Anda di halaman 1dari 3

Opini

Komunitas Politik Dalam Perspektif Neo-Marxisme

Pengantar Ilmu Politik – C2 Psikologi

Politik dapat dimengerti kedalam dua penjelasan yaitu adalah politik sebagai urusan
publik dan politik sebagai pemerintahan. Menurut definisi Harold Laswell “Politik adalah siapa
yang mendapat apa, bagaimana dan kapan” didalam pengertian Laswell tersebut politik lebih
merujuk sebagai sebuah urusan yang tidak hanya berkaitan dengan pemerintah atau negara
melainkan politik adalah urusan publik dimana terdapat berbagai kepentingan yang mendasari
bagaimana terbentuknya sebuah komunitas dalam masyarakat yang didasari oleh berbagai
pertentangan antara kepentingan dan penguasaan atas fondasi ekonomi. Jika kita memahami
politik sebagai hal tersebut maka kita akan memasuki pengertian yang Marxis mengenai sebuah
bentuk komunitas politik.

Sejenak mari kita merujuk pada pendekatan Neo-Marxisme dalam politik. Pendekatan ini
mencanangkan keunggalan dari basis ekonomi, artinya ekonomi merupakan faktor yang sangat
penting dalam politik, tetapi politik tidak seluruhnya ditentukan ekonomi. Politik dalam
pengertian yang neo-marxis menjadi bangunan atas dari basis ekonomi dimana masyarakat
tersebut hidup. Hal ini menjadi jelas bahwa bangunan politik terutama negara dan
pemerintahanya akan saling bergantung dengan proses dialektik dengan basis ekonomi tersebut
tergantung bagaimana pertentangan kekuatan sosial yang sedang bertentangan tersebut didalam
perebutanya akan kuasa negara dan merubah bentuk masyarakat. Terdapat tiga asumsi dasar dari
Neo-Marxisme, yang pertama Neo-Marxisme memandang manusia sebagai makhluk yang
materialistis, kedua dalam hubungan internasional, proses penyatuan masyarakat dalam suatu
dinamika kapitalisme dianggap sebagai driving forces dalam tingkat interdependensi
internasional, dan yang ketiga Neo-Marxisme berfokus pada aspek ekonomi dan materi, dimana
ekonomi dinilai lebih penting dibandingkan persoalan-persoalan yang lain. Menurut Karl Marx
didalam Manifesto Komunisnya, perkembangan bentuk masyarakat hanya ada dua jalan antara
perjuangan kelas dimana salah satu dari kelas tersebut dapat menang dan mereorganisasi
masyarakat atau kelas-kelas tersebut sama-sama hancur didalam masyarakat. Pertentangan
tersebut akan merubah seluruh bentuk masyarakat dan model komunitas politik yang ada agar
melayani kepentingan dari kelas yang berkuasa.

Tidak bisa dipungkiri sekarang ini, komunitas yang banyak terbentuk di abad 21 ini corak
produksi kapitalisme yang lebih dominan disaat corak-corak produksi lainya menjadi minoritas
seperti feodalisme dan juga nilai-nilai komunal yang masih dipertahankan. Didalam masyarakat
kapitalisme ini terdapat hal keramat yang seolah-olah dibentuk alamiah yaitu adalah tatanan
pasar dengan komoditasnya. Ekonomi kapitalis beserta masyarakat nya menyebarkan anggapan
bahwa hak-kepemilikan pribadi dan mekanisme pasar dimana adanya hukum permintaan dan
penawaran merupakan solusi terbaik menyelesaikan kebutuhan hidup masyarakat hanyalah
omong kosong, karena didalam ekonomi tersebut hanya pemilik alat produksi yaitu kaum
kapitalislah yang mengendalikan dan mengontrol pasar tersebut sembari mengakumulasi
kapitalnya secara terus menerus dan mengkonsentrasikan kekayaan yang ada di tangannya.
Sedangkan massa rakyat pekerja baik itu buruh kerah biru, kerah putih, kelas petani, buruh,
pedagang kecil dan lain-lain hanyalah konsumen dan menerimpa upah dari para kapitalis tersebut
sesuai dengan spesialisasi dan pembagian kerja yang telah ditetapkan oleh para kapitalis tersebut.

Negara terutama pemerintahanya didalam masyarakat kapitalis ini diilusikan berdiri


diatas kepentingan umum dan netral, dan menjadi arena perebutan kekuasaan yang ada. Kaum
Marxis melihat bahwa negara muncul ketika adanya antagonisme diantara kelas yang memiliki
alat produksi dengan kelas yang tidak memiliki alat produksi. Antara kelas penindas dengan
yang ditindas melalui perantara negara serta pemerintahanya. Lalu munculah komunitas politik
yang terbentuk pada masa dimana kelas-kelas tersebut masih ada merupakan komunitas yang
penuh pertentangan dan cenderung menjadikan politik itu sebagai urusan privat dan bukan
masalah publik. Inilah yang menjadi landasan dari bentuk komunitas politik didalam masyarakat
borjuis saat ini. Bentuk dari komunitas politik dimana pemerintahan yang ada dikendalikan oleh
segelintir oran. Pemerintahanya yang berdiri menjalankan negara merupakan perwakilan-
perwakilan terbaik yang memiliki akses kepada kapital dan akan merepresentasikan kepentingan
kaum kapitalis dan menjaga agar tatanan tetap berjalan.

Dalam perspektif Neo-Marxisme sepertinya bentuk politik yang harus diperjuangkan


kaum Marxis adalah sebuah demokrasi dimana masyarakat mengatur komunitas mereka sendiri
dan membentuk sebuah jaringan menjadi negara komunal yang secara bertahap fungsi-fungsi
dari negara model lama borjuis akan menghilang seperti aparatur kekerasanya dan juga bentuk-
bentuk politik lama yang membatasi adanya partisipasi massa rakyat untuk menjalankan
pemerintahanya sendiri. Seperti yang dijelaskan Karl Marx didalam Manifesto Komunisnya
bahwa kelas protelar (kelas sosial yang rendah) harus ikut didalam pertempuran demi demokrasi
merombak kekuasaan kapitalis. Hal ini mensyaratkan adanya kebutuhan untuk ikut membentuk
sebuah demokrasi yang melampaui demokrasi didalam masyarakat borjuis dan merebut
kekuasaan negara untuk membentuk sebuah sendi-sendi politik demokrasi baru yang sosialis.
Pembentukan demokrasi ini harus adanya kontrol publik atas pemerintahan yang terbentuk dan
menghilangkan semua pembatasan secara struktural dan sosio-ekonomi yang menghalangi
adanya kontrol massa rakyat dari bawah. Dengan hal tersebut sebuah bentuk komunitas politik
yang baru akan terbentuk dengan menghilangkan elemen lama dari demokrasi borjuis yaitu
adanya pembatasan atas modal jika ingin berpartisipasi didalam menentukan jalanya
pemerintahan.

Referensi

Marx, Karl & Frederick Engels. 1968. ‘Manifesto of the Communist’ dalam Selected
Works. Moscow: Progress Publishers.

Anda mungkin juga menyukai