Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN

PABRIK PLASTIK KEMASAN “PT. SINAR MAJU JAYA ” DI MALANG

Oleh : Ilzam Hubbi Maulana (21701051151)1

Nimas Atika Sekar N. (21701051036)2

Abstract
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah dampak
dari pencemaran limbah dari pabrik plastik kemasan terhadap lingkungan. Dampak dari
pencemaran limbah pabrik plastik kemasan terhadap lingkungan hidup yaitu rusaknya
kualitas lingkungan terutama perairan sebagai salah satu kebutuhan umat manusia dan
makhluk hidup lainnya. Rusaknya lingkungan akibat limbah pabrik plastik kemasan yang
berdampak buruk terhadap kehidupan ekosistem dan juga mengancam kesehatan manusia.
Ganguan ini sangat merugikan kualitas mutu air serta manfaatnya. Limbah plastik membawa
akibat bagi lingkungan, karena mempunyai bahan–bahan berbahaya yang dibuang ke perairan
salah satunya limbah berbahaya dan beracun. Jika pencemaran limbah plastik dibiarkan terus
menerus, maka kelangsungan hidup semakin terancam. Maka sebelum dibuang ke perairan
limbah tersebut melalui proses agar tidak mencemari lingkungan

Kata kunci: Limbah Pabrik, Plastik


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembangunan di Indonesia harus didasarkan pada konsep pembangunan berkelanjutan


dan perlindungan lingkungan seperti tercantum dalam GBHN. Pembangunan
yang merusak lingkungan bukanlah pembangunan, melainkan bencana yang
tertunda. Untuk itu industri-industri di Indonesia haruslah menjalankan
industrinya dengan tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan.
Pada tahun 1862. Plastik temuan Parkes disebut Parkesine ini dibuat dari bahan
organik dari selulosa. Parkes mengatakan bahwa temuannya ini mempunyai karakteristik
mirip karet, namun dengan harga yang lebih murah. Ia juga menemukan bahwa Parkesine
ini bisa dibuat transparan dan mampu dibuat dalam berbagai bentuk. Sayangnya,
temuannya ini tidak bisa dimasyarakatkan karena mahalnya bahan baku yang digunakan.
Kemudian pada tahun 1907 bahan sintetis pertama buatan manusia ditemukan oleh
seorang ahli kimia dari New York, Leo Baekeland. Dirinya mengembangkan resin cair
yang diberi nama Bakelite. Material baru ini tidak terbakar, tidak meleleh dan tidak
mencair di dalam larutan asam cuka. Dengan demikian, sekali bahan ini terbentuk, tidak
akan bisa berubah. Bakelite ini bisa ditambahkan ke berbagai material lainnya seperti
kayu lunak.

Pada tahun 1933, Ralph Wiley, seorang pekerja lab di perusahaan kimia Dow, secara
tidak sengaja menemukan plastik jenis lain yaitu Polyvinylidene Chloride atau populer
dengan sebutan Saran. Saran pertama kali digunakan untuk peralatan militer, namun
belakangan diketahui bahwa bahan ini cocok digunakan sebagai pembungkus makanan.
Saran dapat melekat di hampir setiap perabotan seperti mangkok, piring, panci, dan
bahkan di lapisan saran sendiri. Tidak heran jika saran digunakan untuk menyimpan
makanan agar kesegaran makanan tersebut terjaga. Kemudian di tahun yang sama, dua
orang ahli kimia organik bernama E.W. Fawcett dan R.O. Gibson yang bekerja di
Imperial Chemical Industries Research Laboratory menemukan Polyethylene. Temuan
mereka ini mempunyai dampak yang amat besar bagi dunia. Karena bahan ini ringan serta
tipis, pada masa Perang Dunia II bahan ini digunakan sebagai pelapis untuk kabel bawah
air dan sebagai isolasi untuk radar. Pada tahun 1940 penggunaan polyethylene sebagai
bahan isolasi mampu mengurangi berat radar sebesar 600 pounds atau sekitar 270 kg.
Setelah perang berakhir, plastik inilah yang menjadi semakin populer, dan saat ini
digunakan untuk membuat botol minuman, jerigen, tas belanja atau tas kresek, dan
kontainer untuk menyimpan makanan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses produksi plastik kemasan di “PT. Sinar Maju Jaya”?
2. Kemungkinan dampak apa saja akan yang terjadi akibat aktifitas dari pabrik Plastik
kemasan “PT. Sinar Maju Jaya”? Dan upaya penanganan apa yang akan dilakukan
terhadap dampak tersebut?
PEMBAHASAN

A. Data Umum
Nama pabrik : PT. Sinar Maju Jaya
Proyek : Pembangunan Pabrik PT. Sinar Maju Jaya
Lokasi : Jl. Karangampel Timur, Karangwidoro, Kec.Dau Malang,
Malang, Jawa Timur 65151
Luas lahan : 3.632,43 m2
Tenaga kerja : 30 orang
Waktu : 6 bulan
Jam Kerja : 08.00 – 16.00 WIB
Alat Berat : Escavator, Dumb Truck, dll.
Perijinan : Proses langsung ke Pemda kota Malang
Sertifikat tanah : Sertifikat Hak Milik (SHM)

B. Gambar Lokasi
C. Alat dan Bahan
 Peralatan : injection molding, ekstrusi, thermoforming,
blow molding
 Sifat Bahan : Padat
 Asal Pengambilan Bahan : SURYA INDO UTAMA
 Sistem Pengangkutan : Menggunakan truk pengangkut dan forklift
 Sumber Air dan Penggunaannya : Air dari sumber/sumur yang dimiliki pabrik
dan berada dikawasan pabrik untuk
pembersihan biji plastik
 Tenaga Kerja : Dikerjakan oleh 70% orang dari warga
sekitar pabrik, yang berpendidikan mencukupi
syarat yang sudah ditentukan

D. Proses Pembuatan Plastik Kemasan

No PROSES
.
1. Penerimaan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan saat proses produksi PT. Sinar Maju Jaya yang berupa biji
plastik berasal dari PT Surya Indo Utama, Jakarta. Karet yang berasal dari pohon pohon
karet H e v e a á b r a s i l i e n s i s (Euphorbiaceae) dilukai bagian batang .
Kemudian olah menjadi lembaran karet dan diangkut dengan menggunakan truk
pengangkut karet.
2. Injection Molding
Pada tahapan pertama dalam Proses pembuatan plastik ini maka plastik pada awalnya
masih berupa pellet atau biji plastik. Nantinya biji plastik itu akan dimasukkan ke dalam
sebuah tabung yang memiliki pemanas, di dalamnya akan terjadi proses pelelehan biji
plastik dengan menggunakan sekrup yang ada di dalam tabung tersebut. Nantinya setelah
dilelehkan maka lelehan plastik itu akan dibawa masuk ke dalam cetakannya.
3.  Ekstrusi
Proses kedua dalam Proses pembuatan plastik yang disebut dengan ekstrusi ini adalah
proses dimana lelehan biji plastik itu kemudian ditekan secara terus menerus sehingga
dengan demikian bisa lebih lebur dan halus. Dalam pemanasan plastik itu tentunya
membutuhkan suhu yang amat panas dalam Proses pembuatan plastik in
4. Thermoforming
Pada tahapan ini maka lelehan biji plastik tadi telah berubah menjadi lempengan atau
lembaran yang kemudian nantinya akan dipanaskan kembali dan dimasukkan ke dalam
sebuah cetakan lainnya. Pada tahap ini waktunya tidak begitu lama untuk melanjutkan ke
tahapan selanjutnya
5.  BlowMolding
Pada tahap yang terakhir ini, lelehan biji plastik yang telah membentuk bentuk lain yaitu
pipa ini akan ditiup secara terus menerus ke cetakan selanjutnya yang kemudian
terbentuklah plastik yang siap dibentuk dan dilakukan proses selanjutnya menjadi sebuah
benda yang berguna untuk kehidupan manusia.
E. Gambar Produksi
F. Dampak yang terjadi
Dampak Positif
a) Lapangan kerja : dengan adanya pabrik plastik ini akan memebantu pengurangan
pengangguran di sekitar area pabrik, karena pabrik mempekerjakan 70%
pekerjanya adalah warga sekitar.
b) Meningkatnya pendapatan daerah dan devisa Negara.
c) Menjadikan wilayah pabrik berkembang.
d) Berkembangnya sector ekonomi wilayah sekitar
Dampak Negatif
a) Limbah cair yang dapat mencemari tanah, air, dan udara.
 Limbah Cair
Proses pengolahan biji plastik tergolong proses basah, banyaknya kebutuhan
air untuk keperluan pengolahan akan menentukan banyaknya limbah cair yang
dihasilkan, sekaligus menetukan rancangan ukuran sarana pengolah
limbah. Jumlah air yang digunakan dalam proses produksi, hamper
seluruhnya menjadi limbah, karena biji plastik baik berupa bahan baku maupun
setengah jadi tidak menyerap air. Pengaruh kebutuhan air adalah tingkat kotoran
yang ada dalam bahan baku, serta efesiensi kinerja sarana pengolahan.
Nilai parameter limbah pada setiap bagian proses pengolahan berbeda-beda. Nilai
parameter BOD atau COD yang sangat besar dari air buangan menunjukkan
tingginya kadar bahan organiknya, peningkatan kadar bahan organik akan makin
mengganggu ekosistem lingkungan yang menerima air buangan karena oksigen
banyak digunakan oleh bakteri pengurai untuk menghancurkan bahan
organik tersebut. Total padatan merupakan bahan yang berasal dari
pemecahan komponen organik, sedangkan padatan tersuspendi merupakan
bahan yang tidak larut di dalam air dan cenderung mengalami pembusukan
jika suhu air meningkat (musim panas).

 Limbah Padat
Secara fisik, sampah plastik bisa menyumbat saluran air, mengotori
lingkungan, mengakibatkan pendangkalan suangai dan mengganggu struktur
tanah. Sampah plastik yang terkumpul dalam tanah akan membentuk lapisan
kedap air, sehingga ,mengganggu masuknya air kedalam tanah. Gangguan
masuknya air kedalam tanah bisa mengakibatkan banjir di musim hujan.
Sementara jika lapisan sampah plastik berada dibawah tanah yang di tumbuhi
tanaman akan menyebabkan tanaman tersebut kesulitan untuk mendapatkan air
sehingga pertumbuhannya terganggu.
 Limbah Gas
Pencemaran plastik secara kimiawi akan terjadi bila ada pembakaran sampah
plastik. Bahan plastik yang mengandung klorin, misalnya polivinilklorida (PVC)
jika dibakar akan mengeluarkan asap pedas yang mengangdung bahan – bahan
organoklorin yang membahayakan kesehatan, seperti gas hydrogen klorida (HCl)
dan dioksin. Gas HCl bila terhisap paru – paru bersama butir – butir air yang ada
di udara akan menghasilkan asam klorida cair yang sangat korosif. HCl juga bisa
bereaksi dengan bahan – bahan campuran dalam PVC yang ikut terurai dibakar.

b) Menimbulkan peningkatan kebisingan yang dapat mengganggu masyarakat


Mengingat dampak negative dari pemaparan kebisingan bagi masyarakat,
sebisa mungkin diusahakan agar tingkat kebisingan yang memapari masyarakat
lebih rendah. Salah satu hal yang cukup membantu dalam usaha penurunan tingkat
kebisingan oleh kegiatan pabrik karet yaitu jarak antara pabrik dengan lingkungan
lingkungan padat penduduk yang cukup jauh dari jangkauan suara ±130 m.

Pengendalian kebisingan pada sumbernya dapat dilakukan dengan


meggunakan mesin yang mengeluarkan bunyi dengan tingkat kebisingan yang
tidak tinggi. Penempatan penghalang(barrier) diantara sumber bising dengan
masyarakat yang terpapar. Penghalang yang terbuat dari aluminium itu juga dapat
mereduksi kebisingan yang diterima oleh masyarakat.

Gambar. Penghalang aluminium untuk mereduksi kebisingan


c) Transportasi dan Lalu lintas
Permasalahan :
 Penggunaan truck sebagai alat angkut bahan dan alat angkut kirim akan
mempengaruhi lalu lintas sekitar lingkungan pabrik.
Solusi :
 Maka untuk meminimalisir kemacetan ataupun kecelakaan dilakukan management
keluar masuk kendaraan pabrik seperti yang dilakukan PT. Sinar Maju Jaya setiap
ada truck yang akan keluar masuk akan ada petugas yang akan mengamankan lalu
lintas.

Gambar : keluar masuk kendaraan


G. Cara menangani limbah
Limbah Cair
Pengolahan primer : dengan proses penyaringan, pengolahan awal, pengendapan
dan pengapungan. Pengolahan ini efektif untuk palutan minyak dan lemak.
Pengolahan sekunder :
 menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan bahan
 slude treatment atau pengolahan lumpur

Limbah Padat
Penimbunan terbuka : limbah padat dibagi menjadi organik dan nonorganik.
Limbah padat organik akan lebih baik ditimbun, karena akan diuraikan oleh
organisme-organisme pengurai sehingga akan membuat tanah menjadi lebih
subur.
 Sanitary landfill : menggunakan lubang yang sudah dilapisi tanha liat dan juga
plastik untuk mencegah pembesaran ditanah, dan gas metana yang terbentuk
dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
 Insenerasi : hasil panas digunakan untuk listrik atau pemanas ruangan
 Membuat kompos padat : kompos ini bisa dijadikan sebagai usaha masyarakat
yang sangat bermanfaat bagi banyak orang.
 Daur ulang : limbah padat yang bersifat non organik bisa dipilah-pilah
kembali limbah padat yang masih bisa diproses kembali bisa di daur ulang
menjadi barang yang baru.
Limbah Gas
 Mengontrol emisi gas buang
 Menghilangkan materi partikulat dari udara pembuangan
 Pengolahan limbah B3

Limbah B3 yang sangat berbahaya apabila dibiarkan saja. Maka dari itu berikut
pengolahan limbah B3
 Metode pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi
 Metode pembuangan B3 yang terdiri dari sumur dalam atau sumur injeksi,
kolam penyimpanan dan landfill
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai