena kemungkinan pencemaran tidak
hanya dari pabrik saja. Dia mengklaim, perusahaan yang dipimpinnya sudah
melakukan pengolahan limbah secara maksimal.” Pengolahan limbah sudah kami
lakukan dengan cukup baik. Meskipun mungkin 100 persen sempurna, tapi kami
sudah lakukan. Tujuan kami dengan melakukan pengolahan adalah air limbah
dapat kami gunakan lagi untuk keperluan lain, intinya kami daur ulang limbah
agar bisa dimanfaatkan lagi,” papar hariyanto

B. DAMPAK BAGI LINGKUNGAN


Dampak pencemaran bagi lingkungan yaitu dapat merusak lingkungan di
sekitar tempat tersebut dan mencemari air sehingga mengakibatkan sungai dan
sumur masyarakat yang tinggal di tempat tersebut tercemari.
C. DAMPAK BAGI MASYARAKAT
Dampak pencemaran bagi masyarakat yang disebabkan PT marimas yaitu
mengakibat warga terutama anak kecil mengalami mual-mual dan bagi orang
dewasa sebagaian mengalami sakit kepala karena bau menyengat yang
ditimbulkan dari pabrik tersebut.
D. DAMPAK BAGI HEWAN
Dampak pencemaran lingkungan bagi hewan yaitu dapat meyebabkan
berbagia jenis hewan yang hidup di lingkungan tersebut mengalami keracunan
dan sebagaian dari hewan tersebut mati karna kandungan yang terdapat pada
limbah tersebut sangat berbahaya.
E. DASAR HUKUM
Pencemaran lingkungan hidup menurut pasal 1 angka 14 Udang-Undang
Nomor Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengolahan Lingkungan Hidup
(“UU PPLH”) adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/
atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
melampaui baku mutu lingkungan hidup serta telah ditetapkan.
Pada dasarnya setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau perusahaan
lingkungan hidup wajib melakukan penanggulangan pencemanaran dan/ atau
kerusakan melakukan pemulihan lingkungan hidup.
Berdasrkan peristiwa tersebut ancaman pidana terhadap pencemaran
lingkungan menurut UU PPLH Jika perusahaan tersebut sengaja membuang
limbah ke sungai maka diancam pidana berdasarkan pasal 60 jo. Pasal 104 UU
PPLH sebagai berikut:
Pasal 60 UU PPLH:
Setiap orang dilarang melakukan dumping limbah dan/ atau bahan ke media
lingkungan hidup tanpa izin.
Pasal 104 UU PPLH:
Setiap orsng yang melakukan dumping limbah dan/ atau bahan kimia ke
media lingkungan hidup tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun denda paling banyak
Rp.3.000.000.000.00 (tiga milyar rupiah).
Nama : Namping
Nim : 1603409010
Pencemaran dan Bahaya Limbah Rumah Tangga

Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan / atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya atau beracun yang karna sifat,konsentrasi,jumlahnya;baik secara
langsung ataupun tidak langsung dapat mencemarkan dan dapat membahayakan
lingkungan hidup,kesehatan,kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lainnya. Intinya konsentrasi dan atau sifat dan atau jumlahnya mengandung B3
dan membahayakan manusia, mahluk hidup dan lingkungan, apapun jenis sisa
bahannya ,setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,
flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang
baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan
lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.
Masalah mengenai Pencemaran Limbah B3 dan Bahaya Limbah B3
terhadap manusia,satwa dan lingkungan,terdapat suatu kasus di daerah saya
mengenai limbah B3 ini. Tempatnya di Provinsi Sulawesi Selatan. Kec. Ponrang.
Kab.Luwu. Desa Padang Subur, terdapat limbah rumah tangga yakni air sabun
dan sampah plastik yang di buang kesungai bertahun-tahun dan menjadi kebiasaan
masyarakat di pinggir sungai dari desa noling yang penduduknya sangat
padat,masyaraktnya lebih condong membuang limbah sabun dan plastic ke
sungai,tanpa memikirkan resiko dan bahaya apabila terus –menerus itu terjadi.
saya pernah survey langsung ke lapangan dan memang masyarakatnya
sangat bandel dan tidak mau diarahkan malah melawan aparat desa.dan apa yang
terjadi dengan kelakuan mereka,air sungai yang mengalir dari noling menuju
padang sappa,itu memicu air sangat berbau busuk dan airnya sangat kotor serta
warnanya agak ke hitaman dan sisa plastic yang mengapung bertahun-tahun
dibiarkan begitu saja.
Sama seperti sungai di padang subur karna aliran air sungai yang menuju
padang sappa, kebanyakan masyarakt di situ memelihara ternak dan saya sering
melihat ternak mereka minum air sungai yang memiliki kadar air sabun yang tidak
bagus untuk ternak dan itu memicu bahaya bagi ternak, bahkan saya melihat
setiap air itu yang dijadikan minumannya mereka tidak mengetahui dampak atau
bahaya yang trjadi pada ternak ini,jika diolah dagingnya dan dimakan oleh
manusia tentu menjadi suatu penyakit bahkan merusak organ manusia bagi yang
mengonsumsi dagingnya,bagi lingkungan daerah padang subur dan sekitannya hal
ini merusak pemandangan,bau busuk yang setiap hari tercium di pinggir jalan dan
tumpukan plastic yang memicu terjadinya banjir yang terjadi saat hujan
deras,ikan-ikan disungai kebanyakan memakan sapah plastic dan minum air sabun
dari sisa rumah tangga tidak menyadari hal itu dan hanya menyepelekan.
Bukan hanya itu air sabun dan limbah plastic yang bertumpuk di sungai
tersebut mengalir ke desa tumale,dimana pada desa ini,air yang mengalir dari desa
noling dan padang sappa menuju tumale,air tersebut masuk ke persawahan
masyarakat apakah air limbah B3 ini bagus.tentu tidak dimana padi mereka dialiri
air yang kurang bagus ke pada petani akibat ulah para masyarakat di desa noling
dan pdg sappa tersebut,dampak dan bahaya yang ditimbulkan ialah kurangnya
hasil panen yg dipengaruhi oleh limbah b3 dan masyarakat yang mengonsumsi
beras dari air limbah sabun sebai laju pertumbuhan padi dapat memicu kesehatan
yang buruk dan resiko dalam.krna pada air limbah tersebut banyak bahan kimia
yang tercampur sebagai pertumbuhan padi,pada hewan seperti belut ikan mas
banyak yang mati,serta lingkungan yang meresahkan masyarakat tentang dampak
yang terjadi.
Dari kasus yang saya angkat diatas,perlunya pemerintah turun tangan,
apabila masyarakatnya tidak mau mengikuti aturan yang di berkan oleh camat,
kepala desa bahkan dusun, adanya edukasi bagi masyarakat yang sering membuag
limbah sabun di pinggir sungai khususnya para ibu-ibu yang bandel dan anak-
anak di sekitar pinggir sungai yang sering membuang sampah plastic yang
merugikan 1 (satu) desa tumale oleh karna ulah para tangan yang tidak
bertanggung jawab membuang sampah begitu banyak ke sungai dan membuat
ekositem lain mati dan merusak citra dan pemandangan sungai.dan pemerintah
harus memikirkan bagaimana mengolah kembali limbah b3 ini menjadi tidak
berbahaya serta sampah plastic yang semakin hari semakin menumpuk di jadikan
bahan yang menjadi nilai jual tinggi di masyarakat,agar tidak membuang ke
sungai lagi.
Serta memberikan efek jera pada masyarakat yang tidak mendengar,jika
perlu berikan sanksi jika membuang limbah b3 yang berbahaya kesungai. Mohon
maaf apabila penulisan dan kata-kata saya kurang efisien pada tugas ini,sekian
dan terima kasih.
Nama : Ira Indriani
NIM : 1603409008
Mata Kuliah : Pengolahan Limbah B3
JOMBANG SEBAGAI TEMPAT PENAMPUNGAN ILEGAL LIMBAH B3
TERBESAR DI JAWA TIMUR

Diperkirakan lebih dari 100 juta ton limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3) berupa abu slag alumunium dibuang di sekitar permukiman warga, area
persawahan dan perkebunan, serta sekitar sungai irigasi di Jombang. Praktek
pembuangan dan penimbunan limbah B3 ini diperkirakan telah berlangsung
selama kurang lebih 40 tahun. Pembuangan limbah B3 ini terkait aktivitas
masyarakat yang mengolah limbah B3 abu slag alumunium menjadi bahan
kebutuhan rumah tangga atau dilebur kembali menjadi batangan alumunium.
Direktur Eksekutif Ecoton (Ecological Observation and Wetlands
Conservation), Prigi Arisandi mengatakan, aktivitas pembuangan limbah secara
sembarangan sudah dapat dipastikan mencemari lingkungan, dan membahayakan
kesehatan masyarakat. Dampak limbah tidak hanya dirasakan masyarakat
Jombang tapi juga masyarakat di daerah-daerah lain karena senyawa beracun yang
terkandung dalam limbah abu slag alumunium telah mencemari sungai.
Pembuangan limbah B3 abu slag alumunium terjadi karena banyaknya
industi kecil pengolahan limbah alumunium. Menurut catatan Dinas Lingkungan
Hidup (DLH) Provinsi Jawa Timur, ada 88 industri kecil dan sedang di
Kecamatan Kesamben dan Kecamatan Sumobito. Sementara menurut catatan
Ecoton, ada 136 pengusaha tingkatkecil, sedang, dan besar di Sumobito dan
Kesamben, yang menerima limbah dari 11 industri besar di Surabaya, Gresik,
Mojokerto, Bandung, Bekasi, Tangerang dan Karawang.
Pengurus Asosiasi Pengusaha Aluminium Indonesia (Aspalindo) Jombang,
Jarot Subiyantoro mengatakan, banyak pelaku industri pengolahan limbah di
Jombang pada awalnya tidak mengetahui kategori bahan yang diolah termasuk
limbah B3. Menurutnya, peraturan perundangan baru diterbitkan pada 2009, dan
sosialisasinya baru diterima pada 2011.
Prigi Arisandi mengatakan, penanganan limbah B3 abu slag alumunium
sebenarnya dapat dilakukan, dengan terlebih dahulu mengetahui besaran limbah
yang dibuang oleh sumber utama yaitu industri primer.
“Jadi kan ada neraca sebenarnya, ada neraca yang harus dihitung sumber
utama atau produksi primer tadi, kayak Maspion contohnya, itu kan dia tahu
sebenarnya bagaimana besar volume buangannya dan ke mana dibuangnya, ini
harus dikendalikan. Karena selama ini memang yang mengambil untung industri
besar ini, yang mengorbankan masyarakat dan lingkungan hidup” jelas Prigi
Arisandi.
Prigi menolak gagasan bahwa pemulihan lingkungan yang tercemar akibat
pembuangan limbah B3 secara sembarangan harus menggunakan uang negara.
Menurutnya, industri besar yang seharusnya menanggung biaya pemulihan
lingkungan.
Nama : Nurhayati
NIM : 1603409039
Mata Kuliah : Pengolahan Limbah B3
PENCEMARAN LOGAM BERAT DI TELUT BUYAT MINAHASA
SULAWESI UTARA OLEH PT. NEWMONT MINAHASA RAYA
Teluk Buyat, terletak di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, adalah lokasi
pembuangan limbah tailing (lumpur sisa penghancuran batu tambang) milik PT.
Newmont Minahasa Raya (NMR). Sejak tahun 1996, perusahaan asal Denver, AS,
tersebut membuang sebanyak 2.000 ton limbah tailing ke dasar perairan Teluk
Buyat setiap harinya. Sejumlah ikan ditemui memiliki benjolan semacam tumor
dan mengandung cairan kental berwarna hitam dan lendir berwarna kuning
keemasan. Fenomena serupa ditemukan pula pada sejumlah penduduk Buyat,
dimana mereka memiliki benjol-benjol di leher, payudara, betis, pergelangan,
pantat dan kepala. Sejumlah laporan penelitian telah dikeluarkan oleh berbagai
pihak sejak 1999 hingga 2004. Banyak penelitian yang telah dilakukan sebagai
respon atas pengaduan masyarakat nelayan setempat yang menyaksikan sejumlah
ikan mati mendadak, menghilangnya nener dan beberapa jenis ikan, serta keluhan
kesehatan pada masyarakat. Dari laporan penelitian tersebut, ditemukan kesamaan
pola penyebaran logam-logam berat seperti Arsen (As), Antimon (Sb), dan
Merkuri (Hg) dan Mangan (Mn), dimana konsentrasi tertinggi logam berbahaya
tersebut ditemukan di sekitar lokasi pembuangan tailing Newmont. Hal ini
mengindikasikan bahwa pembuangan tailing Newmont di Teluk Buyat merupakan
sumber pencemaran sejumlah logam berbahaya. Namun demikian, sejumlah
Menteri, diantaranya Menteri Lingkungan Hidup Nabiel Makarim, mengeluarkan
pernyataan bahwa Teluk Buyat tidak tercemar. Menteri Kesehatan Achmad Sujudi
mengatakan bahwa seolah-olah penyakit yang diderita oleh masyarakat Teluk
Buyat adalah penyakit kulit dan akibat kekurangan gizi. Perdebatan yang selama
ini muncul terkait dengan dugaan penyakit Minamata seperti yang pernah terjadi
di Jepang lebih dari tiga dekade yang lalu. Padahal penyakit Minamata itu adalah
penyakit akibat kontaminasi merkuri, sedangkan di Teluk Buyat yang terjadi
adalah kontaminasi sejumlah logam berat: arsen, merkuri, antimon, mangan, dan
senyawa sianida.“Kontaminasi Arsen pada tubuh menimbulkan gejala-gejala
seperti dada panas, rasa mual, mudah lelah dan lupa, kolaps, dan kanker kulit.
Yang tidak pernah dilihat adalah dampak dari logam-logam lain, seperti antimon,
mangan, dan juga sianida. Sianida dan mangan bisa menyebabkan gangguan kulit,
terutama mangan, seperti yang kita lihat di pertambangan di Kalimantan,” papar
Raja Siregar pengkampanye di Eksekutif National WALHI.
Dari berbagai laporan penelitian, termasuk yang dilakukan WALHI,
sejumlah konsentrasi logam berat (arsen, merkuri, antimon, mangan) dan senyawa
sianida pada sedimen di Teluk Buyat sudah tinggi. Jika dibandingkan pada
konsentrasi logam berat sebelum pembuangan tailing (data dari studi Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan/AMDAL tahun 1994), konsentrasi arsen di
daerah dekat mulut pipa tailing di Teluk Buyat meningkat hingga 5-70 kali lipat
(data WALHI dan KLH 2004). Konsentrasi merkuri meningkat 10 kali lipat di
sekitar pipa pembuangantailing.Jika dibandingkan dengan Teluk Totok (lokasi
penambangan rakyat), konsentrasi arsen dan antimon jauh lebih tinggi di sekitar
pembuangan tailing PT NMR (data Walhi dan KLH 2004). Untuk merkuri,
konsentrasi di Teluk Buyat dan Teluk Totok hampir sama. Namun, pada data
penelitian KLH 2004, konsentrasi merkuri di lokasi pembuangan tailing Newmont
lebih besar dibandingkan dengan di Teluk Totok. Pola Penyebaran Logam
Berbahaya Arsen, Antimon dan Merkuri (As, Sb, dan Hg).
Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan
daratan, di mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air
laut juga sebagai tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari
atmosfir. Limbah tersebut yang mengandung polutan kemudian masuk ke dalam
ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air, sebagian tenggelam
ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan
tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang,
rumput laut dan lain-lain). Kemudian, polutan tersebut yang masuk ke air diserap
langsung oleh fitoplankton. Fitoplankton adalah produsen dan sebagai tropik level
pertama dalam rantai makanan. Kemudian fitoplankton dimakan zooplankton.
Konsentrasi polutan dalam tubuh zooplankton lebih tinggi dibanding dalam tubuh
fitoplankton karena zooplankton memangsa fitoplankton sebanyak-banyaknya.
Fitoplankton dan zooplankton dimakan oleh ikan-ikan planktivores (pemakan
plankton) sebagai tropik level kedua. Ikan planktivores dimangsa oleh ikan
karnivores (pemakan ikan atau hewan) sebagai tropik level ketiga, selanjutnya
dimangsa oleh ikan predator sebagai tropik level tertinggi. Ikan predator dan ikan
yang berumur panjang mengandung konsentrasi polutan dalam tubuhnya paling
tinggi di antara seluruh organisme laut. Kerang juga mengandung logam berat
yang tinggi karena cara makannya dengan menyaring air masuk ke dalam
insangnya setiap saat dan fitoplankton ikut tertelan. Polutan ikut masuk ke dalam
tubuhnya dan terakumulasi terus-menerus dan bahkan bisa melebihi konsentrasi
yang di air. Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton
sampai ikan predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini
berada dalam jaringan tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang
tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi
kesehatan manusia. Karena kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh makanan
yang dimakan. Makanan yang berasal dari daerah tercemar kemungkinan besar
juga tercemar. Demikian juga makanan laut (seafood) yang berasal dari pantai dan
laut yang tercemar juga mengandung bahan polutan yang tinggi. Salah satu
polutan yang paling berbahaya bagi kesehatan manusia adalah logam berat.
Logam berat telah lama dikenal sebagai suatu elemen yang mempunyai daya
racun yang sangat potensil dan memiliki kemampuan terakumulasi dalam organ
tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit yang menyebabkan kematian.
Logam berat Air Raksa atau Merkuri (Hg) adalah salah satu logam berat dalam
bentuk cair. Terjadinya pencemaran merkuri di perairan laut lebih banyak
disebabkan oleh faktor manusia dibanding faktor alam. Meskipun pencemaran
merkuri dapat terjadi secara alami tetapi kadarnya sangat kecil. Pencemaran
merkuri secara besar-besaran disebabkan karena limbah yang dibuang oleh
manusia. Manusia telah menggunakan merkuri oksida (HgO) dan merkuri sulfida
(HgS) sebagai zat pewarna dan bahan kosmetik sejak jaman dulu. Dewasa ini
merkuri telah digunakan secara meluas dalam produk elektronik, industri
pembuatan cat, pembuatan gigi palsu, peleburan emas, sebagai katalisator, dan
lain-lain. Penggunaan merkuri sebagai elektroda dalam pembuatan soda api dalam
industri makanan seperti minyak goreng, produk susu, kertas tima, pembungkus
makanan juga kadang mencemari makanan tersebut.
Nama : Rahmat
Nim : 1603409037

Pencemaran Limbah B3 Dilakukan Oleh Penyulingan Warga Atau Destilasi


Nilam Di Desa Mikuasi Kecamatan Pakue Kolaka Utara

Pencemaran limbah B3 yang dilakukan oleh warga yang memiliki


penyulingan tersebut sudah banyak meresahkan warga terkhususnya di kecamatan
pakue sudah banyak sekali keresahan yang di alami warga di setiap desa karna
susahnya mendapatkan air bersih lagi.
Dalam pencemaran limbah B3 tersebut ketika selesai beroprasi selalunya
limbahnya tersebut dibuang ke perairain sungai sehinggal sungai tercemar oleh
limbah dari penyulingan tersebut,adapun dampak yang di timbulkan dari limbah
B3 tersebut yaitu warna air berwarna hitam kecoklatan dan bau yang tidak sedap
atau bau busuk.
Penyulingan ini setiap kali dibuat selalunya dekat dari aliran sungai dan
dekat dari pemukiman warga sehingga selesai beroprasi limbah dari penyulingan
tersebut langsung dibuang ke sungai dan warga susah lagi mau memanfaatkan air
tersebut.
NAMA : NURMI.C

NIM : 1603409011

Dampak Pencemaran Limbah Pabrik Tahu Di Kecamatan Mungkajang


Terhadap Lingkungan

Pencemaran limbah tahu merupakan salah satu penyebab kerusakan


lingkungan dan dapat menyebabkan penyakit kepada penduduk sekitar. Para
industry tahu selalu melakukan apapun untuk mendapatkan keuntungan yang
besar untuk kepentingan diri mereka sendiri, pabrik tahu di Indonesia cukup
banyak. Tahu merupakan makanan ringan dan mudah untuk didapatkan yang
mengandung banyak nutrisi seperti protein, lemak, karbohidrat, dan lain-lain,
yang bagus untuk kesehatan manusia, namun mempunyai dampak buruk jikalau
kita tidak mengelolahnya dengan baik dan benar.
Sebagian besar industri tahu membuang limbahnya keperairan macam
polutan yang di hasilkan berupa polutan organik (berbau busuk), polutan
anorganik (berbui dan berwarna). Limbah dari industri tahu mengandung polutan
organik dan anorganik, maka air limbah tersebut tidak biasa langsung dibuang
kesungai, tetapi harus diolah terlebih dahulu sebelum di buang kesungai agar tidak
terjadi pencemaran. Dalam mengukur derajat keasaman limbah cair dari air
rebusan kedelai telah melampaui standar baku mutu. Air limbah dan bahan
buangan dari limbah tahu yang dibuang keperairan akan mengubah pH air, dan
dapat menganggu kehidupan organisme. Oleh karena itu perlu diupayakan untuk
mencegah dan menanggulangi pencemaran air. Untuk mengatasi pencemaran air
dapat dilakukan usaha preventif, misalnya dengan tidak membuang limbah tahu
kesungai dan disembarang tempat hendaknya diberantas dengan melakukan
peraturan-peraturan yang diterapkan di lingkungan secara konsekuen. Limbah
tahu hendaknya dibuang pada wadah yang telah di sediakan. Masyarakat di sekitar
sungai perlu memperhatikan kebersihan lingkungan dan perlu memahami
mengenai pemanfaatan sungai, agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai
tempat pembuangan limbah.
Pencemaran limbah sangat berbahaya bagi biota di perairan berbagai jenis
ekosistem mengalami keracunan. Setiap spesies yang berada di perairan berbeda-
beda ada spesies yang tahan terhadap pencemaran dan ada juga yang tidak tahan
terhadap pencemaran yang terjadi diperairan. Setiap ekosistem selalu beradaptasi
dengan tempatnya. Walaupun begitu tingkat adaptasinya terbatas maka ikan
tersebut akan mati. Punahnya spesies tertentu akan berakibat pada kehidupan
manusia dan juga makhluk hidup lainnya. Negara kita merupakan Negara
kepulauan, dan kaya akan kekayaan alam seperti flora dan fauna yang berada
diperairan. Semua kejadian pencemaran yang terjadi terhadap lingkungan hidup
pasti akan berdampak pada ekosistem (perairan dan laut), karena limbah cair
industri tahu menyebabkan kerusakan lingkungan, dan juga biasa berdampak pada
kesehatan manusia.

Gambar 1. Pembuangan limbah tahu

Gambar 2. Tercemarnyalimbahtahu
Nama : Ni Komang Ayu
Nim : 1603409016
TEMUAN GUNDUKAN TANAH DI MARUNDA DIDUGA BERISI
LIMBAH B3

Masalah Pencemaran Limbah B3


1. Spent Bleaching Earth
Spent (sisa tidak terpakai) bleaching earth merupakan limbah padat
proses pemucatan dalam pemurnian CPO. Jumlah konsumsi bleaching earth
untuk pemucatan CPO di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat
seiring dengan pengembangan industri minyak goreng di Indonesia.
Apabila merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 101 Tahun 2014
tentang pengelolaan Limbah bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dengan kode
limbah B-413 bahwa spent bleaching earth (SBE) termasuk kategori limbah B3
yang bersumber dari proses industri oleochemical atau pengolahan minyak hewan
dan nabati. Alasan yang menjadi pertimbangan dalam PP tersebut adalah karena
bahan tersebut mengandung residu minyak dan asam. Pada peraturan ini juga
dikemukakan bahwa limbah ini dapat digunakan namun harus dilakukan sesuai
dengan aturan yang ada, aturan upaya pemanfaatan limbah B3 ini dikenal dengan
3R (Ricycle, Reuse, dan Recovery).
2. Bahaya Spent Bleaching Earth
spent bleaching earth (SBE) merupakan limbah B3 kategori bahaya 2,
yang melalui pengujian TCLP, toksikologi LD 50, dan toksinologi subkronis.
Kandungan logam berat pada SBE tak hanya berbahaya bagi lingkungan, karena
bisa mencemari tanah dan air, tapi juga membahayakan kesehatan manusia.
 Dampak terhadap manusia
Logam berat bisa meracuni tubuh tak hanya melalui makanan atau
minuman yang tercemar, tetapi juga melalui debu atau asap yang kita hirup, ada
beberapa tanda tubuh kita mengalami keracunan logam berat, diantaranya tanda
akut yang meliputi mati rasa, sakit dan ingin muntah, hingga pingsan. Adapun
gejala keracunan kronis logam berat adalah sakit kepala, rasa lemah dan lelah,
rasa sakit pada sendi dan otot, serta konstipasi.
 Dampak terhadap lingkungan
Logam berat bisa berpengaruh pada tanah polusi logam berat tak hanya
berdampak buruk pada kualitas dan hasil tanaman, tapi juga menyebabkan
perubahan dalam ukuran, komposisi, dan aktivitas mikroba. Selain itu penyerapan
logam berat oleh tanaman bisa mengancam kesehatan manusia dan hewan yang
berada dalam satu lingkaran rantai makanan.

Hasil Pencemaran yang Ditemukan (Temuan Gundukan Tanah di Marunda


Diduga Berisi Limbah B3) Marunda, Jakarta Utara, Jumat(4/01/2019)

Sejumlah gundukan tanah mencurigakan telah ditemukan di beberapa


titik tak jauh dari kompleks Rumah Susun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.
Kepala Seksi Penanganan Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Dinas
Lingkungan Hidup DKI Jakarta Rusliyanto menyatakan, limbah tersebut diduga
berjenis spent bleaching earth yang tergolong limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3).
Secara kasat mata, gundukan-gundukan itu tak ubahnya gundukan tanah
pada umumnya. Namun, ketika didekati baru terlihat perbedaannya. Tanah yang
ada di gundukan itu tanpak lebih gembur dan mengeluarkan bau tidak sedap.
Teksur tanah yang sudah memadat terasa kenyal dan lengket seperti lilin plastisin.
"Kalau dilihat dari jauh memang seperti pasir, cuma kalau itu lama-lama terinjak-
injak nge-press seperti itu muncul kelengketan seperti minyak," ujar Mahmudin,
Kepala Satpel Lingkungan Hidup Kecamatan Cilincing. Menurut warga,
keberadaan gundukan itu muncul beberapa bulan terakhir. Warga mengeluhkan
bau tidak sedap yang muncul dari gundukan-gundukan tersebut.
Limbah SBE tersebut dapat mengakibaktkan efek buruk seperti kanker
hingga cacat bawaan. Karena itu, warga diminta menjauhi gundukan-gundukan
itu. Warga juga dihimbau untuk tidak menggunakan tanah yang berasal dari
gundukan itu sebagai materi urukan demi menghindari air terkontaminasi. Petugas
masih mencari pelaku pembuang gundukan limbah tersebut. Pemeriksaan
terhadap sampel limbah juga akan dilanjutkan guna mengetahui kandungan
limbah.

Sumber: https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/05/08114001/temuan-
gundukan-tanah-di-marunda-diduga-berisi-limbah-b3.
Penulis : Ardito Ramadhan. Editor : Egidius Patnistik.
Nama : Eka Parisna Fidri
Nim : 1603409004
Dampak Limbah B3 Kelapa Sawit PTPN XIV Brau Luwu Timur
Kec.Lagego

 PTPN XIV Burau Luwu Timur Akui Limbahnya Cemari Lingkungan


Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Luwu Timur sudah mengeluarkan surat teguran
kepada PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV Burau, Desa Lagego, Kecamatan
Burau, Sulawesi Selatan (Sulsel) tertanggal 13 Maret 2018.
Surat tersebut dikeluarkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) ditanda tangani
Sekretaris Daerah Luwu Timur, Bahri Suli berdasarkan hasil investigasi DLH
pada Sabtu 3 Maret dan Senin 12 Maret 2018.
Surat ditujukan kepada Administrator Unit Usaha PKS Luwu PTPNXIV
Burau atas dugaan terjadinya pencemaran di Sungai Lagego, akibat adanya limbah
yang berasal dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PTPNXIV Burau.
 Cemari Lingkungan, Wabup Lutim Sidak ke Kolam Limbah PTPN
XIV Burau

Limbah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV di Desa Lagego,


Kecamatan Burau, Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel) mencemari sungai di
desa yang berbatasan dengan Desa Burau, Burau Pantai, dan Lauwo. Pencemaran
limbah B3 juga sangat berdampak buruk terhadap binatang yang hidup Adidalam
air selain itu juga limbah B3 sangat menggangu aktivitas manusia yang tinggal
disekitarnya seperti, tercemarnya air sungai, bau yang menyengat disebabkan oleh
limbah B3.
Ada lima poin tuntutan Di Luwu Timur kepada PTPN XIV Burau agar
segera ditindak lanjuti antara lain:
PTPN XIV Burau dalam melakukan aktifitas produksi, agar memperhatikan
jumlah produksi dengan kapasitas IPAL yang tersedia.
Segera melakukan pembenahaan dan peremajaan IPAL sehingga berfungsi
sebagaimana mestinya.
Bila ditinjau dari segi potensi kandungan gizi limbah sawit sangat memungkinkan
untuk digunakan sebagai pakan ternak, karena limbah sawit mempunyai
kandungan gizi yang bervariasi tergantung jenis limbah.
Nama : Elma Rasib
Nim : 1603409025

PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI PENGELOLAAN SAGU


TERHADAP LINGKUNGAN

Selain menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat,


industrilisasi menimbulkan ekses antara lain dihasilkannya limbah yang apabila
dibuang kelingkungan akan dapat mengancam lingkungan hidup manusia serta
mahluk hidup itu sendiri.
Di Kelurahan Jaya, Kecamatan Telluwanua, Kota Palopo, tepatnya di
kampung saya Jembatan Miring, dikenal sebagai penghasil sagu. Selain
masyarakat disini berpotensi sebagai petani sagu, pohon sagu juga tumbuh subur
didaerah ini.
Sagu (Metroxcylon sp) merupakan sumber karbohidrat yang penting bagi
kehidupan. Untuk mengelolah batang sagu menjadi pati sagu, perlu dilakukan
proses ekstraksi dengan bantuan air. Pada umumnya pengelolaan sagu dilakukan
didekat air seperti di pinggir sungai. Air sungai akan terakumulasi dengan sisa
pati sagu hasil ekstraksi tersebut.
Sementara maraknya persaingan dalam usaha pengelolah sagu, hal ini
diiringi dengan meningkatnya limbah dari olahan tepung sagu tersebut. Air
limbah sisa pengolahan (repuh) langsung dialirkan ke sungai. Selain tidak
memiliki bak penampungan, pemerintah setempat juga tidak
mempermasalhkannya, bahkan kejadian ini telah berlangsung lama.
Pencemaran limbah industri sagu yang masih terjadi sampai sekarang
disebkan penanggung jawab usaha tidak melakukan mengelolaan limbah sesuai
baku mutu lingkungan. Industri sagu yang ada belum memiliki Instalasi
Pengelolaan Air Limbah (IPAL) sehinggah hasil limbah sisa produksi dibuang
langsung kesungai.
Parah pengelolah sagu ini tidak berfikir bahkan tidak perduli jika limbah
yang dibuang langsung ke sungai akan berakibatnya rusaknya ekosistem air dan
menimbulkan bau yang tidak sedap. Aktivitas tersebut jelas membuat air sungai
menjadi kotor dan tercemar.
Pencemaran limbah akibat ulah industri sagu ini sudah berlangsung lama.
Adanya kecendrungan industri sagu membuang limbah kesungai berdampak pada
perubahan pada parameter air baik dari sisi warnah maupun rasa, sehinggah air
keruh, kotor dan berbuih serta berbau busuk yang menyengat sepanjang aliran
sungai. Untuk itu, sangat diperlukan usaha untuk mengatasi permasalahan tersebut
salah satunya UKL dan UPL yang dikeluarkan oleh Badan Lingkungan Hidup
Kota Palopo.
LAMPIRAN :
 Pohon sagu yang dikelolah

 Proses pengelolaan sagu


 Limbah dari pengelolaan sagu
Nama : Iro T. Toineng
Nim : 1603409014
PENCEMARAN LIMBAH B3 ASAP DAN LIMBA CAIR PABRIK
PT.PAMPLI Luwu
Indonesia merupakan Negara yang memiliki kemajemukan yang cukup
beragam. Bukan hanya keberagaman etnis yang dimilikinya, Indonesia juga
terkenal dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya
manusia yang cukup besar jumlahnya. Kemajemukan berpikir merupakan salah
satu dampak yang muncul dari kekuatan sumber daya manusia yang tidak bisa
dipandang enteng.
Sumber daya alam Indonesia yang begitu melimpah dan menjadikan
bangsa lain kemudian melirik Indonesia agar bisa bekerja sama dalam mengelolah
sumber daya alam tersebut. kerjasama yang dijalin Indonesia dengan Negara lain
bertujuan untuk memudahkan Indonesia dalam megelolah sumber daya alam,
akan tetapi bangsa Indonesia tidaklah paham dengan maksud dan tujuan Negara
lain untuk bekerjasam, kaarena telah kita saksikan bersama-sama bahwa
kerjasama yang dilakukan dengan mendirikan perusahaan industri yang katanya
untuk membantu masyarakat keluar dari belenggu kemiskinan.
Perusahaan-perusahaan indusrti yang kemudian dibangun untuk
masyarakat kinipun telah kita saksikan secara bersama-sama, mesin-mesin
industri yang sangat megah dan cerobong asap yang begitu besar ternyata telah
mejadikan bangsa Indonesia dieksploitasi sumber daya alamnya.karena
perusahaaan yang dibangun memberikan efek yang sangat berbahaya bagi alam
dan manusia karena banyaknya limbah-limbah yang dihasilan termaksud limbah
B3.
Limbah B3 adalah zat atau bahan-bahab yang lain yang dapat
membahayakan kesehatan dan kelangsungan hidup manusia, mahluk lain dan
lingkungan. Kita ambil contoh perusahaan industri yang terletak di luwu yaitu PT.
PAMPLI yang menghasilkan limbah cair dan asap yang membuat tanaman dan
ekosistem mahluk hidup lain, tercemar dan rusak, sistem pengolahan limbah yang
tidak maksimal.
Ini adalah buktu bahwa Negara kita tidak memilii aturan yang jelas
mengenai kerjasama dengan Negara lain mengenai pengelolahan sumber daya
alam, karena semua perusahaan industri yang ada, itu kemudian tidak memikirkan
lingkungan disetiap daerah dan AMDAL yang dikeluarkan pemerintah sangat
tidak sesuai dengan aturan, memikirkan kepentingan sendiri tanpa memikirkan
masyarakat.
Nama : Siska
Nim : 1603409002
LIMBAH B3 YANG TERDAPAT PADA SELOKAN CITY MARCET KOTA
PALOPO

City Market Palopo atau PCM adalah pusat perbelanjaan pertama di Luwu
Raya dengan konsep Family Mall. Mall ini terletak di Kelurahan Salobulo,
Kecamatan Wara Utara,Kota Palopo. City Market mampu memenuhi Kebutuhan
masyarakat Kota Palopo dan sekitarnya. Akibatnya, Pertumbuhan Ekonomi di
Luwu Raya termasuk Kota Palopo jauh memungkinkan setelah Memiliki Pusat
Perbelanjaan yang memiliki penyewa dari luar Kota Palopo dan Luwu Raya.
Sehubungan dengan hal tersebut tentunya dalam penglahan bahan makanan juga
akan berdampak negatif jika hasil olahan atau limbah tidak di tanggulangi sesuai
dengan prosedur.
Limbah B3 yang terdapat dari hasil buangan City Market merupakan hasil
buangan yang dilakukan setiap harinya sehingga dapat memberikan dampak
negatif dalam jangka pendek maupun jangka panjang selama proses buangan tidak
ditanggulangi secara maksimal. Tentuunya akan mengganggu masyarakat
setempat dan juga akan mempengaruhi kondisi lingkungan khusunya pencemaran
udara.
Pembuangan limbah yang berasal dari City Market tersebut dibuang menuju
saluran got yang ada di sekitar masyarakat, sehingga limbah tersebut mengganggu
aktifitas masyarakat seperti bau yang menyengat dan mengalir ke saluran yang
menuju tempat pemeliharan ikan dan rumput laut. Otomatis ikan – ikan dan
rumput laut tersebut akan mengkonsumsi limbah – limbah yang terbuang itu yang
kemudian akan dikonsumsi oleh masyarakat.
Lebih dari pada itu, masih banyak dampak yang dihasilkan dari pembuangan
limbah tersebut seperti pembuangan limbah yang semakin menumpuk akan
mengakibatkan penyumbatan saluran got. Sehingga pada saat musim hujan,
limbah – limbah tersebut akan meluap.
Nama : Risal
Nim : 1603409036
PENCEMARAN LIMBAH B3 LIMBAH CAIRSPBU REGIONAL IV
SULAWESI

Pada dasarnya negara membutuhkan yang namanya sebuah bahan bakar


minyak,bahkan disetiap wilayah indonesia membutuhkan bahan bakar minyak
karena ini sangat penting mengigat populasi kendaraan setiap tahunya sangat
besar dan tak bisa terlepaskan dari bahan bakar minyak melihat kendaraan sangat
membutuhkan bahan bakar tersebut ,bahkan pendapatan negara terbesar
khususnya di indonesia.
Limbah B3 berasal dari limbah cair,padat dan udara kita melihat kondisi
khususnya limbah cair sangat berbahaya bagi kehidupan manusia,kitasering
menjumpai kejadian-kejadian pertumpahan bahan bakar minyak yang sering
terjadi dan itu sangat berakibat patal ketika mencemari sumber air bersih bagi
kehidupan masyarakat karena di limbah tersebut megandung oktan yang sangat
berbahaya pada manusia
Melihat kondisi SPBU Regional IV yang ada di kecematan Bua kabupaten
luwu provensi sulawasi selatan,yang d mana SPBU tersebut sering melakukan
pembonkaran bahan bakar minyak yang dimana pembokaran tersebut di lakukan
di dasar laut dan ini sangat berbahaya ketika limbah cair bahan bakar tersebut
tertumpah didasar laut bahan bakar tersebut sangat fatal bagi ekosistem laut
khusunya terumbu karang dan ekosistem laut lainya.Bahkan pada saat
pembagunan SPBU mereka pernah berjanji ingin melakukan penanaman
mangrove di pesisir bagian perusahaan tersebut,namun sampai sekarang
penanaman mangrove belum dilakukan.
Nama : Hardiana R.
NIM : 1603409003
KASUS LOVE CANAL DI AMERIKA SERIKAT

Dengan dibangunnya pembangkit listrik tenaga air di Niagara Falls pada


tahun 1890, maka industri menjadi berkembang pesat di daerah tersebut. William
T. Love pada tahun 1892 merencanakan membuat sebuah kanal yang akan dapat
menghubungkan bagian hulu dan hilir sungai Niagara, sepanjang sekitar 7 mil.
Direncanakan bahwa di sekitar kanal tersebut akan dibangun kawasan industri dan
pemukiman untuk memanfaatkan tenaga listrik yang ada. Pembangunan dimulai
tahun 1893. Namun pembangunan kanal tersebut tidak dilanjutkan, dan
menyisakan dua bagian yang tidak terhubungkan, masing-masing sepanjang
seperempat mil.
Niagara Falls menjadi pusat industri, khususnya industri kimia. Produk
kimia yang dihasilkan antara lain adalah natrium hidroksida, yang merupakan
produk elektrolisa natrium khlorida. Elektrolisa ini juga menghasilkan produk
samping (by-product) yang tidak diinginkan yaitu khlor, yang terproduksi dalam
jumlah besar. Pengembangan penelitian menghasilkan alternatif pemanfaatan
produk samping ini menjadi bahan organik berkhlor seperti plastik, pestisida dan
hasil industri lainnya. Pada saat itu pihak pemerintah dan industri belum
mengetahui akibat samping dari produk ini. Belum seorangpun yang menyadari
bahwa keuntungan dari pestisida seperti DDT, endrin atau dari bahan organik
berklor lainnya seperti pelarut berkhlor akan mendatangkan masalah bagi
lingkungan di kemudian hari.
Pada tahun 1930-an, Hooker Chemical and Plastic Corporation yang
memproduksi bahan kimia di daerah tersebut mulai mengurung limbahnya pada
bagian utara Love Canal yang belum terselesaikan. Sampai tahun 1947 dapat
dikatakan daerah tersebut menjadi lahan pengurugan beragam jenis limbah
terutama dari industri, termasuk pula abu sisa pembakaran dari kota. Bahkan
Angkatan Darat Amerika Serikat juga mengurug sejumlah besar residu senjata
biologis walaupun secara resmi pihak Pentagon menolak tuduhan tersebut. Tahun
1952 kanal tersebut ditutup oleh Hooker Chemical. Tahun 1953 pihak kotamadya
meminta Hooker Chemical untuk menjual sebagian lahan kanal tersebut untuk
pembangunan sekolah baru. Pihak Hooker menjual sebagian kanal tersebut ke
pengelola kota hanya seharga 1$ US.
Sekolah kemudian dibangun berdampingan dengan daerah yang sebelumnya
adalah pengurungan limbah industri. Sebagian dari lahan tersebut dijadikan taman
bermain. Sering dijumpai anak-anak bergembira menemukan residu fosfor yang
dapat menimbulkan bunga api bila dilemparkan ke permukaan yang berbatu. Pada
tahun 1958 tiga anak-anak mengalami luka bakar akibat terpapar dengan residu
yang muncul ke permukaan.Seorang keluarga di dekat Love Canal melahirkan
anak dengan cacat fisik dan mental, tetapi hal ini dianggap alamiah. Pada suatu
pagi di tahun 1974, satu keluarga mendapatkan kolam renang mereka menjadi
lebih tinggi sekitar 60 cm. Ketika kolam ini dibongkar, maka galiannya langsung
terisi air tanah berwarna kuning, biru dan ungu, dengan sifat yang sangat tajam,
yang dapat menghanguskan akar pohon sekitarnya. Tahun 1959 sebuah keluarga
lain mendapat masalah di lantai bawahnya (basement) dengan adanya lumpur
hitam yang masuk ke dalamnya. Segala upaya dicoba untuk menghentikannya.
Akhirnya mereka membuat lubang untuk mengetahui apa yang terdapat di balik
tembok. Sejumlah besar cairan hitam masuk memenuhi ruangan. Sejak saat itu,
masalah Love Canal mulai diketahui dan diperhatikan.
Delapan bulan setelah kejadian kolam renang di atas, dilakukan
pengambilan sampel udara di beberapa basement rumah di daerah tersebut.
Hasilnya adalah bahwa udara di daerah tersebut mengandung bahan-bahan toksik
yang berada di atas ambang threshold-limit value (TLV). Survei kesehatan juga
dimulai dan dijumpai bahwa keguguran spontan ternyata 250 kali lebih tinggi
dibandingkan kondisi normal. Sampel darah yang diambil juga menunjukkan
indikasi adanya kerusakan hati yang meningkat. Kelahiran cacat fisik dan mental
juga sering dijumpai. Disamping itu, senyawa-senyawa toksik berhalogen
terdeteksi pada sistem penyaluran air buangan kota. Analisa lebih lanjut
menemukan bahwa cemaran kimia dalam konsentrasi tinggi telah mencemari air
tanah, termasuk diantaranya 11 jenis cemaran penyebab kanker seperti benzene,
chloform dan trichloroethylene. Hooker Chemical akhirnya mengeluarkan
pernyataan bahwa sekitar 22.000 ton limbah kimia, diantaranya 200 ton
trichlorophenol, telah diurug di lahan-urug tersebut.
Mulai tahun 1976, sejumlah limbah kimia mulai muncul di halaman
beberapa rumah. Keluhan mereka pada pihak pemerintah kota tidak ditanggapi,
agaknya mereka tidak ingin mengganggu kegiatan Hooker yang telah
mempekerjakan sekitar 3000 penduduk setempat, dan yang sedang merencanakan
membangun pusat kegiatan senilai US $ 17 juta. Akhirnya pada tahun 1977 pihak
pemerintah kota mengakui adanya masalah ini, namun tetap tidak ingin
menentukan yang bertanggungjawab. Mereka menganggap bahwa masalah ini
bukanlah suatu krisis yang besar. Pendapat ini tetap berlangsung sampai
pemerintah negara bagian mulai ikut campur.
Pemerintah negara bagian memerintahkan komisi kesehatan melakukan
penelitian, dan memerintahkan memagari sekeliling lahan serta memberikan
ventilasi pada basement yang tercemar. Berdasarkan pertemuan dengan penduduk
setempat, maka diputuskan penutupan sekolah dan pengungsian anak-anak dan
wanita yang sedang hamil yang tinggal berdekatan dengan kanal. Namun
dibutuhkan dana untuk melaksanakan kegiatan ini. Dengan bantuan USEPA, 237
keluarga akhirnya diungsikan. Sebagian besar dari anggota keluarga ini secara
rutin mengalami gangguan fisik seperti iritasi, sakit kepala, cepat lelah, susah
tidur dan diantaranya juga cacat mental. Peraturan pertama yang dikeluarkan oleh
pemerintah negara bagian adalah menghentikan sama sekali pelindian yang tidak
terkendali, mencegah kemungkinan pelindian di masa datang dan menutup kanal.
Suatu recana perbaikan dan penyembuhan (remedial) mulai dirancang,
diantaranya pembuatan drainase untuk mengalirkan lindi dan memompanya ke
suatu tangki pengumpul untuk kemudian diolah sebelum dialirkan kembali pada
sistem penyaluran air buangan kota. Kanal tersebut juga ditutup setebal 2,5 meter
tanah kedap untuk menghindari masuknya air dari luar.
Kegiatan remediasi tersebut dianggap terlalu lambat oleh penduduk
sekitarnya, walaupun pemerintah negara bagian mengajukan tuntutan denda pada
Hooker Chemical sebesar US$ 635 juta. Mereka menginginkan kompensasi yang
lebih dari itu. Studi pada tahun 1980 mengemukakan adanya bukti kerusakan
kromosom pada penduduk, sehingga Pemerintahan Carter pada saat itu
memerintahkan evakuasi sekitar 700 keluarga lagi, tetapi pemerintah negara
bagian menolak sampai adanya kejelasan kompensasi bagi penduduk. Dari sudut
teknik, Hooker mengemukakan bahwa teknologi yang mereka gunakan adalah
sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang tetap digunakan oleh Pemerintahan
Carter. Namun akhirnya dicapai kesepakatan di pengadilan antara 1345 penduduk
dengan Occidental Petroleum, induk perusahaan Hooker Chemical.
Kasus Love Canal menyebabkan adanya perbaikan dan pengetatan
peraturan-peraturan yang berlaku di Amerika Serikat dalam menangani limbah
B3, karena ternyata bukan hanya lahan ini saja yang secara peraturan sebetulnya
telah sesuai dengan yang berlaku. Kegiatan remediasi lahan yang terkontaminasi
akhirnya menjadi salah satu program yang digalakkan di Amerika Serikat bagi
lahan yang tercemar.
Nama : Sartika
Nim : 1503409035
Limbah Pada Tanaman Kakao

Indonesia merupakan salah satu negara pembudidaya tanaman kakao paling


luas di dunia dan termasuk negara penghasil kakao terbesar ketiga setelah Ivory
Coast dan Ghana, yakni dengan nilai produksi tahunannya mencapai 572 ribu ton.
Berdasarkan data dari Direktorat Jendral Perkebunan (2006), pada tahun 2003
luas areal penanaman kakao telah mencapai 917 ribu hektar dan tersebar di
seluruh provinsi, kecuali DKI Jakarta.
Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang
peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai
penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping itu
kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan
pengembangan agroindustri.
Limbah pertanian merupakan bahan yang terbuang di sektor pertanian. Pada
pertanian konvensional atau modern pada umumnya tidak terdapat pengelolaan
limbah, sebab dalam pertanian konvensional semua inputnya seperti pupuk
menggunakan bahan kimia. Limbah dianggap suatu bahan yanag tidak penting
dan tidak bernilai ekonomi. Padahal jika kaji dan didilola, limbah pertanian dapat
diolah menjadi beberapa produk baru yang bernilai ekonoomi tinggi.
Ekologi industri menerangkan bagaimana seharusnya suatu industri
melakukan kerjanya dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dengan
menghasilkan limbah yang seminimum mungkin. Hal ini dapat diraih dengan
cara-cara antara lain; (1) melakukan efisiensi penggunaan sumber daya, (2)
memperpanjang umur produk, melakukan pencegahan pencemaran, melakukan
daur ulang dan panggunaan kembali, dan (50 membangun taman-taman
ekoindustri.
Pada industri pertanian kakao, untuk mengatasi masalah ini, maka salah satu
cara yang dapat dilaksanakan adalah melaksanakan pengolahan limbah pertanian
kakao. Limbah tersebut meliputi limpah pra-panen dan limbah pasca-panen.
Tujuan dari pengolahan limbah sendiri adalah untuk menjaga kstabilan ekologi
pertanian kakao. Tanaman kakao banyak menghasilkan limbah. Limbah tersebut
antara lain adalah pulp, kulit buah, dan daging buah. Selain itu, terdapat limbah
pra-panen merupakan daun dan seresah pohon.
Pengolahan limbah kakao sangat perlu dilakukan dikarenakan tanaman
kakao merupakan tanaman yang secara umum dimanfaatkan bagian bijinya saja.
Bagian buah lain tidak digunakan menjadi bahan utama. Pemanfaatan limbah
buah kakao maupun pemanfaatan limbah pra-panen pada tanaman kakao.
Nama : Nila Alvionita B
Nim : 1603409026
Ketika Lahan Tercemar Limbah B3, Warga Lakardowo Hadapi Beragam
Masalah

Selama delapan tahun hidup berdampingan dengan limbah bahan berbahaya


dan beracun (B3) sekitar delapan tahun, perempuan asal Desa Lakardowo,
Mojokerto, mengadu ke Jakarta. Akhir bulan lalu, mereka mendatangi Kantor
Staf Presiden (KSP) dan (lagi) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK).
Empat perempuan berpakaian hitam berdiri di seberang Istana Negara,
Jakarta. Masing-masing membawa bakul ‘berisi’ bahan-bahan infeksius, beracun,
berbahaya untuk lingkungan.
Mereka aksi menuntut Presiden Joko Widodo mencabut izin PT. Pria,
pabrik pengolahan limbah B3 dan mendesak pemerintah—pemberi izin–
membongkar pabrik dari Desa Lakardowo, Mojokerto Jawa Timur, guna
membuktikan terjadi pencemaran.
Rumiati, perempuan petani tergabung dalam Green Women, atau Gerakan
Perempuan Lakardowo Nandiri, bilang, aksi kali ini ingin memberitahu
pemerintah pusat, bahwa, sejak dua tahun terakhir, selain pencemaran dan bau
limbah, masyarakat juga alami gagal panen.
Hasil kajian geologi dan geolistik tanah di sekitar operasi perusahaan ini
menunjukkan ada kontaminasi logam berat timbal dan beberapa zat berbahaya.
Sekitar 95% kehidupan masyarakat Lakardowo adalah petani jagung, lombok
(cabai), terong dan padi. .
Dinas Lingkungan Hidup Jatim merekomendasikan, uji kualitas hasil
pertanian. Gerakan perempuan telah uji kualitas padi yang menunjukkan ada
kontaminasi logam berat.Kondisi lahan pertanian memburuk diduga kuat karena
aktivitas perusahaan pengelola dan pemanfaat limbah B3 yang beroperasi sejak
2010 ini.
Gerakan perempuan, katanya, jadi saksi sejak 2010 ada kegiatan
penimbunan limbah B3 di area Pria. Limbah ini, berupa fly ash, bottom ash,
sludge kertas, sludge industri, limbah media bahkan bahan makanan olahan
kadaluarsa menyebar dan meresap ke sumur-sumur warga serta tanah sekitar
pabrik.
Pada 2016, teridentifikasi 230 lebih anak-anak Desa Lakardowo menderita
dermatitis karena air sumur terkontaminasi logam berat, sulfat dan kandungan
total padatan terlarut (total dissolve solid /TDS) mencapai 2.000ppm.
Bahkan dalam uji sumur pantau di dalam perusahaan pada Juni 2016
ditemukan beberapa parameter melewati baku mutu dan terjadi peningkatan
dibandingkan data rona awal.
Nama : Syamsir W
Nim : 1603409013
Pencemaran Udara Limbah B3 PT Jasmulia

PT Jasmulia di Desa Minang Tallu Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu


Utara telah meresahkan masyarakat sekitar dengan adanya bau tak sedap.
Pasalnya bau tak sedap yang di timbulkan PT jasmulia berdampak buruk bagi
kesehatan. Akibat tidak memadahi pengeloaan limbah bahkan warga saat melintas
merasakan bau yang tak sedap. Undang-undang AMDAL yang sudah dibuat dan
disahkan oleh Dinas Pemerintah Lingkungan Hidup, akan tetapi amdal itu tidak
dilaksanakan dengan sempurna oleh perusahaan PT Jasmulia sampai saat ini.
Undang-undang AMDAL PT Jasmulia tidak di publikasikan baik lewat
media maupun pada daerah sekitar. Oleh karena itu, masyarakat setempat
mengadu ke pemerintah untuk menindak lanjuti tentang persoalan bau menyengat
dan merusak kesehatan manusia akan tetapi pemerintah saat ini belum ada respon
sampai pada saat ini.
Nama :Jumiati Nelsia S.B
Nim : 1603409012
PENCEMARAN LIMBAH BERACUN RUMAH SAKIT DARI JAKARTA
HINGGA SURABAYA DIBUANG DI TEPI JALAN CIREBON

Pencemaran limbah rumah sakit yang tergolong bahan berbahaya dan


beracun (B3) itu, menurut cecep, telah menumpuk dan bercampur dengan sampah
rumah tangga. Lokasinya berada di antara tepi jalan dan sungai. Tumpukan
sampah di sana tidak sedikit. Itu sudah melebar ke arah sungai dan mungkin ada
yang hanyut. Karena tertutup dengan sampah rumah tangga jadi tidak terlalu
kelihatan memang di situ kan tempat pembuangan sampah yang dibilang resmi
tidak juga, kata Cecep.
Temuan limbah b3 ilegal ini kemudian di laporkan cecep ke pemerintah
kapupaten setempat, lalu ke tingkat provensi. Di lokasi pembungan kini terdapat
sebuah plang dengan tulisan dilarang melakukan kegiatan apapun di area ini.
Benny Bastiawan, selaku Kepala Balai penegakan Hukum KLHK Wilayah Jawa,
Bali, dan Nusa Tenggara, mengatakan pihaknya telah mengarhkan sejumlah
petugas di kawasan seluas 2.500 meter persegi tersebut. Dia mengonfirmasi
temuan limbah medis B3, antara lain jarum suntik bekas, jarum infus bekas, obat
kadaluarsa, dan hasil sampel pengambilan darah. Atas temuan lapangan tersebut,
Benny Bastiwan mengatakan bahwa KHLK melakukan pengamanan lokasi
dengan melakukan penyegelan karna adanya dugaan tindak pidana pasal 104 UU
32 Tahun 2009, tentang perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup.
Penanganan limbah B3 sejumlah rumah sakit selama ini di tangani secara khusus
mengunakan jasa pihak ketiga. Pasalnya, tidak semua rumah sakit memiliki
fasilitas pengolahan limbah B3.Untuk mengelola limbah B3, terdapat tata cara
khusus sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah nomor 101 tahun 2014
pasal 32 menyebut setiap orang yang menghasilkan limbah B3 namun tidak
mampu mengumpulkan limba B3 sendiri diwajibkan menyerahkannya kepada
pengumpul limbah B3.
Dampak yang diakibatkan oleh limbah beracun rumah sakit dari jakarta
hingga surabaya dibuang di tepi jalan cibebon ini yait:
1. Dampak lingkungan
Dampak bagi lingkungan yaitu gangguan kenyamanan dan estetika, berupa
warna yang berasal dari sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi dan rasa dari
bahan kimia organic, yang menyebabkan estetika lingkungan menjadi kurang
sedap dipandang akibat pencemaran limbah beracun rumah sakit dari jakarta
hingga surabaya dibuang di tepi jalan cirebon
2. Dampak bagi manusia
Dampak bagi manusia yaitu menimbulkan masalah bagi kesehatan yang
mengakibatkan berbagai jenis penyakit seperti jenis bakteri, virus, senyawa-
senyawa kimia, pestisida, seta logam berat seperti Hg, Pb dan Cd akibat
pencemaran limbah beracun rumah sakit.
3. Dampak bagi swatwa
Dampak bagi swatwa yaitu kerusakan tanaman dan binatang, yang
disebabkan oleh virus, senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam nutrient
tertentu dan fosfor akibat pencemaran limbah beracun rumah sakit dari jakarta
hingga surabaya dibuang di tepi jalan cirebon.
Nama : Dewi
Nim : 1603409021
DAMPAK LIMBAH PESTISIDA BAGI PERSAWAHAN MASYARAKAT
DI TORAJA UTARA KEC. BUNTU LA’BO’
Penggunaan pestisida merupakan salah satu sumberpencemaran yang
potensi bagi sumber daya dan lingkungan perairan. Penggunaan pestisida
merupakan suatu hal yang sulit dipisahkan dengan kegiatan pertanian khususnya
dalam budidaya tanaman padi disawah guna meningkatkan produk baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Sifat penting yang dimiliki pestisida adalah daya
racun atu toksisitas. Meski bahan kimia tersebut hanya dimaksudkan untuk
mematikan suatu jenis hama tertentu tetapi pada hakekatnya bersifat racun untuk
semua mahkluk hidup. Hampir semua jenis pestisida tidak bersifat selektif dan
mempunyai spektrum yang luas sebagai racun sehingga merupakan sumber
pencemaran yang potensial khususnya bagi sumberdaya, lingkungan persawahan
dan perairan.
Pestisida yang digunakan pada lahan petanian sawah, terutama pada awal
musim tanam sebagian atau bahkan seluruhnya akan jatuh dan masuk kedalam air
sehingga mencemari perairan. Perairan yang tercemar oleh risidu pestisida apabila
telah mencapai konsentrasi tertentu akan sangat berpengaruh terhadap lingkungan
dan organisme akuatik yang hidup didalamnya. Ikan yang hidup didalam
lingkungan perairan yang tercemar pestisida akan menyerap bahan aktif pestisida
tersebut dan tersimpan dalam tubuh, karena ikan merupakan akumulator yang
baik bagi berbagai jenis pestisida terutama yang bersifat lipofilik (mudah terikat
dalam lemak).
Inilah yang sangat mempengaruhi persawahan di Kec. Buntu La’bo’
sehingga ikan-ikan serta udang sawah sudah tidak ada lagi.
Nama : Puspa Tayuddin
Nim : 1603409018
PERMASALAHAN LIMBAH B3 DALAM KONTEKS LINGKUNGAN
HIDUP DI BELOPA

Permasalahan limbah B3 dalam konteks lingkungan hidup di Indonesia


menjadi focus Kementrian Negara Lingkungan Hidup saat ini. Berbagai aktivitas
industry telah menimbulkan lahan terkontaminasi oleh limbah B3. Kejadian
tersebut antara lain disebabkan oleh adanya pembuangan limbah B3 ke
lingkungan walaupun sesungguhnya peraturan Perundang telah mengatur larangan
membuang limbah B3 ke lingkungan. Beban biaya yang tinggi untuk mengolah
limbah B3 sering menjadi alasan membuang limbah B3 ke lingkungan tanpa
diolah terlebih dahulu.
Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah
sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun yang karena sifat dan konsentrasinya dan jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan merusakkan
lingkungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.
Pengelolaan B3 adalah untuk mencegah dan mengurangi pencemaran atau
kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan
pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan
fungsinya kembali. Dalam UU No.23 tahun 1997 tentang pengololaan lingkungan
hidup, terminology pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan komponen lain kedalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkngn hidup tidak dapat berfungsi sesusai
peruntukannya.
Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga, dan mengandung bahan
dan bekas kemasan suatu jenis bahan berbahaya beracun disebut sampah bahan
berbahaya beracun rumah tangga sampah (B3 RT), jenis sampah ini walaupun
dalam kuantitas aatu konsentrasi yang sangat kecil kan tetapi mengandung bahan
berbahaya beracun. Jenis sampah yang sering di buang oleh masyarakat
sembarangan yaitu batu baterai bekas, neon dan bohlam bekas, kemasan cat,
kosmetik atau pelumas kendaraan yang umumnya mengandung bahan-bahan yang
menyebabkan iritasi aau gangguan kesehatan lainnya seperti logam merkuri yang
terkandung di dalam batu baterai pada umumnya.
Dalam aktifitas rumah tangga masyarakat umumnya mmbuang sampah jenis
ini secara tercampur dengan sampah rumahannya. Sampah B3 RT yang terbuang
banyak dipulung oleh para pelaku daur ulang, untuk diambil kembali komponen-
komponennya yang masih bernilai ekonomis. Kehadiran sampah B3 RT ini
didalam timbulan sampah relatif sangat kecil, namun sifat akumulatif sampah
tersebut merupakan ancaman bagi lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir
sampah. Bahaya yang ditimbulkannya adalah masuknya bahan-bahan yang
berkatagori B3 tersebut ke dalam aliran air bawah tanah atau kontak langsung
dengan manusia dan makhluk hidup lainnya. Tingakt bahaya terbesar sudah
barang tentu diterima oleh para pelaku daur ulang dan petugas sampah umumnya
yang biasa bekerja tanpa peralatan pelindung.
Pengelolaan secara terpadu dengan mengintegrasikan seluruh aspek
pengelolaan merupakan prinsip dasar pengelolaan merupakan prinsip dasar
pengelolaan sampah saat ini. Demikian halnya dengan pengelolaan sampah B3
RT diperlukan pengembangan sistem terpadu dengan mengintegrasikan kelima
sub sistem, yaitu: organisasi, pembiayaan, hukum, eknik operasi dan peran ktif
masyarakat. Peran perangkat hukum menjadi penting mangingat sampah B3
merupakan sampah khusus yang memerlukan penanganan tersendiri. Factor
penting lainnya adalah peran serta aktif masyarakat. Di dalam pengelolaan
sampah B3 RT kelompok strategis yang diperlukan peran aktifnya adalah
produsen barang dan bahan B3, masyarakat konsumen sebagai penimbul sampah,
pengelola sampah dan pelaku daur ulang.
Nama : Musfira
Nim : 1603409023

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DOMESTIK (Grey Water) PADA


RUMAH MAKAN BAKSO FUAD DI SONGKA KELURAHAN BENTENG
KOTA PALOPO

Rumah makan Bakso Fuad mampu menyumbangkan banyak limbah sisa


makanan dan detergen terhadap pembuangan akhir yang pada akhirnya akan
terbuang menuju sungai yang akan menyebabkan pencemaran air. Selain itu
limbah tersebut tidak hanya memberi dampak buruk terhadap biota didalam suatu
perairan akan tetapi juga memberi dampak terhadap manusia. Limbah cair
domestik (sisa detergen) jika terlalu lama mengendap dilingkungan akan
menghasilkan aroma tidak sedap yang apabila terjadi kontak dengan manusia
dapat menyebabkan diare ataupun disentri.
Berdasarkan hal tersebut maka salah satu solusi yang dapat ditawarkan
untuk mengurangi sisa limbah detergen yang dihasilkan adalah mengaplikasikan
suatu alat penyaring yang sering disebut sebagai filter yang bisa didesain khusus
untuk pipa ataupun westafel cuci piring. Sehingga dengan demikian sampel
ataupun limbah detergen yang ada disaring terlebih dahulu sebelum dibuang pada
pembuangan akhir. Penggunaan filter penyaring adalah salah satu solusi yang
dapat digunakan untuk mengurangi jumlah dan dampak yang dihasilkan dari
limbah cair domestik jenis detergen. Beberapa contoh filter tersebut dapat dilihat
pada penelitian terdahulu sebelumnya yang cocok digunakan sebagai penyaring
untuk mengurangi kadar limbah cair suatu detergen.
Filter atau penyaring banyak disebutkan pada penelitian-penelitian terdahulu
yang menyatakan bahwa sistem pengolahan air limbah yang dapat digunakan
adalah penyaringan air limbah menggunakan berbagai jenis bahan seperti kerikil,
arang, zeolit, dan pasir. Sistem tersebut dianggap cukup efektif karena bahan-
bahan anorganik yang digunakan rata-rata memiliki kemampuan untuk
menurunkan kadar bahan pencemar didalam air limbah, baik melalui prosese
filtrasi maupun proses penyerapan (Suheryanto, 2016). Proses penyaringan adalah
proses untuk menghilangkan zat padat tersuspensi atau proses pemisahan antara
padatan atau koloid dengan cairan bahan padatan umumnya dapat dilihat
langsung, terapung, secepat potongan kayu atau potongan sayuran yang dapat
disaring secara kasar. Apabila air olahan yang akan disaring berupa cairan yang
mengandung butiran halus atau bahan-bahan yang larut maka sebelum proses
penyaringan sebaiknya dilakukan proses koagulasi yang menghasilkan endapan,
dengan demikian, bahan-bahan tersebut dapat dipisahkan dari cairan melalui
filtrasi (Umroh, 2014).
Metode pengolahan air dapat dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu
penyaringan (filtrasi), teknik filtrasi merupakan proses pemisahan padatan yang
terlarut didalam air. Media yang digunakan untuk bahan filter memiliki syarat
yaitu pori-pori yang berukuran sesuai dengan ukuran padatan yang akan disaring
dan tahan lapuk. Bahan-bahan tersebut diantaranya pasir, ijuk, arang, kerikil, dan
batu. Arang disebut juga dengan karbon aktif yang berfungsi menghilangkan
warna dan bau pada air akibat pencemaran dari bahan kimia. Ijuk biasa digunakan
untuk menyaring padatan yang berukuran kecil. Sedangkan kerikil dan batu
digunakan untuk menyaring padatan yang berukuran sedang dan besar (Sumarni,
2013). Alternatif bahan murah yang memungkinkan dapat digunakan sebagai
alternatif untuk menyaring air limbah adalah dengan menggunakan bahan
campuran pasir kuarsa, sekam padi, serbuk arang bambu, dan batu zeolit sebagai
filter penyaring (Muttaqien, 2014).
Nama : Rafika Wulandari
Nim : 1603409030
Pencemaran Limbah Rumah Tangga
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan/atau komponen lain kedalam air atau udara, dan /atau berubahnya tatanan
(komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas
udara/air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya.
Limbah rumah tangga merupakan limbah yang dihasilkan oleh satu rumah
atau beberapa rumah. Adapun sumber limbah rumah tangga adalah Limbah
Organik. Limbah organik merupakan segala limbah yang mengandung unsur
Karbon (C), sehingga meliputi limbah dari mahluk hidup (misalnya kotoran
hewan dan manusia seperti tinja (feaces) berfungsi mengandung mikroba
potogen, air seni (urine) umumnya mengandung Nitrogen dan Posfor) sisa
makanan (sisa-sisa sayuran, wortel, kol, bayam, salada dan lain-lain) kertas,
kardus, karton, air cucian, minyak goreng bekas dan lain-lain. Limbah tersebut
ada yang mempunyai daya racun yang tinggi, misalnya: sisa obat, baterai bekas,
dan air aki. Limbah tersebut tergolong (B3) yaitu bahan berbahaya dan beracun,
sedangkan limbah air cucian, limbah kamar mandi, dapat mengandung bibit-bibit
penyakit atau pencemar biologis seperti bakteri, jamur, virus, dan sebagainya.
Namun secara teknis sebagian orang mendefinisakan limbah organik sebagai
limbah yang hanya berasal dari mahluk hidup (alami) dan sifatnya mudah busuk.
Artinya bahan-bahan organik alami namun sulit membusuk/atau terurai, seperti
kertas, dan bahan organik sintetik (buatan) yang sulit membusuk atau terurai.
Adapun dampak dari Limbah rumah tangga adalah air tidak dapat di
gunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, air yang sudah tercemar dan
kemudian tidak dapat di gunakan lagi sebagai penunjang kehidupan manusia,
akan menimbulkan dampak sosial yang sangat luas dan akan memakan waktu
lama untuk memulihkannya, padahal air yang di butuhkan untuk keperluan rumah
tangga sangat banyak. Air tidak dapat digunakan untuk keperluan industri, kalau
air sudah tercemari air tersebut tidak bisa di gunakan untuk keperluan industri
usaha untuk meningkatkan kehidupan manusia tidak akan tercapai. Air tidak dapat
di gunakan untuk keperluan pertanian, karna airnya sudah tercemar maka tidak
bisa digunakan lagi sebagai irigasi, untuk pengairan di persawahan dan kolam
perikanan, karena adanya senyawa anorganik yang mengakibatkan perubahan
drastis pada pH air.
Nama : Suciati
Nim : 1603409031
Dampak Limbah Rumah SakitTerhadap Lingkungan

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan bidang kesehatan dengan


bidang preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif maupun
promotif. Kegiatan dari rumah sakit menghasilkan limbah baik itu limbah padat,
limbah cair maupun gas. Limbah cair rumah sakit merupakan limbah infeksius
yang masih perlu pengelolaan sebelum dibuang kelingkungan, hal ini dikarenakan
limbah dari kegiatan rumah sakit tergolong limbah B3 yaitu limbah yang bersifat
infeksius, radioaktif, korosif dan kemungkinan mudah terbakar. Selainitu, karena
kegiatan atau sifat pelayanan yang diberikan, maka rumah sakit menjadi sumber
segala macam penyakit yang ada di masyarakat, bahkan dapat pula sebagai
sumber distribusi penyakit karena selalu dihuni, dipergunakan dan dikunjungi
oleh orang-orang yang rentandanlemahterhadappenyakit.limbahcair yang berisi
zat kimiawi tidak akan mampu dinetralisir dengan baik sehingga sangat
membahayakan warga sekitar rumah sakit. Kandungan penyakit utama nya
meresap melalui tanah dan langsung tertuju kedalam sumur yang lazim dijadikan
sumber konsumsi air

Pengelolaan limbah cair rumah sakit mempunyai arti penting dalam rangka
untuk mengamankan lingkungan hidup dari gangguan zat pencemar yang
ditimbulkan oleh buangan rumah sakit tersebut, karena air limbah rumah sakit
merupakan buangan infeksius yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
Dengan pengelolaan yang baik air limbah rumah sakit tersebut dapat
diminimalkan dan jika dibuang kelingkungan tidak menimbulkan dampak negatif
bagi lingkungan rumahsakit maupun lingkungan sekitar rumah sakit tersebut
Untuk menghindari adanya genangan-genangan air yang dapat menjadi
sumber pengembangbiakan penyakit maupun terjadinya pencemaran yang
akhirnya dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan maka perlu
adanya sistem pengumpul air buangan yang mengalir secara kontinue. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi pembusukan yang diakibatkan proses
dekomposisi. Sistem pengumpul ini biasanya disebut sistem penyaluran air
buangan yang umumnya menggunakan saluran tertutup. Adapun pemilihan jenis
saluran didasarkan atas segi estetikanya dimana manusia sangat membutuhkan
keindahan dan mengingat bahwa air buangan dapat menimbulkan bau menyengat
yang dapat menganggu aktifitas manusia.
Air buangan rumah sakit perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu
sebelum dibuang kelingkungan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif pada
lingkungan dan manusia. Limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit berupa limbah
nonmedis dan medis yang tentu saja mempunyai karakteristik yang berbeda pula
sehingga dalam proses pengolahan limbahnya berbeda pula. Pengolahan limbah
cair rumah sakit dapat dilakukan dengan cara lumpuraktif, aerob dansebagainya.
Pengelolaan limbah cair yang tidak benar dapat menimbulkan terjadinya
kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari pasien kepekerja, dari pasien
kepasien, dari pekerja kepasien, maupun dari dan kepada pengunjung rumah sakit.
Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang
bekerja di sekitar rumah sakit maka diperlukan adanya manajemen dan
monitoring limbah ruma hsakit.

Anda mungkin juga menyukai