Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

KIMIA LINGKUNGAN DAN PENCEMARAN

DAMPAK LIMBAH CAIR RUMAH


TANGGA DAN SAMPAH TARHADAP
PENCEMARAN TANAH DAN AIR

Disusun Oleh :
Nama : Heny Agustati
NPM : E2A017022
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Dadang Suherman.MS

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam


Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
Oktober 2018
Dampak Limbah Cair Rumah Tangga dan Sampah
tarhadap Pencemaran Tanah dan Air

Dibanyak kota di dunia termasuk Indonesia, limbah cair rumah tangga dan industri rumah

tangga lansung dibuang kebadan air tanpa diolah terlebih dahulu. Dewasa ini air menjadi masalah

yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat, karena air sudah banyak tercemar oleh

bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari hasil kegiatan rumah tangga

atau kegiatan industri.6 Zat kimia berbahaya yang digunakan di rumah tangga dan industri rumah

tangga terkadang dapat memasuki lingkungan akuatik sehingga mengakibatkan kerusakan pada

ekosisrtem dan mencemari persediaan air minum.21

Di kota-kota besar di Indonesia saat ini banyak industri rumah tangga yaitu jasa laundry yang

limbahnya dibuang langung ke tanah tanpa diolah terlebih dahulu termasuk limbah rumah tangga cair

dari kamar mandi dan sumur yang banyak mengandung deterjen dan lemak.1 Limbah rumah tangga

akan mencemari air tanah yaitu sumur gali yang digunakan sebagai sumber air bersih untuk

kebutuhan mandi, cuci dan masak/minum.2 Limbah cair yang berasal dari air bekas cuci dan mandi

dapat diolah menjadi air yang dapat dimanfaatkan kembali sesuai dengan peruntukannya yaitu dengan

cara pengolahan biologis menggunakan media lumpur aktif.3

Air sumur gali yang tercemar oleh limbah rumah tangga tidak dapat digunakan lagi untuk

menunjang kehidupan manusia, akan menimbulkan dampak kesehatan, karena mengandung bibit

penyakit (bakteri, jamur dan virus).5 Limbah rumah tangga mempunyai sifat-sifat kimia yang

merugikan lingkungan. (Subaekti). Potensi pencemaran limbah cair domestik terhadap lingkungan

dikarenakan adanya kandungan bahan organik dan mikroorganisme koliform. Bahan organik yang

terdapat dalam limbah cair terdiri dari protein, karbohidrat, lemak dan minyak, deterjen atau

surfactant dan fenol dapat memberikan dampak terhadap adanya proses oksidasi perairan yang akan

menurunkan jumlah oksigen dalam air. Selain itu adanya bahan organik dan nutrien akan memacu

pertumbuhan alga dan tanaman air lainnya sangat cepat. Zat padatan yang terdapat dalam limbah cair
sangat mempengaruhi kondisi perairan secara fisik dan juga secara tidak langsung dapat menimbulkan

sedimentasi.4

Air limbah rumah tangga selain mencemari tanah dan penyediaan air bersih juga mempunyai

efek terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada. Gangguan yang ditimbulkan oleh

cemaran limbah rumah tanggga yaitu.17

1. Gangguan terhadap kesehatan.

Air limbah sebagai perantara terhadap kejadian penyakit kolera, radang usus dan air limbah itu

juga mengandung bakteri patogen penyebab penyait yaitu mengandung virus, bakteri, dan cacing

usus. Bahaya deterjen yang mencemari badan air / sumur gali yang berasal dari kegiatan

cuci/laundry merupakan zat toksik bersifat karsinogenik dapat menimbulkan kanker jika

terakomulasi dalam jangka waktu lama.

2. Gangguan terhadap kehidupan biotik

Banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, menyebabkan menurunnya kadar oksigen

yang terlarut di dalam air limbah, maka ikan dan planton akan mati.

3. Gangguan terhadap keindahan

Banyaknya timbunan lumpur di bandan air, maka akan tumbuh rumput yang menyebabkan

kurang enak dipandang.

4. Gangguan terhadap kerusakan benda

Bila mengandung gas karbondioksida yang agresif akan mempercepat proses terjadinya karat

pada benda yang terbuat dari besi pada bangunan air kotor.

Limbah rumah tangga yang tidak dikelola dibuang sembarangan yaitu disamping rumah,

pinggiran jalan, hal ini dilakukan karena keterbatasan lahan. Untuk mengatasi hal tersebu perlu

dilakukan penyuluhan tentang pengolahan limbah secara komunal atau dengan pembuatan sumur

resapan.1

Sumur resapan yang selama ini biasanya berupa lobang dan dibiarkan air tertampung tanpa

ada perlakuan, sehingga menyebabkan bau karena adanya jumlah lumpur yang banyak. Ada solusi
yaitu resapan dibuat cukup dalam dan diberi kerikil di pinggir dinding, air yang ada ditanami

kangkung. Disamping lubang tersebut buat lubang baru untuk mengalirkan air bersih dari proses

penjernihan tanaman kangkung.1

Limbah rumah tangga sebagian besar mengandung logam alkali seperti Na dan K yang

dibutuhkan oleh tanaman kangkung untuk pertumbuhan. Jadi selain bisa menyerap logam yang

terkandung di dalam air limbah rumah tangga, kangkung juga bisa dimanfaatkan oleh warga sebagai

konsumsi sehari-hari.

Di atas kita membahas cemaran limbah rumah tangga, maka perlu kita pahami bersama

bahwa pencemaran adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen lainya kedalam

air/tanah sehingga kualitasnya terganggu yang ditandai dengan perubahan warna, bau dan rasa.1

Untuk mencegah pencemaran tanah oleh limbah rumah tangga dan sampah dikeluarkan

adanya peraturan tentang lingkungan hidup. Tapi sampai saat ini belum ada peraturan tentang

pengelolaan limbah rumah tangga termasuk industri jasa laundry. Peraturan yang ada saat ini hanya

untuk industi. Beberapa peraturan perundangan yang mengatur tentang lingkungan hidup sebagai

berikut: 1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup.19 2) Peraturan Pemerintah Nomor: 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air.14 3) Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga.13 4) Peraturan Pemerintah Nomor 101

Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Barbahaya dan Bercun.12 5) Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle

melalui Bank Sampah

Untuk mencegah efek negatif dari pencemaran limbah rumah tangga dan sampah, maka perlu

penanganan yang baik sehingga lingkungan mempunyai kondisi yang maksimal dan pencemaran

dapat dicegah. Hal ini terkait dengan Undang-undang lingkungan hidup No. 23 tahun 2007 tentang

pengelolaan lingkungan hidup bahwa masyarakat mempunyai hak, kewajiban dan peran masyarakat

dalam pengelolaan lingkungan hidup pada bab III pasal 5 yang berbunyi :19 1) Setiap orang
mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, 2).Setiap orang mempunyai

hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan

hidup, 3) Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

Pada pasal 6 disebutkan juga bahwa: 1).Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi

lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup,

2). Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang

benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup.

Untuk mencegah kerusakan lingkungan akibat pembuangan limbah rumah tangga dan sampah

yang tidak dikelolah dengan baik, maka peran pemerintah daerah terutama dinas terkait agar

memberikan informasi bagi masyarakat tentang bahaya pembuangan limbah rumah tangga dan

sampah. Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan program untuk mencegah lingkungan tetap baik

dan tidak berefek nigatif bagi kehidupan manusia yaitu program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

(STBM) yang terdiri dari 5 (lima) pilar yaitu :8 1). Stop buang air besar sembarangan, 2). Cuci

tangan pakai sabun, 3). Pengelolaan air minum dan makanan, 4). Pengamanan sampah rumah tangga

dan 5). Pengamanan limbah cair rumah tangga.

Kelima pilar tersebut dilaksanakan melalui peran serta masyarakat, dimana masyarakat dilibatkan

langsung dalam melakukan ke lima pilar tersebut dengan swadana masyarakat. Penerapan Sanitasi

Total Berbasis Masayarakat (STBM) di laksanakan di semua kelurahan dan desa sehingga

lingkungan pemukiman akan sehat dan baik serta masyarakat yang ada di pemukiman tersebut sehat

dan produktif. Dalam menerapkan STBM ini pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan perlu

melakukan stimulan kelima pilar tersebut sehingga peranserta masyarakat akan terbentuk secara pelan

dan pasti dalam mengelola lingkungan.

Selain limbah cair rumah tangga, tidak kalah pentingnya juga dampak pencemaran sampah

bagi tanah dan air tanah. Masalah sampah semakin hari semakin meningkat, untuk itu penanganan

sampah perlu dikelolah dengan baik. Pengelolaan sampah yang baik bukan berarti menghilangkan
sampah dari pendangan mata, dari lingkungan dimana sampah berada,tetapi lebih dari itu yang

diinginkan dari pengolahan sampah yang memenuhi syarat kesehatan lingkungan yaitu: terciptanya

lingkungan yang bersih dan nyaman, tidak menimbulkan bau yang tidak sedap, tidak mencemari

permukaan tanah, air maupun udara, dan tidak menjadi tempat berkembang biaknya serangga dan

binatang pengerat (vektor penyakit) 18

Kesehatan seseorang maupun masyarakat merupakan masalah sosial yang selalu berkaitan

antara komponen –komponen yang ada di dalam masyarakat. Sampah bila dapat diamankan tidak

menjadi potensi terhadap lingkungan. Sampah yang tidak dikelolah dengan baik mempunyai dampak

terhadap kesehatan lingkungan. Hasil pembusukan sampah dapat juga mengganggu keseimbangan

ekosistem, terjadinya penyuburan pada badan air karena menerima nutrien-nutrien hasil pembusukan

dari sampah yaitu terjadinya ledakan populasi tumbuhan air seperti enceng gondok.18

Pengelolaan sampah yang baik terdiri dari 3 kegiatan yaitu pengumpulan/penyimpanan,

pengangkutan dan pemusnahan. Sistem pengumpulan yang baik harus meliputi 3 tepat yaitu tepat

waktu, tepat tempat dan tepat cara, artinya sampah dibuang sesuai dengan jadwal pengambilan,

dibuang pada tempat yang sudah ditentukan dan dengan cara yang benar (sampah tidak berceceran).4

Dampak dari pembuangan sampah yang tidak mengindahkan ketentuan dapat menyebabkan

terhambatnya penciptaan lingkungan yang baik dan sehat. Sampah yang menumpuk, berserakan dan

bau merupakan masalah yang harus segera ditangani. Sampah memberikan dampak negatif bagi

pariwisata. Wisatawan menginginkan daerah yang dikunjungi dalam kondisi bersih, indah, nyaman

dan aman.9 Dampak lain karena sampah rumah tangga menganmdung Bahan Berbahaya dan Beracun

(B3), seperti batere, lampu listrik, elektronik dan kemasan pestisida, pemutih pakaian,sisa obat-obatan

dan sebagainya berpotensi mengancam manusia dan lingungan (tanah,air dan udara) karena memiliki

karakteristik mudah meledak, terbakar, reaktif, infeksius dan korosif.2


Kesimpulan

1. Limbah cair rumah tangga dan sampah perlu dikelola dengan baik oleh pemerintah dan

masyarakat dengan memanfaatkan kembali sampah dan limbah cair rumah tangga untuk

kebutuhan pertanian dan industri.

2. Masyarakat dapat memilah sampah organik dan sampah anorganik untuk proses lebih

lanjut,sehingga tidak mencemari tanah.

3. Masyarakat mampu mengelola limbah cair rumah tangga baik secara kolmunal atau per

keluarga dengan penyedian/ pembuatan sumur resapan.

4. Pemerintah dan masyarakat harus menjaga lingkungan tetap sehat sesuai dengan amanat

Undang-undang 23 tahun 2007 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.


Daftar Pustaka

1. AF. Junaedi, Hasanah, Penyuluhan tentang penanganan limbahrumah tangga, Jurnal Inovasi
dan kewirausahaan Volume 3 No.2 Mei 2014.
2. Budi Supriyanto, Pengolahan air limbah yang berwawasan lingkungan suatu strategi dan
langkah penanganannya, Jurnal teknologi lingkungan Vol. 1 No.1, Januari 2000.
3. Deissy.L. Elliza, Pengolahan air limbah rumah tangga secara biologis dengan media lumpur
aktif, Jurnal Teknologi Komia dan Industri Vol.1.No. 1 Tahun 2012.
4. Eris Fitria Riany, Penanganan Masalah Persampahan dan Limbah Cair di Propinsi Banten,
Jurnal Agrokotek 1 (1): 36-45, Juli 2009.
5. Hasibuan, Analisis dampak limbah/ sampah rumah tangga terhadap pencemaran lingkungan,
Jurnal Ilmiah “advokasi”Vol.04 No.1 Maret 2016.
6. Hermayani Kadek Diana, Konsukartha, Pencemaran Air Tanah Akibat Pembuangan Limbah
Domestik di Lingkungan Kumuh. Jurnal Pemukiman Natah Vol. 5.No.2 Agustus 2007 :62-
108.
7. Iswanto dkk, Timbunan sampah B3 Rumah Tangga dan Potensi Dampah Kesehatan
Lingkungan di Kabupaten Slemen, Yogyakarta. Jurnal Manusia dan Lingkungan, Vol. 23,
No.2, Juli 2016: 179-188.
8. Kementrian Kesehatan RI, Lima Pilar STBM Untuk Masyarakat, Jakarta 2017
9. Mulasari Surahma Asri, Sulistyawati, Keberadaan TPS Legal dan TPS Ilegal di Kecamatan
Godean Kabupaten Sleman, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Kemas 9(2)(2014) 122-130.
10. Notoatmodjo. Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta. 2003
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014, tentang Kesehatan
Lingkungan.
12. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Barbahaya
dan Bercun.
13. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Rumah Tangga.
14. Peraturan Pemerintah Nomor: 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
15. Sarudji. Didik. Kesehatan Lingkungan. Media Ilmu. Sidoarjo. 2006
16. Slamet.J.S. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 2000
17. Sugiharto, Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah, Universitas Indonesia, 1987
18. Suprapto, Dampak Masalah Sampah terhadap kesehatan Masyarakat, Jurnal Mutiara Kesehtan
Indonesia, Vol.1 No.2 Edisi Desember 2005.
19. Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 23 Tahun 2007 tentang pengelolaan Lingkungan
Hidup
20. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengendalian dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
21. Widyastuti, Palupi, Bahaya bahan kimia pada kesehatan manusia dan lingkungan/WHO,
Jakarta, EGC, 2005.

Anda mungkin juga menyukai