Anda di halaman 1dari 6

ANALIS MENGAPA INDONESIA TIDAK MEMBERLAKUKAN PEMIKIRAN

KARL MARX ATAU PEMIKIRAN ADAM SMITH DAN MEMBUAT


ARGUMENTASI MENGENAI KONSEP YANG TEPAT UNTUK DITERAPKAN DI
INDONESIA

Diajukan sebagai syarat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Hukum Tahun
Akademik 2023-2024

Dosen Pengampu :

Demson Tiopan, S.H., M.H.

Dibuat Oleh :

Louisa Audyna Prochorus / 2187014

Auralia Marsella / 2187019

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM STUDI S1 ILMU HUKUM

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

2023
Pemikiran Karl Marx mengenai konsep masyarakat tanpa kelas
Teori Kelas, atau kerap disebut juga sebagai Marxisme, pertama kali dicetuskan oleh
Karl Max pada sekitar abad ke 19. Tepatnya sebelum Perang Dingin antara Blok Barat dan
Blok Timur usai di awal tahun 1980an. Dalam hal ini hampir setengah dari negara-negara
yang ada di dunia telah mendapat pengaruh dari ajaran Karl Marx. Menurut Karl Marx,
manusia merupakan hasil sejarah dari perjuangan kelas yang akhirnya menghasilkan
kelompok borjuis (kelompok dengan golongan menengah ke atas) dan kelompok proletar
(kelompok dengan golongan bawah).
Dalam hal ini, masyarakat yang sadar akan posisinya ada di bagian proletariat,
kemudian secara sadar mereka melakukan berbagai upaya-upaya pemberontakan terhadap
kaum borjuasi. Sehingga hal tersebut dapat dikatakan sebagai konflik kelas. Yang dimana
konflik kelas tersebut dapat menyebabkan perubahan dalam masyarakat. Di sisi lain, dapat
dikatakan jika teori konflik memiliki hubungan yang berkesinambungan antara beberapa
konsep. Konsep-konsep tersebut, yaitu konsep kelas sosial, perubahan sosial, serta kekuasaan
negara. Jika dilihat dari pendapat Karl Marx, hukum tidak dapat dipisahkan dari ilmu
ekonomi.
Tetapi, Karl Marx berkata jika hukum merupakan sebuah instrument yang dapat
digunakan untuk meletimigasi kelas ekonomi tertentu. Dalam hukum, sebagaimana
dikemukakan oleh Karl Marx, persoalan utama dalam hukum bukan merupakan keadilan.
Gagasan yang mencantumkan bahwa hukum merupakan suatu tatanan keadilan merupakan
hal yang dapat dikatakan omong kosong. Hukum juga dapat dikatakan sebagai bagian dari
ideologi kelas dan dapat memicu konflik, bahkan hal tersebut akan menjadi faktor penyebab
keterasingan (Sulaiman, 2013, hlm. 102).
Bagi Karl Marx, hukum merupakan sebuah perwujudan kekuasaan. Sehingga hukum
dapat dilihat dari berbagai sudut suprastuktur ideologis yang berdiri di atas realitas material
yang menguasai alat-alat produksi. Dalam teori yang dikemukakan oleh Karl Marx, hak
merupakan suatu kepentingan pemiliknya dan dalam hal ini persoalan utama hukum bukan
merupakan keadilan. Hal tersebut dikarenakan pada faktanya hukum hanya akan melayani
kepentingan orang golongan atas (orang kaya) saja. Sehingga dalam hal ini dapat dikatakan
sudah adanya praktik penyalahgunaan wewenang.
Jika dilihat dari semangat humanisme, dalam hal tersebut Karl Marx menyatakan jika
keadilan merupakan suatu keadaan yang di mana dalam keadaan tersebut sudah tidak ada lagi
yang namanya penindasan serta ekspoitasi manusia terhadap manusia dan negara. Sehingga,
dalam hal ini suatu negara akan dibebani tanggungjawab sosial. Hal tersebut karena negara
pun harus berpihak kepada mereka yang lemah dengan cara mengikutsertakan mereka dengan
aktif dalam pengambilan keputusan dalam berbagai bidang. Misalnya, bidang ekonomi,
bidang politik, dan bidang kultural. Dan dalam hal ini pun negara dituntut untuk wajib
berlaku adil terhadap semua warga negaranya tanpa adanya diskriminasi terhadap pihak mana
pun. Hal tersebut harus dilakukan guna membangun demokrasi yang berperikemanusiaan
serta berkeadilan sosial.
Pemikiran Adam Smith mengenai konsep kapitalisme
Sistem ekonomi kapitalis adalah salah satu jenis sistem ekonomi yang sudah
digunakan sejak dulu hingga sekarang. Pengertian dari sistem ekonomi kapitalis adalah
sebuah sistem ekonomi yang memberikan kebebasan kepada masyarakatnya untuk mengatur
ekonomi mereka masing-masing sesuai dengan mereka inginkan dan butuhkan. Sehingga
dapat dikatakan bahwa sistem ekonomi kapitalis merupakan kebalikan dari sistem ekonomi
komando atau terpusat. Apabila sistem komando lebih memberikan batasan kepada
masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonominya sendiri, maka sistem ekonomi kapitalis
justru kebalikannya. Dimana dalam sistem ini masyarakatnya melakukan kegiatan ekonomi
mereka sendiri. Sehingga dapat berkembang secara individu. Para ahli ekonomi dunia menilai
bahwa pemikiran ahli-ahli ekonomi klasik yang dimotori oleh Adam Smith merupakan dasar
sistem ekonomi kapitalis. Tokoh-tokoh mazhab klasik mengemukakan bahwa segala kegiatan
ekonomi yang diaksanakan secara bebas dinilai akan lebih banyak manfaatnya bagi kalangan
masyarakat sebagai keseluruhan dibandingkan kalau segalanya diatur oleh pemerintah
dengan kata lain pemerintah ikut campur tangan.Untuk itu peran pemerintah dalam ekonomi
kapitalis dibatasi hanya pada prasarana pekerjaan umum serta jasa-jasa publik lainnya.
Misalnya mengenai hubungan antara nilai dan harga barang, besarnya upah dan laba,
yang satu sama lainnya ditentukan oleh kekuatan-kekuatan pasar dalam persaingan.
Kapitalisme ini merupakan hasil dari pemikiran Adam Smith selaku tokoh mazhab klasik
dimana para ahli ekonomi dunia menilai bahwa pemikiran mazhab klasik merupakan dasar
sistem ekonomi kapitalis. Sesuai didalam bukunya yang berjudul “The Wealth Of Nation”
menerangkan pilar-pilar dari kapitalisme dengan konsep “Laissez Faire” dan prinsip “The
Invisible Hand” yang menjadi pijakan dalam kerangka dasar teori sistem ekonomi kapitalis.
Sejarah peradaban manusia, ada beberapa bentuk sistem ekonomi yang pernah
ditemukan sebagai solusi atas persoalan ekonomi umat manusia salah satunya yaitu sistem
ekonomi Laissez Faire yang dikemukakan oleh Adam Smith. Yang dimana Laissez Faire
adalah sebuah teori ekonomi yang berkembang dari abad ke-18. Laissez Faire sebuah frasa
dari Prancis yang artinya biarkan terjadi. Teori Laissez Faire menganut bahwa pemerintah
tidak perlu ikut campur tangan di dalam kegiatan bisnis masyarakat. Kaum kapitalis
memandang bahwa kebebasan merupakan suatu kebutuhan bagi individu untuk menciptakan
keserasian antara dirinya dan masyarakat.Dan kapitalis juga merupakan suatu kekuatan
pendorong bagi produksi karena benar-benar menjadi hak manusia yang menggambarkan
kehormatan manusia.
Menurut pandangan Laissez Faire kewajiban negara bukanlah melakukan intervensi
untuk menstabilkan distribusi kekayaan atau untuk menjadikan sebuah negara makmur untuk
melindungi rakyatnya dari kemiskinan, melainkan bersandar pada sistem pasar dan
sumbangan. Para pendukung Laissez Faire juga mendukung ide yang menyatakan bahwa
pemerintah tidak boleh menggunakan kekuasaan dan paksaan untuk merusak monopoli de
facto. Pendukung dari Laissez Faire juga mendukung ide perdagangan bebas dalam artian
negara tidak boleh melakukan proteksi, seperti tarif dan subsidi di wilayah ekonominya.
Sistem ekonomi kapitalis pasar memainkan peranan yang sangat penting dalam sistem
perekonomian. Karena ekonomi kapitalis menghendaki pasar bebas untuk
menyelesaikan permasalahan ekonomi, mulai dari produksi, konsumsi dan distribusi. Perilaku
kapitalis adalah lasses faire et laisssez le monde va de lui meme yang artinya biarkan ia
berbuat dan biarkan ia berjalan, dunia akan mengurus diri sendiri. Maksudnya biarkan
perekonomian berjalan dengan sendirinya tanpa intervensi pemerintah, nanti akan ada suatu
tangan yang tidak terlihat yang akan membawa perekonomian tersebut ke arah yang
seimbang. Jika pemerintah ikut campur tangan maka pasar akan mengalami distorsi yang
akan membawa perekonomian pada ketidakseimbangan. Maka dalam paradigma Laissez
Faire, mekanisme pasar bebas diyakini akan menghasilkan sesuatu yang adil.
Alasan Indonesia tidak memberlakukan pemikiran Karl Marx dan Adam Smith
Dalam hal ini, mengapa Indonesia tidak memberlakukan pemikiran Karl Marx
mengenai konsep masyarakat tanpa kelas, yaitu :
a. Paham atau ajaran komunisme/marxisme-leninisme pada hakikatnya bertentangan
dengan Pancasila; dan
b. Orang-orang dan golongan-golongan di Indonesia yang menganut paham
komunisme/marxisme-leninisme, khususnya Partai Komunis Indonesia (“PKI”) dalam
sejarah kemerdekaan Indonesia telah terbukti beberapa kali berusaha merobohkan
kekuasaan pemerintah Indonesia yang sah dengan jalan kekerasan.
Sehingga, pada intinya alasan mengapa PKI dilarang di Indonesia adalah karena
paham atau ajaran komunisme/marxisme-leninisme, yang merupakan paham yang dianut
PKI, bertentangan dengan Pancasila dan dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, PKI telah
terbukti beberapa kali berusaha merobohkan kekuasaan pemerintah Indonesia yang sah
dengan jalan kekerasan.
Selain itu, adapun alasan mengapa Indonesia tidak memberlakukan pemikiran Adam
Smith mengenai konsep kapitalisme, yaitu karena sistem ekonomi kapitalis merupakan sistem
ekonomi di mana peranan pemerintah terhadap perekonomian sangatlah kecil, begitupun
dengan sistem ekonomi sosial, campuran, dan Islam masih memilik banyak kekurangan.
Sehingga, dalam hal ini akan mengakibatkan timbulnya kesenjangan sosial serta sikap
individualisme yang tinggi. Kesenjangan sosial bisa terjadi karena hanya masyarakat yang
memiliki modal dan mampu mengembangkan kegiatan usahanya, yang akan hidup makmur.
Terlebih lagi dengan adanya persaingan atau kompetisi bebas. Tingginya sikap
individualisme juga menjadi dampak negatif sistem ekonomi kapitalis. Sikap individualisme
muncul karena dalam sistem perekonomian ini ada persaingan bebas, sehingga antara
individu yang satu dengan yang lain akan berusaha untuk saling menjatuhkan.
Konsep yang paling tepat untuk diterapkan di Indonesia
Dari sekian banyaknya jenis sistem ekonomi, diantaranya yang cocok diterapkan di
Indonesia adalah sistem ekonomi pancasila. Hal tersebut dikarenakan sistem ekonomi
pancasila adalah sistem ekonomi yang didasarkan pada pancasila sila ke 5 dan Undang-
Undang Dasar pasal 33. Yang dimana dalam hal tersebut terkandung demokrasi ekonomi
sehingga dikenal juga dengan Sistem Demokrasi Indonesia. Dalam sistem tersebut, peran
pemerintah dan masyarakat saling berkesinambungan.
Misalnya, dalam pembangunan ekonomi masyarakat berperang aktif. Sementara
pemerintah berkewajiban memberikan arahan kepada rakyat guna mewujudkan masyarakat
sejahtera. Jika sistem ekonomi pancasila dijalankan dengan benar akan menjadi sistem
perekonomian yang paling baik untuk diterapkan di Indonesia. Karena Indonesia merupakan
negara yang menganut ideologi pancasila, sehingga sistem ekonomi pancasila tidak akan
bertentangan dengan ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
SUMBER
Pohan, I. A., Talitha, T., & Yudia, Y. (2018), Eksplorasi Kontemporer Konsep
Keadilan Karl Marx, Dialektika, : Jurnal Ekonomi dan Ilmu Sosial, 3 (2), hlm. 19–33.
Agustiati, Sistem Ekonomi Kapitalisme, ISSN 1411-3341.
Huda, C. (2016), Ekonomi Islam Dan Kapitalisme (Merunut Benih Kapitalisme
dalam Ekonomi Islam), Economica: Jurnal Ekonomi Islam, 7 (1), hlm. 27–49.
Parakkasi, I., & Kamiruddin, K, (2018), Analisis Harga Dan Mekanisme Pasar
Dalam Perspektif Islam, LAA MAISYIR : Jurnal Ekonomi Islam, 5 (1), hlm. 107–120
Erizka Permatasari, S.H., Mengapa PKI Dilarang Di Indonesia,
https://www.hukumonline.com/klinik/a/mengapa-pki-dilarang-di-indonesia-
lt6225e90831517, diakses pada 21 Oktober 2023, pukul 16.04 WIB.
Vanya Karunia Mulia Putri, Serafica Gischa, Pengertian Sistem Ekonomi Kapitalis,
Ciri-ciri Dan Contohnya,
https://www.kompas.com/skola/read/2021/10/12/150000569/pengertian-sistem-ekonomi-
kapitalis-ciri-ciri-dampak-dan-contohnya?page=all, diakses pada 21 Oktober 2023, pukul
16.30 WIB.
Sri Evadamayanty, Alasan Penerapan Sistem Ekonomi Pancasila Di Indonesia,
https://www.kompasiana.com/sri57774/5b0906afcf01b43a604fbfa4/alasan-penerapan-sistem-
ekonomi-pancasila-di-indonesia#:~:text=Indonesia%20tidak%20menganut%20sistem
%20ekonomi,Islam%20masih%20memilik%20banyak%20kekurangan., diakses pada 21
Oktober 2023, pukul 18.09 WIB.

Anda mungkin juga menyukai