Nim : 1603409024
Kelas : 6A
Prodi : Biologi
Pencemaran Limbah di TPA dan Sungai Desa Meli
Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara
Nim: 1603409041
Pencemaran limbah B3 Cair oleh PT. Nagamas Palmoil Lestari
di Kota Dumai
Ponjalae adalah salah satu Kelurahan yang ada di Kecamatan Wara Timur
Kota Palopo, dimana Ponjale terdapat sungai yang melewati pemukiman padat
penduduk yang diduga menjadi tempat masuknya berbagai macam limbah
berbahaya yang dibuang langsung ke dalam sungai. Aktivitas sehari-hari yang kita
lakukan seperti mandi, mencuci dan berbagai aktifitas lain yang kita anggap
sepele namun menghasilkan sisa buangan ternyata dapat membahayakan bagi
manusia dan lingkungan. Dari sekian banyak aktifitas manusia ternyata yang
paling berbahaya adalah limbah rumah tangga. Di antara berbagai jenis limbah ini
ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Limbah B 3 yang berada dalam rumah
tangga adalah merupakan hasil aktif kegiatan keseharian dari manusia sehingga
dapat memberikan dampak negatif yang sangat berbahaya dalam jangka pendek
maupun jangka panjang untuk manusia, hewan, tanaman dan lingkungan.
2. Sumber Limbah Rumah Tangga
Adapun sumber – sumber limbah yang dapat membahayakan bagi
manusia, satwa dan lingkungan diantaranya meliputi limbah cair maupun limbah
padat: (misalnya kotoran hewan dan manusia seperti tinja (feaces) bepungsi
mengandung mikroba potogen, air seni (urine) umumnya mengandung Nitrogen
dan Posfor) kertas, kardus, karet, karton, air cucian, minyak goreng bekas, sisa
obat, baterai bekas, air aki dan lain-lain. Limbah tersebut ada yang mempunyai
daya racun yang tinggi.
Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan / atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya atau beracun yang karna sifat,konsentrasi,jumlahnya;baik secara
langsung ataupun tidak langsung dapat mencemarkan dan dapat membahayakan
lingkungan hidup,kesehatan,kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lainnya. Intinya konsentrasi dan atau sifat dan atau jumlahnya mengandung B3
dan membahayakan manusia, mahluk hidup dan lingkungan, apapun jenis sisa
bahannya ,setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,
flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang
baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan
lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.
Masalah mengenai Pencemaran Limbah B3 dan Bahaya Limbah B3
terhadap manusia,satwa dan lingkungan,terdapat suatu kasus di daerah saya
mengenai limbah B3 ini. Tempatnya di Provinsi Sulawesi Selatan. Kec. Ponrang.
Kab.Luwu. Desa Padang Subur, terdapat limbah rumah tangga yakni air sabun
dan sampah plastik yang di buang kesungai bertahun-tahun dan menjadi kebiasaan
masyarakat di pinggir sungai dari desa noling yang penduduknya sangat
padat,masyaraktnya lebih condong membuang limbah sabun dan plastic ke
sungai,tanpa memikirkan resiko dan bahaya apabila terus –menerus itu terjadi.
saya pernah survey langsung ke lapangan dan memang masyarakatnya
sangat bandel dan tidak mau diarahkan malah melawan aparat desa.dan apa yang
terjadi dengan kelakuan mereka,air sungai yang mengalir dari noling menuju
padang sappa,itu memicu air sangat berbau busuk dan airnya sangat kotor serta
warnanya agak ke hitaman dan sisa plastic yang mengapung bertahun-tahun
dibiarkan begitu saja.
Sama seperti sungai di padang subur karna aliran air sungai yang menuju
padang sappa, kebanyakan masyarakt di situ memelihara ternak dan saya sering
melihat ternak mereka minum air sungai yang memiliki kadar air sabun yang tidak
bagus untuk ternak dan itu memicu bahaya bagi ternak, bahkan saya melihat
setiap air itu yang dijadikan minumannya mereka tidak mengetahui dampak atau
bahaya yang trjadi pada ternak ini,jika diolah dagingnya dan dimakan oleh
manusia tentu menjadi suatu penyakit bahkan merusak organ manusia bagi yang
mengonsumsi dagingnya,bagi lingkungan daerah padang subur dan sekitannya hal
ini merusak pemandangan,bau busuk yang setiap hari tercium di pinggir jalan dan
tumpukan plastic yang memicu terjadinya banjir yang terjadi saat hujan
deras,ikan-ikan disungai kebanyakan memakan sapah plastic dan minum air sabun
dari sisa rumah tangga tidak menyadari hal itu dan hanya menyepelekan.
Bukan hanya itu air sabun dan limbah plastic yang bertumpuk di sungai
tersebut mengalir ke desa tumale,dimana pada desa ini,air yang mengalir dari desa
noling dan padang sappa menuju tumale,air tersebut masuk ke persawahan
masyarakat apakah air limbah B3 ini bagus.tentu tidak dimana padi mereka dialiri
air yang kurang bagus ke pada petani akibat ulah para masyarakat di desa noling
dan pdg sappa tersebut,dampak dan bahaya yang ditimbulkan ialah kurangnya
hasil panen yg dipengaruhi oleh limbah b3 dan masyarakat yang mengonsumsi
beras dari air limbah sabun sebai laju pertumbuhan padi dapat memicu kesehatan
yang buruk dan resiko dalam.krna pada air limbah tersebut banyak bahan kimia
yang tercampur sebagai pertumbuhan padi,pada hewan seperti belut ikan mas
banyak yang mati,serta lingkungan yang meresahkan masyarakat tentang dampak
yang terjadi.
Dari kasus yang saya angkat diatas,perlunya pemerintah turun tangan,
apabila masyarakatnya tidak mau mengikuti aturan yang di berkan oleh camat,
kepala desa bahkan dusun, adanya edukasi bagi masyarakat yang sering membuag
limbah sabun di pinggir sungai khususnya para ibu-ibu yang bandel dan anak-
anak di sekitar pinggir sungai yang sering membuang sampah plastic yang
merugikan 1 (satu) desa tumale oleh karna ulah para tangan yang tidak
bertanggung jawab membuang sampah begitu banyak ke sungai dan membuat
ekositem lain mati dan merusak citra dan pemandangan sungai.dan pemerintah
harus memikirkan bagaimana mengolah kembali limbah b3 ini menjadi tidak
berbahaya serta sampah plastic yang semakin hari semakin menumpuk di jadikan
bahan yang menjadi nilai jual tinggi di masyarakat,agar tidak membuang ke
sungai lagi.
Serta memberikan efek jera pada masyarakat yang tidak mendengar,jika
perlu berikan sanksi jika membuang limbah b3 yang berbahaya kesungai. Mohon
maaf apabila penulisan dan kata-kata saya kurang efisien pada tugas ini,sekian
dan terima kasih.
Nama : Ira Indriani
NIM : 1603409008
Mata Kuliah : Pengolahan Limbah B3
JOMBANG SEBAGAI TEMPAT PENAMPUNGAN ILEGAL LIMBAH B3
TERBESAR DI JAWA TIMUR
Diperkirakan lebih dari 100 juta ton limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3) berupa abu slag alumunium dibuang di sekitar permukiman warga, area
persawahan dan perkebunan, serta sekitar sungai irigasi di Jombang. Praktek
pembuangan dan penimbunan limbah B3 ini diperkirakan telah berlangsung
selama kurang lebih 40 tahun. Pembuangan limbah B3 ini terkait aktivitas
masyarakat yang mengolah limbah B3 abu slag alumunium menjadi bahan
kebutuhan rumah tangga atau dilebur kembali menjadi batangan alumunium.
Direktur Eksekutif Ecoton (Ecological Observation and Wetlands
Conservation), Prigi Arisandi mengatakan, aktivitas pembuangan limbah secara
sembarangan sudah dapat dipastikan mencemari lingkungan, dan membahayakan
kesehatan masyarakat. Dampak limbah tidak hanya dirasakan masyarakat
Jombang tapi juga masyarakat di daerah-daerah lain karena senyawa beracun yang
terkandung dalam limbah abu slag alumunium telah mencemari sungai.
Pembuangan limbah B3 abu slag alumunium terjadi karena banyaknya
industi kecil pengolahan limbah alumunium. Menurut catatan Dinas Lingkungan
Hidup (DLH) Provinsi Jawa Timur, ada 88 industri kecil dan sedang di
Kecamatan Kesamben dan Kecamatan Sumobito. Sementara menurut catatan
Ecoton, ada 136 pengusaha tingkatkecil, sedang, dan besar di Sumobito dan
Kesamben, yang menerima limbah dari 11 industri besar di Surabaya, Gresik,
Mojokerto, Bandung, Bekasi, Tangerang dan Karawang.
Pengurus Asosiasi Pengusaha Aluminium Indonesia (Aspalindo) Jombang,
Jarot Subiyantoro mengatakan, banyak pelaku industri pengolahan limbah di
Jombang pada awalnya tidak mengetahui kategori bahan yang diolah termasuk
limbah B3. Menurutnya, peraturan perundangan baru diterbitkan pada 2009, dan
sosialisasinya baru diterima pada 2011.
Prigi Arisandi mengatakan, penanganan limbah B3 abu slag alumunium
sebenarnya dapat dilakukan, dengan terlebih dahulu mengetahui besaran limbah
yang dibuang oleh sumber utama yaitu industri primer.
“Jadi kan ada neraca sebenarnya, ada neraca yang harus dihitung sumber
utama atau produksi primer tadi, kayak Maspion contohnya, itu kan dia tahu
sebenarnya bagaimana besar volume buangannya dan ke mana dibuangnya, ini
harus dikendalikan. Karena selama ini memang yang mengambil untung industri
besar ini, yang mengorbankan masyarakat dan lingkungan hidup” jelas Prigi
Arisandi.
Prigi menolak gagasan bahwa pemulihan lingkungan yang tercemar akibat
pembuangan limbah B3 secara sembarangan harus menggunakan uang negara.
Menurutnya, industri besar yang seharusnya menanggung biaya pemulihan
lingkungan.
Nama : Nurhayati
NIM : 1603409039
Mata Kuliah : Pengolahan Limbah B3
PENCEMARAN LOGAM BERAT DI TELUT BUYAT MINAHASA
SULAWESI UTARA OLEH PT. NEWMONT MINAHASA RAYA
Teluk Buyat, terletak di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, adalah lokasi
pembuangan limbah tailing (lumpur sisa penghancuran batu tambang) milik PT.
Newmont Minahasa Raya (NMR). Sejak tahun 1996, perusahaan asal Denver, AS,
tersebut membuang sebanyak 2.000 ton limbah tailing ke dasar perairan Teluk
Buyat setiap harinya. Sejumlah ikan ditemui memiliki benjolan semacam tumor
dan mengandung cairan kental berwarna hitam dan lendir berwarna kuning
keemasan. Fenomena serupa ditemukan pula pada sejumlah penduduk Buyat,
dimana mereka memiliki benjol-benjol di leher, payudara, betis, pergelangan,
pantat dan kepala. Sejumlah laporan penelitian telah dikeluarkan oleh berbagai
pihak sejak 1999 hingga 2004. Banyak penelitian yang telah dilakukan sebagai
respon atas pengaduan masyarakat nelayan setempat yang menyaksikan sejumlah
ikan mati mendadak, menghilangnya nener dan beberapa jenis ikan, serta keluhan
kesehatan pada masyarakat. Dari laporan penelitian tersebut, ditemukan kesamaan
pola penyebaran logam-logam berat seperti Arsen (As), Antimon (Sb), dan
Merkuri (Hg) dan Mangan (Mn), dimana konsentrasi tertinggi logam berbahaya
tersebut ditemukan di sekitar lokasi pembuangan tailing Newmont. Hal ini
mengindikasikan bahwa pembuangan tailing Newmont di Teluk Buyat merupakan
sumber pencemaran sejumlah logam berbahaya. Namun demikian, sejumlah
Menteri, diantaranya Menteri Lingkungan Hidup Nabiel Makarim, mengeluarkan
pernyataan bahwa Teluk Buyat tidak tercemar. Menteri Kesehatan Achmad Sujudi
mengatakan bahwa seolah-olah penyakit yang diderita oleh masyarakat Teluk
Buyat adalah penyakit kulit dan akibat kekurangan gizi. Perdebatan yang selama
ini muncul terkait dengan dugaan penyakit Minamata seperti yang pernah terjadi
di Jepang lebih dari tiga dekade yang lalu. Padahal penyakit Minamata itu adalah
penyakit akibat kontaminasi merkuri, sedangkan di Teluk Buyat yang terjadi
adalah kontaminasi sejumlah logam berat: arsen, merkuri, antimon, mangan, dan
senyawa sianida.“Kontaminasi Arsen pada tubuh menimbulkan gejala-gejala
seperti dada panas, rasa mual, mudah lelah dan lupa, kolaps, dan kanker kulit.
Yang tidak pernah dilihat adalah dampak dari logam-logam lain, seperti antimon,
mangan, dan juga sianida. Sianida dan mangan bisa menyebabkan gangguan kulit,
terutama mangan, seperti yang kita lihat di pertambangan di Kalimantan,” papar
Raja Siregar pengkampanye di Eksekutif National WALHI.
Dari berbagai laporan penelitian, termasuk yang dilakukan WALHI,
sejumlah konsentrasi logam berat (arsen, merkuri, antimon, mangan) dan senyawa
sianida pada sedimen di Teluk Buyat sudah tinggi. Jika dibandingkan pada
konsentrasi logam berat sebelum pembuangan tailing (data dari studi Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan/AMDAL tahun 1994), konsentrasi arsen di
daerah dekat mulut pipa tailing di Teluk Buyat meningkat hingga 5-70 kali lipat
(data WALHI dan KLH 2004). Konsentrasi merkuri meningkat 10 kali lipat di
sekitar pipa pembuangantailing.Jika dibandingkan dengan Teluk Totok (lokasi
penambangan rakyat), konsentrasi arsen dan antimon jauh lebih tinggi di sekitar
pembuangan tailing PT NMR (data Walhi dan KLH 2004). Untuk merkuri,
konsentrasi di Teluk Buyat dan Teluk Totok hampir sama. Namun, pada data
penelitian KLH 2004, konsentrasi merkuri di lokasi pembuangan tailing Newmont
lebih besar dibandingkan dengan di Teluk Totok. Pola Penyebaran Logam
Berbahaya Arsen, Antimon dan Merkuri (As, Sb, dan Hg).
Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan
daratan, di mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air
laut juga sebagai tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari
atmosfir. Limbah tersebut yang mengandung polutan kemudian masuk ke dalam
ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air, sebagian tenggelam
ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan
tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang,
rumput laut dan lain-lain). Kemudian, polutan tersebut yang masuk ke air diserap
langsung oleh fitoplankton. Fitoplankton adalah produsen dan sebagai tropik level
pertama dalam rantai makanan. Kemudian fitoplankton dimakan zooplankton.
Konsentrasi polutan dalam tubuh zooplankton lebih tinggi dibanding dalam tubuh
fitoplankton karena zooplankton memangsa fitoplankton sebanyak-banyaknya.
Fitoplankton dan zooplankton dimakan oleh ikan-ikan planktivores (pemakan
plankton) sebagai tropik level kedua. Ikan planktivores dimangsa oleh ikan
karnivores (pemakan ikan atau hewan) sebagai tropik level ketiga, selanjutnya
dimangsa oleh ikan predator sebagai tropik level tertinggi. Ikan predator dan ikan
yang berumur panjang mengandung konsentrasi polutan dalam tubuhnya paling
tinggi di antara seluruh organisme laut. Kerang juga mengandung logam berat
yang tinggi karena cara makannya dengan menyaring air masuk ke dalam
insangnya setiap saat dan fitoplankton ikut tertelan. Polutan ikut masuk ke dalam
tubuhnya dan terakumulasi terus-menerus dan bahkan bisa melebihi konsentrasi
yang di air. Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton
sampai ikan predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini
berada dalam jaringan tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang
tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi
kesehatan manusia. Karena kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh makanan
yang dimakan. Makanan yang berasal dari daerah tercemar kemungkinan besar
juga tercemar. Demikian juga makanan laut (seafood) yang berasal dari pantai dan
laut yang tercemar juga mengandung bahan polutan yang tinggi. Salah satu
polutan yang paling berbahaya bagi kesehatan manusia adalah logam berat.
Logam berat telah lama dikenal sebagai suatu elemen yang mempunyai daya
racun yang sangat potensil dan memiliki kemampuan terakumulasi dalam organ
tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit yang menyebabkan kematian.
Logam berat Air Raksa atau Merkuri (Hg) adalah salah satu logam berat dalam
bentuk cair. Terjadinya pencemaran merkuri di perairan laut lebih banyak
disebabkan oleh faktor manusia dibanding faktor alam. Meskipun pencemaran
merkuri dapat terjadi secara alami tetapi kadarnya sangat kecil. Pencemaran
merkuri secara besar-besaran disebabkan karena limbah yang dibuang oleh
manusia. Manusia telah menggunakan merkuri oksida (HgO) dan merkuri sulfida
(HgS) sebagai zat pewarna dan bahan kosmetik sejak jaman dulu. Dewasa ini
merkuri telah digunakan secara meluas dalam produk elektronik, industri
pembuatan cat, pembuatan gigi palsu, peleburan emas, sebagai katalisator, dan
lain-lain. Penggunaan merkuri sebagai elektroda dalam pembuatan soda api dalam
industri makanan seperti minyak goreng, produk susu, kertas tima, pembungkus
makanan juga kadang mencemari makanan tersebut.
Nama : Rahmat
Nim : 1603409037
NIM : 1603409011
Gambar 2. Tercemarnyalimbahtahu
Nama : Ni Komang Ayu
Nim : 1603409016
TEMUAN GUNDUKAN TANAH DI MARUNDA DIDUGA BERISI
LIMBAH B3
Sumber: https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/05/08114001/temuan-
gundukan-tanah-di-marunda-diduga-berisi-limbah-b3.
Penulis : Ardito Ramadhan. Editor : Egidius Patnistik.
Nama : Eka Parisna Fidri
Nim : 1603409004
Dampak Limbah B3 Kelapa Sawit PTPN XIV Brau Luwu Timur
Kec.Lagego
City Market Palopo atau PCM adalah pusat perbelanjaan pertama di Luwu
Raya dengan konsep Family Mall. Mall ini terletak di Kelurahan Salobulo,
Kecamatan Wara Utara,Kota Palopo. City Market mampu memenuhi Kebutuhan
masyarakat Kota Palopo dan sekitarnya. Akibatnya, Pertumbuhan Ekonomi di
Luwu Raya termasuk Kota Palopo jauh memungkinkan setelah Memiliki Pusat
Perbelanjaan yang memiliki penyewa dari luar Kota Palopo dan Luwu Raya.
Sehubungan dengan hal tersebut tentunya dalam penglahan bahan makanan juga
akan berdampak negatif jika hasil olahan atau limbah tidak di tanggulangi sesuai
dengan prosedur.
Limbah B3 yang terdapat dari hasil buangan City Market merupakan hasil
buangan yang dilakukan setiap harinya sehingga dapat memberikan dampak
negatif dalam jangka pendek maupun jangka panjang selama proses buangan tidak
ditanggulangi secara maksimal. Tentuunya akan mengganggu masyarakat
setempat dan juga akan mempengaruhi kondisi lingkungan khusunya pencemaran
udara.
Pembuangan limbah yang berasal dari City Market tersebut dibuang menuju
saluran got yang ada di sekitar masyarakat, sehingga limbah tersebut mengganggu
aktifitas masyarakat seperti bau yang menyengat dan mengalir ke saluran yang
menuju tempat pemeliharan ikan dan rumput laut. Otomatis ikan – ikan dan
rumput laut tersebut akan mengkonsumsi limbah – limbah yang terbuang itu yang
kemudian akan dikonsumsi oleh masyarakat.
Lebih dari pada itu, masih banyak dampak yang dihasilkan dari pembuangan
limbah tersebut seperti pembuangan limbah yang semakin menumpuk akan
mengakibatkan penyumbatan saluran got. Sehingga pada saat musim hujan,
limbah – limbah tersebut akan meluap.
Nama : Risal
Nim : 1603409036
PENCEMARAN LIMBAH B3 LIMBAH CAIRSPBU REGIONAL IV
SULAWESI
Pengelolaan limbah cair rumah sakit mempunyai arti penting dalam rangka
untuk mengamankan lingkungan hidup dari gangguan zat pencemar yang
ditimbulkan oleh buangan rumah sakit tersebut, karena air limbah rumah sakit
merupakan buangan infeksius yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
Dengan pengelolaan yang baik air limbah rumah sakit tersebut dapat
diminimalkan dan jika dibuang kelingkungan tidak menimbulkan dampak negatif
bagi lingkungan rumahsakit maupun lingkungan sekitar rumah sakit tersebut
Untuk menghindari adanya genangan-genangan air yang dapat menjadi
sumber pengembangbiakan penyakit maupun terjadinya pencemaran yang
akhirnya dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan maka perlu
adanya sistem pengumpul air buangan yang mengalir secara kontinue. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi pembusukan yang diakibatkan proses
dekomposisi. Sistem pengumpul ini biasanya disebut sistem penyaluran air
buangan yang umumnya menggunakan saluran tertutup. Adapun pemilihan jenis
saluran didasarkan atas segi estetikanya dimana manusia sangat membutuhkan
keindahan dan mengingat bahwa air buangan dapat menimbulkan bau menyengat
yang dapat menganggu aktifitas manusia.
Air buangan rumah sakit perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu
sebelum dibuang kelingkungan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif pada
lingkungan dan manusia. Limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit berupa limbah
nonmedis dan medis yang tentu saja mempunyai karakteristik yang berbeda pula
sehingga dalam proses pengolahan limbahnya berbeda pula. Pengolahan limbah
cair rumah sakit dapat dilakukan dengan cara lumpuraktif, aerob dansebagainya.
Pengelolaan limbah cair yang tidak benar dapat menimbulkan terjadinya
kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari pasien kepekerja, dari pasien
kepasien, dari pekerja kepasien, maupun dari dan kepada pengunjung rumah sakit.
Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang
bekerja di sekitar rumah sakit maka diperlukan adanya manajemen dan
monitoring limbah ruma hsakit.