Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KASUS PT.

DONGWOO ENVIRONMENTAL INDONESIA

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Aspek Pidana Dalam Bisnis

DOSEN PENGAMPU

Prof. Dr. Dwidja Priyatno, S.H., M.H

Rahel Octora, S.H.,M.Hum

DISUSUN OLEH

Louisa Audyna Prochorus 2187014

Ayesha Syifa 2187016

Auralia Marsella 2187019

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2023-2024
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kasus Posisi


PT. Dong Woo Environmental Indonesia (DWEI) merupakan suatu perusahaan yang
berdiri pada tahun 2000 yang merupakan suatu perusahaan dalam rangka penanaman
modal asing yang bersumber dari Korea Selatan dan berdomisili di Kawasan Jababeka.
Lebih tepatnya di Jl. Jababeka VIV Blok J. Kav.WTTP Cikarang Barat, Bekasi. Dalam
hal ini, adapun Presiden Direktur dari perusahaan tersebut, yaitu Kim Young Woo dan
Direktur dari Perusahaan tersebut, yaitu Kim Byung Seop. Perusahaan tersebut
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa daur ulang limbah
serta Bahan Berbahaya Beracun (B3). Yang dimana nantinya akan diolah menjadi produk
serta selaku pemegang izin pengelolaan limbah B3 sebagaimana yang dikeluarkan oleh
Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) Republik Indonesia.
Pada mulanya kasus ini terjadi pada Juni 2006. Yang dimana pada saat itu Kim Young
Woo selaku Presiden Direktur dan Kim Byung Seop selaku Direktur, dalam hal ini tidak
mengolah sisa dari limbah dengan baik. Mereka dapat dikatakan hanya mengelola
beberapa limbah saja, sedangkan untuk limbah yang lainnya mereka akan membuangnya
ke media lingkungan lain. Dalam hal ini media tersebut, yaitu tanah kosong di Desa Pasir
Gombong, Cikarang Utara.1 Sehingga pada Bulan Juni tersebut sekitar 144 warga
Kampung Kramat RT 003 RW 03 Desa Pasir Gombong, Kecamatan Cikarang, Bekasi
mengalami keresahan dan memutuskan untuk mengeluh.
Di sisi lain, adapun akibat dari adanya pembuangan limbah ke tanah kosong yang
berada di Desa Pasir Gombong tersebut. Salah satu akibatnya yaitu, banyak anak-anak
maupun orang dewasa yang dilarikan ke Rumah Sakit Medika Cikarang. Hal tersebut
dikarenakan mereka mengalami keracunan, gangguan infeksi saluran pernafasan, batuk-
batuk, skait kepala, bahkan muntah akibat dari pembuangan Bahan Berbahaya Beracun
(B3) yang dilakukan dengan sembarangan tersebut.
Sehingga, Kepolisian Resort Kabupaten Bekasi yang berkerjasama dengan Tim
Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Bekasi sudah berhasil mengumpulkan data
teknis, baik data teknis di lapangan maupun di dalam perusahaan PT. Dong Woo
Evironmental Indonesia (DWEI) itu sendiri pada tanggal 13 Juni 2006. Dalam hal ini,

1
Angkiston, Libari, 2010, Studi Kasus Pencemaran Lingkungan Akibat Pembuangan Limbah B3 Oleh PT.
DongWoo Evironmental Indonesia Di Cikarang Bekasi, Atma Jaya : Jakarta.
diketahui jika terdapat 9 titik tempat pembuangan B3 yang dibuang diatas lahan seluas
1,5 hektar tersebut.
Yang dimana secara visual ditemukan timbunan limbah B3 serta limbah cair yang
ainnya pada area lahan kosong tersebut. Sehingga baik limbah B3 ataupun limbah cair
yang lainnya menyebabkan kualitas dari tanah tersebut menjadi berubah. Perubahan
tersebut dapat dilihat dari adanya perubahan tekstur tanah yang menjadi lebih keras,
menghitam serta berbau. Adapun akibat lain yang berakibat pada air di lokasi tersebut,
yaitu warna air berubah menjadi hitam serta berbau.
Tentunya dalam hal ini, pencemaran tersebut dapat berbahaya untuk warga sekitar,
terutama anak-anak yang tinggal di sekitar wilayah tersebut. Di sisi lain, warga yang
tinggal di sekitar wilayah itu pun menjadi terganggu untuk melakukan aktivitas sehari-
hari. hal tersebut dikarenakan adanya bau yang sangat menyengat di daerah tempat
tinggal mereka. Sehingga dalam hal ini, dengan adanya pencemaran tersebut tanah milik
warga tidak dapat digunakan kembali. Karena tanah-tanah terssebut sudah tercemar oleh
adanya limbah B3 yang dibuang secara sembarangan.
Dengan demikian, pencemaran yang dilakukan oleh PT. Dong Woo Evironmental
Indonesia (DWEI) tersebut dapat dikatakan sudah melanggar hak warga sekitar atas
jaminan kesehatan, lingkungan yang sehat, serta adanya rasa aman atas terhindar dari
dampak negatif dari adanya aktivitas yang dilakukan oleh PT tersebut. di sisi lain,
pencemaran yang dilakukan pun sudah dikatakan melanggar Peraturan Perundang-
Undangan Indonesia dalam bidang lingkungan hidup.
Sehingga, atas perbuatan yang dilakukan oleh PT. Dong Woo Evironmental Indonesia
(DWEI) tersebut, mengakibatkan PT itu sendiri diseret ke Pengadian Negeri Bekasi.
Dengan terdakwa I, yaitu Kim Young Woo serta terdakwa II, yaitu Kim Byung Seop.
Sebagaimana mereka dikenakan Pasal 41 Ayat (1) Undang-Undang No. 23 Tahun 1997
Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mengatur mengenai perbuatan secara
sengaja yang mengakibatkan pencemaran dan.atau perusakan Lingkungan Hidup. Dan
akhirnya, pada tanggal 16 Desember 2008, dalam hal ini Majelis Hakim menjatuhkan
pidana penjara untuk masing-masing terdakwa selama 6 (enam) tahun beserta dengan
denda sebesar Rp. 100.000.000,00 (serratus juta rupiah).2

2.2. Analisis Putusan

2
Milah Sarmilah, Legal Opinion Kasus Pencemaran Limbah B3 PT. Dong Woo Evironmental Indonesia Milah
Sarmilah 8111416058 Hukum Lingkungan Rombel 1, hlm. 1.
Dalam putusan dari kasus PT. Dong Woo Evironmental Indonesia tersebut, dalam hal
ini dapat dikatakan jika dalam putusan tersebut masih adanya ketidakjelasan.
Sebagaimana hal tersebut akan dibahas satu per satu dalam analisis putusan ini.
Perkembangan hukum pidana Indonesia, pengaturan mengenai korporasi sebagai pelaku
tindak pidana dilangsungkan melalui tiga sistem pertanggungjawaban korporasi. Ketiga
hal tersebut, yaitu :
1) Pengurus korporasi sebagai pembuat, maka penguruslah yang bertanggung jawab;
2) Korporasi sebagai pembuat, maka pengurus yang bertanggung jawab, dan
3) Korporasi sebagai pembuat dan yang bertanggung jawab.
Jika dilihat dari kasus tersebut,

Anda mungkin juga menyukai